Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA.


MAMMAE DI RUANG MAWAR RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU

Disusun oleh :
Silvi Oktariana
Npm : F0H018024
Tingkat/Semester : 3/V

PEMBIMBING PENDIDIKAN PEMBIMBING LAHAN

Sardaniah, SST, M. Kes

PRGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
T.A 2020/2021
A. Pengertian
Ada beberapa pengertian Ca mamae menurut beberapa ahli,yaitu:
1. Kanker payudara adalah gangguan dalam pertumbuhan sel normal dimana
sel abnormal timbul dari sel-sel normal, berkembang cepat dan
menginfiltrasikan jaringan limfe dan pembuluh darah di dalam
payudara.(Carpenito,1999)
2. Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang terbanyak ditemukan
di Indonesia biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40-49 tahun dan
letak terbanyak di kuadran lateral atas (Mansjoer, 2000).
B. Anatomi dan Fisiologi Payudara
1. Anatomi Payudara

Setiap payudara terdiri dari 15 sampai 20 lobulus dari jaringan kelenjar.


Jumlah lobulus tidak berhubungan dengan ukuran payudara. Setiap
lobulus terbuat dari ribuan kelenjar kecil yang disebut alveoli atau acini.
Kelenjar ini bersama-sama membentuk sejumlah gumpalan, mirip buah
anggur yang merambat. Alveoli (alveolus dan acinus singular)
menghasilkan susu dan substansi lainnya selama masa menyusui. Setiap
bola memberikan makanan ke dalam pembuluh darah tunggal lactiferous
yang mengalirkannya keluar melalui putting susu. Sebagai hasilnya,
terdapat 15-20 saluran putting susu, mengakibatkan banyak lubang pada
putting susu. Di belakang putting susu pembuluh lactiferous agak
membesar sampai membentuk penyimpanan kecil yang disebut lubang-
lubang lactiferous (lactiferous sinuses). Setiap lubang ber diameter 2-4
mm (0,08-0,16 inci). Lemak dan jaringan penghubung mengelilingi bola-
bola jaringan kelenjar. Sejunlah jaringan lemak bergantung pada
banyaknya faktor termasuk usia, persentase lemak tubuh, dan keturunan.
Sendi tulang Cooper menghubungkan dinding dada pada kulit payudara,
memberikan bentuk pada payudara dan keelastisannya.
2. Fisologi Payudara
Fisologi payudara menurut R. Sjamsuhidajat (2004) sebagai
berikut : Payudara mengalami tiga macam perubahan yang dipengaruhi
hormone. Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui
masa pubertas, masa fertilitas, sampai kae klimakterium, dan menopause.
Sejak pubertas pengaruh estrogen dan progesterone yang diproduksi
ovarium dan juga hormone hipofise, telah menyebabkan duktus
berkembang dan timbulnya asinus. Perubahan kedua adalah perubahan
sesuai dengan daur haid. Sekitar hari ke-8 haid, payudara jadi lebih besar
dan pada beberapa hari sebelum haid berikutnya terjadi pmbesaran
maksimal. Kadang-kadang timbulnya benjolan yang nyeri dan tidak rata.
Selama beberapa hari menjelang haid, payudara menjadi tegang dan nyeri
sehingga pemeriksaan fisik, palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu
itu, pemeriksaan foto mamografi tidak berguna karena kontras kelenjar
terlalu besar. Begitu haid mulai, semuanya berkurang. Perubahan ketiga
kelenjar terjadi pada masa hamil dan menyusui. Pada kehamilan, payudara
menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi,
dan tumbuh duktus baru.Sekresi hormone prolaktin dari hipofisis anterior
memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus,
kemudian dikeluarkan melalui duktus ke putting susu.
C. Etiologi/predisposisi
Dapat dicatat bahwa faktor etiologi kanker payudara sampai saat ini belum
diketahui dengan pasti, namun diduga bahwa penyebabnya sangat mungkin
multifaktorial yang saling mempengaruhi satu sama lain, seperti yang
dikemukakan oleh Ramli (1999), dan Manan (1999) sebagai berikut:
1. Geografi
Di negara barat angka kejadian kanker payudara banyak dijumpai,
merupakan 3-5 % penyebab kematian dan merupakan tumor yang jarang
di Jepang. Dinegara berkembang merupakan 1-3 % penyebab kematian.
2. Usia
Karsinoma payudara jarang dijumpai pada usia dibawah 20 tahun. Angka
kejadiannya meningkat sejalan dengan bertambahnya usia.
3. Kelamin
Hanya 1 % angka kejadian kanker payudara pada laki-laki
4. Genetik
Secara umum riwayat keluarga sangat berperan dalam terjadinya kanker
payudara. Suatu studi analisa tentang hubungan faktor genetikmenyatakan
bahwa ketidaknormalan sering ada pada cabang pendek kromosom 17
pada wanita-wanita dengan riwayat famili kanker payudara dini. Gen
sebenarnya masih di teliti. Bagaimanapun ketidaknormalan ini dicatat
mungkin kurang dari 10 % dari kanker payudara. Petunjuk genetik lainnya
penyebab kanker payudara adalah mutasi gen “tumor supressor” P53 yang
dijumpai dengan variasi yang luas
5. Diet
Oleh karena kanker payudara sering pada wanita-wanita negara
berkembang, faktor diet memainkan peranan sebagai penyebab. Hal ini
berhubungan dengan tingginya diet asam lemak jenuh (saturated fatty
acids) dan kurang mengkonsumsi vitamin C. Tingginya intake alkohol
mungkin juga berhubungan dengan meningkatnya perkembangan kanker
payudara.
6. Endokrin / Hormonal
Kanker payudara sering dijumpai pada wanita-wanita nullipara dan tidak
menyusukan. Juga terlindung pada yang mempunyai anak pertama pada
usia dini dan khususnya sehubungan dengan haid pertama yang terlambat
dan menopause dini. Diketahui bahwa pada wanita post menopause kanker
payudara lebih sering dijumpai pada wanita yang tidak dapat mengontrol
berat badan (obese). Ini dipikirkan menjadi penyebab meningkatnya
konversi hormon steroid menjadi oestradiol dalam lemak tubuh. Peranan
hormon eksogen pada kenyataannya pil kontrasepsi dan terapi penggantian
hormon pada kanker payudara di negara-negara berkembang masih
kontroversi.
7. Trauma
Penggunaan BH yang terbuat dari bahan kawat, akibat terjadi benturan
dari bahan tumpul, penggunaan bahan karsinogen.
8. Bahan Karsinogen dan Radiasi
Penggunaan silikon untuk memperbesar ukuran payudara. Silikon
merupakan bahan berkarsinogen menyebabkan terjadinya mutasi genetik.
Pengaruh radiasi juga dapat memicu terjadinya sel kanker.
D. Pathways
Faktor predisposisi

