F DENGAN
HIPERTIROID PADA TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
LANJUT USIA DI PUSKESMAS KALIJUDAN
DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH :
Nindyta Salsabilla Abdi
P27820821038
NIM : P27820821038
Mengetahui,
b. Matrilineal
Adalah : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalambeberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal
Adalah : sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal
Adalah : sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
e. Keluarga Kawin
Adalah : hubungan suami-istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga
danbeberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungandengan suami atau istri.
5. Fungsi Keluarga
Secara umum, fungsi keluarga menurut Friedman (1998) adalah sebagai berikut :
a. Fungsi afektif
Yaitu fungsi keluarga yang utama adalah untuk mengajarkan segala
sesuatuuntuk mempersiapkan anggota keluarganya dalam berhubungan
denganorang lain.
b. Fungsi sosialisasi
Adalah fungsi mengembangkan dan sebagai tempat melatih anak
untukberkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungandengan orang lain di luar rumah.
c. Fungsi reproduksi
Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungankeluarga.
d. Fungsi ekonomi
Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara
ekonomidan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu
dalammeningkatkan penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi pemeliharaan kesehatan
Yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluargaagar
tetap memiliki produktivitas yang tinggi.
6. Tugas Keluarga
Menurut Freeman (1981) dalam Setyawan (2012), sesuai dengan Fungsi
Pemeliharaan Kesehatan, keluargamempunyai Tugas-tugas dalam bidang
kesehatan yang perlu dipahami dandilakukan, yaitu :
a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarganya.
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga.
c. Memberikan perawatan bagi anggotanya yang sakit atau yang tidak mampu
membantu dirinya sendiri karena kecacatan atau usianya yang terlalu muda.
d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga
kesehatan
7. Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga menurut Spradley dalam Setyawan (2012) adalah :
a. Pasangan baru (keluarga baru)
1) Membina hubungan dan kepuasan bersama
2) Menetapkan tujuan bersama
3) Mengembangkan keakraban
4) Membina hubungan dengan kelaurga lain, teman, kelompok sosial
5) Diskusi tentang anak yang diharapkan
b. Child bearing (menanti kelahiran)
1) Persiapan untuk bayi
2) Role masing-masing dan tanggung jawab
3) Persiapan biaya
4) Adaptasi dengan pola hubungan seksual
5) Pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua
c. Keluarga dengan anak pra-remaja
1) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan keluarga
2) Merencanakan kelahiran anak kemudian
3) Pembagian tanggung jawab dengan anggota keluarga
4) Keluarga dengan anak sekolah
5) Menyediakan aktivitas untuk anak
6) Biaya yang diperlukan semakin meningkat
7) Kerjasama dengan penyelenggara kerja
8) Memperhatikan kepuasan anggota kelaurga dan pasangan
9) Sistem komunikasi keluarga
d. Keluarga dengan anak remaja
1) Menyediakan fasilitas dengan kebutuhan yang berbeda
2) Menyertakan remaja untuk tanggung jawab dalam keluarga
3) Mencegah adanya gap komunikasi
4) Mempertahankan filosuf hidup dalam keluarga
5) Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
6) Penataan kembali fasilitas dan sumber-sumber
7) Penataan kembali tanggung jawab antar anak
8) Kembali suasana suami istri
9) Mempertahankan komunikasi terbuka
10) Meluasnya keluarga dengan pelepasan anak dan mendapatkan menantu
e. Keluarga dengan usia pertengahan
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
2) Tanggung jawab semua tugas rumah tangga
3) Keakraban pasangan
4) Mempertahankan kontak dengan anak
5) Partisipasi aktivitas sosial
f. Keluarga dengan usia lanjut
1) Persiapan dan menghadapi masa pensiun
2) Kesadaran untuk saling merawat
3) Persiapan suasana kesepian dan perpisahan
4) Pertahankan kontak dengan anak cucu
5) Menemukan arti hidup
6) Mempertahankan kontak dengan masyarakat
8. Keluarga Sebagai Sistem
Keluarga dipandang sebagai sistem sosial terbuka yang ada dan berinteraksi
dengansistem yang lebih besar (suprasistem) dari masyarakat (misal: politik,
agama, sekolahdan pemberian pelayanan kesehatan). Sistem keluarga terdiri dari
bagian yang salingberhubungan (anggota keluarga) yang membentuk berbagai
macam pola interaksi(subsistem). Seperti pada seluruh sistem, sistem keluarga
mempunyai dua tujuan baikimpisit maupun eksplisit, yang berbeda berdasarkan
tahapan dalam siklus hidupkeluarga, nilai keluarga dan kepedulian individual
anggota keluarga.
