Anda di halaman 1dari 55

PENUGASAN INDIVIDU

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA:


HIPERTENSI

MAHASISWA:
AIYSONG
NIM
1420122188

INSTITUT KESEHATAN IMMANUEL


TA 2022/2023
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan
aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing (Suprajitno, 2012).
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan (Effendi, 2011).
2. Struktur Keluarga
Menurut Suprajitno (2012), keluarga memiliki struktur yang dikepalai oleh kepala
keluarga, yaitu:
a. Patrilineal: keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
b. Matrilineal: keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
c. Matrilokal: sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
d. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
e. Keluarga kawinan: hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
dengan suami atau istri.
3. Ciri-Ciri Keluarga
Menurut Effendi (2011), ciri-ciri keluarga adalah:
a. Unit terkecil dari masyarakat
b. Terdiri dari dua orang atau lebih dalam satu atap yang mempunyai hubungan yang
intim, pertalian darah/ perkawinan
c. Terorganisasi di bawah asuhan kepala rumah tangga (biasanya bapak atau ibu atau
keluarga lain yang dominan) yang saling berhubungan dengan satu dengan lainnya,
saling bergantung antar anggota keluarga
d. Setiap anggota keluarga memiliki peran dan fungsi masing-masing yang
dikoordinasikan oleh kepala keluarga
e. Mempunyai keunikan masing-masing serta nilai dan norma hidup yang didasari
sistem kebudayaan
f. Mempunyai hak otonomi dalam mengatur keluarganya misalnya dalam hal
kesehatan keluarga

4. Macam-Macam Struktur/Tipe/Bentuk Keluarga


Menurut Effendi (2011), tipe-tipe keluarga meliputi:
a. Tradisional
1) The nuclear family (keluarga inti): Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan
anak
2) The dyad family : Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang
hidup bersama dalam satu rumah
3) Keluarga usila: Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan
anak sudah memisahkan diri.
4) The childless family: Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk
mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar
karir/pendidikan yang terjadi pada wanita.
5) The extended family (keluarga luas/besar): Keluarga yang terdiri dari tiga
generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family disertai:
paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll).
6) The single-parent family (keluarga duda/janda): Keluarga yang terdiri dari satu
orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses
perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan).
7) Commuter family: Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah
satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota
bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end).
8) Multigenerational family : Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok
umur yang tinggal bersama dalam satu rumah
9) Kin-network family: Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau
saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang
sama. Misalnya: dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll)
10) Blended family : Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah
kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya
11) The single adult living alone / single-adult family: Keluarga yang terdiri dari
orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi),
seperti : perceraian atau ditinggal mati.
b. Non Tradisional
1) The unmarried teenage mother: Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama
ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah
2) The stepparent family: Keluarga dengan orangtua tiri
3) Commune family: Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas
yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas
kelompok / membesarkan anak bersama
4) The nonmarital heterosexual cohabiting family: Keluarga yang hidup bersama
berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
5) Gay and lesbian families: Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup
bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners)
6) Cohabitating couple: Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan
perkawinan karena beberapa alasan tertentu
7) Group-marriage family: Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat
rumah tangga bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan yang
lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
8) Group network family: Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai,
hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah
tangga bersama, pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya
9) Foster family: Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya
10) Homeless family: Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan
yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
11) Geng: Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi
berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
5. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menurut Effendi (2011), meliputi:
a. Peranan ayah: Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai
anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.
b. Peranan ibu: Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung
dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari
nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Peranan anak: Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
6. Fungsi Keluarga
Menurut Suprajitno (2012), fungsi keluarga meliputi:
a. Fungsi biologis:
1) Meneruskan keturunan
2) Memelihara dan membesarkan anak
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi Psikologis:
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2) Memberikan perhatian di antara anggota keluarga
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4) Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi sosialisasi:
1) Membina sosialisasi pada anak.
2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan
anak.
3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
d. Fungsi ekonomi:
1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan
datang (pendidikan, jaminan hari tua).
e. Fungsi pendidikan:
Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku
anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya

1) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam


memenuhi peranannya sebagai orang dewasa
2) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
7. Tipe dan Bentuk Keluarga
Pembagian tipe keluarga menurut Effendi (2011), yaitu:
a. Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan
anak yang diperoleh dari keturunan atau adopsi atau keduanya.
b. Keluarga besar (Extented Family) adalah keluarga inti ditambah
anggota keluarga yang lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek, nenek,
paman, bibi).
c. Keluarga berantai (Serial Family), adalah keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
1) Keluarga duda/janda (Single famili), adalah keluarga yang terjadi
karena perceraia/kematian.
2) Keluarga berkomposisi (Composite Family), adalah keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.

3) Keluarga kabitas (Cahabitation Family), adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan membentuk satu keluarga.
8. Peran keluarga
Peran formal keluarga menurut Suprajitno (2011) antara lain:
a. Peran parental dan perkawinan
Ada 8 peran dasar yang membentuk posisi sosial sebagai
suami-ayah dan istri-ibu antara lain yaitu, peran sebagai provider (penyedia), peran
sebagai rumah tangga, peran perawat anak, peran perawatan anak, peran rekreasi,
peran persaudaraan/kinshin (memelihara hubungan keluarga paternal dan maternal),
peran terapeutik (memenuhi kebutuhan afektif pasangan), peran seksual. Peran
perkawinan. Kebutuhan bagi pasangan memelihara suatu hubungan perkawinan yang
kokoh itu sangat penting. Anak-anak terutama dapat mempengaruhi membentuk
suatu koalisi dengan anak. Memelihara suatu hubungan perkawinan yang
memuaskan merupakan salah satu tugas perkembangan yang vital dari keluarga.

Peran informal keluarga menurut Suprajitno (2011), antara lain:


1) Pengharmonis: Menengahi perbedaan yang terdapat di antara
para anggota, menghibur dan menyatukan kembali perbedaan
pendapat.
2) Insiator-kontributor: mengemukakan dan mengajukan ide-ide baru atau cara-cara
mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.
3) Pendamai: merupakan salah satu dari bagian dari konflik dan
ketidaksepakatan, pendamai menyatakan kesalahannya, atau
menawarkan penyelesaian “setengah jalan”.
4) Perawat keluarga: Orang yang terpanggil untuk merawat dan
mengasuh anggota keluarga lain yang membutuhkannya.