Faktor genetik Hormonal Lingkungan Faktor resiko

Hiperplasmasel

Perkembangan sel atipik

Ca. Mammae Pertumbuhan sel Ca

massa Krisis situasi Nutrisi yg masuk


ke tubuh tdk bisa
Cemas
digunakan optimal
oleh tubuh

Resiko perubahan
Menekan saraf Perubahan Bendungan Distruksi Penegangan
nutrisi dr kebutuhan
bentuk & limfe jaringan
fungsi Op. Radiasi Kemoterapi
Keterbatasan mammae Edema Jaringan Mastektomi
rentan gerak Terputusnya terputus Kulit kering Rambut
reseptor nyeri Tidak punya rontok
mammae Kerusakan
Gangguan kulit Kulit kering
mobilitas Gangguan Perubahan
fisik rasa aman fungsi & bentuk Menekan Mual
nyeri mammae Bonmorow

Resiko Peꜜpertahanan Sistem hemolitik


gangguan tubuh terganggu
Gangguan integritas
citra diri kuli Resiko
infeksi Anemia Trombositoperi lekopeni

Resiko injuri
perdarahan
E. Pathofisiologi
Proses terjadinya kanker mamae dan masing- masing etiologi antra
lain obesitas, radiasi, hyperplasia, optik, riwayat keluarga dengan konsumsi
zat-zat karsinogen sehingga merangsang pertumbuhan epitel mamae dan dapat
menyebabkan kabnker mamae. Kanker mamae berasal dari jaringan epitelial,
dan paling sering terjadi pada sistem duktal. Mula - mula terjadi hiperplasia
sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi
carsinoma insitu dan menginvasi stroma. Kanker membutuhkan waktu 7 tahun
untuk bertumbuh dari sebuah sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup
besar untuk dapat diraba (kira - kira berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu, kira-
kira seperempat dari kanker mamae telah bermetastasis. Kebanyakan dari
kanker ditemukan jika sudah teraba, biasanya oleh wanita itu sendiri. Gejala
kedua yang tersering adalah cairan yang keluar dari muara duktus satu mamae,
dan mungkin berdarah. Jika penyakit telah berkembang lanjut, dapat terjadi
pecahnya benjolan-benjolan pada kulit ulserasi. Penyakit paget adalah
keganasan sepanjang duktus pada puting, yang berasal dari kanker intraduktal
bagian dalam yang bergerak menuju ke atas. Sel-sel ganas (sel paget)
menginvasi epidermis puting, menimbulkan krusta, dan tampak seperti eksim.
Karsinoma Inflamasi, adalah tumor yang tumbuh dengan cepat terjadi pada
kira-kira 1-2 % wanita dengan kanker mamae. Gejala-gejalanya mirip dengan
infeksi payudara akut. Kulit menjadi merah, panas, edematoda, dan nyeri.
Karsinoma ini menginvasi kulit danjaringan limfe. Karsinoma mamae
bermetastase dengan penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya, dan juga
melalui saluran limfe dan aliran darah. Tempat yang paling sering untuk
metastasejauh adalah paru, pleura dan tulang (Price, 1997).
Salah satu tindakan untuk mengobati kanker mamae adalah dengan
mastektomi. Mastektomi adalah tindakan pembedahan untuk mengangkat
payudara. Bedah merupakan salah satu bentuk -terapi medis. Bedah dapat
mendatangkan stress karena terdapat ancaman terhadap tubuh, integritas dan
terhadap jiwa seseorang. Rasa nyeri sering menyertai upaya tersebut.
Pengalaman operatif dibagi dalam tiga tahap yaitu preoperatif, intra operatif
dan post operatif. Operasi merupakan stressor kepada tubuh dan memicu
respon neuron docrine. Respon terdiri dari sistem saraf simpati dan respon
honfional yang bertugas melindungi tubuh dari ancaman cidera. Bila stress
terhadap system cukup gawat atau kehilangan banyak darah, maka mekanisme
kompensasi dari tubuh terlalu banyak beban dan syock akan terjadi. Anestesi
tertentu yang dipakai dapat menimbulkan terjadinya shock. Respon
