Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

KELUARGA
PADA NY. M DENGAN USIA LANJUT
DI PUSKESMAS KUTOREJO

OLEH:
ANGGI ANDRIYANTO
201501171

PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA SEHAT PPNI
KABUPATEN MOJOKERTO
2017

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

Telah disahkan dan disetujui laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan keluarga di
bawah ini :
Judul : Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Usia Lanjut
Nama : Anggi Andriyanto
NIM : 201501171
Pada Tanggal :

Mahasiswa,

( Anggi Andriyanto )

Mengetahui
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

( ) (Siti Mutmainah)

Kepala Ruangan

( Siti Mutmainah )
LAPORAN PENDAHULUAN
KELUARGA

A. Definisi Keluarga
Pengertian keluarga akan berbeda satu dengan yang lainnya, hal ini
bergantung kepada orientasi dan cara pandang yang digunakan seseorang
dalam mendefinisikan. Ada beberapa pengertian keluarga yang perlu
diketahui, antara lain adalah:
1. Bussard dan Ball (1966)
Keluarga merupakan lingkungan sosial yang sangat dekat hubungannya
dengan seseorang.Di keluarga itu seseorang dibesarkan, bertempat tinggal,
berinteraksi satu dengan yang lain, dibentuknya nilai-nilai, pola pemikiran
dan kebiasaannya dan berfungsi sebagai saksi segenap budaya luar, dan
mediasi hubungan anak dengan lingkungannya.
2. WHO (1969)
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui
pertalian darah, adopsi, atau perkawinan.
3. Duval (1972)
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptkan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional dan sosial dari tiap anggota keluarga.
4. Helvie (1981)
Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam satu rumah tangga
dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.
5. Depkes RI (1988)
Keluarga adalah unit terkecildari masyrakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah
suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

6. Bailon dan Maglaya (1989)


Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan
darah, perkawinan dan adopsi dalam satu rumah tangga berinteraksi satu
dengan yang lain dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu
budaya.
7. UU No. 10 tahun 1992
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri
atau suami istri dari anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya.
8. Sayekti (1994)
Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan
orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki
atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik
anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan secara umum bahwa
warga itu terjadi jikalau ada :
- Ikatan atau persekutuan ( perkawinan / kesepakatan)
- Hubungan ( darah / adopsi / kesepakatan )
- Tinggal bersama dalm suatu atap ( serumah )
- Ada peran masing-masing anggota keluarga
- Ikatan emosional
B. Tipe Keluarga
Pembagian tipe ini bergantung kepada konteks keilmuan dan orang yang
mengelompokkan :
1. Secara tradisional
Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi dua yaitu :
a. Warga inti ( nuclear family ) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah,
ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
b. Keluarga besar ( Estended family ) adalah keluarga inti ditambah anggota
keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah ( kakek nenek,
paman bibi dll )
2. Secara modern ( berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa
individualisme maka pengelompokan tipe keluarga selain diatas adalah :

a. Tradisional Nuclear
Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah ditetapkan
oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau
keduanya dapat bekerja diluar rumah.
b. Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkwinan kembali suami/
istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya, baik
itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan bru, satu/
keduanya dapat bekerja diluar rumah.
c. Niddle Age/ Aging Couple
Suami sebagai pencari uang, istri dirumah / kedua-duanya bekerja
dirumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/
perkawinan/ menitih karier.
d. Dyanic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur tidak mempunyaianak yang keduanya
atau salah satu bekerja di luar rumah.
e. Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya dan
anak-anaknya dapat tinggal dirumah atau diluar rumah.
f. Dual Karier
Yaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.
g. Commuter Married
Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak
tertentu.Keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
h. Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
keinginan untuk kawin.
i. Three generation
Yaitu tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
j. Insttitusional
Yaitu anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti.