5) Koordinator keluarga: Mengorganisasi dan merencanakan


kegiatan-kegiatan keluarga, berfungsi mengangkat keterikatan/ keakraban.
9. Tugas Kesehatan Keluarga
Tugas kesehatan keluarga menurut Friedman (1998) dalam Suprajitno (2011), yaitu:
a. Mengenal masalah kesehatan
Mengenal masalah kesehatan dalam mengenal masalah kesehatan nyeri sendi karena
kurangnya pengetahuan tentang nyeri sendi dan rasa takut akibat masalah yang di
ketahui.
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan di sebabkan oleh tidak
memahami mengeni sifat, berat, dan luasnya masalah, maslah tidak begitu menonjol
dan tidak sanggup memcahkan masalah kurang pengetahuan tentang nyeri sendi.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
sakit nyeri sendi di karenakan oleh ketidak mampuan tentang penyakit, misal
penyebab, gejala, penyebaran, dan perawatan penyakit.
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
Di karenakan oleh keluarga dapat melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan
lingkungan rumah, dan ketidak tahuan tentang usaha penyakit nyeri sendi.
e. Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas
kesehatan masyarakat. Ketidakmampuan keluarga menggunakan sumber di
masyarakat guna memelihara kesehatan di sebabkan keluarga tidak memahami
keuntungan yang di peroleh dan tidak ada dukungan dari masyarakat.
10. Tahap-Tahap Kehidupan/ Perkembangan Keluarga.
Tahapan perkembangan keluarga menurut Friedman (1998) dalam Suprajitno (2011),
meliptui:
a. Pasangan baru (keluarga baru): Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu
laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing. Tugas keluarga pasangan baru:
1) Membina hubungan intim yang memuaskan.
2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok social.
3) Mendiskusikan rencana memiliki anak.
b. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama): Keluarga yang menantikan
kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran anak pertama dan berlanjut
damapi anak pertama berusia 30 bulan. Tugas keluarga kelahiran anak pertama
adalah:
1) Persiapan menjadi orang tua
2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual
dan kegiatan keluarga
3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
c. Keluarga dengan anak pra-sekolah: Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama
(2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia 5 tahun. Tugas keluarga dengan anak pra
sekolah adalah:
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal,
privasi dan rasa aman
2) Membantu anak untuk bersosialisasi
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain
juga harus terpenuhi
4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga
(keluarga lain dan lingkungan sekitar)
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot)
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
d. Keluarga dengan anak sekolah: Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia
enam tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai
jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk.
1) Membantu sosialisasi anak: tetangga, sekolah dan lingkungan
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk
kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
e. Keluarga dengan anak remaja: Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan
biasanya berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan
rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi
tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi
lebih dewasa. Tugas keluarga anak remaja:
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat
remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya.
2) Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
4) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan): Tahap ini dimulai pada saat anak pertama
meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah.
Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak
yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua.
4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
g. Keluarga usia pertengahan: Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal.
1) Mempertahankan kesehatan
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-
anak
3) Meningkatkan keakraban pasangan
h. Keluarga usia lanjut: Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat
salah satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi
keduanya meninggal.
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
2) Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan
3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
5) Melakukan life review (merenungkan hidupnya).
6) Perawatan Kesehatan Keluarga
B. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga
1. Pengertian

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui
praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan
masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan. Secara umum, tujuan asuhan keperawtan keluarga adalah ditingkatkannya
kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan secara mandiri. Tujuan khusus
yang ingin dicapai adalah ditingkatkannya kemampuan keluarga :
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
b. Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah keluarga
c. Melakukan tindakan perawatan kesehatan yang tepat kepada anggota keluarga yang
sakit, mempunyai gangguan fungsi tubuh dan atau keluarga yang membutuhkan
bantuan, sesuai dengan kemampuan keluarga.
d. Memelihara dan memodifikasi lingkungan keluarga (fisik, psikis dan sosial) sehingga
dapat meningkatkan kesehatan keluarga.
e. Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat (misalnya puskesmas, posyandu,
dan sarana kesehatan lain) untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan.
2. Pengkajian
Pada kegiatan pengkajian, ada beberapa tahap yang dilakukan, yaitu:
a. Membina hubungan yang baik antara perawat dan klien(keluarga) merupakan modal
utama pelaksanaan asuhan keperawatan.
1) Diawali dengan perawat mampu memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah
2) Menjelaskan tujuan kunjungan
3) Meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah untuk membantu
menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di keluarga.
4) Menjelaskan kesanggupan bantuan perawat yang dapat dilakukan.
5) Menjelaskan kepada keluarga siapa tim kesehatn lain yang menjadi jaringan
perawat.
b. Pengkajian awal. Pengkajian ini terfokus sesuai dengan data yang diperoleh dari unit
pelayanan kesehatan
c. Pengkajian lanjutan (tahap 2). Pengkajian ini adalah tahap pengkajian untuk
memperoleh data yang lebih lengkap sesuai masalah kesehatan keluarga yang
beorientasi pada pengkajian awal.
3. Diagnosis keperawatan
Pada tahap ini ada beberapa kegiatan yang perlu dilakukan perawat sebagai berikut:
a. Pengelompokan data
Kegiatan ini tidak berbeda dengan analisis dan sisntesis pada asuhan keperawtan
klinik. Perawat mengelompokkan data hasil pengkajian dalam data objektif dan
subjektif disetiap diagnosis keperawatan.
b. Perumusan diagnosis keperawatan
Komponen diagnosis keperawatan meliputi :
1) Masalah (problem) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga.
2) Penyebab (etiologi) adalah suatu pernyataan yang dapat menyebabkan maslah
dengan mengacu pada lima tugas keluarga yaitu mengenal masalah, mengambil
keputusan, merawat anggota keluarga, memelihara lingkungan atau
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
3) Tanda (sign). Sekumpulan data subjektif atau objektif yang diperoleh perawat dari
keluarga secara langsung ataupun tidak langsung.
c. Penilaian skoring diagnosis keperawatan
Proses dkoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh Bailon dan Maglaya
(1978).
Proses skoringnya dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan dengan cara :
1) Tentukan skor sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat.
2) Skor dibagai dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot.
3) Jumlahkan skor untuk semua kriteria.
d. Penyusunan diagnosis keperawatan
Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan pada skor tertinggi dan disusun
berurutan sampai yang mempunyai skor terendah, namun perawat perlu
mempertimbangkan juga persepsi keluarga terhadap masalah kesehatan yang perlu
diatasi segera.
e. Rencana keperawatan
Penyusunan rencana perawatan dilakukan dalam 2 tahap yaitu pemenuhan skala
prioritas dan rencana perawatan (Suprajitmo, 2004).
Skala prioritas
Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang mempunyai skor tinggi dan disusun
berurutan sampai yang mempunyai skor terendah. Dalam menyusun prioritas

masalah kesehatan dan keperawatan keluarga harus didasarkan beberapa criteria


sebagai berikut :
1) Sifat masalah (actual, risiko, potensial)
2) Kemungkinan masalah dapat diubah
3) Potensi masalah untuk dicegah
4) Menonjolnya masalah
f. Pelaksanaan
Pelaksanaan dilaksanakan berdasarkan pada rencana yang telah disusun.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap


keluarga yaitu :
1) Sumber daya keluarga
2) Tingkat pendidikan keluarga
3) Adat istiadat yang berlaku
4) Respon dan penerimaan keluarga
5) Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga.
g. Evaluasi

Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil implementasi dengan


criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Kerangka
kerja valuasi sudah terkandung dalam rencana perawatan jika secara jelas telah
digambarkan tujuan perilaku yang spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai
criteria evaluasi bagi tingkat aktivitas yang telah dicapai (Friedman,1998)
Evaluasi disusun mnggunakan SOAP dimana :
S : ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subyektif oleh keluarga
setelah diberikan implementasi keperawatan.
O : keadaan obyektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan
pengamatan yang obyektif.
A : merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon subyektif dan obyektif.
P : perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis
(Suprajitno,2011)
C. Konsep Medis Hipertensi
1. Definisi
Hipertensi adalah suatu keadaan tekanan darah seseorang lebih dari 140 mmHg
(sistolik) dan lebih dari 90 mmHg (diastolik) (Corwin, 2009).
Penyakit hipertensi merupakan penyakit kelainan jantung yang ditandai oleh
meningkatnya tekanan darah dalam tubuh. Seseorang yang terjangkit penyakit ini
biasanya berpotensi mengalami penyakit-penyakit lain seperti stroke, dan penyakit
jantung (Ridwan, 2009).
2. Etiologi
Menurut Ridwan (2009), faktor resiko yang dapat menyebabkan hipertensi adalah:
1) Usia
Insidensi hipertensi meningkat dengan meningkatnya usia. Hipertensi pada orang
berusia < 35 tahun menaikkan insiden penyakit jantung koroner dan kelahiran
prematur.
2) Jenis kelamin
Pria lebih tinggi daripada wanita untuk insiden hipertensi, namun pada usia
pertengahan dan lebih tua insiden hipertensi pada wanita jauh lebih tinggi.
3) Keturunan
Seseorang akan mempunyai kemugkinan yang lebih besar mengalami hipertensi
apabila orang tuanya mengidap penyakit hipertensi.
4) Pola hidup
Penghasilan, pendidikan yang rendah dapat memicu stress yang mengakibatkan
timbulnya hipertensi. Obesitas dan merokok merupakan faktor utama dari
hipertensi dan penyakit jantung koroner.
3. Tanda Gejala
Menurut Ridwan (2009), tanda gejala yang timbul pada orang dengan hipertensi adalah:
1) Sakit kepala
2) Pusing
3) Rasa berat di tengkuk
4) Emosi tidak stabil/sering marah-marah
5) Mata berkunang-kunang
6) Telinga berdengung
7) Sulit tidur
8) Kaki tangan sering kesemutan
9) Mudah lelah
4. Klasifikasi
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi 2, yaitu:
a) Hipertensi essensial (hipertensi primer), yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya, contoh : Keturunan, umur, psikis
b) Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain, dapat
diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vaskuler renal, penggunaan kontrasepsi
oral yaitu pil, gangguan endokrin dll.
Klasifikasi hipertensi menurut WHO:
Kategori Tekanan Darah Sistol Tekanan Darah Diastol
(mmHg) (mmHg)
Optimal < 120 < 80
Normal < 130 < 85
Normal-Tinggi 130-139 85-89
Tingkat 1 (Hipertensi Ringan) 140-159 90-99
Sub-group: perbatasan 140-149 90-94
Tingkat 2 (Hipertensi Sedang) 160-179 100-109
Tingkat 3 (Hipertensi Berat) ≥ 180 ≥ 110
Hipertensi sistol terisolasi ≥ 140 < 90
Sub-group: perbatasan 140-149 <90

