Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

“COMMUNITY ACQUIRED PNEUMONIA (CAP)”

RUMAH SAKIT UNAND

Disusun Oleh :

Nama : Rahmi Ferdilla Rafli

BP : 1711311002

Kelompok :1

Jurusan : Ilmu Keperawatan

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2019
LAPORAN PENDAHULUAN
COMMUNITY ACQUIRED PNEUMONIA (CAP)

A. Landasan Teoritis Penyakit

1. Defenisi
Community acquired pneumonia (CAP) adalah salah satu penyakit infeksi saluran
pernapasan bawah dengan gejala batuk dan disertai dengan sesak napas yang disebabkan
agen infeksius seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi), dan aspirasi substans asing, berupa
radang paru-paru yang disertai dengan eksudasi dan konsolidasi (Nurarif, 2013)

Definisi CAP berdasarkan IDSA adalah infeksi akut dari parenkim paru dengan
gejala-gejala infeksi akut, ditambah dengan adanya infiltrat pada pemeriksaan radiografi atau
suara paru abnormal pada pemeriksaan auskultasi pada pasien yang tidak sedang dalam
perawatan rumah sakit ataupun panti perawatan dalam kurun waktu 14 hari sebelum
timbulnya gejala. Kebanyakan pasien memiliki gejala yang tidak spesifik seperti fatigue,
sakit kepala, mialgia, dan anorexia. Gejala dari pneumonia dapat meliputi demam atau
hipotermi, kekakuan otot-otot, dispneu, nyeri dada, batuk yang baru terjadi dengan atau tidak
adanya produksi sputum atau perubahan warna sekret pada pasien dengan batuk kronik
(Widasari. 2016).

2. Etiologi
a. Usia merupakan predictor yang baik untuk memperkirakan kemungkinan organism
berkembang.
b. Pada neonatus < 3 minggu, pneumonia biasanya disebabkan oleh infeksi yang diderita
ibu.
c. Bagi bayi yang lebih muda, pertimbangkan infeksi Chlamydia trachomatis : afebril,
nontoksik, batuk kerin, eosinofilia perifer
d. Pada anak usia >5 tahun dan remaja, streptococcus pneumonia merupakan penyebab
yang paling sering, diikuti oleh mycoplasma pneumonia dan Chlamydia pneumonias.
e. Bakteri penyebab lainnya, khususnya pada bayi dan balita yang sakit, meliputi
staphylococcus aureus, streptococcus pyogenes, haemophilus influenza, dan
moraxella catarhallis (Lalani, 2013).
3. Manisfestasi Klinis
a. Demam, kesulitan bernapas, takipnea, batuk, napas cuping hidung, retraksi, crackle,
penurunan bunyi napas.
b. Dapat disertai pula dengan letargi, nafsu makan yang buruk, atau nyeri lokal pada
dada atau abdomen
c. Demam, takipnea, atau retraksi interkostal lebih terpercaya untuk menegakkan
diagnosis pneumonia pada anak dibandingkan auskultasi.
d. Takipnea (frekuensi napas >50x/menit) merupakan indicator paling sensitive untuk
pneumonia pada anak
e. Mangi dan hiperinflasi mengindikasikan bahwa penyakit disebabkan oleh virus pada
anak yang berusia lebih muda, dan mycoplasma pada anak yang lebih tua.
f. Pada anak yang lebih tua, riwayat kesulitan bernapas lebih membantu menegakkan
pneumonia daripada retraksi.
g. Anak yang lebih tua dapat menunjukkan tanda-tanda klasik seperti perkusi redup,
crackle, bunyi napas bronchial, peningkatan taktil fremitus (Lalani, 2013).

