Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH PEMBERIAN NEBULIZER VENTOLIN TERHADAP

PENINGKATAN SPO2 PADA PASIEN ASMA DI IGD RUMAH SAKIT


PARU DUNGUS MADIUN

( influence of nebulizer ventolin prevent to spo2 improvement on asma patients


in the hospital of dungus madiun )

Yuni Ika Windarti1 - Tjahja Bintoro2 – Suci Anggraeni3


1
Mahasiswa STIKes Surya Mitra Husada Kediri
2
Dosen Akper Soedono Madiun
3
Dosen STIKes Surya Mitra Husada Kediri

ABSTRAK
Pasien dengan asama tentunya akan berdampak pada penurunan SpO2 di
karenakan penyempitan saluran nafas, sehingga perlu tindakan yang tepat salah
satunya terapi nebuliser. Terapi medis nabuliser yaitu ventolin, dimana bersifat
bronchospasme. Tujuan penelitian untuk Menganalisa pengaruh pemberian
nebulizer ventolin terhadap peningkatan SPO2 pada pasien Asma di Instalasi
Gawat Darurat Rumah Sakit Paru Dungus Madiun
Penelitian ini menggunakan metode penelitian pra eksperimen dengan pendekaan
one group pretest-posttest design. Penelitian ini dilakukan dengan cara
memberikan pretest, populasi dalam penelitian ini adalah Pasien asma yang
berkunjung di IGD RS Paru Dungus Madiun dengan sampling purposive dan
didapatkan sampel 30 responden. Variabel independennya nebulizer ventolin dan
dependennya peningkatan SpO2. Dalam penelitian ini menggunakan uji statistic
wilcoxon test dengan α = 0,05
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebelum dilakukan nebuliser 50% (15
responden responden) mengalami hipoksia dengan nilai SpO2 antara 90-94.
Setelah dilakukan tindakan Nebulizer sebagian besar (76,7%) nilai SpO2 antara
95-100% (normal) yaitu 23 responden.
Hasil uji statistic wilcoxon signed ranks test didapatkan ρ value (0,000) < α (0,05)
sehingga ada pengaruh pemberian nebulizer ventolin terhadap peningkatan SPO2
pada pasien Asma di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Paru Dungus Madiun.
Adanya pengaruh, hal ini dapat dikarena sifat nebuliser yang mengubah cairan
menjadi uap dan partikel-partikel kecil serta sifat ventolin yang merupakan
bronchospame sehingga dapat melonggarkan saluran pernafasan dan
meningkatkan SpO2

Kata kunci : SpO2, Tindakan Nebulizer, Asma


ABSTRACT

Patients with asama will of course have an impact on the decrease of


spO2 in due to airway narrowing, proper action required of one nebuliser
therapy. Veterinary medical nabuliser therapy, wherein with bronchospasm.
Objective of the study To analyze the effect of ventilin nebulizer on SPO2 increase
in asthma patients at Emergency Installation of Dungus Madiun Dungus Hospital
This research used pre experimental research method with one pretest-posttest
design group. This research is done by giving pretest, population in this research
is Patient of asthma who visited at IGD RS Dungus Madiun with purposive
sample and sample result 30 respondents. The independent variables of the
ventolin nebulizer and their dependent increase SpO2. In this study using
statistical test wilcoxon with α = 0.05
The results showed that 50% (15 respondents) experienced hypoxia with SpO2
values between 90-94. After the action Nebulizer most (76.7%) of SpO2 between
95-100% (normal) of 23 respondents. Wilcoxon statistic test results in the test
rank obtained ρ value (0.000) <α (0,05) so that there is influence of ventilin
nebulizer to increase SPO2 in Asthma patient at Emergency Installation of
Dungus Madiun Lung Hospital.
The presence of this influence can be due to the nature of the nebulizer which
converts the liquid into vapor and small particles and the nature of the ventolin
which is the bronchospame so as to loosen the respiratory tract and increase
SpO2.