k. Communal
Yaitu suatu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogamy
dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
l. Group Marriage
Yaitu satu perumahan terdiri dari orag tua dan keturunannya di dalam satu
kesatuan keluarga tiap individu adalah kawin dengan yang lain dan semua
adalah orang tua dari anak-anak.
m. Unmarried Parent and Child
Yaitu ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya
diadopsi.
n. Ohibing Coiple
Yaitu dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.
o. Gay and Lesbian family
Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama.
Gambaran tentan bentuk keluarga diatas ini melukiskan banyaknya bentuk
struktur yang menonjol dalam keluarga saat ini, yang penting adalah
keluarga harus dipahami dalm konteknya, label dan jenisnya hanya
berfungsi sebagai referensi bagi penataan kehidupan keluarga dan sebuah
kerangka kerja. Dan setiap upaya perlu memperhatikan keunikan dari
setiap keluarga. Untuk itu kalangan profesionalis dalam bidang kesehatan
yang melayani keluarga harus bersifat toleren dn sensitive terhadap
perbedaan gaya hidup keluarga.
C. Struktur Keluarga
Struktur keluarga menggambarkan bagaiman keluarga melaksanakan fungsi
keluarga di masyarakat. Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam,
diantaranya adalah :
1. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

3. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
4. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5. Keluarga Kawin
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami atau istri.
D. Fungsi Keluarga
1. Friedman (1998)
Secara umum fungsi keluarga adalah sebagai berikut :
a. Fungsi afektif, adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan
segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan
dengan orang lain.
b. Fungsi sosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih
anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain diluar rumah
c. Fungsi reproduksi, adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan
menjaga kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi, adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan, yaitu fungsi untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktifitas tinggi
2. UU no 10 tahun 1992 jo PP No. 21 tahun 1994
Secara umum fungsi keluarga adalah sebagai berikut :
a. Fungsi keagamaan
- Membina norma ajaran-ajaran agama sebagai dasar da tujuan hidup
seluruh anggota keluarga
- Menerjemahkan agama kedalam tingkah laku hidup sehari-hari
dalam pengalamn dari ajaran ajaran agama
- Memberikan contoh konkrit dalam hidup sehari-hari dalam
pengalaman dari ajaran agama
- Melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar anak tentang
keagamaan yang diperolehnya disekolah atau masyarakat
- Membina rasa, skap dan prakek kehidupan keluarga beragama
sebagai fondasi menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera
b. Fungsi budaya
- Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk meneruskan
norma-norma dan budaya masyarakat dan bangsa yang ingin
dipertahankan
- Mebina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk menyaring
norma dan budaya asing yang tidak sesuai
- Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya
mencari pemecahan masalah dari berbagai pengaruh negatif
globalisasi dunia
- Membina tugas-tugas eluarga sebagai lembaga yang anggotanya
dapat berperilaku yang baik sesuai dengan norma bangsa Indonesia
dalam menghadapi tantangan globalisasi
- Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras, dan seimbang
dengan budaya masyarakat atau bangsa untuk menjunjung
terwujudnya norma keluarga kecil bahagia sejahtera
c. Fungsi cinta kasih
- Menumbuh kembangkan potensi kasih sayang yang telah ada antar
anggota keluarga kedalam simbol-simbol nyata secara optimal da
terus menerus
- Membina tingkah laku saling menyayangi baik antar anggota
keluarga secara kuantitatif dan kualitatif
- Membina praktik kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan
unkhrowi dalam keluarga secara serasi, selaras dan seimbang
- Membina rasa, sikap, dan praktik hidup keluarga yang mampu
memberikan dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal
menuju keluarga kecil bahagia sejahtera
d. Fungsi perlindungan
- Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa
tidak aman yang timbul dari dalam maupun dari luar keluarga
- Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari
berbagai bentuk ancaman da tantangan yang datang dari luar
- Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga
sebagai modal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera
e. Fungsi reproduksi
- Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan
reproduksi sehat baik bagi anggota keluarga maupun bagi keluarga
sekitarnya
- Memberikan contoh pengalaman kaidah-kaidah pembentukan
keluarga dalam hal usia, pendewasaan fisik maupun mental
- Mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat, baik yang berkaitan
dengan waktu melahirkan, jarak antara 2 anak dan jumlah ideal
anak yang diinginkan dalam keluarga
- Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal yang
kondusif menuju keluarga kecil bahagia sejahtera
f. Fungsi sosialisasi
- Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga
sebagai wahana pendidikan dan sosialisasi anak pertama dan utama
- Menyadari, merencanakan dan menciptakan kehidupan keluarga
sebagai pusat tempat anak dapat mencari pemecahan dari berbagai
konflik dan permasalahan yang dijumpainya baik di lingkungan
sekolah maupun masyarakat
- Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal-hal
yang diperlukan untuk meningkatkan kematangan dan kedewasaan
(fisik dan mental), yang tidak, kurang diberikan oleh lingkungan
sekolah maupun masyarakat.
- Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam
keluarga sehingga tidak saja dapat bermanfaat positif bagi anak,
tetapi juga bagi orang tua dalam rangka perkembangan dan
kematangan hidup bersama menuju keluarga kecil bahagia
sejahtera.
g. Fungsi ekonomi
- Melakukan kegiatan ekonomi baik diluar maupun didalam
