MAHASISWA:
AIYSONG
NIM
1420122188
A. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan
aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing (Suprajitno, 2012).
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan (Effendi, 2011).
2. Struktur Keluarga
Menurut Suprajitno (2012), keluarga memiliki struktur yang dikepalai oleh kepala
keluarga, yaitu:
a. Patrilineal: keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
b. Matrilineal: keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
c. Matrilokal: sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
d. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
e. Keluarga kawinan: hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
dengan suami atau istri.
3. Ciri-Ciri Keluarga
Menurut Effendi (2011), ciri-ciri keluarga adalah:
a. Unit terkecil dari masyarakat
b. Terdiri dari dua orang atau lebih dalam satu atap yang mempunyai hubungan yang
intim, pertalian darah/ perkawinan
c. Terorganisasi di bawah asuhan kepala rumah tangga (biasanya bapak atau ibu atau
keluarga lain yang dominan) yang saling berhubungan dengan satu dengan lainnya,
saling bergantung antar anggota keluarga
d. Setiap anggota keluarga memiliki peran dan fungsi masing-masing yang
dikoordinasikan oleh kepala keluarga
e. Mempunyai keunikan masing-masing serta nilai dan norma hidup yang didasari
sistem kebudayaan
f. Mempunyai hak otonomi dalam mengatur keluarganya misalnya dalam hal
kesehatan keluarga
3) Keluarga kabitas (Cahabitation Family), adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan membentuk satu keluarga.
8. Peran keluarga
Peran formal keluarga menurut Suprajitno (2011) antara lain:
a. Peran parental dan perkawinan
Ada 8 peran dasar yang membentuk posisi sosial sebagai
suami-ayah dan istri-ibu antara lain yaitu, peran sebagai provider (penyedia), peran
sebagai rumah tangga, peran perawat anak, peran perawatan anak, peran rekreasi,
peran persaudaraan/kinshin (memelihara hubungan keluarga paternal dan maternal),
peran terapeutik (memenuhi kebutuhan afektif pasangan), peran seksual. Peran
perkawinan. Kebutuhan bagi pasangan memelihara suatu hubungan perkawinan yang
kokoh itu sangat penting. Anak-anak terutama dapat mempengaruhi membentuk
suatu koalisi dengan anak. Memelihara suatu hubungan perkawinan yang
memuaskan merupakan salah satu tugas perkembangan yang vital dari keluarga.
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui
praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan
masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan. Secara umum, tujuan asuhan keperawtan keluarga adalah ditingkatkannya
kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan secara mandiri. Tujuan khusus
yang ingin dicapai adalah ditingkatkannya kemampuan keluarga :
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
b. Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah keluarga
c. Melakukan tindakan perawatan kesehatan yang tepat kepada anggota keluarga yang
sakit, mempunyai gangguan fungsi tubuh dan atau keluarga yang membutuhkan
bantuan, sesuai dengan kemampuan keluarga.
d. Memelihara dan memodifikasi lingkungan keluarga (fisik, psikis dan sosial) sehingga
dapat meningkatkan kesehatan keluarga.
e. Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat (misalnya puskesmas, posyandu,
dan sarana kesehatan lain) untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan.
2. Pengkajian
Pada kegiatan pengkajian, ada beberapa tahap yang dilakukan, yaitu:
a. Membina hubungan yang baik antara perawat dan klien(keluarga) merupakan modal
utama pelaksanaan asuhan keperawatan.
1) Diawali dengan perawat mampu memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah
2) Menjelaskan tujuan kunjungan
3) Meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah untuk membantu
menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di keluarga.
4) Menjelaskan kesanggupan bantuan perawat yang dapat dilakukan.
5) Menjelaskan kepada keluarga siapa tim kesehatn lain yang menjadi jaringan
perawat.
b. Pengkajian awal. Pengkajian ini terfokus sesuai dengan data yang diperoleh dari unit
pelayanan kesehatan
c. Pengkajian lanjutan (tahap 2). Pengkajian ini adalah tahap pengkajian untuk
memperoleh data yang lebih lengkap sesuai masalah kesehatan keluarga yang
beorientasi pada pengkajian awal.