Keywords: SpO2, Action Nebulizer, Asthma


PENDAHULU (PaO2) atau memperkirakan sebagai
AN saturasi O2 235 juta penyebab
arteri (SaO2) di penduduk dunia kematian ke-4
Asma bawah normal adalah di Indonesia
bronkial adalah <95%. penyandang atau sebesar 5,6
suatu kelainan Pengobatan asma dan % (Triono,
inflamasi kronik untuk suatu diperkirakan 2007).
saluran nafas, di serangan asma akan terus Berdasarkan
mana pada sampai saat ini bertambah data Sistem
kelainan ini yang sering sekitar 440.000 Informasi
berperan
digunakan 2- orang setiap Rumah Sakit
berbagai sel tahun. (SIRS) di
agonis kerja
inflamasi antara Peningkatan Indonesia
pendek cara
lain sel mast prevelensi asma didapatkan
inhalasi dan
dan eosinafil. pada masa bahwa angka
sub-kutan. Di
Pada individu depan akan kematian akibat
negara maju
yang sensitif, lebih tinggi bila penyakit asma
pemberian
inflamasi kronik tidak dicegah adalah sebanyak
secara inhalasi
ini akan dengan baik. 63.584 orang
telah lazim
menimbulkan Asma termasuk (Depkes, 2014).
digunakan.
gejala akibat kedalam Di
NHLBI
dari obstruksi sepuluh besar Indonesia,lapora
(National
saluran nafas penyebab n riset
Institute of
yang kesakitan dan kesehatan dasar
Health National
menyeluruh kematian di yang dilakukan
Heart and
dengan derajat indonesia, hal oleh Badan
Blood Institute)
berbeda dan ini tergambar Penelitian dan
merekomendasi
dapat membaik dari data Studi Pengembangan
kan penanganan
secara spontan Survei Kesehatan
asma dalam
atau Kesehatan Kementrian
serangan
pengobatan. Rumah Tangga Kesehatan RI
dengan cara
Pada pasien (SKRT) di pada tahun 2013
inhalasi
asma yang berbagai menunjukkan
(nebulizer) dan
mengalami propinsi di prevalensi asma
2-agonis kerja
hipoksia dapat Indonesia pada tingkat
pendek. Cara
atau tanpa menunjukkan nasional
disertai pemberian 2-
agonis inhalasi asma mencapai nilai
hipoksemia menduduki 25,0%. Provinsi
(Manjoer, adalah dengan
satu dosis urutan ke-5 dari yang
2011). 10 penyebab mempunyai
Hipoksemia interval 20
menit dalam kesakitan prevalensi asma
sendiri (morbiditas) tertinggi yaitu
merupakan satu jam
pertama (PDPI, bersama dengan Nusa Tenggara
keadaan di bronkitis kronik Timur, Papua,
mana terjadi 2009)
Badan dan emfisema. Nusa Tenggara
penurunan Pada SKRT, Barat, & Jawa
konsentrasi kesehatan dunia
WHO tahun asma, bronkitis Timur. Di
oksigen dalam kronik dan Rumah Sakit
darah arteri 2013,
emfisema Paru Dungus
Madiun sendiri sehingga udara saturasi oksigen dapat
pada tahun 2016 dapat mengalir rendah, menyebabkan
sebanyak 253 lebih lancar ke berbagai hipoventilasi
dengan rata/- dalam paru-paru masalah alveolar dan
rata perbulan pasien dengan kesehatan dapat mengakibatkan
mencapai 15-22 asma (Zulies terjadi gangguan
pasien. Studi Ekawati, 2012). diantaranya saturasi arterial,
pendahuluan Tujuan utama terjadi eritrositosis,
yang dilakukan dari pengobatan hipoksemia. hiperkapnia
di IGD RS Paru asma yaitu Salah satu serta
Dungus tanggal menghentikan indikator yang somnolensia.Pe
08 Januari 2017 serangan secara sangat penting ngobatan untuk
pada 5 pasien cepat. Untuk dalam supply suatu serangan
dengan asma mencapai tujuan oksigen didalam asma sampai
pada saat masuk tersebut tubuh adalah saat ini yang
nilai SpO2 < diberikan obat Oksigen saturasi sering
95% setelah bersifat (SpO2). Arena digunakan 2-
dilakukan bronkodilator. oksigen saturasi agonis kerja