4. Pemeriksaan penunjang
a. Peningkatan leukosit disertai dengan pergeseran ke kiri menandakan infeksi bakteri
b. Kultur darah direkomendasikan pada semua pasien rawat inap
c. Kultur darah hanya positif pada 10-30% kasus
d. Aspirat nasofaring (nasopharyngeal aspirate, NPA) untuk deteksi antigen virus.
e. Remaja dan beberapa anak usia lebih tua mungkin dapat mengeluarkan dahak untuk
pemeriksaan pewarnaan Gram
f. Foto thorax : infiltrasi lobar atau bundar sering dijumpai pada anak yang lebih muda
akibat banyaknya infeksi pneumokokus. Infiltrate di interstitial lebih sering dijumpai
pada infeksi virus daripada infeksi mikoplasma (Lalani, 2013).

 Pemeriksaan diagnostik
 Sinar x : mengidentifikasi distribusi struktural; dapat juga menyatakan abses
luas/infiltrat, empiema(stapilococcus); infiltrasi menyebar atau terlokalisasi (bakterial);
atau penyebaran /perluasan infiltrat nodul (virus). Pneumonia mikoplasma sinar x dada
mungkin bersih.
 Radiologi: Pada foto rontgen dada, terlihat adanya kardiomegali, terutama ventrikel
kiri. Juga ditemukan adanya bendungan paru dan efusi pleura
 Elektrokardiografi: ditemukan adanya sinus takikardia, aritmia atrial dan ventrikel,
kelainan segmen ST dan gelombang T dan gangguan konduksi intraventrikular. Kadang-
kadang ditemukan voltase QRS yang rendah, atau gelombang Q patologis, akibat
nekrosis miokard
 Pemeriksaan laboratorium
1. Analisa Gas Darah (Analisa Gas Darah) nilai normal 90-100 % : tidak normal
mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlibat dan penyakit paru yang ada.
2. Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darah : diambil dengan biopsi jarum, aspirasi
transtrakeal, bronkoskopifiberotik atau biopsi pembukaan paru untuk mengatasi
organisme penyebab.
3. JDL nilai normal leukosit 4400-11300/mm3: leukositosis biasanya ada, meski sel darah
putih rendah terjadi pada infeksi virus, kondisi tekanan imun memungkinkan
berkembangnya pneumonia bakterial.
4. Pemeriksaan serologi : titer virus atu legionella, aglutinin dingin.
5. LED(nilai normal P : 0-20 mm/jam L : 0-15 mm/jam) : meningkat
6. Pemeriksaan fungsi paru : volume ungkin menurun (kongesti dan kolaps alveolar);
tekanan jalan nafas mungkin meningkat dan komplain menurun, hipoksemia.
7. Elektrolit : natrium (nilai normal : 135-145 mEq/L) dan klorida(98-108 mEq/L)
mungkin rendah
8. Bilirubin nilai normal Negatif 0,02 mg/dL: mungkin meningkat
9. Aspirasi perkutan/biopsi jaringan paru terbuka :menyatakan intranuklear tipikal dan
keterlibatan sitoplasmik(CMV) (Doenges, 1999)

5. Penatalaksanaan
a. Penicillin 50.000 u/kgBB/hari + kloramfenikol 50-70 mg/kgBB atau ampicillin 
terus sampai bebas demam 4-5 hari
b. Pemberian oksigen
c. Pemberian cairan intravena  glukosa 5% dan NaCl 0,9% 3:1 + KCl 10 meq/500 ml/
botol infuse. Jadi karena sebagian besar jatuh dalam asidosis metabolic akibat kurang
makan dan hipoksia (Wijaya. 2013).

6. Komplikasi
a. Efusi pleura
b. Komplikasi sistemik
c. Hipoksemia
d. Bronkiektasis
e. Pleuritis
f. Atelektasis
g. Abses paru
h. Empiema
i. Pericarditis
j. Arthritis
k. Meningitis
l. Endokarditis (Suyono, 2001)
7. WOC
B. Landasan Teoritis Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Merupakan riwayat klien saat ini meliputi keluhan, sifat dan hebatnya keluhan, mulai
timbul. Biasanya ditandai dengan anak mulai rewel, kelihatan pucat, demam, anemia, terjadi
pendarahan (pendarah gusi dan memar tanpa sebab), kelemahan. nyeri tulang atau sendi
dengan atau tanpa pembengkakan.

b. Riwayat Kesehatan Dahulu

Adanya riwayat penyakit sebelumnya yang berhubungan dengan keadaan


penyakit sekarang perlu ditanyakan.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga.

Merupakan gambaran kesehatan keluarga, apakah ada kaitannya dengan penyakit


yang dideritanya. Pada keadaan ini status kesehatan keluarga perlu diketahui,

Pengkajian Fungsional Gordon :

a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan


Pemahaman pasien dan keluarga mengenai program pengobatan pasien, keamanan
lingkungan sekitar
b. Pola Aktivitas dan Latihan
Pemahaman klien tentang aktivitas yang aman untuk pasien
c. Pola Nutrisi Metabolisme
d. Pola Eliminasi
e. Pola Tidur dan Istirahat
Salah satu faktor presipitasi adalah kurangnya istirahat/tidur
f. Pola kognitif dan Perseptual
Adakah gangguan orientasi, pasien merasa dirinya berubah
g. Persepsi diri atau konsep diri
Pentingnya pemahaman dengan berobat teratur
h. Pola toleransi dan koping stress
Adakah stress dan gangguan emosi
i. Pola sexual reproduksi
j. Pola hubungan dan peran
k. Pola nilai dan kenyakinan

No Pola Gordon Komponen pengkajian


1 Pola persepsi dan pemeliharaan Definisi sehat menurut pasien,riwayat penyakit
kesehatan keluarga di kaji agar mengetahui apakah ada
anggota keluarga yang juga menderita keganasan
pada tulang, olahraga, persepsi tentang sehat dan
sakit, pelayanan kesehatan/pertolongan yang
digunakan jika sakit, , screening penyakit.
2 Pola nutrisi dan metabolisme Adanya kebiasaan makan dan minum sebelum
MRS, intake makanan, diet RS dan adanya mual
dan muntah status gizi yang berhubungan dengan
keadaan tubuh: postur tubuh, BB (cenderung
turun secara drastis), IMT, TB.
3 Pola eliminasi Kebiasaan BAB/BAK sebelum masuk RS.
Keluhan terkait BAB/BAK, apakah terdapat
retensi urine?
4 Pola aktivitas dan latihan Aktivitas sehari-hari yang biasa dilakukan,
olahraga yang disenangi, kemampuan perawatan
diri, aktivitas rekreasi hygiene, mandi,
makan,toileting, , penggunaan alat bantu
mobilitas, dressing, ROM, oksigenasi, alat bantu
nafas, gangguan aktivitas yang dialami seperti
rentang gerak yang menjadi terbatas karena
adanya pembengkakan atau adanya fraktur
patologis
5 Pola tidur dan istirahat Kebiasaan tidur sebelum masuk rumah sakit,
penggunaan obat tidur, faktor budaya, kebiasaan
minum kopi, apakah ada masalah dengan tidur
saat ini, gangguan tidur, keluhan penyakit yang
mengganggu tidur, masalah fisik dan psikologi
yang mempengaruhi tidur lama tidur. Biasanya
ditemukan masalah dengan tidur yang di
sebabkan oleh nyeri yang di rasakan pasien.
6 Pola persepsi dan kognitif Daya penglihatan, orientasi, daya rasa, daya raba,
daya pendengaran, tingkat kesadaran, nyeri
(PQRST), tingkat pendidikan, faktor budaya yang
mempengaruhi nyeri, daya penciuman, cara-cara
yang dilakukan pasien untuk mengurangi nyeri,
pemakaian alat bantu lihat atau dengar, luka.
7 Pola persepsi diri dan konsep diri Pekerjaan, situasi keluarga, kelemahan dan
kekuatan diri pasien, bagian tubuh yang disukai
atau tidak disukai, kelompok dukungan sosial
persepsi diri, ancaman terhadap konsep diri yang
berhubungan dengan kemungkinan kehilangan
bagian tubuh yang menderita keganasan tulang
8 Pola peran dan hubungan Pekerjaan dan sosial, kepuasan peran, pengaruh
status kesehatan terhadap peran,peran pasien
dalam keluarga pentingnya keluarga, orang-orang
terdekat pasien, pola hubungan orang tua anak,
pengambil keputusan dalam keluarga
9 Pola seksualitas dan reproduksi Dekripsi prilaku seksual,masalah seksual
pengetahuan terkait seksualitas dan
reproduksi,penggunaan alat kontrasepsi efek
status kesehatan terhadap seksualitas. Masalah
menstruasi, riwayat gangguan fisik dan psikologis
terkait seksualitas,
10 Pola toleransi coping- stress Apakah memiliki stressor selama ini, sifat
stressor, apa yang dilakukan untuk mengatasi,
strategi koping yang dipakai dan
efektivitasnya,kaitan stress dengan dinamika
keluarga, kehilangan dan perubahan hidup yang
pernah atau sedang dialami, pengetahuan tentang
strategi koping
11 Pola tata nilai dan kepercayaan Prilaku kesehatan terkait nilai atau kepercayaan,
pentingnya agama bagi pasien Latar belakang
etnik dan budaya pasien, status ekonomi, tujuan
hidup pasien akibat penyakit terhadap aktivitas
keagamaan

Pengkajian primer

A : Sputum: merah muda, berkarat, atau purulen, perkusi: pekak di atas area yang
konsolidasi, bunyi napas: menurun atau tak ada di atas area yang terlibat, atau napas
bronkial,
B : takipnea, dispnea progresif, pernapasan dangkal, penggunaan otot aksesori,
pelebaran nasal.
C : Takikardia, penampilan kemerahan atau pucat, Letargi
D : Kelemahan, kelelahan, insomnia., compos mentis hingga apatis
E : mual/muntah, demam (mis: 38,5 - 39,6oC), berkeringat, menggigil berulang.

Pengkajian sekunder

a. Aktivitas/istirahat
Gejala : Kelemahan, kelelahan, insomnia.
Tanda : Letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas
b. Sirkulasi
Gejala : Riwayat adanya/GJK kronis.
Tanda : Takikardia, penampilan kemerahan atau pucat.
c. Integritas ego
Gejala : Banyaknya stresor, masalah finansial.
d. Makanan/cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan, mual/muntah, riwayat diabetes melitus.
Tanda : Distensi abdomen, hiperaktif bunyi usus, kulit kering dengan turgor
buruk, penampilan kakeksia (malnutrisi).
e. Neurosensori
Gejala : Sakit kepala daerah frontal (influenza).
Tanda : Perubahan mental (bingung, somnolen).
f. Nyeri/keamanan
Gejala : Sakit kepala, nyeri dada (pleuritik), meningkat oleh batuk; nyeri dada
substernal (influenza), mialgia, artralgia.
Tanda : Melindungi area yang sakit (pasien umumnya tidur pada sisi yang sakit
untuk membatasi gerakan).
g. Pernapasan
Gejala : Riwayat adanya/ISK kronis, PPOM, merokok sigaret, takipnea, dispnea
progresif, pernapasan dangkal, penggunaan otot aksesori, pelebaran nasal.
Tanda: Sputum: merah muda, berkarat, atau purulen, perkusi: pekak di atas area
yang konsolidasi, fremitus: taktil dan vokal bertahap meningkat dengan
konsolidasi, gesekan friksi pleural, bunyi napas: menurun atau tak ada di atas area
yang terlibat, atau napas bronkial, warna: pucat atau sianosis bibir/kuku.
h. Keamanan
Gejala : Riwayat gangguan sistem imun, mis: SLE, AIDS, penggunaan steroid
atau kemoterapi, institusionalisasi, ketidakmampuan umum, demam (mis: 38,5 -
39,6oC).
Tanda: Berkeringat, menggigil berulang, gemetar, kemerahan mungkin ada pada
kasus rubeola atau varisela.

2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum dan TTV
b. Sistem Pernafasan
c. Sistem Hematologi
d. System Neuromuskular
e. Sistem Kardiovaskuler
f. Sistem Endokrin
g. Sistem Perkemihan
h. Sistem Muskuloskeletal
3. Diagnosa Keperawatan
a.Ketidakefektifan bersihan jalan napas b/d peningkatan produksi sputum.
b. ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
c. Gangguan pertukaran gas
d. Intoleransi aktivitas b/d kerusakan pertukaran gas sekunder terhadap pneumonia
4. NOC
5. NIC

DIAGNOSA NOC NIC


KEPERAWATAN
Bersihan jalan napas 0415 status pernapasan : 3140 manajemen jalan napas
tidak efektif b/d kepatenan jalan napas 1. Pantau pernapasan dan status oksigenasi
peningkatan produksi  041501 Frekuensi 2. Auskultasi suara napas
sputum pernapasan (4) 3. Posisikan pasien pada posisi
Domain : 11  041012 Kemampuan yang memaksimalkan ventilasi.
(keamanan/penjagaan) untuk mengeluarkan 4. Ajarkan batuk efektif atau lakukan
Kelas : 2 (cedera fisik) sekret (4) suction untuk mengurangi mucus.
Kode : 00031  041015 Dispnue saat 5. Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan
istirahat (4) 6. Berikan mukolitik / aerosol, sesuai indikasi.

 041016 Dispnue dengan 3350 Monitor pernafasan


aktivitas ringan (4) 1. Monitor kecepatan, irama, kedalaman

 041020 Akumulasi dan kesulian bernafas.

sputum ringan (4) 2. Perkusi torak anterior dan posterior,


dari apeks ke basis paru, kanan dan kiri.

0403 Status pernafasan : 3. Kaji perlunya penyedotan pada jalan nafas


dengan auskultasi suara nafas ronki di paru.
ventilasi
4. Monitor kemampuan batuk efektif pasien.
5. Monitor sekresi pernafasan pasien
 040301 Frekuensi

pernafasan (4)

 040302 Irama pernafasan

(4)

 040318 suara perkusi

nafas (4)

 040313 dispnea saat


istirahat (4)

 040314 dispnea saat latihan

(4)

 040331 akumulasi sputum

(4)

0802 Tanda – Tanda

Vital

 080201 suhu

tubuh (4)

 080204 Tingkat

Pernafasan (4)

 080210 irama

pernafasan (4)

 080211

kedalaman

inspirasi (4)

ketidakefektifan 0407 Perfusi jaringan: perifer 4120 manajemen cairan


perfusi jaringan  040715 pengisian kapiler 1. Pantau status hidrasi
perifer jari (4) 2. Pantau tanda-tanda vital
Domain : 4 (aktivitas  040727 tekanan darah 3. Berikan terapi IV
/istirahat) sistolik (4) 4. Berikan cairan melalui oral atau sesuai
Kelas : 4 (respon  040728 tekanan darah dengan insruksi ahli gizi
kardiovaskuler / diastolik (4) 4130 pemantauan cairan
pulmonary)  040743 muka pucat (4) 1. Pantau jumlah dan tipe cairan yang masuk
Kode : 00204 2. Kaji berat badan

0401 status sirkulasi


 040103 Tekanan nadi (4)
 040106 tekanan baji paru
(4)
 040151 capillary refill (4)
 040113 suara nafas
tambahan (4)
 040154 tidak ada pucat
(4)
0802 Tanda – Tanda

Vital

 080201 suhu

tubuh (4)

 080204 Tingkat

Pernafasan (4)

 080210 irama

pernafasan (4)

 080211

kedalaman

inspirasi (4)

Gangguan pertukaran 0402 status respirasi : 1910 manajemen asam basa


gas pertukaran gas 1. Utamakan kepatenan jalan napas
Domain : 3 (eliminasi  040210 pH arteri dalam 2. Posisikan pada posisi ventilasi yang adekuat
dan pertukaran) batas normal (7,35 – 3. Pantau pH arteri, PaCO2, dan HCO3,
Kelas : 4 (fungsi 7,45) untuk menentukan jenis ketidakseimbangan
respirasi)  040211 saturasi oksigen 4. Berikan oksigen terapi
Kode : 00030 dalam batas normal (95- 5. Pantau intake dan output
100%) 6. Pantau status hemodinamik
 040204 dispnea saat 7. Kolaborasi pemberian medikasi
istirahat tidak ada pada gangguan pH arteri, PaCO2, dan HCO3
 040205 tidak ada
kelemahan
0802 Tanda – Tanda

Vital

 080201 suhu

tubuh (4)

 080204 Tingkat

Pernafasan (4)

 080210 irama

pernafasan (4)

 080211

kedalaman

inspirasi (4)

0403 Status pernafasan :

ventilasi

 040301 Frekuensi

pernafasan (4)

 040302 Irama pernafasan

(4)

 040318 suara perkusi

nafas (4)

 040313 dispnea saat


istirahat (4)

 040314 dispnea saat

latihan (4)

 040331 akumulasi

sputum (4)

Intoleransi aktivitas 0180 Manajemen energy


b/d kerusakan 0414 status kardiopulmonal 1. Tentukan pembatasan aktivitas fisik pada
pertukaran gas  041401 tekanan darah
klien
sekunder terhadap
pneumonia sistolik dalam batas 2. Monitor intake nutrisi yang adekuat
Domain : 4 (aktivitas normal (120-100 mmHg)
sevagai sumber energi
/istirahat)
Kelas : 4 (repon  041402 tekanan darah 3. Monitor respon terapi oksigen klien
kardiopulmonal) diastolic dalam batas 4. Batasi jumlah pengunjung
Kode : 00092
normal (80-60 mmHg) 4310 Terapi aktivitas
041406 pucat tidak ada 1.Bantu klien dalam melakukan aktivitas
secara teratur
0402 status pernafasan : 1. Pantau hasil EKG klien saat istirahat.
pertukaran Gas
 040208 tekanan parsial
oksigen di darah arteri
(PaO2) (4)
 040211 saturasi oksigen
(4)
 040203 dispnea saat
istirahat (4)
 040204 dispnea dengan
aktivitas ringan (4)
0802 Tanda – Tanda

Vital

 080201 suhu

tubuh (4)

 080204 Tingkat

Pernafasan (4)

 080210 irama

pernafasan (4)

 080211

kedalaman

inspirasi (4)

6. Evaluasi
Pada tahap ini perawat mengkaji kembali hal-hal yang telah dilakukan, berdasarkan
kriteria hasil yang telah ditetapkan. Apabila masih terdapat masalah-masalah klien yang
belum teratasi, perawat hendaknya mengkaji kembali hal-hal yang berkaitan dengan masalah
tersebut dan kembali melakukan intervensi keperawatan. Sebaliknya bila masalah
keperawatan telah teratasi maka perlu dilakukan pengawasan dan pengontrolan yang teratur
untuk mencegah timbulnya serangan atau gejala-gejala yang memicu terjadinya serangan.
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, M.E. (1993). Rencana Asuhan keperawatan. Edisi 3.Jakarta: EGC.


Suyono, Slamet. 2001. Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI : Jakarta
Nurarif. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan NANDA NIC NOC. Yogyakarta :
MediAction
Lalani & Schneeweiss. 2011. Kegawatdaruratan Pediatri. Jakarta : EGC
Wijaya & Putri. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 1. Yogyakarta : Nuha Medika.
NANDA NIC NOC. 2018-2020

Anda mungkin juga menyukai