DISUSUN OLEH:
Naura Nazifa
21220045
Dosen Pembimbing :
Yulius Tiranda, PHD
4. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat, dan kegiatan yang berhubungan dengan individu
dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga
didasari oleh harapan dan pola perilaku yang terbentuk dari keluarga,
kelompok, dan masyarakat. Adapun peranan yang terdapat di dalam
keluarga yakni :
a. Peranan Ayah
Ayah sebagai suami dari istri, berperan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan Ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, berperan mengurus
rumah tangganya, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping
itu ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan.
c. Peranan Anak
Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan
tingkat perkembangan baik fisik, mental, sosial, dan spiritual
(Mubarak, dkk ,2012).
5. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga dibagi menjadi lima yaitu :
a. Fungsi Afektif (The Affective Function)
Fungsi keluarga yang utama adalah untuk mengajarkan segala
sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan
dengan orang lain. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan
kebutuhan psikologis. Anggota keuarga mengembangkan
gambaran diri yang positif, peasaan yang dimiliki, perasaan yang
berarti dan merupakan sumber kasih sayang. Semua dukungan
dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dalam keluarga.
b. Fungsi sosialisasi (The Socialzation Function)
Sosialisasi dimulai pada saat lahir dan akan diakhiri dengan
kematian. Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung
seumur hidup, dimanan individu secara kontinyu mengubah
perilaku mereka sebagai respon terhadap situasi yang terpola
secara sosila yang mereka alami.
c. Fungsi reproduksi (The Reproductive function)
Fungsi reproduksi adalah untuk mempertahankan generasi dan
menjaga kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi (The Reproductive function)
Ekonomi keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan
kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan (The Health Care
function)
(Muhlisin, 2012).
2. Etiologi
Penyebab Rheumathoid Arthritis menurut Nurarif dan Kusuma
(2015) belum di ketahui secara pasti, namun faktor predisposisinya
yaitu :
a. Infeksi Streptokokus hemolitikus dan Streptokokus non-
hemolitikus
b. Endokrin
c. Autoimun
d. Metabolik
e. Faktor genetik serta faktor pemicu lingkungan.
3. Patofisiologi
Kelainan sendi akibat Rheumathoid Arthritis dimulai dengan
peradangan sinovial dengan manifestasi nyeri, hipertermi, dan
pembengkakan pada sel-sel yang meliputi sinovial.
Pada tahap selanjutnya, kondisi nyeri dan ketidakstabilan sendi
menyebabkan mobilitas klien untuk melakukan aktivitas menurun
sehingga terjadi atrofi pada otot disertai ketidakmampuan untuk
melakukan fleksi dan ekstensi pada ekstrimitas (Muttaqin,2012).
4. Pathway
Rheumathoid Arthritis
Resiko Cidera
5. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada gangguan muskuloskeletal yaitu
tenosinovitis pada daerah pergelangan tangan dan jari-jari. Pada sendi-
sendi besar (misalnya sendi lutut) gejala peradangan lokal berupa
pembengkakan, nyeri serta serta tanda-tanda efusi sendi.
Pada stadium lanjut terjadi kerusakan sendi dan deformitas
selanjutnya timbul ketidakstabilan sendi akibat ruptur tendon atau
ligamen yang menyebabkan deformitas Rheumathoid yang khas,
berupa deviasi ulnar jari-jari pergelangan tangan, serta valgus lutut
dan kaki (Noor, 2016).
6. Komplikasi
Penyakit Rheumathoid Arthritis tidak fatal, secara umum
Rheumatoid Arthritis tidak bisa disembuhkan. Dalam beberapa waktu
penyakit ini secara bertahap menjadi kurang agresif. Namun, jika
tulang dan ligamen mengalami kehancuran dan perubahan bentuk
dapat menimbulkan efek yang permanen.
Deformitas dan rasa nyeri pada kegiatan sehari-hari dapat terjadi
atau dialami. Sendi yang terkena bisa menjadi cacat dan kinerja tugas
sehari-hari akan menjadi sangat sulit atau tidak mungkin dilakukan.