tindakan Salah satu obat bisa pendek cara
nebulizer naik bronkodilator menunjukkan inhalasi/nebuliz
3-5%. Terapi yaitu apakah er, jenis terapi
Pada kasus Salbutamol hemoglobin inhalasi untuk
tersebut terapi yang ada pada dapat mengikat pasien asma
nebuliser yang ventolin. oksigen atau diantaranya
di gunakan Dimana sifat tidak. Sehingga adalah MDI
adalah obat tersebut kekurangan (Metered Dose
salbutamol menurunkan oksigen yang Inhalation),
inhaler yang hiperaktivitas beresiko pada DPI (Dry
sering dijumpai bronkus, kerusakan Powder
adalah merk sehingga aliran organ-organ Inhalation), dan
ventolin. udara ke paru- penting didalam Inhalasi
Ventolin paru menjadi tubuh dan nebulizer.
merupakan lancar dan kematian dapat Penggunaan
dosis tunggal meningkatkan ditanggulangi terapi inhalasi
hanya terdapat 1 saturasi O2 (Sajidin, 2015). telah banyak
macam obat (Rina Dampak dari digunakan tetapi
yaitu Widayanti, penurunan ada beberapa
salbutamol. 2011) oksigen kendala dalam
Jenis obat ini Pada saat menimbulkan penggunaannya
disebut terjadi serangan hipoksia kronik (Wieshammer,
bronkodilator asma organ- dapat 2008).
dan bekerja organ dalam mengakibatkan Nebulizer
dengan tubuh eritropoisis. digunakan
melemaskan membutuhkan Kondisi dengan cara
otot-otot di suplai oksigen ventilasi menghirup
sekitar saluran yang cukup agar abnormal yang larutan obat
pernapasan fungsinya lebih terdapat pada yang telah
yang optimal dan individu yang diubah menjadi
menyempit efektif. Jika sangat obesitas bentuk kabut.
Nebulizer yang diberikan Penelitian ini
Pada
sangat cocok rendah. Dosis menggunakan
penelitian ini
digunakan yang rendah tehnik sampling
peneliti
untuk anak- dapat purposive
menggunakan
anak, usila dan menurunkan sampling.
metode
mereka yang absorpsi Variabel
penelitian pra
sedang sistemik dan dalam penelitian
eksperimen
mengalami efek samping ini ada 2 yaitu :
dengan
serangan asma sistemik. variabel
pendekatan one
parah. Dua jenis Pengiriman obat independen
group pretest-
nebulizer melalui yaitu nebulizer
posttest design.
berupa nebulizer ventolin, dan
Penelitian ini
kompresor dan keparu-paru variabel
dilakukan
ultrasonic. sangat cepat, dependen yaitu
dengan cara
Tidak ada sehingga peningkatan
memeberikan
kesulitan sama aksinya lebih saturasi O2.
pretest
sekali dalam cepat daripada
(pengamatan
menggunakan rute lainnya
awal ) terlebih
nebulizer, seperti : HASIL
dahulu sebelum
karena pasien subkutan/oral. Karakteristik
diberikan
cukup bernapas Udara yang Responden
intervensi,
seperti biasa dihirup melalui Tabel 1
setelah itu
dan kabut obat nebulizer telah
dilakukan
akan terhirup lembab, yang Karakteristik
posttest
masuk ke dalam dapat membantu responden
(pengamatan
paru-paru. mengeluarkan berdasarkan
akhir) Hidayat,
Untuk sekresi bronkus. jenis kelamin,
2010
memberikan Dengan melihat usia, Lama
Populasinya
medikasi secara masalah diatas menderita
adalah pasien
langsung pada peneliti sangat Asma, dan
asma yang
saluran napas tertarik untuk kebiasaan
berkunjung di
untuk melakukan merokok
IGD RS Paru
mengobati penelitian
Dungus pada
bronkospasme “Apakah ada Karakteristik F %
bulan Maret
akut, produksi pengaruh Jenis Kelamin
2017 sebanyak
mucus yang pemberian
34 pasien, Laki-laki 15 50
berlebihan, nebulizer
dengan Perempuan 15 50
batuk dan sesak ventolin
samplenya