3. Diagnosis keperawatan
Pada tahap ini ada beberapa kegiatan yang perlu dilakukan perawat sebagai berikut:
a. Pengelompokan data
Kegiatan ini tidak berbeda dengan analisis dan sisntesis pada asuhan keperawtan
klinik. Perawat mengelompokkan data hasil pengkajian dalam data objektif dan
subjektif disetiap diagnosis keperawatan.
b. Perumusan diagnosis keperawatan
Komponen diagnosis keperawatan meliputi :
1) Masalah (problem) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga.
2) Penyebab (etiologi) adalah suatu pernyataan yang dapat menyebabkan maslah
dengan mengacu pada lima tugas keluarga yaitu mengenal masalah, mengambil
keputusan, merawat anggota keluarga, memelihara lingkungan atau
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
3) Tanda (sign). Sekumpulan data subjektif atau objektif yang diperoleh perawat dari
keluarga secara langsung ataupun tidak langsung.
c. Penilaian skoring diagnosis keperawatan
Proses dkoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh Bailon dan Maglaya
(1978).
Proses skoringnya dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan dengan cara :
1) Tentukan skor sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat.
2) Skor dibagai dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot.
3) Jumlahkan skor untuk semua kriteria.
d. Penyusunan diagnosis keperawatan
Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan pada skor tertinggi dan disusun
berurutan sampai yang mempunyai skor terendah, namun perawat perlu
mempertimbangkan juga persepsi keluarga terhadap masalah kesehatan yang perlu
diatasi segera.
e. Rencana keperawatan
Penyusunan rencana perawatan dilakukan dalam 2 tahap yaitu pemenuhan skala
prioritas dan rencana perawatan (Suprajitmo, 2004).
Skala prioritas
Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang mempunyai skor tinggi dan disusun
berurutan sampai yang mempunyai skor terendah. Dalam menyusun prioritas
5. Patofisiologi
6. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Ridwan (2009), pemeriksaan penunjang hipertensi meliputi:
1) Hemoglobin/hematokrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan
dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti hiperkoagulabilitas dan anemia.
2) BUN
Memberikan informasi tentang perfusi ginjal. Diabetes mellitus adalah pencetus
hipertensi yang dapat diakibatkan oleh peningkatan.
3) Kalium serum
Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron sebagai penyebab atau
menjadi efek samping terapi diuretik.
4) Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi.
5) Kolesterol dan trigliserid serum
Peningkatan kadar kolesterol dapat mengindikasikan pencetus adanya pembentukan
plak ateromatosa/aterosklerosis.
6) EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi,
peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi
7. Penatalaksaan
Pengobatan pasien dengan penyakit jantung hipertensi terbagi dalam dua kategori
pengobatan dan pencegahan tekanan darah yang tinggi dan pengobatan penyakit jantung
hipertensi. Tekanan darah ideal adalah kurang dari 140/90 pada pasien tanpa penyakit
diabetes dan penyakit ginjal kronik dan kurang dari 130/90 pada pasien dengan penyakit
diatas. Berbagai macam strategi pengobatan penyakit jantung hipertensi :
a. Pengaturan Diet
Dalam merencanakan menu makanan untuk penderita hipertensi ada beberapa
faktor yang perlu diperhatikan yaitu keadaan berat badan, derajat hipertensi,
aktifitas dan ada tidaknya komplikasi. Sebelum pemberian nutrisi pada penderita
hipertensi, diperlukan pengetahuan tentang jumlah kandungan natrium dalam
bahan makanan. Makan biasa (untuk orang sehat rata-rata mengandung 2800-6000
mg per hari). Sebagian besar natrium berasal dari garam dapur.
Untuk mengatasi tekanan darah tinggi harus selalu memonitor kadaan tekanan
darah serta cara pengaturan makanan sehari-hari. Secara garis besar ada 4 (empat)
macam diit untuk menanggulangi atau minimal mempertahankan tekanan darah
yaitu:
b. Diet rendah garam
Diet rendah garam pada hakekatnya merupakan diet dengan mengkonsumsi
makanan tanpa garam. Garam dapur mempunyai kandungan 40% Natrium. Sumber
sodium lainnya antara lain makanan yang mengandung soda kue, baking powder,
MSG (Mono Sodium Glutamat), pengawet makanan atau natrium bensoat biasanya
terdapat dalam saos, kecap, selai, jeli, makanan yang terbuat dari mentega.