metabolisme juga terjadi. Karbohidrat dan lemak dimetabolisme untuk
memproduksi energi. Protein tubuh dipecah untuk menyajikan suplai asam
amino yang dipakai untuk membangunjaringan baru. Intake protein yang
diperlukan guna mengisi kebutuhan protein untuk keperluan penyembuhan
dan mengisi kebutuhan untuk fungsi yang optimal. Dari kanker payudara
tersebut menimbulkan metastase berbagai organ, metastase dapat ke organ
yang dekat maupun yang jauh antara lain limfogen yang menjalar ke kelenjar
limfe aksilasis dan terjadi benjolan, dari sel epidermis penting menjadi invasi
timbul krusta pada organ pulmo mengakibatkan ekspansi paru tidak optimal
(Brunner and Suddart, 2002).
F. Manifestasi Klinik
Pada stadium awal tidak ada keluhan sama sekali hanya seperti
fribroadenoma atau penyakit fibrokistik yang kecil saja, bentuk tidak teratur,
batas tidak tegas, permukaan tidak rata, konsistensi padat keras. Kanker
payudara dapat terjadi di bagian mana saja dalam payudara, tetapi mayoritas
terjadi pada kuadran atas terluar dimana sebagian besar jaringan payudara
terdapat kanker payudara umum terjadi pada payudara sebelah kiri. Umumnya
lesi tidak terasa nyeri, terfiksasi dan keras dengan batas yang tidak teratur,
keluhan nyeri yang menyebar pada payudara dan nyeri tekan yang terjadi saat
menstruasi biasanya berhubungan dengan penyakit payudara jinak. Namun
nyeri yang jelas pada bagian yang ditunjuk dapat berhubungan dengan kanker
payudara pada kasus yang lebih lanjut.
Dengan meningkatnya penggunaan mammografi lebih banyak wanita
yang mencari bantuan medis pada penyakit tahap awal. Wanita-wanita ini bias
saja tidak mempunyai gejala dengan tidak mempunyai benjolan yang dapat
diraba, tetapi lesi abnormal dapat terdeteksi pada pemeriksaan mammografi.
Sayangnya, banyak wanita dengan penyakit lanjut mencari bantuan medis
setelah mengabaikan gejala yang dirasakan, sebagai contoh mereka barui
mencari bantuan medis setelah tampak dimpling atau peau d’orange pada kulit
payudaranya yaitu kondisi yang disebabkan oleh obstruksi sirkulasi limfotik
pada dinding dada dapat juga merupakan bukti. Metastasis ke kulit dapat
dimanifestasikan oleh lesi yang mengalami ulserasi dan berjamur. Tanda-
tanda dan gejala klasik ini jelas mencirikan adanya kanker payudara pada
tahap lanjut. Namun indeks kecurigaan yang tinggi harus dipertahankan pada
setiap abnormalitas payudara dan evaluasi segera harus dilakukan (Brunner &
Suddarth, 2001)
G. Penatalaksanaan
Menurut Doenges (1999 ) penatalaksanaan kanker payudara adalah :
1. Pengobatan local kanker payudara
Tujuan utama terapi lokal adalah menyingkirkan adanya kanker local
Mastektomi radiasi yang di modifikasi
Bedah dengan menyelamatkan payudara, ex : mastektomi, limfektomi
(pengangkatan jaringan kanker dan sejumlah kecil jaringan sekitar nya
dengan kulit lapisan atas tetap ditempatnya)
2. Mastektomi
Pengangkatan ke seluruh tubuh payudara dan beberapa nodus limfe
Tujuan : untuk menghilangkan tumor payudara dengan menghilangkan
atau membuang payudara dan jaringan yang mendasarinya Indikasinya
yaitu
a. Stadium 1 : tumor terbatas pada payudara dengan ukuran kurang dari 2
cm, tidak terfiksasi pada kulit atau otot pektoralis, tanpa dugaan
metastasis aksila
b. Stadium 2 : tumor dengan diameter kurang dari 2 cm dengan
metastasis aksila atau tumor dengan diameter 2-5 cm dengan atau
tanpa metastasis aksila
c. Stadium 3 a : tumor dengan diameter lebih dari 5 cm tapi masih bebas