Rheumathoid Arthritis adalah penyakit sistemis yang dapat
memengaruhi bagian lain dari tubuh selain sendi, seperti berikut :
a. Neuropati perifer memengaruhi saraf yang paling sering terjadi di
tangan dan kaki, hal ini dapat mengakibatkan kesemutan, mati
rasa, atau rasa terbakar.
b. Infeksi, pasien Rheumathoid Arthritis memiliki resiko untuk
infeksi
(Noor, 2016)
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang tidak banyak peran dalam penyakit
Rheumathoid Arthritis, namun dapat membantu apabila terdapat
keraguan atau untuk prognosis pasien,pemeriksaan penunjang tersebut
antara lain :
a. Faktor Reumatoid
b. Laju endap darah
Diagnosis banding dari LED yang meningkat pada artritis
reumatoid meliputi :
1) Penyakit aktif
2) Amiloidosis
3) Infeksi
c. Sel darah putih
d. Sinar x dari sendi yang sakit
Foto sinar X pada sendi-sendi yang terkena. Perubahan-perubahan
yang dapat di temukan adalah:
1) Pembekakan jaringan lunak
2) Penympitan rongga sendi
3) Erosi sendi
4) Osteoporosis juksta artikule
e. Artroskopi langsung
f. Biopsi membran sinovial
(Nurarif dan Kusuma, 2015)
8. Penatalaksanaan
Pendekatan saat ini untuk pengelolaan Rheumathoid Arthritis
adalah pendidikan pada pasien mengenai penyakitnya dan
penatalaksanaan yang akan dilakukan sehingga terjalin hubungan baik
dan terjamin ketaatan pasien,pemberian OAINS diberikan sejak awal
untuk menghindari nyeri sendi akibat inflamasi serta DMARD
(disease – modifying antirheumatic drugs) digunakan untuk
melindungi rawan sendi dan tulang dari proses destruksi akibat
Rheumathoid Arthritis, penatalaksanaan yang terakhir yaitu dengan
rehabilitasi untuk mengistirahatkan sendi seperti pemanasan (Nurarif
dan Kusuma, 2015).
C. Konsep Asuhan Keperawtan Teoritis
Proses asuhan keperawatan keluarga adalah metode ilmiah yang
digunakan secara sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah
kesehatan dan keperawatan keluarga, merencanakan asuhan keperawatan
dan melaksanakan intervensi keperawatan terhadap keluarga sesuai dengan
rencana yang telah disusun dan mengevaluasi mutu hasil asuhan
keperawatan yang dilaksanakan terhadap keluarga. Adapun proses
perawatan terbagi menjadi pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi dan evaluasi (Mubarak, dkk ,2012)
1. Pengkajian
Pengkajian (assessment) adalah sekumpulan tindakan yang
digunakan oleh perawat untuk mengukur keadaan klien (keluarga)
dengan memakai norma-norma kesehatan keluarga maupun sosial,
yang merupakan sistem yang terintegrasi dan kesanggupan keluarga
untuk mengatasinya. Berikut ini hal-hal yang perlu dikaji pada tahap
pengkajian menurut Widyanto (2014) adalah sebagai berikut :
a. Data umum, meliputi :
1) Identitas keluarga yaitu meliputi nama atau inisial kepala
keluarga, umur, alamat, pekerjaan dan pendidikan keluarga,
komposisi keluarga yang terdiri atas nama atau inisial, jenis
kelamin, umur, hubungan dengan kepala keluarga, agama,
pendidikan, status imunisasi, dan genogram dalam 3 generasi.
2) Tipe keluarga, yaitu menjelaskan tipe keluarga beserta kendala
atau masalah yang sedang terjadi dengan jenis tipe keluarga
yang lain.
3) Suku bangsa atau latar belakang budaya (etnik), mengkaji asal
suku bangsa keluarga tersebut, serta mengidentifikasi budaya
suku bangsa yang terkait dengan masalah kesehatan.
4) Agama, mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta
kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan.
5) Status sosial ekonomi keluarga, status sosial ekonomi keluarga
ditentukan oleh pendapatan, baik dari kepala keluarga maupun
anggota keluarga lainnya. Selain itu, status sosial ekonomi
keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang
dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki
oleh keluarga.
6) Aktifitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi keluarga
tidak hanya dilihat kapan keluarga pergi bersama-sama untuk
mengunjungi tempat rekreasi, namun dengan menonton TV
dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi,
selain itu perlu dikaji pula penggunaan waktu luang atau
senggang keluarga.
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga adalah pengkajian keluarga
berdasarkan tahap kehidupan keluarga. Menurut Duvall, tahap
perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari
keluarga inti dan mengkaji sejauh mana keluarga melaksanakan
tugas tahapan perkembangan keluarga. Sedangkan riwayat keluarga
adalah mengkaji riwayat kesehatan keluarga inti dan riwayat
kesehatan keluarga.
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan oleh anak
tertua dari keluarga inti.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi,
menjelaskan bagaimana tugas perkembangan yang belum
terpenuhi oleh keluarga serta kendalanya.
3) Riwayat keluarga inti, menjelaskan riwayat kesehatan pada
keluarga inti, meliputi : riwayat penyakit keturunan, riwayat
kesehatan masing-masing, anggota, dan sumber pelayanan
yang digunakan keluarga seperti perceraian, kematian, dan
keluarga yang hilang.
4) Riwayat keluarga sebelumnya, keluarga asal kedua orangtua
seperti apa kehidupan keluarga asalnya, hubungan masa silam
dan saat dengan orangtua dari kedua orangtua.
c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasikan dengan melihat luas
rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela,
pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan rumah tangga, jenis
septic tank, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air
minum yang digunakan serta denah rumah.
2) Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal
Ditandai sebagai karakteristik dari tetangga dan komunitas
setempat, yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/
kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang
mempengaruhi kesehatan.
3) Mobilitas Geografis Keluarga
Mobilitas geografis keluarga yang ditentukan, apakah keluarga
tinggal didaerah ini, atau apakah sering mempunyai kebiasaan
berpindah-pindah tempat tinggal.
4) Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Menjelaskan waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul
serta perkumpulan keluarga yang ada.
5) Sistem Pendukung Keluarga meliputi :
a) Jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang
dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan yang
meliputi fasilitas fisik, psikologis.
b) Sumber dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas
sosial atau dukungan masyarakat setempat, lembaga,
pemerintah, maupun swasta/LSM.
c) Jaminan pemeliharaan kesehatan yang dimiliki keluarga
d. Struktur Keluarga
1) Pola-pola komunikasi keluarga
Menjelaskan cara berkomunikasi antar anggota keluarga,
termasuk pesan yang disampaikan, bahasa yang digunakan,
komunikasi secara langsung atau tidak, pesan emosional
(positif atau negatif), frekuensi, dan kualitas komunikasi yang
berlangsung.
2) Struktur kekuatan keluarga
a) Keputusan dalam keluarga, siapa yang membuat,
memutuskan dalam penggunaan keuangan,
pengambilan keputusan dalam pekerjaan atau tempat
tinggal, serta siapa yang memutuskan kegiatan dan
kedisiplinan anak-anak.
b) Model kekuatan atau kekuasaan yang digunakan
keluarga dalam membuat keputusan.
3) Struktur peran, menjelaskan peran masing-masing anggota
keluarga, baik secara formal maupun informal.
a) Peran formal, posisi dan peran formal pada setiap anggota
keluarga dan apakah ada konflik peran dalam keluarga.
b) Peran informal, adalah peran informal dalam keluarga,
siapa yang memainkan peran tersebut, bebrapa kali dan
bagaimana peran tersebut dilaksankan secara konsisten.
4) Struktur nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai norma yang dianut keluarga
dengan kelompok atau komunitas.
e. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial, saling mengasuh dan
memberikan cinta kasih, serta saling menerima dan
mendukung.
2) Fungsi sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan
individu keluarga, tempat anggota keluarga berinteraksi sosial
dan belajar berperan di lingkungan sosial.
3) Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga meneruskan
kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
4) Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga, seperti sandang, pangan dan papan.