Penderita tekanan darah tinggi yang sedang menjalankan diet pantang garam
memperhatikan hal sebagai berikut:
1) Jangan menggunakan garam dapur
2) Hindari makanan awetan seperti kecap, margarie, mentega, keju, trasi, petis,
biskuit, ikan asin, sarden, sosis dan lain-lain.
3) Hindari bahan makanan yang diolah dengan menggunakan bahan makanan
tambahan atau penyedap rasa seperti saos.
4) Hindari penggunaan beking soda atau obat-obatan yang mengandung sodium.
5) Batasi minuman yang bersoda seperti coca-cola, fanta, sprit.
e. Olahraga Teratur
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu:
1) Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda,
berenang dan lain-lain
2) Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-
87% dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
3) Lamanya latihan berkisar antara 20-25 menit berada dalam zona latihan
4) Frekuensi latihan sebaiknya 3x per minggu dan paling baik 5x per minggu
f. Penurunan Berat Badan
Pada beberapa studi menunjukkan bahwa obesitas berhubungan dengan kejadian
hipertensi dan LVH. Jadi penurunan berat badan adalah hal yang sangat efektif
untuk menurunkan tekanan darah. Penurunan berat badan (1kg/minggu) sangat
dianjurkan. Penurunan berat badan dengan menggunakan obat-obatan perlu menjadi
perhatian khusus karena umumnya obat penurun berat badan yang terjual bebas
mengandung simpatomimetik, sehingga dapat meningkatan tekanan darah,
memperburuk angina atau gejala gagal jantung dan terjainya eksaserbasi aritmia.
Menghindari obat-obatan seperti NSAIDs, simpatomimetik, dan MAO yang dapat
meningkatkan tekanan darah atau menggunakannya dengan obat antihipertesni.
g. Edukasi Psikologis
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien
tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut (Ridwan, 2009).
PENGAMATAN KASUS
1. Data Umum
a. Nama kepala keluarga : Bapak E
b. Usia kepala keluarga : 54 Tahun
c. Alamat : Komplek grya jawi permai
d. Pendidikan : SMP
e. Pekerjaan :Tidak bekerja
f. Komposisi Keluarga
g. Genogram
GENOGRAM
KK
Klien
Klien bernama ibu E berusia 55 tahun, saat ini sedang mengalami hipertensi. Dia
tidak tahu kalau dia mengalami hipertensi, selama ini klien makan makanan
tinggi garam, dan makanan yang manis. Klien pernah berobat ke dokter atau
kepuskesmas dia kadang kadang mengkomsumsi obat toko bila sakit kepala.
Saat ini mereka tinggal di rumah pribadi orang tuanya dengan pendapatan
pemberian keluarga nya yang lain 50 – 100 000 per hari. Bpk E tidak bekerja.
h. Tipe Keluarga
Tipe keluarga bpk E adalah keluarga duda, dimana bapak E sudah bercerai
dengan istrinya dan saat ini tinggal bersama adiknya klien E
i. Latar belakang budaya
Keluarga bapk E adalah suku tionghoa berasal dari pontianak dan tinggal di
pontiank sudah lama. Keluarga bapak E menjalin relasi dengan warga disekitar
lingkungannya yang sebagian besar warga melayu. Kelauarga bapak E
menggunakan bahasa indonesia dan bahasa tionghoa. Keluarga bapak E tidak
memiliki pantangan dan larangan yang berhubungan dengan budaya.
j. Agama
Agama yang di anut keluaga Bpk E adalah agama kong hu cu. Keluarga bpk E
menjalankan ibadah di rumah tetapi tidak rutin mengikuti kegiatan di klenteng
hanya pada hari besar imlek yang di ikuti.
k. Status sosial ekonomi
Bapak E mengatakan kebutuhan sehari-hari dipenuhi dari pemberian keluarga
nya yang lain. Ibu E mengatakan setiap hari diberi uang sama kakaknya untuk
keperluan sehari-hari. Ibu E mengatakan kebutuhan lauk pauk dipenuhi oleh
keluarga nya yang lain
.
l. Rekreasi
Bapak E mengatakan tidak pernah ikut rekreasi karena tidak punya uang.