lingkungan keluarga dalam rangka menopang kelangsungan dan
perkembangan kehidupan keluarga
- Mengelolah ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran
keluarga
- Mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua diluar rumah dan
perhatiannya terhadap anggota keluarga berjalan secara serasi,
selaras dan seimbang
- Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal
untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera
h. Fungsi pelestarian lingkungan
- Membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan
intern keluarga
- Membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan
ekstern keluarga
- Membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan
yang serasi, selaras, dan seimbang antara lingkungan keluarga
dengan lingkungan hidup masyarakat sekitarnya
- Membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan
hidup sebagai pola hidup keluarga menuju keluarga kecil bahagia
sejahtera
3. Effendy (1998:36)
Ada tiga fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya, adalah:
a. Asih, adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman,
kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan
mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya
b. Asuh, adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan keperawatan
anak agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan
menjadikan mereka anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosial,
dan spiritual.
c. Asah, adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap
menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan
masa depannya.
Namun dengan berubahnya pola hidup agraris menjadi industrialisasi,
fungsi keluarga dikembangkan menjadi:
1. Fungsi Biologis
- Untuk meneruskan keturunan
- Memelihara dan membesarkan anak
- Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
- Memelihara dan merawat anggota keluarga
2. Fungsi Psikologis
- Memberikan kasih sayang dan rasa aman
- Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
- Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
- Memberikan identitas keluarga
3. Fungsi Sosialisasi
- Membina sosialisasi pada anak
- Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak
- Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4. Fungsi Ekonomi
- Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
- Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
- Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa
yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua
dan sebagainya.
5. Fungsi Pendidikan
- Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,
keterampilan, dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat
dan minat yang dimilikinya.
- Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa
- Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya
E. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas
dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan. Freeman (1981)
membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan,
yaitu:
1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak
langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila
menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya,
perubahan apa yang terjadi dan seberapa besar perubahannya.
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi
keluarga.
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan
pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan
memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera melakukan
tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan
teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan seyoganya meminta
bantuan orang lain dilingkungan sekitar keluarga.
3. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat
membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.
Perawatan ini dapat dilakukan dirumah apabila keluarga memiliki
kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau
kepelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar masalah
yang lebih parah terjadi
4. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga
5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga
kesehatan (pemanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada).
F. Peranan Keluarga
Peran adalah sesuatu yang diharapkan secara normatif dari seorang dalam
situasi sosial tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan. Peran keluarga
adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks
keluarga. Jadi peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi
dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan
dan pola perilaku dari keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Dalam UU Kesehatan nomor 23 tahun 1992 pasal 5 menyebutkan “setiap
orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan perorangan, keluarga, dan lingkungan”. Dari pasal di atas
jelas bahwa keluarga berkewajiban menciptakan dan memelihara kesehatan
dalam upaya meningkatkan tingkat derajat kesehatan yang optimal.
Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing, antara lain adalah:
1. Ayah
Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung/pengayom, pemberi rasa aman bagi setiap
anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial
tertentu.
2. Ibu
Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anak,
pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga
dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu.
3. Anak
Anak berperan sebagai perilaku psikososial sesuai dengan perkembangan
fisik, mental, dan spiritual.
G. Tahap Perkembangan Keluarga
1. Duvall (1985)
Membagi keluarga dalam 8 tahap perkembangan, yaitu:
a. Keluarga Baru (Berganning Family)
Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas
perkembangan keluarga tahap ini antara lain:
- Membina hubungan intim yang memuaskan
- Menetapkan tujuan bersama
- Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok
sosial
- Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB
- Persiapan menjadi orang tua
- Memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan
menjadi orang tua)

b. Keluarga dengan anak pertama <30 bulan (child bearing)


Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan
krisis keluarga. Studi klasik Le Master (1957) dari 46 orang tua
dinyatakan 17% tidak bermasalah selebihnya bermasalah dalm hal:
- Suami merasa diabaikan
- Peningkatan perselisihan dan argumen
- Interupsi dalam jadwal kontinu
- Kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun
Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah:
- Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan
kegiatan).
- Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
- Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua
terhadap bayi dengan memberi sentuhan dan kehangatan.
- Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
- Konseling KB post partum 6 minggu
- Menata ruang untuk anak
- Biaya/dana child bearing
- Memfasilitasi role learing anggota keluarga
- Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin
c. Keluarga dengan anak pra sekolah
Tugas perkembangan adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak pra
sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak sosial)
dan merencanakan kelahiran berikutnya.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:
- Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga
- Membantu anak bersosialisasi
- Beradaptasi dengan anak baru lahir, anak yang lain juga terpenuhi
- Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga
- Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak
- Pembagian tanggung jawab
- Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang
anak
d. Keluarga dengan anak usia sekolah (6-13 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
- Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah
dan lingkungan lebih luas.
- Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual
- Menyediakan aktivitas untuk anak
- Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut sertakan anak
- Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan
kesehatan anggota keluarga
e. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)
Tugas perekembangan pada saat ini adalah:
- Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang
seimbang dan bertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang
yang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi)
- Memelihara komunikasi terbuka (cegah gep komunikasi)
- Memelihara hubungan intim di dalam keluarga
- Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan anggota
keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota
keluarga
f. Keluarga dengan anak dewasa (anak 1 meninggalkan rumah)
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri
dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber
yang ada dalam keluarga, berperan sebagai suami istri, kakek dan nenek
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:
- Memperluas keluarga intim menjadi keluarga besar
- Mempertahankan keintiman
- Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat
- Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian
anaknya
- Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga
- Berperan suami istri kakek dan nenek
- Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-
anaknya
g. Keluarga usia pertengahan (midle age family)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:
- Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat
sosial dan waktu santai
- Memulihkan hubungan antara generasi muda tua
- Keakrapan dengan pasangan
- Memelihara hubungan/konsep dengan anak dan keluarga
- Persiapan masa tua/pensiun
h. Keluarga lanjut usia
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:
- Penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup
- Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian
- Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat
- Melakukan live review masa lalu
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. PENGKAJIAN
1) Identitas Umum Keluarga
Identitas Kepala Keluarga:
Nama : Ny.M
Umur : 95 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : Tidak Sekolah
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Alamat : Dsn. Patung, Ds.Pungging Kec.Pungging RT O5 RW 01
Nomor Telpon :-

a. Komposisi Keluarga :
No. Nama L/P Umur Hub. Klg Pekerjaan Pendidikan
1. Tn. S(Alm) L 100 Kepala Pedagang -
keluarga
2. Ny. M P 95 Ibu kandung Pedagang -
3. Tn. S L 50 Anak kandung Pedagang SMA
4. Tn. S L 48 Anak kandung Pedagang SMA
5. Tn. K L 45 Anak kandung Swasta SMA

Genogram

95th

45th 50th 45th 48th 43th 45 th

16 th
25th 20th
18th 15 th
Keterangan :
Laki laki : kotak
Perempuan : lingkaran
Silang : meninggal

b. Type Keluarga:
1. Jenis type keluarga :
Type keluarga Ny. M yaitu modern, Single Parent satu orang tua sebagai
akibat kematian pasangannya(suaminya) dan anak-anaknya tinggal di satu
desa.
2. Suku Bangsa :
Ny. M mengatakan bahwa keluarganya merupakan suku Jawa dan tinggal
di lingkungan orang-orang yang bersuku Jawa juga.
3. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan:
Semua anggota keluarga Ny.M beragama islam dan menjalankan ibadah
sesuai keyakinan di rumah dan di masjid. Perempuan tidak boleh
memotong kuku dan potong rambut pada saat menstruasi,tidak boleh tidur
pada waktu menstruasi.