5. Patofisiologi

6. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Ridwan (2009), pemeriksaan penunjang hipertensi meliputi:
1) Hemoglobin/hematokrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan
dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti hiperkoagulabilitas dan anemia.
2) BUN
Memberikan informasi tentang perfusi ginjal. Diabetes mellitus adalah pencetus
hipertensi yang dapat diakibatkan oleh peningkatan.
3) Kalium serum
Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron sebagai penyebab atau
menjadi efek samping terapi diuretik.
4) Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi.
5) Kolesterol dan trigliserid serum
Peningkatan kadar kolesterol dapat mengindikasikan pencetus adanya pembentukan
plak ateromatosa/aterosklerosis.
6) EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi,
peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi

7. Penatalaksaan
Pengobatan pasien dengan penyakit jantung hipertensi terbagi dalam dua kategori
pengobatan dan pencegahan tekanan darah yang tinggi dan pengobatan penyakit jantung
hipertensi. Tekanan darah ideal adalah kurang dari 140/90 pada pasien tanpa penyakit
diabetes dan penyakit ginjal kronik dan kurang dari 130/90 pada pasien dengan penyakit
diatas. Berbagai macam strategi pengobatan penyakit jantung hipertensi :
a. Pengaturan Diet
Dalam merencanakan menu makanan untuk penderita hipertensi ada beberapa
faktor yang perlu diperhatikan yaitu keadaan berat badan, derajat hipertensi,
aktifitas dan ada tidaknya komplikasi. Sebelum pemberian nutrisi pada penderita
hipertensi, diperlukan pengetahuan tentang jumlah kandungan natrium dalam
bahan makanan. Makan biasa (untuk orang sehat rata-rata mengandung 2800-6000
mg per hari). Sebagian besar natrium berasal dari garam dapur.
Untuk mengatasi tekanan darah tinggi harus selalu memonitor kadaan tekanan
darah serta cara pengaturan makanan sehari-hari. Secara garis besar ada 4 (empat)
macam diit untuk menanggulangi atau minimal mempertahankan tekanan darah
yaitu:
b. Diet rendah garam
Diet rendah garam pada hakekatnya merupakan diet dengan mengkonsumsi
makanan tanpa garam. Garam dapur mempunyai kandungan 40% Natrium. Sumber
sodium lainnya antara lain makanan yang mengandung soda kue, baking powder,
MSG (Mono Sodium Glutamat), pengawet makanan atau natrium bensoat biasanya
terdapat dalam saos, kecap, selai, jeli, makanan yang terbuat dari mentega.
Penderita tekanan darah tinggi yang sedang menjalankan diet pantang garam
memperhatikan hal sebagai berikut:
1) Jangan menggunakan garam dapur
2) Hindari makanan awetan seperti kecap, margarie, mentega, keju, trasi, petis,
biskuit, ikan asin, sarden, sosis dan lain-lain.
3) Hindari bahan makanan yang diolah dengan menggunakan bahan makanan
tambahan atau penyedap rasa seperti saos.
4) Hindari penggunaan beking soda atau obat-obatan yang mengandung sodium.
5) Batasi minuman yang bersoda seperti coca-cola, fanta, sprit.

c. Diet rendah kolesterol/lemak


Di dalam tubuh terdapat tiga bagian lemak yaitu kolesterol, trigliserida, dan
pospolipid. Sekitar 25-50% kolesterol berasal dari makanan dapat diarsorbsi oleh
tubuh sisanya akan dibuang lewat feses. Beberapa makanan yang mengandung
kolestero tinggi yaitu daging, jeroan, keju keras, susu, kuning telur, ginjal, kepiting,
hati dan kaviar. Tujuan diet rendah kolesterol adalah menurunkan kadar kolesterol
serta menurunkan berat badan bila gemuk. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
mengatur nutrisi pada hypertensi adalah:
1) Hindari penggunaan minyak kelapa, lemak, margarine dan mentega.
2) Batasi konsumsi daging, hati, limpa dan jenis jeroan.
3) Gunakan susu full cream.
4) Batasi konsumsi kuning telur, paling banyak tiga butir per minggu.
5) Lebih sering mengkonsumsi tahu, tempe, dan jenis kacang-kacang lainnya.
6) Batasi penggunaan gula dan makanan yang manis-manis seperti sirup, dodol.
7) Lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan.
d. Diet kalori bila kelebihan berat badan
Hipertensi tidak mengenal usia dan bentuk tubuh seseorang. Meski demikian orang
yang kelebihan berat badan akan beresiko tinggi terkena hypertensi. Salah satu cara
untuk menanggulanginya dengan melakukan diet rendah kalori, agar berat
badannya menurun hingga normal. Dalam pengaturan nutrisi perlu diperhatikan hal
berikut:
1) Asupan kalori dikurangi sekitar 25% dari kebutuhan energi atau 500 kalori
untuk penurunan 0,5 kg berat badan per minggu.
Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan zat gizi. Contoh
menu untuk penderita hipertensi: 1 piring nasi (100 gram), 1 potong daging (50
gram), 1 mangkok sup (130 gram), 1 potong tempe (50 gram), 1 potong pepaya
(100 gram) (Rahayu, 2000).

e. Olahraga Teratur
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu:
1) Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda,
berenang dan lain-lain
2) Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-
87% dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
3) Lamanya latihan berkisar antara 20-25 menit berada dalam zona latihan
4) Frekuensi latihan sebaiknya 3x per minggu dan paling baik 5x per minggu
f. Penurunan Berat Badan
Pada beberapa studi menunjukkan bahwa obesitas berhubungan dengan kejadian
hipertensi dan LVH. Jadi penurunan berat badan adalah hal yang sangat efektif
untuk menurunkan tekanan darah. Penurunan berat badan (1kg/minggu) sangat
dianjurkan. Penurunan berat badan dengan menggunakan obat-obatan perlu menjadi
perhatian khusus karena umumnya obat penurun berat badan yang terjual bebas
mengandung simpatomimetik, sehingga dapat meningkatan tekanan darah,
memperburuk angina atau gejala gagal jantung dan terjainya eksaserbasi aritmia.
Menghindari obat-obatan seperti NSAIDs, simpatomimetik, dan MAO yang dapat
meningkatkan tekanan darah atau menggunakannya dengan obat antihipertesni.
g. Edukasi Psikologis
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien
tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut (Ridwan, 2009).
PENGAMATAN KASUS