B. Konsep Dasar Hipertiroid
1. Definisi
Hipertiroidisme adalah keadaan dimana terjadi peningkatan hormon tiroid
lebih dari yang dibutuhkan tubuh. Tirotoksikosis merupakan istilah yang
digunakan dalam manifestasi klinis yang terjadi ketika jaringan tubuh
distimulasi oleh peningkatan hormon tiroid. Angka kejadian pada hipertiroid
lebih banyak pada wanita dengan perbandingan 4:1 dan pada usia antara 20-40
tahun (Black, 2013)
Hipertiroidisme adalah kadar hormon tiroid yang bersirkulasi berlebihan.
Gangguan ini dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid hipofisis, atau
hipotalamus. (Elizabeth J.Corwin:296). Hipertiroidisme dapat didefinisikan
sebagai respon jaringan-jaringan terhadap pengaruh metabolik terhadap hormon
tiroid yang berlebihan (Price & Wilson:337)
Krisis tiroid merupakan suatu keadaan klinis hipertiroidisme yang paling
berat mengancam jiwa, umumnya keadaan ini timbul pada pasien dengan dasar
penyakit Graves atau Struma multinodular toksik, dan berhubungan dengan
faktor pencetus: infeksi, operasi, trauma, zat kontras beriodium, hipoglikemia,
partus, stress emosi, penghentian obat anti tiroid, ketoasidosis diabetikum,
tromboemboli paru, penyakit serebrovaskular/strok, palpasi tiroid terlalu kuat.
Kesimpulan menurut kelompok, Hipertiroidisme merupakan suatu keadaan
dimana didapatkan kelebihan hormon tiroid yang ditemukan bila suatu jaringan
memberikan hormon tiroid belebihan yang akan memburuk menjadi krisis tiroid.
2. Etiologi
Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu :
a) Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang operaktif dan merupakan
penyebab hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan.
Wanita 5 kali lebih sering daripada pria. Di duga penyebabnya adalah penyakit
autonoium, dimana antibodi yang ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid
stimulating.
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu atau
banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak
terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.
c) Tiroiditis
a. Tiroiditis subakut
Pada tiroiditis subakut terjadi pembesaran kelenjar tiroid dan biasanya hilang
dengan sendirinya setelah beberapa bulan .
b. Tiroiditis postpartum
Tiroiditis postpartum terjadi sekitar 8% wanita setelah beberapa bulan
melahirkan. Penyebabnya diyakini autoimun. Seperti halnya dengan tiroiditis
subakut, tiroiditis postpartum sering mengalami hipotiroidisme sebelum
kelenjar tiroid benar-benar sembuh.
c. Tiroiditis tersembunyi
Tiroiditis tersembunyi juga disebabkan karena autoimun dan pasien tidak
mengeluh nyeri, tetapi mungkin juga trejadi pembesaran kelenjar. Tiroiditis
tersembunyi dapat mengakibatkan tiroiditis permanen.
3. Patofisiologi
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika
dan tiroiditis. Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid
membesar dua sampai tiga kali dari ukuran normal, disertai dengan banyak
hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke dalam folikel, sehingga jumlah
sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran
kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan 5-15 kali lebih besar dari pada
normal. Pada hipertiroidisme, konsentrasi TSH plasma menurun, karena ada
sesuatu yang “menyerupai” TSH, Biasanya bahan-bahan ini adalah antibody
immunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang
berkaitan dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan-bahan tersebut
merangsang aktivasi CAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah
hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme konsentrasi TSI
meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada
kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya
berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh
TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis
anterior. Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon
hingga diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori
kelenjar tiroid membesar. Peningkatan hormon tiroid menyebabkan peningkatan
metabolisme, meningkatnya aktivitas saraf simpatis. Peningkatan metabolisme
rate menyebabkan peningkatan produksi panas tubuh sehingga pasien
mengeluarkan banyak keringat dan penurunan toleransi terhadap panas. Laju
metabolisme yang meningkat menimbulkan peningkatan kebutuhan metabolik,
sehingga berat badan pasien akan berkurang karena membakar cadangan energi
yang tersedia. Keadaan ini menimbulkan degradasi simpanan karbohidrat, lemak
dan protein sehingga cadangan protein otot juga berkurang. Peningkatan
aktivitas saraf simpatis dapat terjadi pada sistem kardiovaskuler yaitu dengan
menstimulasi peningkatan reseptor beta adregenik, sehingga denyut nadi
menjadi lebih cepat, peningkatan cardiac output, stroke volume, aliran darah
perifer serta respon terhadap sekresi dan metabolisme hipothalamus, hipofisis
dalam hormon gonad, sehingga pada individu yang belum pubertas
mengakibatkan keterlambatan dalam fungsi seksual, sedangkan pada usia
dewasa mengakibatkan penurunan libido, infertile dan menstruasi tidak teratur.
Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita
hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf
yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini
menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali
perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal. Nadi
yang takikardia atau diatas normal juga merupakan salah satu efek hormone
tiroid pada system kardiovaskular. Eksopthalamus yang terjadi merupakan
reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-
otot ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar.
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika.
Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua
sampai tiga kali dari ukuran normal, disertai dengan banyak hiperplasia dan
lipatan-lipatan sel-sel folikel ke dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih
meningkat beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap
sel meningkatkan kecepatan 5-15 kali lebih besar dari pada normal. Pada
hipertiroidisme, konsentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang
“menyerupai” TSH, Biasanya bahan-bahan ini adalah antibody immunoglobulin
yang disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berkaitan
dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan-bahan tersebut merangsang aktivasi
CAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada
pasien hipertiroidisme konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek
perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda
dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon
tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH
oleh kelenjar hipofisis anterior. Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa”
mensekresikan hormon hingga diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan
tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar. Peningkatan hormon tiroid
menyebabkan peningkatan metabolisme, meningkatnya aktivitas saraf simpatis.
Peningkatan metabolisme rate menyebabkan peningkatan produksi panas tubuh
sehingga pasien mengeluarkan banyak keringat dan penurunan toleransi
terhadap panas. Laju metabolisme yang meningkat menimbulkan peningkatan
kebutuhan metabolik, sehingga berat badan pasien akan berkurang karena
membakar cadangan energi yang tersedia. Keadaan ini menimbulkan degradasi
simpanan karbohidrat, lemak dan protein sehingga cadangan protein otot juga
berkurang. Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat terjadi pada sistem
kardiovaskuler yaitu dengan menstimulasi peningkatan reseptor beta adregenik,
sehingga denyut nadi menjadi lebih cepat, peningkatan cardiac output, stroke
volume, aliran darah perifer serta respon terhadap sekresi dan metabolisme
hipothalamus, hipofisis dalam hormon gonad, sehingga pada individu yang
belum pubertas mengakibatkan keterlambatan dalam fungsi seksual, sedangkan
pada usia dewasa mengakibatkan penurunan libido, infertile dan menstruasi
tidak teratur. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini,
terkadang penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada
kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari
hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan
frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar tangan
yang abnormal. Nadi yang takikardia atau diatas normal juga merupakan salah
satu efek hormone tiroid pada system kardiovaskular. Eksopthalamus yang
terjadi merupakan reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan
periorbital dan otot-otot ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar.
4. WOC HIPERTIROID
Penyakit Graves
(antibody reseptor
Nodul Tiroid
Tiroiditis merangsang aktivitas
Toksik
tiroid
Sekresi hormone
tiroid yang
berlebihan
Hipertiroid
Perubahan
konduksi Infiltrasi limfosit,
Penurunan Ketidak listrik sel mast ke jar.
BB seimbangan jantung Orbital & otot-
energy otot
dengan
kebutuhan Beban kerja
tubuh jantung Eksoftalmus
meningkat
Perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan Resiko
Aritmia kerusakan
integritas
Takikardi
jaringan
Resiko
penurunan
Kurang
informasi
kelelahan
Kurang
pengetuahan
a.
5. Manifestasi Klinis
1. Sistem kardiovaskuler
Meningkatnya heart rate, stroke volume, kardiak output, peningkatan kebutuhan
oksigen otot jantung, peningkatan vaskuler perifer resisten, tekanan darah sistole
dan diastole meningkat 10-15 mmHg, palpitasi, disritmia, kemungkinan gagal
jantung, edema.