c. Status Sosial Ekonomi Keluarga:


a. Anggota yang keluarga yang mencari nafkah : Anak anaknya (karena
suaminya sudah meninggal ) dan tidak bisa bekerja lagi.
b. Penghasilan : dari anak ankanya
c. Harta benda yang dimiliki
- Kulkas,TV, dan mesin cuci dan kipas ,sepeda motor. mobil.
d. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan
Rp 1.000.000,00/bulan
e. Aktivitas Rekreasi Keluarga:
Kegiatan yang di lakukan oleh Ny. M pada saat di ruamah yaitu tidak
pernah keluar rumah hanya saja menonton TV di rumah di waktu
senggang.
2) Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini dengan lansia :
Tahap perkembangan keluarga Ny.M saat ini adalah usia lanjut. Ny.M
yang di mulai dari salah satu mininggal(suaminya). Semua anak Ny.M
sudah bertempat tinggal sendiri sendiri.Ny.M bertempat tinggal dengan
anaknya yaitu Tn.S
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalnya:
Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum
terpenuhi.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti :
Keluarga mengatakan saat ini setiap anggota keluarganya dalam
keadaan sehat-sehat saja. Hanya ada beberapa anggota keluarga yang
sering terkena sakit seperti Tn. S yang menderita Hipertensi.
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :
Keluarga mengatakan penyakit keturunan yang ada pada anggota
keluarganya yaitu Tekanan darah tinggi / Hipertensi yang dimiliki oleh
Tn. S dari keluarga sebelumnya.
Data Lingkungan
b. Karakteristik Rumah
a. Luas rumah: 18 X 6 meter persegi
b. Type rumah: Rumah Konvensional
c. Kepemilikan: Milik Sendiri
d. Jumlah dan ratio kamar/ruangan:
Terdapat 4 buah kamar tidur, 1 ruangan tamu, 1 ruangan keluarga, 1
ruangan dapur, 2 kamar mandi
e. Ventilasi/jendela:
Terdapat 4 Jendela yang berada di Rumah keluarga Tn.S
f. Pemanfaatan ruangan:
Ruang tamu digunakan apabila ada tamu yang berkunjung, Ruang
tengah/ keluarga digunakan keluarga untuk bersantai dan menonton TV,
Ruang Dapur digunakan untuk memasak dan makan bersama keluarga.
g. Septic tank : Ada, letak dibelakang rumah berjarak 5 meter dari rumah
h. Sumber air minum :air sumur
i. Kamar Mandi/ WC : Terdapat 1 buah kamar mandi, dan 1 buah WC.
j. Sampah limbah RT : Sampah dibakar di samping rumah, jaraknya
sekitar 5 meter dari rumah.
k. Kebersihan lingkungan : Lingkungan didalam maupun di lingkungan
luar rumah tidak tampak kotor, dan terlihat bersih.

A C G

D E H

B J

F
I

KETERANGAN :

A = TOKO E = KAMAR 2 I = KAMAR 3

B = RUANG TAMU F = R. MAKAN j = DAPUR

C = R. KELUARGA G = MUSHOLA = CENDELA (VENTILLASI)

D = KAMAR 1 H = KAMAR MANDI


c. Karakteristik Tetangga dan Komunitas
Rumah Tn. S berada di wilayah kelurahan yang mayoritas penduduknya
adalah petani. Sarana jalan tersebut sudah di cor. Sarana kesehatan di
lingkungan tersebut berupa bidan desa. Di dekat rumah Tn.S kurang
lebih 1 km. Tetangga Tn.S mayoritas beragama islamserta memiliki
sifat kebersamaan serta menganut adat jawa.
d. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Tn.S keluarga yang jarang bpergian ke tempat tempat yang
jauh. kegiatan Ny. M menonton TV. Tempat tinggal keluarga juga tidak
berpindah pindah. Keluarga Tn S yang lain juga bertempat tinggal di
desa yang sama juga.
e. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Keluarga Dengan Masyarakat
Keluarga Tn. S mengatakan setiap harinya semua keluarga nya
berkumpul karena tempat tinggal yang tidak berjauhan dalam satu desa.
Saudara saudara Tn. S yang berada di sekitar rumah sering datang
berkunjung.
f. Sistem Pendukung Keluarga
Disini keluarga memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan berupa Kartu
ASKES.

Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga
Keluarga berkomunikasi secara terbuka, menggunakan bahasa jawa ,
Indonesia dan , komunikasi secara langsung didalam rumah.
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Kekuatan keluarga dipegang oleh Kepala keluarga. Keputusan yang
diambil dalam keluarga dipegang oleh Tn.S
Model kekuatan atau kekuasaan yang digunakan keluarga dalam membuat
keputusan menggunakan musyawarah dan kadang-kadang langsung
diambil keputusan oleh Tn.S sendiri.

c. Struktur Peran ( Formal Dan Informal )


- Tn. S berperan sebagai kepala keluarga (karena suaminya sudah
meninggal)
d. Nilai Dan Norma Keluarga
Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga menyesuaikan dengan nilai
dan norma yang berlaku di masyarakat, serta nilai dalam agama yang
dianut oleh keluarga.
Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Keluarga Tn.S mengatakan berusaha memelihara keharmonisan anggota
keluarga,saling menyayangi, dan menghormati. Keluarga Tn.S sangat
harmonis, rukun dan tentram. Keluarga merasakan perasaan saling
memiliki setiap anggota keluarga.
b. Fungsi Sosialisasi
a. Kerukunan hidup dalam keluarga
Tn.S mengatakan interaksi antar anggota keluarga dapat berjalan dengan
baik.Keluarga sangat rukun dan perhatian dalam membina hubungan
rumah tangga.
b. Interaksi dan hubungan dalam keluarga
Interaksi dalam keluarga cukup baik.
c. Anggota keluarga yang dominan dalam mengambil keputusan
Keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan adalah Tn. S
d. Kegiatan keluarga waktu senggang
Menonton Tv di rumah, dan menjadi pedagang di pasar.
e. Partisipasi dalam kegiatan sosial
Kegiatan gotong royong setiap bulan dan yasinan setiap minggu
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Disini keluarga sudah mengetahui masalah kesehatan yang terjadi pada salah
satu anggota keluarga. Keluarga sudah mengambil keputusan dalam masalah
kesehatan yang terjadi pada Tn. S dengan pergi ke puskesmas atau mantri
untuk mengatasi masalah kesehatannya. Keluarga kurang memperhatikan
dalam merawat anggota keluarga yang sakit, apalagi selama anggota keluarga
yang sakit tidak mengganggu aktivitas sehari-harinya. Keluarga sudah baik
dalam memilihara lingkungan rumah baik didalam rumah itu sendiri, maupun
disekitar lingkungan luar rumah. Dalam menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan keluarga lebih memilih pergi ke mantri swasta, meskipun sudah
memiliki kartu Jaminan pelayanan kesehatan. Karena di puskesmas pelayanan
serta hasil pengobatan yang diberikan kurang terasa memuaskan oleh
keluarga.
d. Fungsi Reproduksi
Ny.M mempunyai 3 orang anak yang sudah menikah semua. Ny.M
menggunakan alat kontrasepsi berupa pil KB untuk mengatur jarak anak
selanjutnya.
e. Fungsi Ekonomi
Keluarga Tn.S termasuk keluarga mampu hal ini dapat di buktikan dari
penghasilan keluarga tiap bulannya 1.500.000,00/perbulan. Keluarga Tn.S
dapat memenuhi setiap kebutuhan sandang,pangan dan papan walaupun
dengan kapasitas seadanya. Untuk memenuhi kebutuhan makan seharti hari
Tn.S hanya bisa mendapatkan nafkah dari warungnya.
Stres Dan koping Keluarga
a. Stressor Jangka Pendek Dan Panjang
- Stresor jangka pendek
Keluarga Ny.M mengatakan pernah mengalami stress ketika di tinggal
suaminya meninggal namun hal tersebut tidak berlangsung lama karena
keluarga sudah mengikhlaskannya.
- Keluarga Tn.S mengatakan hampir tidak pernah mengalami stress baik itu
stress jangka panjang (> 6 bulan)
b. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Situasi/Stressor
Pemecahan masalah dalam keluarga biasanya dengan cara musyawarah kadang
kadang Tn. S langsung yang mengambil keputusan.
c. Strategi Adaptasi Disfungsional
Dalam menghadapi suatu permasalahan keluarga Tn.S biasanya
mengkonsentrasikan pada bagaimana cara pemecahan masalah tersebut.
Sehingga keluarga tidak terganggu dalam melakukan pekerjaan sehari harinya.

