Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DI SUSUN OLEH

NAMA : NOR HALIMAH

NIM : 20201440120060

SEMESTER : IIIB

YAYASAN BANJAR INSAN PRESTASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INTAN MARTAPUIRA

TAHUN AJARAN

2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

KONSEP KELUARGA

1. Pengertian
a. Duvall dan Logan (1986)
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi
yang bertujuan untuk meciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari setiap anggota keluarga.
b. Menurut Whall (1986)
Mendefinisikan keluarga sebagai kelompok yang mengindetifikasikan diri dengan
anggotanya terdiri dari dua individu atau lebih, yang asosiasinya dicirikan oleh istilah-
istilah khusus, yang boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum, tapi yang
berfungsi demikian sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai sebuah
keluarga.
c. Departemen Kesehatan RI (1988)
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap
atau dalam keadaan saling ketergantungan.
2. Tipe Keluarga
a. Tipe Keluarga Tradisional
1) The nuclear family ( keluarga inti), keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan
anak.
2) The dyad family keluarga yang terdiri dari suami dan istri ( tanpa anak) yang hidup
bersama dalam satu rumah.
3) Keluarga usila, keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak
sudah memisahkan diri.
4) The childless family, keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk
mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar
karir/pendidikan yang terjadi pada wanita.
5) The extended family (keluarga luas/besar), keluarga yang terdiri dari tiga generasi
yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family disertai : paman,
tante, orang tua ( kakek/nenek), keponakan, dan lain-lain).
6) The single-parent family (keluarga duda/janda), keluarga yang terdiri dari satu
orang tua ( ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses
perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan).
7) Commuter family, kedua orang tua bekerja dikota ysng berbeda , tetapi salah satu
kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di luar kota bisa
berkumpul pada anggota keluarga pada akhir pekan (weekend).
8) Multigenerational family, keluarga dalam beberapa generasi atau kelompok umur
yang tinggal bersama dalam satu rumah.
9) Kin-network family, beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau
saling berdekatan dan saling mengunakan barang-barang dan pelayanan yang
sama. Misalnya; dapur, kamar mandi, televisi, telpon,dll.
10) Blended family, keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah
kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
11) The single adult living alone / single -adult family, keluarga yang terdiri dari orang
dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti:
perceraian atau ditingal mati.
b. Tipe Keluarga Non-Tradisional
1) The ummaried teenage mother, keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu)
dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
2) The stepparent family, keluarga dengan orang tua tiri.
3) Commune family, beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitias
yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan
anak bersama.
4) The nonmarital heterosexual cohabiting family, keluarga yang hidup bersama
berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
5) Gay and lesbian families, seseorang yang mempunyai permasaan sex hidup
bersama sebagaimana hubungan suami-istri (marital-partners).
6) Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan
karena beberapa alasan tertentu.
7) Group-marriage family, beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat
rumah tangga bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan yang
lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
8) Group network family, keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup
berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga
bersama, pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.
9) Foster family, keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara
dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan
bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
10) Homeless family, keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan
yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem Kesehatan mental.
11) Gang, sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi
berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam kehidupannya.
3. Struktur Keluarga

Struktur keluarga dapat menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan fungsi


keluarga dimasyrakat sekitarnya yang diadopsi Frindman, mengatakan ada empat
struktur keluarga,yaitu:

a. Struktur peran keluarga, menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga


dalam keluarga sendiri dan perannya ditingkat masyarakat atau peran formal dan
informal.
b. Nilai atau norma keluarga, menggambarkan nilai dan norma keluarga yang
dipelajari dan diyakini oleh keluarga, khususnya yang berhubungan dengan
kesehatan .
c. Pola komunikasi keluarga, menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi
ayah dan ibu (orangtua), orang tua dengan anak-anak, anak dengan anggota
keluarga lain ( pada keluarga besar) dengan keluarga inti.
d. Struktur kekuatan keluarga, merupakan kemampuan diri individu untuk
mengembalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain kearah
yang positif
4. Peran Keluarga
Peran keluarga mengambarkan seperangkat interpersonal, sifat kegiatan yang
berhubungan dengan individu dengan posisi dan situasi tertentu. Peran individu dalam
keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peran yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut:
a. Ayah berperan sebagai pencari nafkah, pendidik dan pemberi rasa aman, sebagai
kepala keluarga dan sebagai anggota dan kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
b. Ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan
pendidik anak-anaknya, pelindung sebagai salah satu kelompok dalam peranan
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dan lingkungannya di samping itu juga,
ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat perkembangannya
baik fisik, mental, sosial, spiritual.
5. Fungsi Keluarga
Friedman (1986) mengidentifikasi 5 fungsi dasar keluarga, yaitu:
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal, keluarga yang merupakan
basis kekuatan, sumber energi yang berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan
dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga, keluarga saling mepertahankan
iklim yang positif. Hal tersebut dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dan
hubungan dalam keluarga dengan cara saling mengasuh, saling menghargai, ikatan dan
identifikasi. Apabila fungsi afektif tidak terpenuhi maka akan timbul keretakan keluarga,
masalah anak atau masalah keluarga.
b. Fungsi Sosialisasi