napas dan terhadap Usia
adalah sebagian
epiglottis peningkatan 20-30 th 3 10
pasien asma
Keuntungan SPO2 pada
yang memenuhi 31-40 th 4 13,3
nebulizer terapi pasien Asma di
kriteria inklusi 41-50 th 15 50
adalah medikasi IGD Rumah
dan eksklusi di
dapat diberikan Sakit Paru > 50 th 8 26,7
IGD RS Paru
langsung pada Dungus Lama Menderita sama
Dungus Madiun
tempat/sasaran Madiun.
selama 1 bulan < 1 th 2 6,7
aksinya seperti
yaitu 30
paru-paru BAHAN DAN 1-5 th 10 33,3
responden.
sehingga dosis METODE
Karakteristik F Karakteristik sebelum
6-10 th 13 variabel dilakukan
Z
tindakan
> 10 th Tabel 2 Asymp. Sig. (2-tailed)
nebulizer
Kebiasaan Merokok a. Based on negative ranks.
ventolin
karakteristik
Tidak Pernah 20 SpO2 sebelum b. Wilcoxon Signed Rankssetengahnya
Test
Ya 10 dan (50%)
setelah
Hasil uji mempunyai
Sumber : hasil dilakukan
statistic nilai SpO2
analisa data nebuliser
wilcoxon signed antara 90-94
Diketahui
ranks
Sebelum test (hipoksia) yaitu
bahwa jenis Nilai SpO2
didapatkan ρ 15 responden.
kelamin ∑ value (0,000) < Dimana 4
laki laki Normal (95- α (0,05) maka responden
dan 100%)
Ho ditolak (13,3%)
perempuan Hipoksia (90-
15 sehingga H1 merupakan
dalam 94%)
Hipoksia serius
diterima dan perokok.
jumlah
(85-89%) kesimpulan ada Iritan-iritan
yang sama
Hipoksia kritis (< pengaruh berupa paparan
yaitu 15
85%) pemberian asap rokok
Usia
nebulizer merupakan
terbanyak
Hasil Uji ventolin salah satu
penderita
Statistik terhadap pendetus
asma
peningkatan terjadinya asma.
berdasarkan Hasil Uji SPO2 pada Dimana rokok
penelitian statistik pasien Asma di diasosiasikan
adalah 41- pengaruh Instalasi Gawat dengan
50 th pemberian Darurat Rumah penurunan
Hampir Nebuliser Sakit Paru fungsi paru
setengahny dengan Dungus pada penderita
a 43,3% Peningkatan Madiun. asma,
menderita SpO2 pada meningkatkan
asma sejak penderita Asma derajat
6-10 tahun dengan uji PEMBAHASA keparahan asma
yaitu 13 statistik N dan mengurangi
responden Wilcoxon dapat respontivitas
Diketahu di lihat pada Nilai SpO2 terhadap
dari 30 tabel dibawah pada pasien pengobatan
responden ini asma sebelum asama dan
bahwa
dilakukan pengontrolan
sebagian Tabel 3 Uji tindakan asma. Bangun
besar statistik nebulizer (2008)
66,7% tidak wilcoxon ventolin menjelaskan
pernah
bahwa tar
merokok
Hasil adalah substansi
yaitu 20%
penelitian hidrokarbon
menunjukan yang bersifat
bahwa diketahui lengket dan
SpO2 responden menempel pada
paru-paru. Tar sangat peka mempunyai menunjukkan
mengandung terhadap udara nilai SpO2 beberapa orang
bahan-bahan berdebu, asap antara 95-100% dengan faktor
karsinogen, zat- pabrik atau (normal) yaitu genetik dan
zat tar ini kendaraan, asap 23 responden. lingkungan
dipindahkan ke rokok, asap Data tabulasi menjadi
dalam cabang- yang silang dengan predisposisi
cabang mengandung kebiasaan pada individu
tenggorok dan hasil merokok yang atopik.
paru-paru pembakaran dan menunjukan Alergen yang
dengan oksida bahwa 15 dapat memulai
perantaraan fotokemikal responden sensitisasi
asap, dan serta bau yang (50%) nilai biasanya protein
sesudah itu tajam. SpO2 normal yang
tersimpan pada Sedangkan setelah di mempunyai
selaput lendir serangan asma lakukan aktivitas
pembuluh- sendiri, yaitu tindakan protease, dan
pembuluh ini, setelah nebulizer. allergen yang
yang mengalami Riwayat itu umumnya
disebabkan inflamasi maka atopi terdapat pada