Pemeriksaan Fisik
a. Ny.M
Tekanan Darah : 140/90 mmHg
Berat Badan : 45 kg
Tinggi Badan : 150 cm
Nadi : 86 x/mnt
RR : 20 x/mnt
Termometer : 36,5 °C
Kekuatan otot : 5 5
5 5
Skala nyeri : 3

b. Tn. S
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Berat Badan : 70 kg
Tinggi Badan : 165 cm
Nadi : 88 x/mnt
RR : 20 x/mnt
Termometer : 36,5 °C
Keadaan fisik tidak menunjukan adanya kelainan
c. Tn.S
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Berat Badan : 68 kg
Tinggi Badan : 169 cm
Nadi : 84 x/mnt
RR : 20 x/mnt
Termometer : 36,9 °C
Keadaan fisik tidak menunjukan adanya kelainan

d. Tn.K
Tekanan Darah : 130/70 mmHg
Berat Badan : 65 kg
Tinggi Badan : 170 cm
Nadi : 80 x/mnt
RR : 20 x/mnt
Termometer : 36,6 °C
Keadaan fisik tidak menunjukan adanya kelainan
8. Harapan Keluarga
Keluarga sangat berharap agar masalah kesehatan yang terjadi di dalam keluarga
dapat teratasi atas bantuan dari pertugas kesehatan.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Analisa Data
No Data Problem
1. DS:
- Ny.M mengatakan sering merasa linu di persendian kakinya
- Ny.M mengatakan merasa kakinya sering kesemutan
DO:
- TD:170/90 mmhg
- Kekuatan otot 5 5
5 5
Skala nyeri 3
- Lantai keramik yang ada di dapur tampak licin Resiko jatuh terhadap
Ny. dengan rematik
2.

2. Diagnosa Keperawatan

3. Prioritas Masalah ( Skoring )

a.
KRITERIA SKORE PEMBENARAN
Sifat masalah
(bobot 1)
Skala :
3 : Aktual
2 : Resiko
1 : Sejahtera 2/3 x 1 = 2/3 Tn. T dan keluarga mengetahui bahwa Tn. T
memiliki penyakit linu pada kakinya dan pernah hampir jatuh.
Kemungkinan masalah dapat diubah (bobot 2)
Skala :
2 : Mudah
1 : Sebagian
0 : Tidak dapat 1/2 x 2 = 1 Keluarga mengatakan Tn. T sering tidak
mau diajak ke tempat pelayanan kesehatan, kecuali benar-benar parah. Tn. T
merasa masih dapat beraktivitas sehingga sering tidak mau dibantu dalam
beraktivitas.
Potensial masalah untuk dicegah (bobot 1)
3 : Tinggi
2 : Cukup
1 : Rendah 3/3 x 1 = 1 Keluarga mengatakan jika Tn. T tidak banyak
melakukan aktivitas dan banyak beristirahat maka penyakit Tn. T dapat
terminimalisir.
Menonjolnya masalah (bobot 1)
2 : Berat, segera ditangani
1 : Tidak perlu segera ditangani
0 : tidak dirasakan 0/2 x 1 = 0 Keluarga mengatakan hanya satu kali Tn. T
pernah hampir jatuh dan Tn. T sudah bisa mengimbangkan tubuhnya untuk
berjalan walaupun lambat.
Total 2 2/3

Maka prioritas masalahnya sebagai berikut :


No Diagnosa Keperawatan Skore
1 Kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit rematik 3 4/3
2 Resiko jatuh terhadap lansia dengan rematik 2 2/3

c. health education

1. Obat pereda sakit

Cara mengobati rematik yang pertama adalah dengan obat pereda sakit
seperti paracetamol atau codein yang digunakan untuk meredakan rasa sakit.
Selain itu, obat antiinflamasi non-steroid (NSAID) juga bisa digunakan.