1. Data Umum
a. Nama kepala keluarga : Bapak E
b. Usia kepala keluarga : 54 Tahun
c. Alamat : Komplek grya jawi permai
d. Pendidikan : SMP
e. Pekerjaan :Tidak bekerja

f. Komposisi Keluarga

No Initial Umur L/ Hub. KK Pendidi Pekerjaan Agam


P kan a
1 Bpk E 54 tahun L Kepala keluarga SMP Tidak bekerja Kong
hu cu
3 Ibu E 55 P kakak Tidak Tidak bekerja Kong
sekolah hu cu
4

g. Genogram
GENOGRAM

KK
Klien
Klien bernama ibu E berusia 55 tahun, saat ini sedang mengalami hipertensi. Dia
tidak tahu kalau dia mengalami hipertensi, selama ini klien makan makanan
tinggi garam, dan makanan yang manis. Klien pernah berobat ke dokter atau
kepuskesmas dia kadang kadang mengkomsumsi obat toko bila sakit kepala.
Saat ini mereka tinggal di rumah pribadi orang tuanya dengan pendapatan
pemberian keluarga nya yang lain 50 – 100 000 per hari. Bpk E tidak bekerja.

h. Tipe Keluarga
Tipe keluarga bpk E adalah keluarga duda, dimana bapak E sudah bercerai
dengan istrinya dan saat ini tinggal bersama adiknya klien E
i. Latar belakang budaya
Keluarga bapk E adalah suku tionghoa berasal dari pontianak dan tinggal di
pontiank sudah lama. Keluarga bapak E menjalin relasi dengan warga disekitar
lingkungannya yang sebagian besar warga melayu. Kelauarga bapak E
menggunakan bahasa indonesia dan bahasa tionghoa. Keluarga bapak E tidak
memiliki pantangan dan larangan yang berhubungan dengan budaya.
j. Agama
Agama yang di anut keluaga Bpk E adalah agama kong hu cu. Keluarga bpk E
menjalankan ibadah di rumah tetapi tidak rutin mengikuti kegiatan di klenteng
hanya pada hari besar imlek yang di ikuti.
k. Status sosial ekonomi
Bapak E mengatakan kebutuhan sehari-hari dipenuhi dari pemberian keluarga
nya yang lain. Ibu E mengatakan setiap hari diberi uang sama kakaknya untuk
keperluan sehari-hari. Ibu E mengatakan kebutuhan lauk pauk dipenuhi oleh
keluarga nya yang lain
.
l. Rekreasi
Bapak E mengatakan tidak pernah ikut rekreasi karena tidak punya uang.
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini Tahap perkembangan pada keluarga ini
adalah tahap perkembangan Keluarga duda .
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap perkembangan yang belum terpenuhi adalah bapak E mengatakan bingung
bagaimana cara yang terbaik untuk memenuhi keperluan sehari hari. Sedangkan
ibu E mengatakan tidak memahami penyebab hipertensi yang dideritanya. Ibu E
mengatakan dia paling suka makan makanan yang asin dan manis. Ibu E
mengatakan bila ada uang hanya untuk membeli kebutuhan sehari hari saja. Ibu E
mengatakan suka makan makanan asin karena garam itu mengandung iodium.
Ibu E mengatakan selama ini kalau pusing istirahat, kadang- kadang beli obat di
toko. Bapak E mengatakan tidak punya kartu BPJS karena tidak mampu
membayar tagihan BPJS.
c. Riwayat keluarga sebelumnya
Bapak E mengatakan ada riwaya diabetes dalam keluarga yaitu dari ibu, dua
orang abang nya juga menderita diabetes.
3. Lingkungan
a. Karakteristik rumah
1) Tipe, ukuran rumah, jumlah ruangan
Rumah bapak E di rumah orang tuanya sebagai kepala keluarga dan sudah
lama, memiliki 3 kamar. Satu kamar untuk adik nya dan kamar yang satu
untuk bapak E dan satunya kosong. Kamar mandi dan dapur serta ruang
tamu.