2. Sistem pernafasan
3. Sistem perkemihan
4. Sistem gastrointestinal
5. Sistem muskuloskeletal
6. Sistem integumen
Berkeringat yang berlebihan, kulit lembab, merah hangat, tidak toleran panas,
keadaan rambut lurus, lembut, halus dan mungkin terjadi kerontokan rambut.
7. Sistem endokrin
8. Sistem saraf
Meningkatnya refleks tendon dalam, tremor halus, gugup gelisah, emosi tidak stabil
seperti kecemasan, curiga tegang dan emosional.
9. Sistem reproduksi
10. Eksoftalmus
Yaitu keadaan dimana bola mata menonjol ke depan seperti mau keluar.
Eksoftalmus terjadi karena adanya penimbunan karbohidrat kompleks yang
menahan air dibelakang mata. Retensi cairan ini mendorong bola mata kedepan
sehingga bola mata nampak menonjol keluar rongga orbita. Pada keadaan ini dapat
terjadi kesulitan dalam menutup mata secara sempurna sehingga mata menjadi
kering, iritasi atau kelainan kornea.
6. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Laboratorium
1. Serum T3, terjadi peningkatan (N: 70 – 250 ng/dl atau 1,2 – 3,4 SI unit)
T3 serum mengukur kandungan T3 bebas dan terikat, atau total T3 total, dalam
serum. Sekresinya terjadi sebagai respon terhadap sekresi TSH dan T 4.
Meskipun kadar T3 dan T4 serum umumnya meningkat atau menurun secara
bersama-sama, namun kadar T4 tampaknya merupakan tanda yang akurat untuk
menunjukan adanya hipertiroidisme, yang menyebabkan kenaikan kadar T4 lebih
besar daripada kadar T3.
2. Serum T4, terjadi peningkatan (N: 4 – 12 mcg/dl atau 51 – 154 SI unit)
Tes yang paling sering dilakukan adalah penentuan T4 serum dengan teknik
radioimmunoassay atau peningkatan kompetitif. T4 terikat terutama dengan TBG
dan prealbumin : T3 terikat lebih longgar. T4 normalnya terikat dengan protein.
Setiap factor yang mengubah protein pangikat ini juga akan mengubah kadar T4.
3. Indeks T4 bebas, meningkat (N: 0,8 – 2,4 ng/dl atau 10 – 31 SI unit)
4. T3RU, meningkat (N: 24 – 34 %)
5. TRH Stimulating test, menurun atau tidak ada respon TSH
Tes Stimulasi TRH merupakan cara langsung untuk memeriksa cadangan TSH
di hipofisis dan akan sangat berguna apabila hasil tes T3 dan T4 tidak dapat
dianalisa. Pasien diminta berpuasa pada malam harinya. Tiga puluh menit
sebelum dan sesudah penyuntikan TRH secara intravena, sampel darah diambil
untuk mengukur kadar TSH. Sebelum tes dilakukan, kepada pasien harus
diingatkan bahwa penyuntikan TRH secara intravena dapat menyebabkan
kemerahan pasa wajah yang bersifat temporer, mual, atau keinginan untuk buang
air kecil
6. Tiroid antibodi antiglobulin antibodi, titer antiglobulin antibodi tinggi (N: titer <
1 : 100)
7. Tirotropin reseptor antibodi (TSH-RAb), terjadi peningkatan pada penyakit
graves
8. Ambilan Iodium Radioaktif
Tes ambilan iodium radioaktif dilakukan untuk mengukur kecepatan
pengambilan iodium oleh kelenjar tiroid. Kepada pasien disuntikan atau
radionuklida lainnya dengan dosis tracer, dan pengukuran pada tiroid dilakukan
dengan alat pencacah skintilas (scintillation counter) yang akan mendeteksi serta
menghitung sinar gamma yang dilepaskan dari hasil penguraian dalam kelenjar
tiroid.
Tes ini mengukur proporsi dosis iodium radioaktif yang diberikan yang
terdapat dalam kelenjar tiroid pada waktu tertentu sesudah pemberiannya. Tes
ambilan iodium-radioaktif merupakan pemeriksaan sederhana dan memberikan
hasil yang dapat diandalkan. Penderita hipertiroidisme akan mengalami
penumpukan dalam proporsi yang tinggi (mencapai 90% pada sebagian pasien).