karena bila individu merupakan tungau debu
banyaknya terpajan oleh salah satu resiko rumah, bulu
rangsangan pencetus mayor dari anjing dan
setempat. (trigger) maka asma, dan pada kucing, kecoa,
Selaput lendir akan terjadi individu non rumput, tepung
ini mungkin serangan asma atopik sari, dan
menjadi lebih (Depkes, RI, mempunyai binatang
tebal pada 2009). resiko yang pengerat (pada
perokok berat rendah dari petugas
bila Nilai SpO2 timbulnya asma. laboratorium).
dibandingkan pada pasien Pasien dengan Atopi biasanya
dengan orang asma sebelum asma biasanya ada
bukan perokok. dilakukan menderita hubungannya
Menurut tindakan penyakit dengan genetik
Dezateux, dkk nebulizer penyakit atopik yaitu produksi
(2009), balita ventolin lainnya, yaitu dari antibody
dari ibu yang rhinitis alergi, IgE spesifik,
merokok Hasil dan ditemukan dengan banyak
mempunyai penelitian pada 80% riwayat
resiko 4 kali menunjukan pasien asma dan penyakit alergi
lebih tinggi bahwa SpO2 dermatitis pada pasien.
menderita responden atopik Menurut
kelainan seperti setelah (eczema). Nadyah (2009),
mengi dalam dilakukan Atopik dapat setiap hisapan
tahun pertama. tindakan timbul pada 40- rokok akan
Sedangkan nebulizer 50% populasi merusak ribuan
menurut ventolin pada negara- silia pada
Muttaqin, 2008, sebagian besar negara maju. saluran napas,
pasien asma (76,7%) Penelitian ini jumlah silia
yang rusak Bila iritasi dan efektifitas yang mendeteksi
berbanding oksidasi tinggi. Partikel hipoksemia
lurus dengan disaluran napas aerosol yang sebelum tanda
jumlah paparan terus dihasilkan dan gejala klinis
asap rokok pada berlangsung nebulizer muncul.
tiap hisapan. maka terjadi berukuran Sedangkan
Partikulat dalam erosi epitel serta antara 2-5 μ, faktor yang
asap rokok pembentukan sehingga dapat mempengaruhi
mengendap jaringa parut. langsung saturasi O2
dalam lapisan Selain itu terjadi dihirup (SpO2) yaitu
mukus yang pula metaplasia penderita Hemoglobin,
melapisi dan penebalan dengan Sirkulalsi dan
mukosa bronkus lapisan menggunakan Aktivitas.
sehingga skuamosa. Hal mouthpiece atau Menurut
menghambat ini masker. peneliti
aktivitas silia. menimbulkan Berbeda dengan responden
Pergerakan stenosis dan alat MDI dengan riwayat
cairan yang obstruksi (Metered Dose merokok tidak
melapisi saluran napas Inhaler) dan terlalu banyak
mukosa yang bersifat DPI (Dry sehingga
berkurang, irreversible. Powder kembalinya
sehingga iritasi Alat Inhaler) dimana kadar SpO2 ke
pada sel epitel nebulizer dapat alat dan obat nilai normal.
mukosa mengubah obat merupakan satu Karena sirkulasi
meningkat. berbentuk kesatuan. dalam tubuh
Keadaan ini larutan menjadi Menurut kozier yang cukup
ditambah aerosol secara (2010) Saturasi lancar. Seperti
dengan terus-menerus, oksigen adalah yang di ketahuai
gangguan dengan tenaga ukuran seberapa perokok aktif
aktivitas silia yang berasal banyak mempunyai
yang dari udara yang presentase resiko
menimbulkan dipadatkan atau oksigen yang terjadinya
gejala batuk gelombang mampu dibawa penyumbayan
kronik dan ultrasonik. oleh pembuluh
ekspetorasi. Aerosol hemoglobin. darah. Selain itu
Produk mukus merupakan Oksimetri nadi pasien yang
yang berlebihan suspensi merupakan alat datang di IGD
memudahkan berbentuk padat non invasif merupakan
timbulnya atau cair dalam yang mengukur pasien yang