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini Tahap perkembangan pada keluarga ini
adalah tahap perkembangan Keluarga duda .
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap perkembangan yang belum terpenuhi adalah bapak E mengatakan bingung
bagaimana cara yang terbaik untuk memenuhi keperluan sehari hari. Sedangkan
ibu E mengatakan tidak memahami penyebab hipertensi yang dideritanya. Ibu E
mengatakan dia paling suka makan makanan yang asin dan manis. Ibu E
mengatakan bila ada uang hanya untuk membeli kebutuhan sehari hari saja. Ibu E
mengatakan suka makan makanan asin karena garam itu mengandung iodium.
Ibu E mengatakan selama ini kalau pusing istirahat, kadang- kadang beli obat di
toko. Bapak E mengatakan tidak punya kartu BPJS karena tidak mampu
membayar tagihan BPJS.
c. Riwayat keluarga sebelumnya
Bapak E mengatakan ada riwaya diabetes dalam keluarga yaitu dari ibu, dua
orang abang nya juga menderita diabetes.
3. Lingkungan
a. Karakteristik rumah
1) Tipe, ukuran rumah, jumlah ruangan
Rumah bapak E di rumah orang tuanya sebagai kepala keluarga dan sudah
lama, memiliki 3 kamar. Satu kamar untuk adik nya dan kamar yang satu
untuk bapak E dan satunya kosong. Kamar mandi dan dapur serta ruang
tamu.
Pemeriksaan Ibu E
Kepala Bentuk simetris, distribusi rambut merata, tebal, berwarna
hitam, panjang, tidak terdapat lesi di kepala.
Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Telinga Bentuk simetris antara telinga kanan dan kiri, liang telinga
terlihat bersih, eritema (-), tidak ada ganngguan pendengaran
Mata Kelopak mata terlihat dapat membuka menutup, sklera
unikterik, konjungtiva ananemik, alis mata berbatas tegas
dan simetris, pembengkakan mata (-), respon terhadap
Mulut dan hidung Bentuk simetris, ekspresi muka sesuai, lidah berwarna putih
kemerahan, tidak ada sekret yang keluar melalui hidung,
tidak ada kotoran yang terlihat melalui hidung, lidah pada
posisi normal, bicara tidak pelo, tidak ada gangguan
menelan, bibir simetris, mukosa bibir lembab, tidak ada
Dada dan paru- paru Suara nafas vesikuler, Inspeksi tidak ada retaksi dada saat
bernafas, Palpasi pengembangan dada simetris, Perkusis:
Abdomen sonor, agregate
Inspeksi: dewasa
tidak ada hipertensikultasi
lesi disekitar abdomen,paru :vesikuler
tidak ada distensi,
perut tidak kembung, agregate dewasa hipertensikultasi:
bising usus 16 x/menit,
A. Analisa Data
Total skor 5
B. Prioritas masalah
1. Ketidakefektifan managemen kesehatan keluarga pada keluarga bapak E
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko pada keluarga bapak E
3. Defisiensi pengetahuan tentang hipertensi pada ibu E
C. Rencana Keperawatan
DO : perawatan keluarga
TUK 2 Subyektif :
Intervensi : 1. Ibu E
1. Kaji kebutuhan mengatakan
11/3/2023 dan harapan bingung
Jam 17.00 keluarga mengatur uang
tentang 50 rb untuk
kesehatan kebutuhan
2. Kaji tindakan sehari-hari dan
yang dapat berharap bisa
dilakukan dapat solusi
keluarga. untuk membantu
3. Motivasi untuk suami.
pengembangan 2. Ibu E
sikap yang mengatakan
mendukung selama ini kalau
upaya ada yang sakit
kesehatan cukup membeli
obat di toko dan
istirahat
3. Bapak E
mengatakan
merasa tidak
enak di bantu
oleh saudaranya.