9. CT Scan tiroid
Mengetahui posisi, ukuran dan fungsi kelenjar tiroid. Iodine radioaktif (RAI)
diberikan secara oral kemudian diukur pengambilan iodine oleh kelenjar tiroid.
Normalnya tiroid akan mengambil iodine 5 – 35 % dari dosis yang diberikan
setelah 24 jam. Pada pasien hipertiroid akan meningkat.
10. USG
Untuk mengetahui ukuran dan komposisi dari kelenjar tiroid apakah massa atau
nodule. Pemeriksaan ini dapat membantu membedakan kelainan kistik atau solid
pada tiroid. Kelainan solid lebih sering disebabkan keganasan dibanding dengan
kelainan kistik. Tetapi kelainan kistikpun dapat disebabkan keganasan meskipun
kemungkinannya lebih kecil.
11. EKG, untuk menilai kerja jantung, mengetahui adanya takhikardi, atrial fibrilasi
dan perubahan gelombang P dan T
7. Penatalaksanaan Medis
1. Terapi Umum
a. Obat antitiroid
Biasanya diberikan sekitar 18-24 bulan. Contoh obatnya: propil tio urasil(PTU),
karbimazol.- Pemberian yodium radioaktif, biasa untuk pasien berumur 35
tahun/lebih atau pasien yang hipertiroidnya kambuh setelah operasi.
Cara ini dipilih untuk pasien yang pembesaran kelenjar tiroid-nya tidak bisa
disembuhkan hanya dengan bantuan obat-obatan, untuk wanita hamil (trimester
kedua), dan untuk pasien yang alergi terhadap obat/yodium radioaktif. Sekitar 25%
dari semua kasus terjadi penyembuhan spontan dalam waktu 1 tahun.
2. Farmakoterapi
Obat-obat antitiroid selain yang disebutkan di atas adalah:
a. Carbimazole (karbimasol)
Berkhasiat dapat mengurangi produksi hormon tiroid. Mula-mula dosisnya bisa
sampai 3-8 tablet sehari, tetapi bila sudah stabil bisa cukup 1-3 tablet saja sehari.
Obat ini cukup baik untuk penyakit hipertiroid. Efek sampingnya yang agak serius
adalah turunnya produksi sel darah putih (agranulositosis) dan gangguan pada
fungsi hati. Ciri-ciri agranulositosis adalah sering sakit tenggorokan yangtidak
sembuh-sembuh dan juga mudah terkena infeksi serta demam. Sedangkan ciri-ciri
gangguan fungsi hati adalah rasa mual, muntah, dan sakit pada perut sebelah kanan,
serta timbulnya warna kuning pada bagian putih mata, kuku, dan kulit.
b. Kalmethasone (mengandung zat aktif deksametason)
Merupakan obat hormon kortikosteroid yang umumnya dipakai sebagai obat anti
peradangan. Obat ini dapat digunakan untuk menghilangkan peradangan di kelenjar
tiroid (thyroiditis).
c. Artane (dengan zat aktif triheksilfenidil)
Obat ini sebenarnya obat anti parkinson, yang dipakai untuk mengatasi gejala-gejala
parkinson, seperti gerakan badan yang kaku, tangan yang gemetar dan sebagainya.
Di dalam pengobatan hipertiroid, obat ini dipakai untuk mengobati tangan gemetar
dan denyut jantung yang meningkat. Namun penggunaan obat ini pada pasien
dengan penyakit hipertiroid harus berhati-hati, bahkan sebaiknya tidak digunakan
pada pasien dengan denyut jantung yang cepat (takikardia). Pada pasien yang denyut
nadinya terlalu cepat (lebih dari 120 kali per menit) dan tangan gemetar biasanya
diberi obat lain yaitu propranolol, atenolol, ataupun verapamil.