infeksi serta bentuk gas saturasi oksigen aktif atau
menghambat dengan tujuan darah arteri kesadaran masih
proses untuk pasien yang cukup baik
penyembuhan. menghantarkan dipasang pada sehingga di
Keadaan ini obat ke target ujung jari, ibu perkirakan
merupakan organ dengan jari, hidung, kadar Hb pun
suatu lingkaran efek samping daun telinga cukup bagus.
dengan akibat minimal dan atau dahi dan Selain itu
terjadinya dengan oksimetri nadi dengan melihat
hipersekesi. keamanan dan dapat status pasien.
Sedangkan cukup umur wilcoxon signed metabolisme sel
tabulasi silang tingkat ranks test tubuh
dengan usia kematangan dan didapatkan ρ mempertahanka
didapatkan hasil kekuatan, value (0,000) < n hidup dan
dari 23 seseorang akan α (0,05) maka aktivitas
responden lebih matang Ho ditolak berbagai organ
(76,7%) dengan dalam berfikir. sehingga H1 atau sel
nilai SpO2 95- diterima dan (Hidayat, 2009).
100% (normal) kesimpulan ada Jika saturasi
11 responden Analisa pengaruh oksigen dalam
(36,7%) Pengaruh pemberian tubuh rendah
diantaranya Pemberian nebulizer (<95%) dapat
berusia 41-50 Nebulizer ventolin menimbulkan
tahun. Ventolin terhadap berbagai
Hal tersebut Terhadap peningkatan masalah
sesuai dengan Peningkatan SpO2 pada kesehatan
yang SpO2 Pada pasien Asma di diantaranya
dikemukakan pasien Asma Instalasi Gawat hipoksemia.
oleh Ikhsan Darurat Rumah Hipoksemia
(2007), dengan Hasil Sakit Paru ditandai dengan
semakin cukup penelitian Dungus sesak napas,
umur, tingkat perbandingan Madiun. peningkatan
kematangan dan SpO2 sebelum Menurut frekuensi napas
kekuatan dilakukan Sudoyo dkk 35 x/menit, nadi
seseorang akan pemberian (2009) cepat dan
lebih matang nebulizer pengukuran dangkal,
dalam berfikir ventolin saturasi oksigen sianosis serta
dan bekerja. Hal didapatkan dengan penurunan
ini sebagai hasil setengahnya pulseoximetry kesadaran
dari pengalaman (50%) yaitu 15 (SpO2) perlu (Perry & Potter,
dan kematangan responden dilakukan pada 2006).
jiwanya. Pada mengalami seluruh pasien Peningkatan
umur tersebut hipoksia dengan dengan asma frekuensi napas
responden juga nilai SpO2 untuk saat serangan
dapat berfikir antara 90-94% mengekslusi asma
jernih dalam dan setelah hipoksemia. mengakibatkan
menggunakan dilakukan Target peningkatan
mekanisme pemberian pengobatan kerja otot-otot
koping dalam nebulizer ditentukan agar pernapasan
menghadapi ventolin SpO2 > 92% sebagai bentuk
masalah- menjadi tetap terjaga. mekanisme
masalah baru sebagian besar Kebutuhan tubuh untuk
hal ini sesuai (76,7%) yaitu oksigenasi tetap
dengan Stuart 23 responden merupakan mempertahanka
dan Sundeen mempunyai kebutuhan dasar n ventilasi paru.
(2000). Hal ini nilai SpO2 manusia yang Menurut
sesuai dengan normal (95- digunakan Saiman dan
teori Hurlock 100%). Hasil uji untuk Siegel (2003),
(2001) semakin statistic kelangsungan menjaga tangan
tetap higienis dengan sering Dungus
sebelum disinfektan. digunakan pada Madiun.
menggunakan Dalam semua terapi inhalasi.
terapi inhalasi aplikasi, Saran
dengan pembersihan SIMPULAN Bagi pasien
nebulizer adalah dan desinfeksi DAN SARAN yang menderita
penting agar nebulizer asma lebih akan
dapat mencegah merupakan Simpulan lebih tahu
penularan agen bagian penting Sebelum dalam
infeksius, karena jika dilakukan mekanisme
mencuci tangan tidak tindakan koping dalam
dengan alkohol dibersihkan Nebulizer penanganan