5) Fungsi perawatan kesehatan adalah kemampuan keluarga
untuk merawat anggota keluarga yang mengalami masalah
kesehatan.
f. Stres dan Koping
1) Stresor jangka pendek, yaitu stresor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang lebih 6
bulan.
2) Stresor jangka panjang, yaitu stresor yang saat ini dialami
keluarga yang memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan.
3) Stresor koping yang digunakan, strategi koping apa yang
digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
4) Strategi adaptasi disfungsional, menjelaskan adaptasi yang
digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
g. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga.
h. Harapan Keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.
i. Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan mengelompokan data hasil
pengkajian menjadi data subjektif (DS) dan data objektif (DO).
Pernyataan langsung dari keluarga termasuk dalam DS, sedangkan
data yang diambil dengan observasi, data sekunder, atau data selain
pernyataan langsung dari keluarga termasuk dalam DO.
Menurut Widyanto (2014), terdapat lima tugas kesehatan keluarga
berdasarkan hasil pengkajian dari keluarga yang meliputi :
1) Ketidaksanggupan mengenal masalah kesehatan keluarga
2) Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam
melakukan tindakan yang tepat
3) Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit
4) Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat
mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota
keluarga.
5) Ketidakmampuan menggunakan sumber di masyarakat guna
memelihara kesehatan.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan tentang faktor-faktor
yang mempertahankan respon/ tanggapan yang tidak sehat dan
menghalangi perubahan yang diharapkan. Setelah diketahui masalah
kesehatan dan keperawatan keluarga, langkah selanjutnya adalah
menegakkan diagnosa keperawatan keluarga.
Diagnosa keperawatan keluarga yang mungkin muncul pada
keluarga dengan penyakit Rheumatoid Arthritis berdasarkan Nurarif
dan Kusuma (2015), adalah:
a. Nyeri akut/kronis berhubungkan dengan agen pencedera; distensi
jaringan oleh akumulasi cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan
metabolisme, gangguan muskuloskeletal, kaku sendi, intoleransia
aktivitas.
c. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif,
interpretasi terhadap informasi yang salah, kurangnya keinginan
untuk mencari informasi, tidak mengetahui sumber-sumber
informasi.
d. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kendala lingkungan,
kurang privasi, pola tidur tidak menyehatkan
.
3. Intervensi Keperawatan
Rencana keperawatan keluarga merupakan kumpulan tindakan
yang direncanakan perawat untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan
atau mengatasi masalah kesehatan atau masalah keperawatan yang
telah diidentifikasi (Harmoko, 2012).
Rencana asuhan keperawatan pada klien Rheumatoid Arthritis dibawah ini, disusun berdasarkan diagnosis keperawatan,
tindakan keperawatan, menurut Nurarif dan Kusuma (2015) :
Tabel 2.1
Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
1 Nyeri Kronik NOC : Kontrol Nyeri NIC : Manajemen Nyeri
Definisi : Pengalaman sensori dan emosional Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x.... 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
yang tidak menyenangkan dan muncul akibat jam diharapkan nyeri klien dapat teratasi, dengan kriteria komprehensif termasuk lokasi,
kerusakan jaringan yang aktual atau potensial hasil: karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
atau digambarkan dalam hal kerusakan dan faktor presipitasi.