Sosialisasi adalah proses perkembangan dan prubahan yang dilalui individu yang
menghasilkan interkais sosial dan belajar dalam lingkungan

c. Fungsi Reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangusngan keturunan dan menambah sumber


daya manusia. Dengan adanya program keluarga berencana maka fungsi ini sedikit
terkontrol
d. Fungsi ekonomi

Fungsi ekonomi merupakan untuk memnuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga


seperti kebutuhan akan makanan, pakaian dan tempat berlindung (rumah)

e. Fungsi Perawatan Kesehatan

Keluarga yang berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu


untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan merawat anggota keluarga yang
sakit. Keluarga yangdapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggupan
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga.

Adapun tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut :


1) Mengenal masalah
2) Membuat keputusan tindakan yang tepat
3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
4) Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat
5) Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan
masyrakat
6. Tingkatan Keperawatan Keluarga
Ada empat tingkatan keperawatan keluarga, yaitu:
a. Level I
Keluarga menjadi latar belakang individu/ anggota keluarga focus pelayanan
keperawatan di tingkat ini adalah individu yang akan dikaji dan diintervensi
b. Level II
Keluarga merupakan pejumlah dari anggota-anggotanya, masalah
kesehatan/keperawatan yang sama dari masing-masing anggota akan diintervensi
bersama, masing-masing anggota dilihat sebagai unit yang terpisah
c. Level III
Fokus pengkajian dan intervensi keperawatan adalah sub-sistem dalam keluarga,
anggota-anggota keluarga dipandang sebagai unit yang berinteraksi, focus intervensi:
hubungan ibu dengananak; hubungan perkawinan dan lain-lain
d. Level IV
Seluruh keluarga di pandang sebagai klien dan menjadi focus utama dari pengkajian
dan perawatan, keluarga menjadi focus dan individu sebagai latar belakang keluarga,
keluarga dipandang sebagai interaksional system, focus intervensi: dinamika internal
keluarga; struktur dan fungsi keluarga; hubungan sub-sistem keluarga dengan
lingkungan luar
7. Tahap Perkembangan Keluarga
Meskipun demikian keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun
secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama yaitu melalui tahapan sebagai
berikut:
a. Tahap I : Pasangan Baru (Keluarga Baru)
• Dimulai saat individu laki-laki/ perempuan membentuk keluarga melalui
perkawinan
• Meninggalkan keluarga mereka masing-masing

Tugas perkembangannya:

• Membina hubungan intim yang memuaskan


• Membina hubngan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial
• Mendisukusikan rencana memiliki anak (KB)

Masalah kesehatan yang muncul:

• Penyesuaian seksual dan peran perkawinan, aspek luas tentang KB, penyakit
kelamin baik sebelum/ sesudah menikah
• Konsep perkawinan tradisional: dijodohkan, hukum adat

Tugas Perawat:

• Membantu setiap keluarga untuk saling memahami satu sama lainnya


b. Tahap II : Keluarga Kelahiran Anak Pertama
• Dimulai dari kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30bulan
(2.5tahun). Keluarga dan mengasuh anak

Tahap perkembangan keluarga :

• Persiapan menjadi orang tua


• Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, dan
hubungan seksual
• Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan

Masalah kesehatan keluarga :