Obyektif
-
TUK 3 Subyektif
Intervensi: 1. Bapak E
1. Kaji mengatakan
kemampuan gajinya tidak
ekonomi yang cukup untuk
dimiliki keperluan sehari-
11/3/2021
keluarga hari
2. Kaji 2. Ibu E
pemahaman mengatakan saat
keluarga ini tidak punya
tentang proses penghasilan
penyakit 3. Bapak E dan ibu
3. Ajar teknik E mengatakan
relaksasi tidak paham
seperti dengan penyakit
meditasi yang didreita ibu
4. Anjurkan E.
keluarga 4. Bapak E dan ibu
menjalani E mengatakan
hubungan yang kalua ada yang
memiliki sakit bergantian
kepentingan merawatnya dan
bersama saling
11/3/2023 komunikasi bila
Jam 17.00 ada yang darurat.
Obyektif
1. Keluarga bapak
E antusias dan
kooperatif saat
diajarkan teknik
relaksasi seperti
meditasi
2. Pengahasilan
keluarga bapak
E, 50- 100rb
perhari bantuan
dari saudaranya
TUK 4 Subyektif
Intervensi: 1. Ibu E
1. Kaji keamanan mengatakan
dan berusaha
kenyamanan menjaga
lingkungan kebersihan
2. Pertahankan rumah dan
konsistensi lingkungan
kunjungan sekitar.
tenaga 2. Bapak E
kesehatan mengatakan
3. Jelaskan cara senang karena
membuat ternyata anda
lingkungan mau membantu
rumah aman untuk
dan nyaman memberikan
informasi tentang
kesehatan .
Objektif
Hinhari tempat yang
membuat kebisingan
TUK 5 Subyektif
Intervensi : 1. Ibu E
1. Informasikan mengatakan
fasilitas mereka tidak
kesehatan yang memiliki fasilitas
ada di kesehatan seperti
lingkungan kartu BPJS.
keluarga 2. Bapak E
2. Anjurkan mengatakan
menggunakan tidak mampu
fasilitas membayar iuran
kesehatan bulan meski
keluarga untuk kelas tiga.
3. Bapak E
mengatakan
hanya anak
pertama yang
punya kartu
BPJS dari
pemerintah yang
gratis itupun
diurus saat
masuk rumah
sakit. Dan rumah
sakit membantu
untuk
mengurusnya.
Obyektif
-
No Diagnosa Tanggal/jam Implementasi Evaluasi paraf
keperawatan
4. Bapak E
mengatakan
TUK 3 Subyektif :
Intervensi: 1. Ibu E
1. Kaji masalah mengatakan
kesehatan dalam
keluarga keluarganya tidak
2. Kaji insiatif ada yang sakit
keluarga atau tekanan darah
bakat yang tinggi.
dimiliki 2. Bapak E
3. Fasilitasi mengatakan
12/3/2023 pemenuhan selama ini
Jam 17.00 kebutuhan kakaknya kalu
kesehatan makan bebas
4. Libatkan Obyektif
teman/kader Keluarga bapak E
kesehatan untuk senang dengan
membimbing adanya
pemenuhan kunjungan rumah
kesehatan
TUK 4 Subyektif
Intervensi: 1. Bapak E
1. Berikan mengatakan
dukungan senang dan
terhadap usaha terbantu dengan
yang positif dan solusi yang di
pencapaiannya tawarkan kepada
2. Jelaskan keluarga dengan
penanganan harapan bisa
masalah membantu
kesehatan memnuhi
3. Anjurkan kebutuhan.
keluarga hidup Obyektif
bersih dan sehat 1. Keluarga bapak E
terlihat senang
dengan cara
menangani dan
mencegah
hipertensi dengan
beberapa terapi
seperti terapi
berkebun,
TUK 5 Subyektif
Intervensi : 1. Keluarga bapak E
1. Berikan mengatakan akan
dukungan mencoba
terhadap usaha mengurus lagi
positif dan kartu BPJS
pencapaian karena sekarang
2. Anjurkan tahu ibu E
keluarga menderita
menggunakan hipertensi.
fasilitas
kesehatan yang
ada Obyektif
3. Anjurkan -
keluarga untuk
mengurus
fasilitas
kesehatan yang
bisa untuk
mengontrol dan
pengobatan
keluarga
DAFTAR PUSTAKA :
Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2018) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, Edisi I
Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, Edisi
I
Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2019) Standar Luaran Keperawatan Indonesia, Edisi I
Riasmini, Ni Made, dkk (2017) Panduan Asuhan Keperawatan, UI-Press