sedemikian rupa dari intensitas ringan hingga Skala Indikator A T 2. Observasi reaksi nonverbal dari
berat dengan akhir yang dapat diprediksi dan Mengenali kapan nyeri terjadi 2 5 ketidaknyamanan
berlangsung > 6 bulan Menggunakan tindakan 2 5 3. Ajarkan teknik nonfarmakologi seperti
Batasan Karakteristik : pencegahan relaksasi, distraksi, dll untuk mengatasi
1. Hambatan kemampuan meneruskan Menggunakan apa yang terkait 2 5 nyeri
aktivitas sebelumnya dengan gejala nyeri 4. Evaluasi tindakan pengurangan
2. Perubahan pola tidur Menggunakan tindakan 2 5 nyeri/kontrol nyeri
3. Anoreksia pegurangan (nyeri) tanpa analgesik 5. Berikan informasi terkait penyebab
4. Bukti nyeri dengan menggunakan standar Melaporkan nyeri yang terkontrol 2 5 nyeri dan status terkini mengenai nyeri
daftar periksa nyeri untuk klien yang 6. Kolaborasi dengan dokter untuk
tidak dapat mengungkapkannya memberikan obat analgesik, sesuai
Skala Indikator :
5. Ekspresi wajah nyeri yang dianjurkan
1. Tidak pernah menunjukkan 7. Kolaborasi dengan dokter bila ada
6. Laporan tentang perilaku nyeri/perubahan 2. Jarang menunjukkan komplain tentang pemberian analgetik
aktivitas 3. Kadang-kadang menunjukkan tidak berhasil
7. Keluhan tentang intensitas menggunakan 4. Sering menunjukkan
standar skala nyeri
8. Fokus pada diri sendiri 5. Secara konsisten menunjukkan
9. Keluhan tentang karakteristik nyeri
Faktor yang berhubungan
1. Perubahan pola tidur
2. Distress emosi
3. Keletihan
4. Peningkatan indeks massa tubuh
5. Pola seksualitas tidak efektif
6. Agens pencedera
7. Malnutrisi
8. Kerusakan sistem saraf
9. Mengangkat beban berat berualang
2. Hambatan Mobilitas Fisik NOC : Pergerakan NIC : Terapi Latihan : Mobilitas
Definisi : Keterbatasan dalam gerakan fisik Setelah dilakukan tindakan keperawatan (Pergerakan) Sendi
atau satu atau lebih ekstremitas secara mandiri selama.......diharapkan pasien mobilisasi secara mandiri. 1. Tentukan batasan pergerakan sendi dan
dan terarah
Dengan kriteria hasil : efeknya terhadap fungsi sendi
Batasan Karakteristik :
1. Gangguan sikap berjalan 2. Jelaskan pada pasien dan keluarga manfat
2. Penurunan motoric kasar dan halus Kriteria A T dan tujuan melakukan latihan sendi
3. Penurunan rentang gerak Keseimbangan 2 5 3. Monitor lokasi dan kecendrungan adanya
4. Waktu reaksi memanjang Cara berjalan 2 5 nyeri dan ketidaknyamanan selama
5. Kesulitan membolak-balik posisi Gerakan otot 2 5 aktivitas
6. Ketidaknyamanan 4. Dukung latihan ROM aktif, sesuai jadwal
7. Gerakan tidak terkoordinasi Gerakan sendi 2 5
Kinerja transfer 2 5 yang teratur dan trencana
8. Gerakan lambat
Faktor yang Berhubungan : Berjalan 2 5 5. Lakukan latihan ROM pasif atau ROM
1. Iintoleransi aktivitas Bergerak dengan mudah 2 5 dengan bantuan sesuai indikasi
2. Ansietas 6. Bantu klien untuk melakukan pergerakan
3. IMT diatas persentil ke-75 sesuai usia sendi yang ritmis dan teratur sesuai kadar
Skala Indikator :
4. Penurunan kekuatan, kendali, dan massa nyeri yang bisa di toleransi, ketahanan,
otot 1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu dan pergerakan sendi
5. Penurunan kesehatan tubuh
6. Depresi 3. Cukup terganggu 7. Dukung ambulasi jika memungkinkan
7. Kaku sendi 4. Sedikit terganggu 8. Tentukan perkembangan terhadap
8. Nyeri 5. Tidak terganggu pencapaian tujuan
9. Fisik tidak bugar
9. Sediakan dukungan positif dalam
10. Keengganan memulai pergerakan
11. Gaya hidup kurang gerak melakukan latihan sendi
3 Defisien pengetahuan NOC : Pengetahuan: Manajemen Artrithis NIC : Pendidikan Kesehatan
Definisi : Ketiadaan atau defisien informasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Identifikasi faktor internal dan eksternal
kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu selama…....diharapkan pasien mampu meningkatkan yang dapat meningkatkan atau
atau kemahiran kesehatan. Dengan kriteria hasil : mengurangi motivasi untuk berprilaku
Batasan Karakteristik : sehat.