2) Ventilasi dan penerangan


Ventilasi yang rumah ditempati bapak E dan keluarganya cukup memadai
dengan jendela dan pintu didalam lingkungan rumah baik. Jadi udara dan
penerangan cukup.
3) Persediaan air bersih
Bapak E mengatakan sumber air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
dan kegiataan sehari-hari berasal dari PDAM dan air hujan..
4) Pembuangan Sampah
Ibu E mengatakan sampah rumah tangga ditampung di tempat pembuangan
sampah di depan yang biasanya diambil petugas kebersihan setiap 2 x
seminggu.
5) Pembuangan air limbah
Pembuangan air limbah dialirkan ke septitank yang yang berada di belakang
rumah.
6) Jamban /WC(tipe, jarak sumber air)
Rumah yang ditempati oleh keluarga bpk E menggunakan WC tipe jonkok,
jarak sumber air dengan septitank sekitar 3 meter.
7) Denah (rumah dan lingkungan)
Perumahan penduduk.
b. Karakteristik Lingkungan dan komunitas
Rumah tempat tinggal keluaga bapak E merupakan perkotaan dan penduduk,
samping kiri, di depan jalan gang dan tetangga, sebelah kanan jalan gang dan
tetatngga belakang jarak antara rumah yang satu dengan yang lain berdekatan.
Suasana di lingkung tenang. Jalan unutuk masuk rumah Bapak E di aspal yang
dapat dilalui oleh mobil dan motor. Kehidupan lingkungan cukup tetrtutup karena
semua sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Disekitar rumah bapak E terdapat
mesjid sekitar 200 meter dari rumah. Keluarga bapak E membeli sayur di warung
dekat rumah toko kecil sekitar 100 meter. Matapencaharian bpk E sebelumnya
swasta karena ada sesuatu hal berhenti, sampai saat ini keluarga bapak E tidak
bekerja. Untuk sementara ini di bantu oleh saudaranya, kaadang di beri uang 50
– 100 ribu uang inilah yang mereka gunakan untuk keperluan makan sehari-hari
dan sisanya untuk biaya bensin.
c. Mobilitas Geografis keluarga
Anggota keluarga telah tinggal di komunitas dan lingkungan ini sudah lama.
d. Transaksi dan hubungan keluarga dengan komunitas
Keluarga bapak E dikenal ramah dan suka menolong orang dan mudah
berkomunikasi dengan keluarga dan semua orang.
e. Lingkungan sosial politik dan kesehatan keluarga
Bapak E mengatakan bahawa lingkungan tempat tinggal mereka tidak pernah
dikunjungi orang-orang yang terlibat dalam politik, untuk kesehatan keluarga
Bapak E kadang di bawa ke dokter praktek oleh saudaranya yang lain, kadang
juga membeli obat di toko karena tidak punya kartu BPJS dan mereka tidak
mampu bayar tagihan. ibu E mengatakan kalau sakit dia biasa beli obat di toko
kalau sudah 3 hari tidak ada perubahan baru periksa ke dokter.
4. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi
Pola komunikasi dengan keluarga bapak E terbuka dengan kakaknya ibu E.
Bapak E dengan kakaknya selalu berkomunikasi apabila ada kesulitan yang
dialami keduanya. ibu E selalu mengikuti apa yang sudah diputuskan bersama.
Pola komunikasi yang dibangun di keluarga bapak E di dalam rumah dengan
menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa tionghoa.
b. Struktur kekuasaan dan pengambilan keputusan
Bapak E mengatakan untuk mengambil keputusan selalu dibicarakan bersama
namun pada pengambil keputusan tetap bapak E.
c. Struktur peran
1) Peran formal
Bapak E adalah kepala keluarga yang saat ini juga belum bekerja dan sampai
saat ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-har di bantu oleh saudara yang
lain. Sedangkan klien E juga tidak bekerja.
2) Peran informal
Bapak E sudah mencoba untuk mencari perkerjaan tapi belum ada yang
terima.
d. Nilai dan norma
Nilai dan norma yang dianut keluarga bapak E umumnya dilatarbelakangi budaya
tionghoa, menurut budaya tionghoa bagi yang memiliki anak harus diajarkan
tatakrama dan memperdalam agama.
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
bapak E mengatakan anggota keluarga terbuka dan menyayangi serta siap
membantu mereka saat mengalami kesulitan secara khusus untuk keperluan
kakaknya.
b. Fungsi sosialisasi
Keluarga bapak E bersosialisasi dengan masyarakat sekitar lingkungan baik dan
mengikuti kegiataan RT dan ikut kerja bakti.
c. Fungsi perawatan
Ibu E mengatakan tidak tahu kalau tekanan darahnya tinggi, dia mau beli obat
paracetamol di toko karena pusing. TD 140/90 mmhg. Nadi; 88x/menit. RR
20x/menit. Ibu E juga mengatakan kaki dan tangannya sering kesemutan dan
leher terasa kaku pandangan kabur saat mau berdiri.
6. Stres dan koping keluarga
1. Stresor yang dimiliki
1) Stresor jangka pendek
Stresor yang dirasakan saat ini bapak E mengatakan cara mengelola uang
untuk kebutuhan hidup sehari-hari, bapak E mengatakan berdoa agar jangan
sampai sakit karena akan menambah beban sauradara atau keluarga. Merasa
takut kalau sakit siapa yang membiayai . Ibu E mengatakan pusing
memikirkan cara mengelola uang yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari dan merasa takut karena sering sakit kepala dan pandangan kabur.
Ibu E mengatakan ingin semuanya normal dan akan berusaha mengikuti
pantangan yang dianjurkan.
2) Stresor jangka panjang
Bapka E mengatakan sampai saat ini belum bekerja membuat dia kuatir
karena tidak mungkin di bantu oleh saudara nya terus untuk memenuhi
kebutuhan sehari-harinya. Ibu E juga mengatakan tidak punya penghasilan
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sekarang dia mengalami tekanan
darah tinggi kuatir jangan sampai di rawat ke Rumah Sakit.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi stresor
Bapak E dan Ibu E mengatakan semuanya di pasrahkan pada Tuhan yang maha
pengasih agar memberikan rejeki yang cukup sehingga bisa memenuhi kebutuhan
sehari.
7. Strategi koping yang digunakan
Ibu E sering bercerita bahwa mereka berdua saling menguatkan bila ada masalah
yang muncul. Bapak E mengatakan dia mengerti situasi kakanya yang punya
keterbatasan.
8. Adaptasi keluarga secara keseluruhan belum cukup mampu mengatasi stresor dan
beradaptasi dengan masalah yang dihadapi, bapak E dan Ibu E belum mengetahui
cara yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
9. Harapan keluarga
Harapan keluarga agar tetap sehat dan bapak E berharap mendapat pekerjaan yang
baik untuk kebutuhan sehari-hari.
10. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Ibu E
Kepala Bentuk simetris, distribusi rambut merata, tebal, berwarna
hitam, panjang, tidak terdapat lesi di kepala.
Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Telinga Bentuk simetris antara telinga kanan dan kiri, liang telinga
terlihat bersih, eritema (-), tidak ada ganngguan pendengaran
Mata Kelopak mata terlihat dapat membuka menutup, sklera
unikterik, konjungtiva ananemik, alis mata berbatas tegas
dan simetris, pembengkakan mata (-), respon terhadap
Mulut dan hidung Bentuk simetris, ekspresi muka sesuai, lidah berwarna putih
kemerahan, tidak ada sekret yang keluar melalui hidung,
tidak ada kotoran yang terlihat melalui hidung, lidah pada
posisi normal, bicara tidak pelo, tidak ada gangguan
menelan, bibir simetris, mukosa bibir lembab, tidak ada
Dada dan paru- paru Suara nafas vesikuler, Inspeksi tidak ada retaksi dada saat
bernafas, Palpasi pengembangan dada simetris, Perkusis:
Abdomen sonor, agregate
Inspeksi: dewasa
tidak ada hipertensikultasi
lesi disekitar abdomen,paru :vesikuler
tidak ada distensi,
perut tidak kembung, agregate dewasa hipertensikultasi:
bising usus 16 x/menit,

Eliminasi Sistem perkemihan


Pola : ± 5x sehari, tidak mengalami inkontinensia
Sistem Integumen Eliminasi
Turgor (BAB):
kulit pola
elastis, 1x sehari,
tidak tidaktidak
ada abrasi, ada konstipasi.
ada lebam, tidak
bengkak, tidak ada eritema
Sistem muskuloskeletal Ekstremitas atas dan bawah simetris, rentang gerak penuh,
dan otot kuat
BB dan TB 68 kg & 165 cm , IMT = 20,08 (BB normal)
Tanda- tanda vital TD 140/90 mmHg; Nadi : 88 x/menit Pernapasan 20 x/menit;

Capillary refill < 2 detik

A. Analisa Data

No Pengelompokkan Data Masalah Keperawatan


1 DS: Defisiensi pengetahuan tentang
- Ibu E mengatakan tidak tahu kalau dia hipertensi
mengalami takanan darah tinggi.
- Ibu E mengatakan mengkomsumsi garam itu
baik karena ada iodiumnya.
- Bapak E mengatakan bila sakit biasanya beli
obat di toko.
- Bpk E juga mengatakan kalua ibu E makan
bebas.
DO:
Ibu E bertanya apa yang harus dia lakukan, TD
140/90 mmhg

DS: Ketidakefektifan managemen


ibu E mengatakan selama ini bila merasa pusing kesehatan keluarga
atau leher terasa kaku cukup minum parasetamol.
Ibu Emengatakan tidak ada pantang dalam makan.
Ibu menagatakan jarang olaraga
ibu E mengatakan jarang memeriksakan diri
kepuskesmas bila sakit cukup istirahat sebentar
DO:
a. Bpk E saat ini tidak bekerja penghasilan hanya
bantuan dari saudaranya 50 - 100ribu perhari
Bapak E bingung kalau kakaknya masuk rumah
sakit akibat hipertensi.
b. Ibu E Terlihat minum parasetamol 500mg saat
kunjungan pertama
TD 140/90mmhg
Ibu E terlihat tidak memahami manfaat garam
dan kekurangan dan garam.
3 DS: Perilaku kesehatan cenderung
Ibu E mengatakan saat sakit kepala membeli obat beresiko pada keluarga bapak E
ditoko.
Ibu E mengatakan suka makanan yang asin dan
manis.
Bpk E mengatakan tidak mengecek kesehatan
karena tidak punya kartu BPJS
DO :
waktu kunjungan ibu E sedang mau ketoko beli
obat.

Defisiensi pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga bapak E

No Kriteria Score Bobot Skoring Pembenaran


1. Sifat masalah : 3 1 3/3x1= - Ibu E mengatakan tidak tahu kalau dia
actual 1 mengalami takanan darah tinggi.
- Ibu E mengatakan mengkomsumsi garam
itu baik karena ada iodiumnya.

2. Kemungkinan 2 2 2/2x2=2 Ibu E mengubah pola piker dan


masalah mengurangi makanan yang asin dan manis
dapat diubah :
3. Potensi masalah 3 1 3/3x1= Keluarga bapak E belum ada
untuk di cegah 1 kesadaran tentang penyakit yang
: tinggi dialami
4. Menonjolnya 2 1 2/2x1= Ibu E mengatakan tidak selalu makan
masalah : 1 makanan yang enak jadi pada saat ada
perlu makanan tersebut maka di makan karena
segera ditangani tidak tahu penyakitnya.

Total skor 5

Ketidakefektifan managemen kesehatan keluarga pada keluarga bapak E


No Kriteria Score Bobot Skoring Pembenaran
1. Sifat masalah : 3 1 3/3x1=1 ibu E mengatakan selama ini bila merasa
actual pusing atau leher terasa kaku cukup
minum parasetamol.