dari jaringan sekitarnya dengan atau tanpa metastasis aksila yang
masih bebas satu sama lain, atau tumor dengan metastasis yang
melekat
d. Stadium 3b : tumor dengan metastasis infra atau supraklafikula atau
tumor yang telah menginfiltrasi kulit atau dinding toraks
e. Stadium 4 : tumor yang telah mengadakan metastasis jauh
3. Terapi radiasi
Biasanya dilakukan sel infuse massa tumor untuk mengurangi
kecenderungan kambuh dan menyingkirkan kanker resodual.
4. Rekontruksi / pembedahan
Tindakan pembedahan tergantung pada stadium kanker yaitu : Pada
stadium I dan II lakukan mastektomi radikal atau modifikasi mastektomi
radikal setelah itu periksa KGB, bila ada metastasis dilanjutkan dengan
radiasi regional dan kemoterapi ajuvan. Dapat juga dilakukan mastektomi
simpleks yang harus diikuti radiasi tumor bed dan daerah KGB regional.
Untuk setiap tumor yang terletak pada kuadran sentral atau medial
payudara harus dilakukan radiasi pada rantai KGB regional.
5. Terapi normal
Tujuan dari therapy hormonal ini adalah untuk menekan sekresi hormon
6. Kemoterapi : example extoxan (c), methetrexale (m), fucroucacil (f)
7. Transplantasi sumsum tulang
Pada tahap ini prosedur yang dilakukan adalah pengangkatan sumsum
tulang dan memberikan kemotherapi dosis tinggi, sumsum tulang pasien
yang dipisahkan dari efek samping kemoterapi, kemudian infuskan ke IV
H. Komplikasi
Menurut Carpenito (1999) dan R. Sjamsuhidayat(2004), komplikasi kanker
payudara adalah :
1. Gangguan Neurovaskular Metastasis: otak, pleura, paru, hati, tulang
tengkorak, vertebra, iga, tulang panjang
2. Fraktur patologi
3. Fibrosis payudara
4. Kematian
I. Pengkajian Fokus
Data fokus yang perlu dikaji menurut Doenges , (1999) adalah
1. Demografi
a. Biodata
Umur : biasanya terjadi pada usia > 35 tahun
Jenis kelamin : wanita > laki-laki
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Nyeri pada payudara, terdapat benjolan dan kesulitan untuk
bernafas
2) Riwayat kesehatan sekarang
Sejak pasien mengeluh nyeri dan ada benjolan pada payudara
sampai ke rumah sakit
3) Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat menarche, menopause
4) Riwayat kesehatan keluarga
Adanya anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama
2. Aktivitas/Istirahat
a. Aktivitas/istirahat
Gejala : Kerja, aktivitas yang melibatkan banyak gerakan
tangan/pengulangan. Pola tidur (contoh, tidur tengkurap).
b. Sirkulasi
Tanda: Kongestif unilateral pada lengan yang lerkena (sistem limfe).
c. Makanan/Cairan
Gejala: Kehilangan nafsu makan, adanya penurunan berat badan.
d. Integritas Ego
Gejala: Stresor konstan dalam pekerjaan/pola di rumah. Stres akut
tentang diagnosa, prognosis, harapan yang akan datang.
e. Nyeri/Kenyamanan
Gejala: Nyeri pada penyakit yang luas/metastatik. (nyeri lokal jarang
terjadi pada keganasan dini). Beberapa pengalaman ketidaknyamanan
atau perasaan "lucu" pada jaringan payudara. Payudara berat, nyeri
sebelum menstruasi biasanya mengindikasikan penyakit fibrokistik.
f. Keamanan
Tanda: Massa nodul aksila.
Edema, eritema pada kulit sekitar.
g. Seksualitas
Gejala : Adanya henjolan payudara; peruhahan pada ukuran dan
kesimetrisan payudara. Perubahan pada warna kulit payudara
ataumsuhu; rabas puting yang tak biasanya; gatal, rasa terbakar atau
puting meregang. Riwayat menarke dini (lebih muda dari usia 12
lahun): menopause lambat (seielah 50 lahun); kehamilan pcrtama
lambat (selclah usia 35 Tahun). Masalah tentang seksualilas/keintiman.