1. Kurang pengetahuan Indikator A T 2. Tentukan pengetahuan kesehatan dan
2. Ketidakakuratan mengikuti perintah Faktor penyebab dan faktor 2 5 gaya hidup perilaku saat ini pada
3. Ketidakakuratan melakukan tes yang berkontribusi individu, keluarga, atau kelompok
4. Perilaku tidak tepat Tanda dan gejala awal 2 5 sasaran.
penyakit 3. Bantu individu, keluarga dan masyarakat
Faktor yang berhubungan : Tanda dan gejala 2 5 untuk memperjelas keyakinan dan nilai-
1. Kurang sumber pengetahuan memburuknya penyakit nilai kesehatan.
2. Keterangan salah dari orang lain Manfaat manajemen penyakit 2 5 4. Rumuskan tujuan dalam program
3. Kurang informasi Manfaat olahraga teratur 2 5 pendidikan kesehatan
4. Kurang minat untuk belajar Strategi mengelola nyeri 2 5 5. Identifikasi sumber daya
Modivifikasi aktivitas harian 2 5 6. Tekankan manfaat kesehatan positif yang
langsung atau jangka pendek yang bisa
Skala Indikator : diterima
1. Tidak ada pengetahuan 7. Identifikasi kemungkinan penyebab,
2. Pengetahuan terbatas dengan cara yang tepat
3. Pengetahuan sedang 8. Sediakan informasi pada pasien tentang
4. Pengetahuan banyak kondisi, dengan cara yang tepat
5. Pengetahuan sangat banyak 9. Sediakan bagi keluarga informasi tentang
kemajuan pasien dengan cara yang tepat
10. Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan
11. Dukung pasien untuk mengeksplorasi
atau mendapatkan second opinion dengan
cara yang tepat atau diindikasikan
12. Eksplorasi kemungkinan sumber atau
dukungan, dengan cara yang tepat
4. Resiko CIdera NOC : Keparahan cedera fisik NIC : Manajemen lingkungan:
Definisi : Rentan mengalami cidera fisik akibat Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x… keselamatan
kondisi lingkungan yang berinteraksi dengan jam diharapkan, keparahan cidera fisik dapat 1. Identifikasi kebutuhan keamanan pasien,
sumber adaftif dan sumber defensif individu
diminimalisir dengan kriteri hasil : berdasarkan fungsi fisik dan kognitif
yang dapat mengganggu kesehatan.
Faktor Resiko : serta riwayat prilaku masa lalu
1. Kurang sumber nutrisi KH T A 2. Identifikasi hal-hal yang membahayakan
2. Pejanan pada pathogen Memar 2 5 di lingkungan
3. Pemajanan zat kimia toksik Faktur ekstremitas 2 5 3. Sediakan alat untuk beradaptasi
4. Tingkat imunisasi di komunitas Keseleo tulang punggung 2 5 4. Monitor lingkungan terhadap terjadinya
5. Kurang pengetahuan tentang faktor yang perubahan status keselamatan
dapat diubah Gangguan imobilitas 2 5
6. Malnutrisi Perdarahan 2 5 5. Modifikasi lingkungan untuk
7. Agen nasokomial meminimalkan bahan berbahaya dan
8. Hambatan fisik Skala Indikator : beresiko
9. Moda transfortasi tidak aman 1 = Berat 6. Edukasi individu atau kelompok yang
Kondisi Terkait : 2= Cukup Berat
berisiko tinggi
1. Profiil darah abnormal 3 = Sedang
2. Gangguan fungsi kognitif 4 = Ringan
3. Gangguan psikomotor 5 = Tidak ada
4. Gangguan sensasi
5. Disfungsi autoimun
6. Disfungsi biokimia
7. Disfungsi efektor
8. Disfungsi imun
10. Disfungsi integrasi sensori
DAFTAR PUSTAKA
Suarjana, I Nyoman (2012). Arthritis Rheumatoid dalam Buku Ajar Ilmu Penyekit
dalam Edisi V. Internal Publishing : Jakarta
Zairin, Noor. (2016). Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal (Edisi 2). Jakarta :
Salemba Medika