Bpk E mengatakan tidak pernah


memeriksakan diri kepuskesmas bila
sakit cukup istirahat sebentar

2. Kemungkinan 1 2 1/2x2=1 Belum ada edukasi dari tenaga


masalah dapat kesehatan
3. diubah
Potensi: masalah 2 1 2/3x1=0,6 Bapak E mengatakan akan berusaha
untuk di cegah untuk memperhatikan kesehatan
: cukup keluarga
4. Menonjolnya 1 1 1/2x1=½ Ibu E mengatakan kondisi ekonomi
masalah : tidak tidak memadai tidak perlu memaksakan
perlu diri untuk mengkomsumsi buah.

Total skor 3,1


Perilaku kesehatan cenderung beresiko pada keluarga Ibu E

No Kriteria Score Bobot Skoring Pembenaran


1. Sifat masalah : 3 1 3/3x1=1 Ibu E mengatakan saat sakit
actual hanya membeli obat- obatan di toko
ibu E mengatakan suka makan
makanan asin dan manis.
Bpk E mengatakan jarang mengecek
kesehatan karena tidak punya biayaatau
kartu BPJS

2. Kemungkinan 1 2 1/2x2=1 Belum adanya edukasi dari


masalah dapat puskesmas setempat ataupun dari
diubah : kader tentang perilaku hidup sehat
3. Potensi
sebagian masalah 2 1 2/3x1=0,6 Ibu E mengatakan akan mencoba
untuk di cegah untuk mengurangi garam dan gula
: cukup
4. Menonjolnya 1 1 1/2x1=½ Bpk E mengatakan meski belum
masalah : tidak mampu secara penuh untuk
perlu memenuhi kebutuhan keluarga
tidak perlu
Total skor 3,1

B. Prioritas masalah
1. Ketidakefektifan managemen kesehatan keluarga pada keluarga bapak E
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko pada keluarga bapak E
3. Defisiensi pengetahuan tentang hipertensi pada ibu E
C. Rencana Keperawatan

Data Diagnose Tujuan NOC NIC

DS: Defisiensi Setelah Keluarga bapak


1. Ibu E pengetahuan dlakukan E dapat
mengatakan tentang intervensi meningkatkan
tidak tidak hipertensi keperawatan pengetahuan
tahu apa itu pada dalam 4 kali tentang penyakit
hipertensi atau keluarga kunjungan hipertensi antara
tekanan darah bapak E diharapkan lain :
tinggi. keluarga
TUK 1 keluarga TUK 1 keluarga
2. Ibu E mampu :
mampu mampu mengenal
mengatakan Keluarga
mengenal masalah:
menggunakan bapak E
masalah 1. Kaji tingkat
garam menyatakan
1. Keluarga pengetahuan
berlebih pemahaman
bapak E terkait
karena dalam tentang
sadar hipertensi
garam ada penyakit
perlunya 2. Kaji tingkat
iodium hipertensi
informasi kemampuan
tentang keluarga
penyakit tentang kondisi
hipertensi ekonomi
2. Ibu E sadar
perlunya
informasi
tentang
faktor resiko
dan
penyebab
hipertensi
3. Keluarga
sadar
perlunya
informasi
tentang
komplikasi
dan
penanganan
hipertensi

TUK 2 keluarga TUK 2 keluarga


mampu mampu mengambil
mengambil keputusan dalam
keputusan dalam merawat keluarga
merawat 1. Kaji
keluarga kemampuan
1. Keluarga ekonomi
mampu keluarga
menentukan 2. Ajarkan
perawatan keluarga untuk
pada Ibu E membuat jus
2. Keluarga buah yang
mampu dapat
memenuhi menurunkan
pengobatan ktekanan darah
pada ibu E

TUK 3 keluarga TUK 3 Keluarga


mampu merawat mampu merawat
keluarga yang keluarga yang sakit
sakit 1. Kaji
Keluarga pengetahuan
mampu keluarga
melakukan tentang
pengendalian hipertensi,
dan pencegahan penyebab,tanda
hipertensi. dan gejala serta
cara
mengatasinya.
2. Kaji pola hidup
keluarga
tentang
makanan.
3. Berikan
informasi
tentang
penyakit
hipertensi
4. Berikan
informasi
melalui poster,
video dan
demontrasi
tentang
hipertensi
5. Kaji
pengetahuan
keluarga
tentang
hipertensi
setelah
diberikan
penyuluhan

Tuk 4 keluarga TUK 4 keluarga


mampu mampu
memodifikasi memodifikasi
lingkungan lingkungan
1. Keluarga 1. Kaji kondisi
mampu lingkungan
memahami keluarga
tentang 2. Berikan
hipertensi informasi
dan tentang manfaat
melakukan berkebun untuk
modifikasi hipertensi.
lingkungan 3. Kaji
rumah yang kemampuan
tenang yang keluarga untuk
bisa melakukan
menurunkan aktifitas seperti
tekanan berkebun
darah 4. Anjurkan
2. Keluarga keluarga untuk
mampu menanam sayur
mengubah di lahan kosong
pola piker di sekitar
yang salah rumah.
tentang
garam
3. Keluarga
mampu
memanfaat
lingkungan
disekitar
untuk
menanam
sayuran.

TUK 5 TUK 5 Keluarga


keluarga mampu
mampu menggunakan
menggunakan
layanan layanan kesehatan
kesehatan 1. Kaji fasilitas
Keluarga kesehatan yang
mampu dimiliki oleh
menentukan keluarga
layanan 2. Anjurkan
kesehatan yang keluarga
akan digunakan menggunakan
untuk merawat fasilitas
ibu E bila kesehatan ada
memerlukan untuk merawat
perawatan keluarga yag
intensif. sakit
3. Anjurkan
keluarga untuk
mengurus kartu
BPJS untuk
membantu
perawatan
keluarga yang
sakit.

Data Diagnosa Tujuan NOC NIC

DS: Ketidakefektifa Setelah Keluarga bapak


1. Ibu E n management dilakukan E dapat
mengatakan kesehatan asuhan meningkatkan
selama ini keluarga pada keperawatan pengetahuan
bila merasa keluarga bapak dengan 4 tentang
pusing atau E kali managemen
leher terasa kunjungan penyakit
kaku cukup diharapkan hipertensi:
minum keluarga
parasetamol bapak E
TUK 1 TUK 1 keluarga
2. Ibu E mengalami
Mengenal mampu mengenal
mengatakan peningkatan
masalah masalah
kalua makan dalam
kesehatan kesehatan:
tidak ada managemen
1. Keluarga 1. Memberi
yang di t kesehatan .
bapak E dukungan
pantang
mampu fungsi fasilitas
3. Ibu E
menjelaska kesehatan dan
mengatakan
n masalah perubahan
suka makan
kesehatan gaya hidup
sayur sawi,
yang 2. Memberikan
brokoli, kubis
dialami saat pendidikan
daum melinjo
ini kesehatan
muda
2. Berikan 3. Jadwalkan
4. Bapak E
materi dan pendidikan
mengatakan
media kesehatan
mereka jarang
pendidikan sesuai
berolaraga
kesehatan kesepakatan
5. Bapak E
4. Jelaskan faktor
mengatakan
reseiko yang
tidak pernah
dapat
memeriksaka
mempengaruhi
n diri ke
kesehatan
puskesmas
cukup minum TUK 2 TUK 2 keluarga

obat toko dan keluarga mampu

istirahat bila mampu memutuskan

sakit. memutuskan perawatan

DO : perawatan keluarga

1. Bapak E saat 1. Kaji

ini tidak kebutuhan dan


harapan
bekerja untuk keluarga
sementara tentang
hanya kesehatan
bantuan dari 2. Kaji tindakan
saudaranya 50 yang dapat
-100ribu per dilakukan
hari untuk keluarga.
memenuhi 3. Motivasi
kebutuhan untuk
sehari hari pengembanga
2. Ibu E saat n sikap yang
kunjungan ke mendukung
rumah juga upaya
tidak bekerja kesehatan
3. Ibu E Terlihat
TUK 3 TUK 3 keluarga
minum
keluarga mampu merawat
parasetamol
mampu keluarga yang
saat
merawat sakit.
dikunjungi
keluarga yang 1. Kaji
TD
sakit kemampuan
140/90mmhg
ekonomi yang
4. Ibu E terlihat
dimiliki
tidak
keluarga
memahami
2. Kaji
manfaat
pemahaman
garam dan
keluarga
kekurangan
tentang proses
garam
penyakit
3. Ajar teknik
relaksasi
seperti
meditasi
4. Anjurkan
keluarga
menjalani
hubungan
yang memiliki
kepentingan
bersama