• Pendidikan maternitas focus keluarga, perawatan bayi, imunisasi,


konseling perkembangan anak, KB, pengenalan dan penanganan masalah
kesehatan fisik secara dini
• Inaksesibilitas dan ketidakadekuatan fasilitas perawatan ibu dan anak
c. Tahap III : Keluarga Anak Usia Pra-Sekolah
• Dimulai dengan anak pertama berusia 2,5 – 5 tahun. Keluarga lebih
majemukadan berbeda

Tugas perkembangan keluarga

• Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti : tempat tinggal, privasi dan


rasa aman, membantu anak untuk bersosialisasi
• Adaptasi dengan anak yang baru lahir dan kebutuhan anak yang lain
• Mempertahankan hubungan yang sehat internal/eksternal keluarga,
pembagian tanggung jawab keluarga
• Stimulasi tumbang anak (paling repot)

Masalah kesehatan keluarga

• Masalah kesehatan fisik : penyakit menular, jatuh, luka bakar, keracunan,


dan kecelakaan dan lain-lain
d. Tahap IV : Keluarga dengan Anak Sekolah
• Dimulai dengan anak pertama berusia 6-13 tahun
• Keluarga mencapai jumlah anggota yang maksimal, keluarga sangat sibuk
• Aktivitas sekolah, anak punya aktivitas masing-masing
• Orang tua berjuang dengan tuntutan ganda : perkembangan anak & dirinya
• Orang tua belajar menghadapi/ membirakan anak pergi (dengan teman
sebayanya )
• Orang tua mulai merasakan tekanan dari komunitas di luar rumah (system
sekolah)
Tugas perkembangan keluarga

• Membantu sosialisasi anak : meningkatkan prestasi belajar anak


• Mempertahankan hubungan perkawinan yang bahagia
• Memenuhi kebutuhan & biaya kehidupan yang semakin meningkat
termasuk biaya kesehatan
e. Tahap V : Keluarga dengan Anak Remaja
• Dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 tahun-19/20 tahun
• Tujuan keluarga tahap ini adalah melonggarkan ikatan yang
memungkinkan tanggung jawab dan kekebasa yang lebih optimal bagi
remaja untuk menjadi dewasa muda

Konflik perkembangan

• Otonomi yang meningkat (kebebasan anak remaja)


• Budaya anak remaja (perkembangan dengan teman sebaya)
• Kesenjangan antar generasi ( beda nilai-nilai dengan orang tua)

Tugas perkembangan

• Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja


menjadi dewasa dan semakin mandiri
• Memfokuskan hubungan perkawinan
• Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dengan anak-anak
f. Tahap VI : Keluarga Melepas Anak Usia Dewasa Muda
• Dimuali pertama meninggalkan rumah
• Tahap ini bisa singkat bisa lama tergantung jumlah anak ( biasa
berlangusng 6-7tahun), faktor ekonomi juga menjadi kendala

Tugas perkembangan :

• Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru


dari perkawinan anak-anaknya
• Melanjutkan untuk memperbarui dan menyesuaikan kembali hubungan
perkawinan
• Membantu orang tua lansia yang sakit-sakitan dari pihak suami maupu
istri
• Membantu kemandirian keluarga

Masalah kesehatan

• Masalah komunikasi anak dengan orang tua (jarak)


• Perawatan usia lanjut, masalah penyakit kronis : Hipertensi, Kolesterol,
Obesitas dan Menopause
g. Tahap VII : Keluarga Orang Tua Usia Pertengahan
• Dimulai anak terkahir keluar dan berakhir sampai pensiun atau kematian
pasangan
• Biasanya dimulai saat orang tua berusia 45-55 tahun dan berakhir saat
memasuki pensiun 16-18 tahun kemudian

Tugas perkembangan :

• Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan


• Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para
orang tua lansia, teman sebaya dan anak-anak
• Memperkokoh hubungan perkawinan

Masalah kesehatan :

• Kebutuhan promosi kesehatan : istirahat cukup, kegiatan waktu luang


dan tidur, nutrisi, olahraga teratur, BB harus ideal, no smoking,
pemeriksaan berkala
• Masalah hubungan perkawinan, komunikasi dengan anak-anak dan
teman sebaya, masalah ketergantungan perawatan diri
h. Tahap VIII : Keluarga Masa Pensiun dan Lansi
• Dimulai salah satu atau keduanya pensiun sampai salah satu atau
keduanya meninggal
• Kehilangan yang lazim pada usia ini : ekonomi dan pekerjaan (pensiun),
perumahan ( pindah ikut anak atau panti ), sosial ( kematian pasangan
dan teman-temannya), kesehatan (penurunan kemampuan fisik)