Obat pereda sakit tidak dapat mencegah perkembangan rematik, tapi dapat
membantu meredakan rasa sakit dan peradangan di persendian. Obat
NSAID yang biasa digunakan adalah naproxen, ibuprofen, dan diclofenac.

2. Steroid

Steroid atau kortikosteroid merupakan obat sintetis yang menyerupai sebuah


hormon yang dihasilkan tubuh secara alami, yaitu kortisol. Obat ini bisa
berbentuk tablet, salep, atau cairan suntik yang bisa disuntikkan langsung ke otot
atau persendian yang sakit.

Steroid digunakan untuk meredakan nyeri jangka pendek karena jika digunakan
secara jangka panjang bisa menimbulkan efek samping yang serius.

Efek samping tersebut bisa berupa mudah memar, kulit menjadi lebih
tipis, osteoporosis, lemah otot, dan bertambahnya berat badan. Obat ini perlu
dikonsumsi di bawah pengawasan dokter.

3. Perawatan terapi biologis

Perawatan biologis adalah bentuk perawatan rematik yang paling baru dan
berguna untuk menghentikan sistem kekebalan tubuh menyerang persendian.

Perawatan biologis ini dilakukan dengan cara menyuntikkan protein yang berasal
dari genetika manusia. Bagian dari sistem kekebalan tubuh yang memicu
peradangan dan menyebabkan kerusakan jaringan serta persendian dijadikan
target oleh obat-obatan biologis. Perawatan biologis telah terbukti mampu
memperlambat perkembangan rheumatoid arthritis.

Obat biologis biasanya dikombinasikan dengan obat anti-rematik modifikasi-


penyakit (disease-modifying antirheumatic drugs/DMARDs) jika penggunaan obat
biologis saja tidak efektif.

Contoh obat-obat biologis adalah abatacept, etanercept, infliximab, rituximab,


dan anakinra.

4. Obat anti-rematik modifikasi-penyakit (DMARDs)


DMARDs (disease-modifying anti-rheumatic drugs) adalah perawatan tahap awal
yang diberikan untuk menghambat dan meredakan gejala rematik, serta
mencegah kerusakan permanen pada persendian dan jaringan lainnya.
Kerusakan pada ligamen, tulang, dan tendon akibat efek sistem kekebalan tubuh
saat menyerang persendian dapat dihambat oleh DMARDs.

Beberapa DMARDs yang bisa digunakan adalah


hydroxychloroquine, methotrexate, sulfasalazine, dan leflunomide.

5. Terapi

Penderita rematik dapat melakukan terapi untuk membuat persendian lebih


fleksibel, serta membantu meningkatkan kekuatan otot dan kebugaran tubuh.
Beberapa terapi yang bisa dilakukan adalah terapi okupasi, podiatri, dan
fisioterapi.

6. Operasi

Cara mengobati rematik yang paling terakhir adalah dengan prosedur operasi.
Penderita rematik mungkin harus menjalani operasi jika pengobatan yang telah
dilakukan masih belum berhasil untuk mencegah atau memperlambat kerusakan
pada persendian.

DAFTAR PUSTAKA

Bandiah, S. (2009) Lanjut Usia dan Keperawatan gerontik. Yogyakarta : Nuha


Medika.
Jhonson R. dan Leny R (2010) keperawatan keluarga plus contoh askep
keluarga.Yogyakarta : Nuha Medika.
Friedman, M. M. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset,Teori, &
Praktik. Jakarta: EGC.
Novriadi, E. (2013, April 8). Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Tahap
Perkembangan Childbearing. Retrieved 25 3, 2017, from http://ners-
novriadi.blogspot.co.id/2013/04/asuhan-keperawatan-keluarga-dengan.html

Anda mungkin juga menyukai