TUK 4keluarga TUK 4 keluarga


mampu mampu
memodifikasi memodifikasi
lingkungan lingkungan
1. Kaji keamanan
dan
kenyamanan
lingkungan
2. Pertahankan
konsistensi
kunjungan
tenaga
kesehatan
3. Jelaskan cara
membuat
lingkungan
rumah aman
dan nyaman
4. Anjurkan
keluarga
memanfaat
lahan yang ada
untuk terapi
berkebun.

TUK 5keluarga TUK 5 keluarga


mampu mampu
memanfaat memanfaatkan
fasilitas fasilitas kesehatan
kesehatan 1. Informasikan
fasilitas
kesehatan
yang ada di
lingkungan
keluarga
2. Anjurkan
menggunakan
fasilitas
kesehatan
keluarga

Data Diagnosa Tujuan NOC NIC

DS: Perilaku Setelah Perilaku kesehatan


1. Ibu E kesehatan dilakukan cenderung berisiko
mengatakan cenderung asuhan tidak terjadi
saat sakit berisiko keperawatan
TUK 1 keluarga TUK 1 keluarga
kepala dia pada keluarga
mampu mengenali mampu mengenal
membeli keluarga selama 4 kali
masalah kesehatan masalah kesehatan :
obat di toko bapak E kunjungan
Keluarga 1. Kaji kesipan dan
2. Ibu E diharapkan
memahami kemampuan
mengatakan keluarga
masalah kesehatan keluarga
suka makan bapak E
yang dialami oleh menerima
makanan mampu
ibu . informasi
yang asin mengubah
2. Berikan materi
dan manis gaya hidup
dan media
dan paling dan
penyuluhan
suka dengan memperbaiki
sesehatan
tentang diit
hipertensi
3. Jelaskan tentang
diit hipertensi

TUK 2 keluarga TUK 2 keluarga


mampu mengambil mampu mengambil
keputusan keputusan :
perawatan 1. Diskusikan
1. Keluarga bapak kelebihan dan
E mampu kekurangan dari
melakukan solusi yang
tindakan untuk diberikan
mengurangi 2. Berikan
faktor resiko motivasi pada
meningkat keluarga untuk
2. Keluarga bapak mengungkapkan
E mampu tujuan
jeroan hati status
menerapkan perawatan yang
ayam. kesehatan
program diharapkan
Karena itu
perawatan yang 3. Fasilitasi
yang
baik pengambilan
mampu
3. Keluarga bapak keputusan
dibeli.
E mampu secara
3. Bapak E
memenuhi kolaboratif
mengatakan
aktivitas 4. Berikan
jarang
sehat=ri secara informasi
mengecek
efektif dan alternative
kesehatan
memenuhi solusi secara
karena tidak
kebutuhan jelas.
punya biaya
kesehatan
atau BPJS
4. Bapak E
mengatakan TUK 3 keluarga TUK 3 keluarga
sudah mampu merawat mampu merawat
bercerai anggota keluarga keluarga yang sakit:
dengan yang sakit : 1. Kaji masalah
istrinya 1. Keluarga kesehatan
5. DO:- mampu keluarga
meningkatan 2. Kaji insiatif
perubahan keluarga atau
status bakat yang
kesehatan dimiliki
keluarga 3. Fasilitasi
2. Mampu pemenuhan
melakukan kebutuhan
tindakan kesehatan
pencegahan 4. Libatkan
masalah teman/kader
kesehatn kesehatan untuk
3. Mampu membimbing
mencapai pemenuhan
pengendalian kesehatan
kesehatan yang
baik.

TUK 4 keluarga TUK 4 keluarga


mampu mampu
memodifikasi memodifikasi
Lingkungan : lingkungan :
1. Keluarga bapak 1. Berikan
K mampu dukungan
menunjukkan terhadap usaha
perilaku yang yang positif dan
adaptif pencapaiannya
2. Mampu 2. Jelaskan
menunjukkan penanganan
pemahaman masalah
perilaku sehat
yang baik kesehatan
3. Mampu 3. Anjurkan
menjalankan keluarga hidup
perilaku sehat bersih dan sehat
yang baik
4. Memiliki minat
untuk
meningkatkan
perilaku sehat
5. Memiliki sitem
pendukung
yang mamadai.

TUK 5 keluarga TUK 5 keluarga


mampu mampu
memanfaatkan memanfaatkan
pelayanan fasilitas pelayanan
kesehatan: kesehatan:
1. Mampu 1. Berikan
melakukan dukungan
tindakan terhadap usaha
pencegahan positif dan
masalah pencapaian
kesehatan 2. Anjurkan
2. Mampu keluarga
meningkatkan menggunaakan
ksesehatan fasilitas
3. Mampu kesehatan yang
mengendalikan ada
masalah 3. Anjurkan
kesehatan keluarga untuk
mengurus
fasilitas
kesehatan yang
bisa untuk
mengontrol dan
pengobatan
keluarga

NO Diagnose Tgl/jam Implemnetas Evaluasi Paraf


keperawatan

Defesiensi 11/3/2023 1. Mengkaji tingkat Subjektif


pengetahuan 17.00 wib pengetahuan terkait 1. Ibu E
tentang hipertensi mengatakan
hipertensi 2. mengajarkan ibu E tidak mengerti
pada keluarga untuk membuat jus tentang
bapak E buah yang dapat penyakit
menurunkan hipertensi
ktekanan darah. 2. Ibu E
3. Kaji pola hidup klien mengatakan
tentang makanan. selama ini
4. Berikan informasi sering pusing
tentang penyakit dan terasa kaku
hipertensi pada leher.
5. Berikan informasi 3. Ibu E
melalui poster, video mengatakan
dan demontrasi untuk
tentang hipertensi memenuhi
6. Kaji pengetahuan kebutuhan
klien ttentang sehari hari
hipertensi setelah hanya dari
diberikan penyuluhan bantuan dari
7. Kaji kondisi saudaranya 50 -
lingkungan keluarga 100 ribu
8. Anjurkan keluarga Obyektif
menggunakan 1. TD ibu E pada
fasilitas kesehatan kunjungan
ada untuk merawat pertama :
keluarga yag sakit TD
9. Anjurkan keluarga 140/9ommhg
untuk menanam 2. Ibu E terlihat
sayur di lahan kosong bingung saat
di sekitar rumah. ditanya tentang
10. Kaji fasilitas penyakit
kesehatan yang tekanan darah
dimiliki oleh tinggi.
keluarga
11. Kaji kemampuan
keluarga untuk
melakukan aktifitas
seperti berkebun