3. Terapi Lain
Adapun pengobatan alternatif untuk hipertiroid adalah mengkonsumsi bekatul. Para
ahli menemukan bahwa dalam bekatul terdapat kandungan vitamin B15, yang
berkhasiat untuk menyempurnakan proses metabolisme di dalam tubuh kita. Selain
hipertiroid, vitamin B15 juga dapat digunakan untuk mengobati diabetes melitus,
hipertensi, asma, kolesterol dan gangguan aliran pembuluh darah jantung (coronair
insufficiency), serta penyakit hati. Selain itu, vitamin B15 juga dapat meningkatkan
pengambilan oksigen di dalam otak, menambah sirkulasi darah perifer dan
oksigenisasi jaringan otot jantung.
8. Komplikasi
a. Eksoftalmus
Keadaan dimana bola mata pasien menonjol keluar. Hal ini disebabkan karena
penumpukan cairan pada rongga orbita bagian belakang bola mata. Biasanya
terjadi pasien dengan penyakit graves.
b. Penyakit jantung
Terutama kardioditis dan gagal jantung. Tekanan yang berat pada jantung bisa
menyebabkan ketidakteraturan irama jantung yang bisa berakibat fatal (aritmia)
dan syok.
c. Stroma tiroid (tirotoksitosis)
Pada periode akaut pasien mengalami demam tinggi, takhikardi berat, derilium
dehidrasi dan iritabilitas yang ekstrem. Keadaan ini merupakan keadaan emergensi,
sehingga penanganan harus lebih khusus. Faktor presipitasi yang berhubungan
dengan tiroksikosis adalah hipertiroidisme yang tidak terdiagnosis dan tidak
tertangani, infeksi ablasi tiroid, pembedahan, trauma, miokardiak infark, overdosis
obat. Penanganan pasien dengan stroma tiroid adalah dengan menghambat produksi
hormon tiroid, menghambat konversi T4 menjadi T3 dan menghambat efek hormon
terhadap jaringan tubuh. Obat-obatan yang diberikan untuk menghambat kerja
hormon tersebut diantaranya sodium ioded intravena, glukokortokoid,
dexsamethasone dan propylthiouracil oral. Beta blokers diberikan untuk
menurunkan efek stimulasi sarap simpatik dan takikardi.
Hal ini dapat berkembang secara spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani
terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang
tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan hormon tiroid dalam jumlah yang
sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia, dan
apabila tidak diobati dapat menyebabkan kematian.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. Pengkajian
Adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi secara terus
menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Metode yang digunakan dan
Wawancara keluarga
Data sekunder yang bisa di ambil dari hasil lab, foto ray, dsb
Data umum
keterangan.
2. Genogram
menjelaskan tentang siapa saja yang tinggal satu rumah serta tidak adanya
3. Tipe keluarga
dengan type keluarga tersebut (keluarga inti, keluarga besar, keluarga ayad,
4. Suku bangsa
5. Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
lainnya. Selain itu status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersam-
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti.
dewasa.
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami istri.
C. Pengkajian lingkungan
1. Karakteristik rumah
septitenk, jarak septitenk dengan sumber air, sumber air yang digunakan serta
denah rumah.
perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga interaksinya dengan
masyarakat.
dari keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.
D. Struktur keluarga
c. Struktur peran
informal.
E. Fungsi keluarga
1. Fungsi efektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki
2. Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga sejauh
3. Fungsi reproduksi
4. Fungsi ekonomi
sakit hipertensi.
meliputi:
a. Mengenal masalah
hipertensi.
Tanda dan gejala: keluarga tidak mengetahui tanda dan gejala penyakit
hipertensi.
hipertensi.
b. Mengambil keputusan
Menanyakan pada keluarga meliputi: keputusan yang telah atau akan dilakukan
berkaitan penyakit/masalah.
hipertensi.
(penatalaksanaan penyakit)
d. Memelihara lingkungan
Menanyakan pada keluarga meliputi: pemeliharaan lingkungan fisik:
angggota keluarga.
e. Memanfaatkan pelayanan
a. Stressor jangka pendek yaitu stresor yang dialami keluarga yang memerlukan
b. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan
Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon terhadap
stressor.
Pemeriksaan fisik
Dilakukan pada seluruh anggota keluarga, metode yang digunakan
H. Harapan keluarga
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan
kesehatan
Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan, misal:
lingkungan rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat,
Oktober 2018
http://zulkiflithamrin.blogspot.com/2007/05/hipertiroidisme.html. Diakses
Oktober 2018
http://endocrinesurgery.ucla.edu/patient_education_adm_hypothyroidism.html. Diakses