Tanda: Perubahan pada kontur/massa payudara, asimetris. Kulil
cekung. berkerut; perubahan pada warna tekslur kulit, pembengkakan,
kemerahan atau panas pada payudara. Puting retraksi; rabas dari
putting (serosa. Serosangiosa, sangiosa. rabas berair meningkatkan
kemungkinan kanker, khususnya bila discrtai benjolan).
h. Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala : Riwayat kanker dalam keluarga (ibu, saudara wanita, bibi dari
ibu. alau nenek). Kanker unilateral sebelumnya, kanker endometrial
atau ovarium. Pertimbangan DRC menunjukkan rerata lama dirawat:
4,0 hari 1 Rencana pemulangan: membutuhkan bantuan dalam
pengobatan/rehabililasi, keputusan, aktivitas perawatan diri.,
pemeliharaan rumah.
3. Pemeriksaan penunjang
a. Biopsi payudara(jarum atau eksisi): Memberikan diagnoa definitive
terhadap massa dan berguna untuk klasifikasi histology pentahapan,
dan seleksi terapi yang tepat.
b. Foto thoraks: Dilakukan untuk mengkaji adanya metastase.
c. PU THM (untuk mengevaluasi ukuran tumor)
d. CT scan dan MRI: Teknik skan yang dapat mendeteksi penyakit
payudara, khususnya massa yang lebih besar, atau tumor kecil,
payudara mengeras yang sulit diperiksa dengan mamografi.
e. Ultrasonografi (USG): Dapat membantu dalam membedakan antara
massa padat dan kista dan pada wanita yang jaringan payudaranya
keras; hasil komplemen dari mammografi.
f. Mammografi : Memperlihatkan struktur intrernal payudara, dapat
untuk mendeteksi kanker yang tak teraba atau tumor yang terjadi pada
tahap awal.
J. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan prosedur pembedahan,
trauma jaringan
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan keterbatasan ruang gerak
1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan terputusnya kontinuitas
jaringan karena destruksi jaringan oleh massa tumor
2. Resti injuri berhubungan dengan trombositopeni
3. Resiko infeksi berhubungan dengan lekopeni, penurunan pertahanan tubuh
karena kerusakan jaringan
4. Gangguan citra diri berhubungan dengan perubahan bentuk dan fungsi
mamae
5. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurang terpajan / mengingat dan salah interpretasi
informasi.
6. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
nutrisi yang masuk ke tubuh tidak bisa digunakan optimal oleh tubuh,
intake tidak adekuat dan mual (kemoterapi).
7. Cemas berhubunagan dengan krisis situasi.
K. Fokus Intervensi
Diagnosa Tujian/kriteria Intervensi Rational
hasil
Gangguan rasa Tujuan : Nyeri 1. Kaji keluhan Membantu dalam
nyaman nyeri menjadi nyeri, mengidentifikasi
berhubungan berkurang atau perhatikan derajat
dengan hilang. lokasi, ketidaknyamanan
prosedur Kriteria hasil : lamanya dan dan ebutuhan
pembedahan, Mengekpresikan intensitas untuk/ keefektifan
trauma jaringan, penurunan nyeri/ (skala 0-10), analgesik.
penekanan ketidaknyamanan; perhatikan
syaraf, diseksi petunjuk
otot ditandai verbal dan non
dengan keluhan verbal.
otot, keluhan 2. Diskusikan Memberikan
kekakuan, sensasi masih keyakinan bahwa
bebas pada area adanya sensasi bukan
dada, nyeri payudara imajinasi
bahu/ lengan, normal dan
perubahan penghilangannya
tonus otot, dapat dilakukan
fokus pada diri peninggian
sendiri dan lengan, ukuran
distraksi/ baju, dan adanya
melindungi drain
bagian yang 3. Bantu pasien Mempengaruhi
nyeri menemukan kemampuan
posisi yang pasien untuk
nyaman. rileks dan
tidur / istirahat
secara efektif
meningkatkan
relaksasi
4. Berikan pasien Mempertahankan
menemukan tingkat
posisi nyaman kenyamanan dan

5. Berikan obat Meningkatkan


nyeri yang pasien untuk
tepat pada latihan lengan dan
jadwal teratur untuk
sebelum nyeri ambulasi tanpa
berat dan nyeri yang
aktivitas menyertai upaya
dijadwalkan, tersebut.
kolaborasi
pemberian
narkotik/analg
esik sesuai
indikasi.
Gangguan Tujuan : Mobilitas 1. Tinggikan Meningkatkan
mobilitas fisik fisik tidak lengan yang aliran balik vena,
yang mengalami sakit sesuai mengurangi
berhubungan gangguan. indikasi, mulai kemungkinan
keterbatasan Kriteria hasil : melakukan limfedema
ruang gerak Pasien akan rentang gerak
memperlihatkan pasif (untuk
kemajuan fleksi/ ekstansi
mobilitas sampai siku, promosi /
tingkat yang suspensi
paling mungkin pergelangan,
dalam menekuk,
keterbatasan yang ekstensi jadi)
dibebankan oleh segera
pembedahan. mungkin.
2. Biarkan pasien Kurang gerakan
menggerakkan dapat
jari, menunjukkan
perhatikan masalah saraf
sensasi dan brakial interkostal
warna tangan dan perubahan
yang sakit warna dapat
mengidentifikasi
gangguan
sirkulasi
3. Dorong pasien Peningkatan
untuk sirkuklasi,
menggunakan membantu
lengan untuk meminimalkan
kebersihan edema, dan
diri, contoh mempertahankan
makan, kekuatan dan
menyisir fungsi
rambut, lengan dan tangan
mencuci muka
4. Bantu dalam Menghemat
aktivitas energi pasien,
perawatan diri mencegah
sesuai kelelahan
keperluan
5. Bantu Pasien akan
ambulasi dan merasa tak
dorong seimbang dan
m`emperbaiki dapat
postur memerlukan
bantuan sampai
terbiasa terhadap
perubahan.

Gangguan Tujuan : 1. Kaji balutan/ Penggunaan


integritas Mempercepat luka untuk balutan
kulit/jaringan waktu karakteristik tergantung dari
berhubungan penyembuhan drainase, tipe penutupan
terputusnya luka. awasi jumlah luka (balutan
kontuinitas Kriteria hasil : edema, penekan biasanya
jaringan karena Menunjukkan kemerahan dipakai pada awal
destruksi perilaku/teknik dan nyeri pada dan diperkuat,
jaringan oleh untuk insisi dan tidak diganti).
masa tumor. meningkatkan lengan, awasi Drainase terjadi
penyembuhan/ suhu karena
mencegah trauma prosedur
komplikasi, bebas dan manipulasi
drainase purulen banyak pembuluh
atau darah dan limfatik
eritema. pada area
tersebut.
Pengenalan dan
terjadinya infeksi
dapat
memampukan
pengobatan
dengan cepat
2. Tempatkan Membantu
pada posisi drainase cairan
semi fowler melalui gravitasi
pada
punggung atau
sisi yang tak
sakit dengan
lengan tinggi
dan disokong
dengan bantal.
3. Jangan Meningkatkan
melakukan potensial
pengukuran konstriksi, infeksi
tekanan darah,
menginjeksi
obat, atau
memasukkan
intravena pada
lengan yang
sakit.
4. Kosongkan Akumulasi cairan
drain luka drainase (contoh,
secara linfe, darah
periodik, catat meningkatkan
jumlah dan penyembuhan dan
karakteristik menurunkan
drainase. keselamatan
terhadap infeksi.
Alat penghisap
(contoh :
hemovac, Jackson
Pratt) saling
dimasukkan
selama
pembedahan
untuk
mempertahankan
tekanan negatif
pada luka, selang
biasanya diangkat
sekitar hari ketiga
atau bila drainase
terhenti.
5. Kolaborasi Dibeikan secara
pemberian profilaksis atau
analgetik untuk mengobati
sesuai inspeksi khusus
indikasi. dan
meningkatkan
penyembuhan
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CA. MAMMAE DI
RUANG MAWAR RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU

Disusun oleh :
Silvi Oktariana
Npm : F0H018024
Tingkat/Semester : 3/V

PEMBIMBING PENDIDIKAN PEMBIMBING LAHAN

Sardaniah, SST, M. Kes

PRGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
T.A 2020/2021
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan tanggal 29 April 2013 jam 11.00 WIB Ruang Melati
RSUD Banyudono. Pengkajian didapat melalui wawancara dengan pasien,
keluarga dan melalui data status pasien.
a. Identitas pasien
Nama : Ny S
Umur : 53 th
Jenis kelamim : Perempuan
Status perkawinan : Janda
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No.RM : 071776
B. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Saat masuk Rumah sakit klien mengatakan nyeri pada payudara kiri dan
saat pengkajian tanggal 29 maret 2013 klien mengeluh nyeri pada jahitan
bekas operasi.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengatakan seminggu sebelum masuk RS merasakan nyeri dan
keluar darah diputing payudara, klien memutuskan untuk memeriksakan di
Puskesmas Ngemplak dan dirujuk ke RSUD Banyudono. RSUD
Banyudono merujuk ke laboratorium RS Yarsis, klien
didiagnosacarcinoma mammae dan dianjurkan untuk dilakukan operasi.
Pada hari sabtu malam tanggal 27 April 2013 klien dibwa ke RSUD
Banyudono dan dirawat di Ruang Melati dan pada hari Senin tanggal 29
April 2013 jam 08.00 dilakukan tindakan operasi
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan sebelumnya pernah dirawat di RSUD Pandanarang
Boyolali dengan keluhan urat nadi putus karena terkena sabit saat
memanen sayur dan dilakukan operasi.
d. Pola Keamanan dan Kenyamanan
Klien mengatakan nyeri pada luka jahitan di payudara saat tangan kirinya
digerakkan.
e. Persepsi Kognitif
Klienmengatakan tidak tahu apa penyebab penyakitnya serta tidak tahu
apa rasa yang akan ditimbulkan jika penyakitnya tidak ditangani dengan
operasi.
f. Koping terhadap stress
Klien mengatakan menceritakan menerima keadaan dirinya sekarang
pasrah dan sabar dalam menjalani pengobatan saat ini.
C. Pemeriksaaan Fisik
a. KU : Keadaan umum sedang, wajah klien tampak lemas dan pucat
TTV :
TD : 130/90 MMHg
RR : 22 x / mnt
N: 89/menit
S : 36,8 oC
b. Thorax
Payudara : Payudara sebelah kiri terdapat bekas luka operasi dan dibalut,
keadaan luka bersih, tidak ada nanah, kedalaman luka ± 4 cm dan panjang
± 12 cm, terpasang drain payudara kanan putingnya mendelep ke dalam
b. Ekstremitas
Atas : Kekuatan otot penuh dan akral teraba hangat terpasang infuse RL 20
tpm sejak tanggal 27 April 2013.
Bawah: Kekuatan otot penuh ekstremitas bawah lengkap, tidak ada verises
dan tidak nampak oedem pada ekstremitas bawah
D. Pemeriksan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
tanggal 29 – 11 – 2013
HEMATOLOGI
Pemeriksaan Hasil Satuan Normal

Hemoglobin 10,5 6r/dl P = 14 – 18


W = 12 – 16
Eritrosit 5,7 X106/mm P = 4,5 – 6
W = 3,5 – 5
Leukosit 7000 X103/mm3 4 – 10
Hematokrit 36 % P = 40 – 50
W = 36 – 47
Trombosit 487 X103/mm3 150 – 4000

b. Terapi tanggal 29 April 2013


Ceftazidine = 25 g/12 jam
Ketorolac 1A = 30 mg/8 jam
Kalnek = 1A /8 jam
Infus RL =20 tpm
Transfusi darah = 3 Kolf sejak tanggal 29 April 2013
E. Data Fokus
a. Data Subjektif
1. Klien mengatakan nyeri pada jahitan bekas operasi
P : nyeri saat bergerak
Q : nyeri seperti ditusuk jarum
R : nyeri dirasakan dipayudara kiri
S : skala nyeri 5
T :nyeri dirasakan kadang-kadang
2. Klien mengatakan tidak tahu tentang penyakitnya
b. Data Objektif
1. Klien tampak kesakitan dan memegang daerah yang sakit
2. Adanya luka bekas operasi dipayudara bagian kiri
3. Pasien tampak kurang mengerti tentang penyakitnya
4. TTV : TD : 130/90 MMHg RR : 22 x / mnt N : 86x/menit S : 36,8 oC
tidak ada tanda infeksi sepeti : kemerahan, panas, bengkak, terasa gatal,
leukosit lebih dari batas normal.
5. Terdapat luka: dengan kedalaman 4 cm, panjang 12 cm, luka bersih
6. Terpasang infuse dari tanggal 27 April 2013
7. Terpasang drain dari tanggal 29 April 2013
F. Diagnosa Keperawatan
Prioritas diagnosa keperawatan berdasarkan yang muncul pada pasien adalah :
1. Nyeri berhubungan dengan agen injuri fisik
2. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya
informasi
3. Resiko infeksi berhubungan denganProsedur infasif pembedahan
G. Hasil Evaluasi
1. Diagnosa Nyeri berhubungan dengan agen injuri fisik pembedahan. Telah
dilakukan evaluasi dengan respon klien mengatakan nyeri
berkurang,keadaan umum klien baik, klien tampak rileks dan tenang.
Maka dapat disimpulkan masalah teratasi sebagian sehingga intervensi
dilanjutkan: anjurkan melakukan teknik relaksasi yang telah diajarkan.
2. Diagnosa Kurang pengetahuan tentang penyakitnya berhubungan dengan
kurangnya informasi. Telah dilakukan evaluasi dengan respon klien dan
keluarga memahami informasi yang diberikan, klien dan keluarga sangat
kooperatif. Maka dapat disimpulkan masalah teratasi sebagian.
3. Diagnosa Resiko Infeksi berhubungan denganProsedur Infasif
pembedahan. Telah dilakukan evaluasi dengan respon klien
mengungkapkan lebih nyaman dan tidak ada tanda infeksi, kondisi luka
baik. Maka dapat disimpulkan masalah teratasi sebagian.

Anda mungkin juga menyukai