Tugas perkembangan

• Mempertahakan pengaturan hidup yang memuaskan


• Menyesuaikan dengan pendapatan yang menurun
• Mepertahankan hubungan perkawinan
• Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
• Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
• Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka ( penelaahan dan
integrasi hidup)
8. Peran Perawatan Keluarga
a. Pendidik
Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar :
• Keluarga dapa melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara mandiri
• Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga
b. Koodinator
Diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang komprehensif dapat
tercapai. Koordinasi juga sangat diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau
terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjaid tumapang tindih dan pengulangan
c. Pelaksana
Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik maupun di
rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan langsung. Kontak
pertama perawat kepada keluarga melalui anggota keluarga yang sakit. Perawat dapat
mendemostrasikan kepada keluarga asuhan keperawatan yang diberikan dengan
harapan keluarga nanti dapat melakukan asuhan langsung kepada anggota keluarga
yang sakit
d. Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan, perawat harus melakukan home visit atau kunjungan
rumah yang teratur untuk mengindetifikasi atau melakukan pengkajian tentang
kesehatan keluarga
e. Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi masalah kesehatan.
Agar keluarga mau meminta nasehat kepada keluarga, maka hubungan perawat-
keluarga harus dibina degan baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya
f. Fasilitator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat
kesehatannya. Agar dapat melaksanakan peran fasilitator dengan baik, maka perawat
komunitas harus mengetahui system pelayanan kesehatan (system rujukan, dana
sehat, dan lain-lain)
g. Kolaborasi
Perawat komunitas juga harus bekerja sama dengan pelayanan rumah sakit atau
anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang
optimal
h. Penemu kasus
Mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, sehinga tidak terjadi ledakan atau
wabah
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

1. Tahap Pengkajian
Sumber informasi dari tahapan pengkajian dapat menggunakan metode :
a. Wawancara keluarga
b. Observasi fasilitas rumah
c. Pemeriksaan fisik dari anggota keluarga (dari ujung rambut ke ujung kaki)
d. Data sekunder, seperti contoh : hasil laboraturium, hasil X-Ray, pap semnar,
dan lain-lain)

Hal-hal uang perlu dikaji dalam keperawatan keluarga adalah :

i. Data Umum
1) Nama kepala keluarga
2) Usia
3) Alamat dan Telepon
4) Pekerjaan kepala keluarga
5) Pendidikan kepala keluarga
6) Komposisi keluarga
7) Genogram
8) Tipe kelurga
9) Suku bangsa
10) Agama
11) Statsu sosial ekonomi
12) Aktivitas rekreasi kelaurga
ii. Riwayat dan tahapan perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
3) Riwayat keluarga inti saat ini dan sebelumnya
iii. Pengkajian leingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas
3) Mobilitas keluarga
4) Perkumpulan keluarga dari interaksi dengan masyrakat
5) System pendukung keluarga
iv. Pengkajian struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
2) Struktur kekuatan keluarga
3) Struktur peran
4) Nilai atau norma keluarga
v. Fungsi keluarga
1) Pengkajian fungsi afektif
2) Fungsi sosialisasi
3) Fungsi perawatan kesehatan
4) Fungsi reproduksi
5) Fungsi ekonomi
vi. Stress dan koping keluarga
1) Stressor jangka pendek dan Panjang
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor
3) Strategi koping konstruktif yang digunakan
4) Strategi adaptasi disfungsional
vii. Pemeriksaan fsik
viii. Harapan keluarga

2. Perumusan Diagnosa Kperawatan Keluarga :


Tipologi dari diagnosis keperawatan :
a. Aktual ( terjadi deficit/ gangguan kesehatan), dari hasil pengkajian didapatkan data
mengenai tanda dan gejala dari gangguan kesehatan
b. Resiko (ancaman kesehatan), sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi
gangguan
c. Potensional (keadaan sejahtera/”Wellness”), suatu keadaan dimana keluarga dalam
keadaan sejahtra sehingga kesehatan keluarga dapat ditingkatkan
Etiologi dari diagnosis keperawatan keluarga berdasarkan hasil pengkajian dari
tugas perawatan kesehatan keluarga. Khusus untuk mendiagnosis keperawatan
potensial (sejahtera/”wellness”) boleh menggunakan/tidak menggunakan etiologi.
Skoring :
1) Tentukan skor untuk setiap kriteria
2) Skore dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot :
Skore