No Diagnosa Tanggal/jam Implementasi Evaluasi paraf


keperawatan

1 Ketidakefektifa 11/3/2023 TUK 1 Subyektif:


n managemen Jam 17.00 Intervensi: 1. Ibu E
kesehatan 1. Memberi mengatakan
keluarga dukungan kalau sakit
fungsi fasilitas kepala cukup
kesehatan dan dengan membeli
perubahan obat di toko
gaya hidup 2. Ibu E
2. Memberikan mengatakan
pendidikan bukankah
kesehatan didalam garam
3. Jadwalkan itu mengandung
pendidikan iodium.
kesehatan 3. Ibu E
sesuai mengatakan
kesepakatan selama ini tidak
tahu kalau dia
4. Jelaskan faktor menderita
resiko yang tekanan darah
dapat tinggi sehingga
mempengaruhi tidak
kesehatan memperhatikan
makanan.
4. Bapak E
mengatakan
jarang
memeriksakan
diri ke
puskesmas atau
ke rumah sakit
cukup istirahat
beli obat di toko.
Obyektif :
11/3/2023 1. Tekanan darah
Jam 17.00 ibu E
140/90mmhg,
RR 20x/menit,
HR 88x/menit
2. Bapak E terlihat
kurang setuju
kalau berobat ke
dokter atau
kepuskesmas.
3. Kondisi ekonomi
lemah uang
harian bapak E
50-100ribu
pemberian
saudaranya

TUK 2 Subyektif :
Intervensi : 1. Ibu E
1. Kaji kebutuhan mengatakan
11/3/2023 dan harapan bingung
Jam 17.00 keluarga mengatur uang
tentang 50 rb untuk
kesehatan kebutuhan
2. Kaji tindakan sehari-hari dan
yang dapat berharap bisa
dilakukan dapat solusi
keluarga. untuk membantu
3. Motivasi untuk suami.
pengembangan 2. Ibu E
sikap yang mengatakan
mendukung selama ini kalau
upaya ada yang sakit
kesehatan cukup membeli
obat di toko dan
istirahat
3. Bapak E
mengatakan
merasa tidak
enak di bantu
oleh saudaranya.
Obyektif
-

TUK 3 Subyektif
Intervensi: 1. Bapak E
1. Kaji mengatakan
kemampuan gajinya tidak
ekonomi yang cukup untuk
dimiliki keperluan sehari-
11/3/2021
keluarga hari
2. Kaji 2. Ibu E
pemahaman mengatakan saat
keluarga ini tidak punya
tentang proses penghasilan
penyakit 3. Bapak E dan ibu
3. Ajar teknik E mengatakan
relaksasi tidak paham
seperti dengan penyakit
meditasi yang didreita ibu
4. Anjurkan E.
keluarga 4. Bapak E dan ibu
menjalani E mengatakan
hubungan yang kalua ada yang
memiliki sakit bergantian
kepentingan merawatnya dan
bersama saling
11/3/2023 komunikasi bila
Jam 17.00 ada yang darurat.
Obyektif
1. Keluarga bapak
E antusias dan
kooperatif saat
diajarkan teknik
relaksasi seperti
meditasi
2. Pengahasilan
keluarga bapak
E, 50- 100rb
perhari bantuan
dari saudaranya

TUK 4 Subyektif
Intervensi: 1. Ibu E
1. Kaji keamanan mengatakan
dan berusaha
kenyamanan menjaga
lingkungan kebersihan
2. Pertahankan rumah dan
konsistensi lingkungan
kunjungan sekitar.
tenaga 2. Bapak E
kesehatan mengatakan
3. Jelaskan cara senang karena
membuat ternyata anda
lingkungan mau membantu
rumah aman untuk
dan nyaman memberikan
informasi tentang
kesehatan .
Objektif
Hinhari tempat yang
membuat kebisingan

TUK 5 Subyektif
Intervensi : 1. Ibu E
1. Informasikan mengatakan
fasilitas mereka tidak
kesehatan yang memiliki fasilitas
ada di kesehatan seperti
lingkungan kartu BPJS.
keluarga 2. Bapak E
2. Anjurkan mengatakan
menggunakan tidak mampu
fasilitas membayar iuran
kesehatan bulan meski
keluarga untuk kelas tiga.
3. Bapak E
mengatakan
hanya anak
pertama yang
punya kartu
BPJS dari
pemerintah yang
gratis itupun
diurus saat
masuk rumah
sakit. Dan rumah
sakit membantu
untuk
mengurusnya.
Obyektif
-
No Diagnosa Tanggal/jam Implementasi Evaluasi paraf
keperawatan

Perilaku 12/3/2023 TUK 1 Subyektif :


kesehatan Jam 17.00 Intervensi : 1. Ibu E
cenderung 1. Kaji kesiapan mengatakan
berisiko dan kemampuan merasa senang
keluarga dengan informasi
menerima yang diberikan
informasi namun untuk
2. Berikan materi memenuhinya
dan media sangat sulit
penyuluhan karena kondisi
sesehatan tentang ekonomi tidak
diit hipertensi mengizinkan.
3. Jelaskan tentang 2. Bapak E
diit hipertensi mengatakan siap
menerima
informasi dan
merasa senang
dengan informasi
tersebut tahu
kalau yang
dilakukan selama
12/3/2023
ini salah.
Jam 17.00
Obyektif
1. Keluarga bapak
K terlihat senang
saat diberikan
informasi tentang
diit hipertensi.
2. Ibu E masih
tampak ragu
dengan diit yang
dianjurkan karena
masalah
TUK 2 Subyektif
ekonomi.
Intervensi: 1. Ibu E
1. Diskusikan mengatakan
kelebihan dan senang dengan
kekurangan dari solusi yang suster
solusi yang berikan namun
diberikan terkendala di
2. Berikan motivasi keuangan.
pada keluarga 2. Keluarga bapak E
untuk mengatakan
mengungkapkan untuk merawat
tujuan perawatan keluarga yang
yang diharapkan sakit saat ini
12/3/2023
3. Fasilitasi masih dengan
Jam 17.00
pengambilan memberi obat di
keputusan secara toko
kolaboratif 3. Ibu E
4. Berikan mengatakan akan
informasi mencoba
alternative solusi membuat jus
secara jelas. mentimun yang
murah meriah
untuk terapi
hipertensinya.

4. Bapak E
mengatakan

12/3/2023 semoga cepat


dapat kerja.

TUK 3 Subyektif :
Intervensi: 1. Ibu E
1. Kaji masalah mengatakan
kesehatan dalam
keluarga keluarganya tidak
2. Kaji insiatif ada yang sakit
keluarga atau tekanan darah
bakat yang tinggi.
dimiliki 2. Bapak E
3. Fasilitasi mengatakan
12/3/2023 pemenuhan selama ini
Jam 17.00 kebutuhan kakaknya kalu
kesehatan makan bebas
4. Libatkan Obyektif
teman/kader Keluarga bapak E
kesehatan untuk senang dengan
membimbing adanya
pemenuhan kunjungan rumah
kesehatan

TUK 4 Subyektif
Intervensi: 1. Bapak E
1. Berikan mengatakan
dukungan senang dan
terhadap usaha terbantu dengan
yang positif dan solusi yang di
pencapaiannya tawarkan kepada
2. Jelaskan keluarga dengan
penanganan harapan bisa
masalah membantu
kesehatan memnuhi
3. Anjurkan kebutuhan.
keluarga hidup Obyektif
bersih dan sehat 1. Keluarga bapak E
terlihat senang
dengan cara
menangani dan
mencegah
hipertensi dengan
beberapa terapi
seperti terapi
berkebun,

TUK 5 Subyektif
Intervensi : 1. Keluarga bapak E
1. Berikan mengatakan akan
dukungan mencoba
terhadap usaha mengurus lagi
positif dan kartu BPJS
pencapaian karena sekarang
2. Anjurkan tahu ibu E
keluarga menderita
menggunakan hipertensi.
fasilitas
kesehatan yang
ada Obyektif
3. Anjurkan -
keluarga untuk
mengurus
fasilitas
kesehatan yang
bisa untuk
mengontrol dan
pengobatan
keluarga

DAFTAR PUSTAKA :
Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2018) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, Edisi I
Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, Edisi
I
Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2019) Standar Luaran Keperawatan Indonesia, Edisi I
Riasmini, Ni Made, dkk (2017) Panduan Asuhan Keperawatan, UI-Press

Anda mungkin juga menyukai