menunjukkan dengan baik setengahnya pertama pasien
keberhasilan (atau jika tidak (50%) dengan asma,
yang lebih besar benar mempunyai selain itu tahu
dalam didesinfeksi), nilai SpO2 dalam
pencegahannya nebulizer itu antara 90-94 penceghan
dibandingkan sendiri dapat (hipoksia) yaitu terhadap
jika hanya menjadi sumber 15 responden. serangan asma.
mencuci tangan potensial Setelah Bagi
dengan air biasa kontaminasi dan dilakukan profesi
atau dengan selanjutnya tindakan keperawatan
sabun biasa kemungkinan Nebulizer bengan
(Schammel dan infeksi. Selain sebagian besar hasil penelitian
Ellingson, itu menurut (76,7%) ini diharapkan
2007). peneliti terapi mempunyai perawat mampu
Sedangkan ini adalah nilai SpO2 memberikan
menurut peneliti pemberian obat antara 95-100% asuhan
terdapat secara langsung (normal) yaitu keperawatan
pengaruh ke dalam 23 responden secara mandiri
tentang saluran napas Hasil uji sebelum
pemberian melalui statistic dilakukan
nebulzer penghisapan. wilcoxon signed tindakan
terhadap Terapi ranks test kolaborasi
peningkatan pemberian ini, didapatkan ρ Bagi
SpO2 hal ini saat ini makin value (0,000) < Tempat
bisa dikarena berkembang α (0,05) Penelitian
teknik luas dan banyak sehingga ada biharapkan
penggunaannya dipakai pada pengaruh perlu dilakukan
alat nebulizet, pengobatan pemberian terapi selain
mencuci tangan penyakit- nebulizer farmakolagi
sebelum penyakit saluran ventolin terkait
memulai terapi napas. Berbagai terhadap penanganan
dan setelah macam obat peningkatan serangan asma
menggunakan seperti SPO2 pada sehingga peran
nebulizer, antibiotik, pasien Asma di perawat terkait
mencuci mukolitik, anti Instalasi Gawat asuhan
perangkat inflamasi dan Darurat Rumah keperawatan
nebulizer bronkodilator Sakit Paru pada pasien
asma benar- Dasar Kapita Perry & Potter.
benar dilakukan Manusia Selekta (2005).
secara mandiri (oksigenasi Kedokteran Buku Ajar
dan kolaborasi. ). Edisi Fundament
Bagi Yogyakarta: 3.Jakarta: al
Penelitian GrahaIlmu Media Keperawat
selanjutnya Astowo, Pudjo. Acsculapiu an:
diharapkan (2005). s Konsep,
untuk Terapioksig Marilynn E, Proses, dan
melakukan en: Ilmu Doengoes, Praktik.
penelitian lebih Penyakit M.E. Jakarta:
lanjut dengan Paru. (2006). EGC
sampel yang Bagian Rencana Potter. (2006).
lebih banyak Pulmonolo Asuhan Fundament
dan lebih gi dan Keperawat al
spesifik Kedokteran an, Edisi keperawata
sehingga Respirasi. 3.Jakarata: n Vol
hasilnya lebih Jakarta: EGC I.Jakarta:
representatif FKUI Muttaqin, Arif. Penerbit
seperti Guyton & Hall. (2008). Buku
pemberian (2008). Asuhan Kedokteran
teknik batuk Buku Ajar Keperawat EGC.
efektif terhadap FisiologiKe an Klien
peningkatan dokteran.Ja Dengan
SpO2 karta: EGC Gangguan
Kozier, Barbara. Sistem
(2010). Pernafasan
Buku Ajar . Jakarta:
Fundament Salemba
KEPUSTAKA al Medika
AN Keperawat Notoadmodjo.
an: (2010).
Hidayat, Konsep, Metodologi
A.Aziz. Proses, dan Penelitian
(2009).Met Praktik/Pen Kesehatan.
ode ulis Volume Jakarta:
Penelitian II.Jakarta: Rineka
Keperawat EGC Cipta
an dan Kozier & Erb’s. Nursalam.
Tekhnik (2009). (2010).
Analisis Buku Ajar Konsepdan
Data.Jakart Praktik Penerapan
a: Keperawat Metodologi
SalembaMe an Klinis. Penelitian
dika Jakarta: Ilmu
Andarmayo, EGC Keperawat
Sulistyo. Mansjoer, Arif an. Jakarta:
(2012). dkk. Salemba
Kebutuhan (2008). Medika

Anda mungkin juga menyukai