Angka tertinggi X Bobot

3) Jumlahkan lah skore untuk semua kriteria


3. Perencanaan keperawatan keluarga
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang menyangkut
tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi kriteria dan standar. Kriteria dan
sandar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap
tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan
4. Tahap tindakan keperawatan keluarga
Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal-hal di bawah ini :
1) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan
kebutuhan kesehatan dengan cara :
• Memberikan informasi
• Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
• Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
2) Menstimualsi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara :
• Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan kegiatan
• Mengdentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
• Mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan
3) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sait dengan
cara :
• Mendemonstrasikan cara perawatan
• Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
• Mengawasi keluarga melakukan perawatan
4) Membantu keluarga unruk menemukan cara bagaimana membaut lingkungan
menjadi sehat, dengan cara :
• Menentukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
• Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin
5) Meotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan cara:
• Mengenakan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan keluarga
• Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
5. Tahap evaluasi
Pada umumnya, tahap evaluasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu: evaluasi
kuantitatif dimana evaluasi ini menekankan pada jumlah pelayanan atau kegiatan yang
telah diberikan. Sedangkan evaluasi kualitatif adalah evaluasi yang difokuskan pada
tiga dimensi yang saling berkaitan yaitu: evaluasi struktur yaitu berhubungan dengan
tenaga atau bahan yang diperlukan dalam suatu kegiatan, evaluasi proses adalah
evaluasi yang dilakukan selama kegiatan berlangsung dan evaluasi basil merupakan
basil dan pemberin asuhan keperawatan.
Adapun metode yang sering dipakai untuk menentukan apakah tujuan dari
tindakan keperawatan yang telah tercapai adalah sebagai berikut :
1) Observasi langsung metode ini merupakan metode yang paling valid untuk
menentukan adanya perubahan yaitu interpretasi yang suyektif dan pengamat dapat
dikurangi dan menggunakan instrument yang tepat dan tujuan yang telah mengenai
proses atau hasil
2) Memeriksa laporan atau record mengenai test diagnostik yang menunjukan
perubahan dalam status kesehatan klien
3) Wawancara untuk menentukan perubahan sikap dan tingkah laku yang rumit,
wawancara dapat disusun dan diberikan kepada keluarga yang berperan penting
4) Latihan stimulasi, berguna untuk menentukan perkembangan kesanggupan untuk
mengerti seperti kecakapan dalam membuat keputusan, menanggapi masalah dan
menganalisa masalah
Untuk menentukan keberhasilan suatu tindakan keperawatan yang diberikan
pada keluarga adalah dengan pedoman SOAP sebagai tuntunan perawat dalam
melakukan evaluasi adalah :
Subyektif: pernyataan atau uraian keluarga, klien atau sumber lain tentang
perubahan yang dirasakan baik kemajuan atau kemunduran setelah diberikan
tindakan keperawatan
Obyektif: data yang bisa diamati dan diukur melalui teknnik observasi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi, sehingga dapat dilihat kemajuan atau kemunduran pada
sasaran perawatan sebelum dan setelah diberikan tindakakn keperawatan
Analisa : pernyataan yang menunjukan sejauh mana masalah keperawatan
ditanggulangi
Planning : rencana yang ada dalam catatan perkembangan merupakan rencana
tindakan hasil evaluasi tentang dilanjutkan atau tidak rencana tersebut sehingga
diperlukan inovasi dan modifikasi bagi perawat
DAFTAR PUSTAKA

Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : RGC

Long, B. C. (1995). Perawatan medical bedah. (Essential of medical surgical


nursing), Penerjemah R. Karnaen, Syamsunir adam, maria ulfa, hotma
rumahorobo, nurlina supartini, eva berty, eri suhaeri. Bandung : Yayasan Ikatan
Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran

Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Kleuarga Teori dan Praktek ( Family


nursing teori and practice). Edisi 3. Alih Bahasa Ina Debora R. L. Jakarta : EGC

Effendy. N (1998). Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyrakat, Edisi 2. Jakarta;


EGC

Carpenito, L. J. (2001). Buku saku diagnose keperawatan. (Handbook of Nursing


Diagnosis). Edisi 8, Alih Bahasa monica Ester. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai