Anda di halaman 1dari 12

SKENARIO 2

KUNJUNGAN RUMAH PASIEN

SASARAN BELAJAR
1. Memahami dan Menjelaskan Konsep Keluarga
1.1 Definisi (UU no 10 tahun 1992, leavit tahun1982, Friedman tahun1986, Duval dan
logal tahun1986, bailon dan maglaya tahun1978, depkes 1988)

1) Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-isteri, atau
suamiisteri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (UU No. 10
Tahun 1992).
2) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas Kepala Keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1998)
3) Keluarga adalah sekelompok manusia yang terikat dengan emosional yang sama,
biasanya hidup bersama dalam rumah tangga yang sama pula (Leavitt, 1982). 7.
Keluarga adalah kumpulan dua atau lebih manusia yang satu sama lain saling terlibat
secara emosional, serta bertempat tinggal dalam satu daerah yang berdekatan
(Friedman, 1981).
4) Keluarga tidak hanya merupakan suatu kumpulan individu yang bertempat tinggal
dalam satu ruang fisik dan psikis yang sama saja, tetapi merupakan suatu sitem sosial
alamiah yang memiliki kekayaan bersama, mematuhi peraturan, peranan, struktur
kekuasaan, bentuk komunikasi, tatacara negosiasi serta tatacara penyelesaian masalah
yang disepakati bersama, yang memungkinkan pelbagai tugas dapat dilaksanakan
secara efektif (Goldenberg, 1980).
5) Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi
yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik,mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga
(Duvall dan Logan, 1986 ).
6) Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena
adanyahubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu
dengan yang lain,mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya (Bailon dan Maglaya, 1978 ).

Karakteristik keluarga
 Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan
atau adopsi
 Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satusama lain
 Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran
sosial :suami, istri, anak, kakak dan adik
 Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembanganfisik, psikologis, dan sosial anggota.

Struktur keluarga (Patrilinear dan Matrilineal)


Berdasarkan hukum adat di Indonesia setidaknya ada tiga sistem kekerabatan yang
dikenal luas masyarakat yaitu patrilineal, matrilineal dan bilateral. Patrilineal merupakan
sistem kekeluargaan yang menarik garis keturunan pihak laki-laki atau ayah, misalnya
suku Batak. Matrilineal merupakan sistem garis keturunan yang menempatkan ibu sebagai
penentu garis keturunan, misalnya suku Minangkabau. Sedangkan sistem kekerabatan
bilateral menjelaskan bahwa tidak ada dominasi antara pihak laki-laki dan perempuan,
misalnya suku Jawa (Mulia, 2016; Zainuddin, 2013).

Ciri-ciri struktur keluarga

Adapun ciri-ciri umum keluarga yang dikemukakan oleh Mac Iver and Page (Khairuddin,
1985), yaitu:
1) Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
2) Susunan kelembagaan yang berkenaan dengan hubungan perkawinan yang sengaja
dibentuk dan dipelihara.
3) Suatu sistim tata nama, termasuk perhitungan garis keturunan.
4) Ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggotaanggota kelompok yang
mempunyai ketentuan khusus terhadap kebutuhan-kebutuhan ekonomi yang
berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan
anak.
5) Merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga yang walau
bagaimanapun, tidak mungkin menjadi terpisah terhadap kelompok kelompok
keluarga.

1.2 Bentuk (tradisional dan non tradisional)

Tradisional :
a. The nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.

b. The dyad family


Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam
satu rumah

c. Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah
memisahkan diri

d. The childless family


Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak
terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang
terjadi pada wanita

e. The extended family (keluarga luas/besar)


Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah
seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan,
dll)

f. The single-parent family (keluarga duda/janda)


Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi
biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum
pernikahan)

g. Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut
sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada
anggota keluarga pada saat akhir pekan (weekend)

h. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama
dalam satu rumah

i. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan
saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur,
kamar mandi, televisi, telpon, dll)

j. Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya

k. The single adult living alone / single-adult family


Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati.
Non-Tradisional :
a) The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan
tanpa nikah

b) The stepparent family


Keluarga dengan orangtua tiri

c) Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara,
yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama,
pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok /
membesarkan anak bersama

d) The nonmarital heterosexual cohabiting family


Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan

e) Gay and lesbian families


Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan
suami-istri (marital partners)

f) Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa
alasan tertentu
g) Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang
merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk
sexual dan membesarkan anaknya

h) Group network family


Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama
lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan
bertanggung jawab membesarkan anaknya

i) Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu
sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk
menyatukan kembali keluarga yang aslinya

j) Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen
karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau
problem kesehatan mental

k) Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari
ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang
dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.

1.3 Peran (ayah, ibu, anak)

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan,


yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu
dalam keluargadidasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan
masyarakat.Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
a. Peranan ayah : Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota
dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya
b. Peranan ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga,sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan
sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat
dari lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah
tambahan dalam keluarganya.
c. Peranan anak : Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

1.4 Fungsi (PP. No 21 Tahun 1944), fungsi keluarga Friedman 1981

Di Indonesia fungsi keluarga dibedakan atas 8 macam yaitu (Peraturan Pemerintah No. 21
tahun 1994) :
1) Fungsi Keagamaan
Fungsi keluarga sebagai wahana persemaian nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur
budaya bangsa untuk menjadi insan-insan agamis yang penuh iman dan taqwa kepada
Allah SWT.

2) Fungsi Budaya
Fungsi keluarga dalam memberikan kesempatan kepada keluarga dan seluruh
anggotanya untuk mengembangkan kekayaan buday bangsa yang beraneka ragam
dalam satu kesatuan.

3) Fungsi Cinta Kasih


Fungsi keluarga dalam memberikan landasan yang kokoh terhadap hubungan anak
dengan anak, suami dengan istri, orang tua dengan anak-anaknya, serta hubungan
kekerabatan antar generasi sehingga keluarga menjadi wahana utama bersemainya
kehidupan yang penuh cinta kasih lahir dan batin.

4) Fungsi Reproduksi
Fungsi keluarga yang merupakan mekanisme untuk melanjutkan keturunannya yang
direncanakan sehingga dapat menunjang terciptanya kesejahteraan umat manusia di
dunia yang penuh iman dan taqwa.

5) Fungsi Melindungi
Fungsi keluarga menumbuhkan rasa aman dan kehangatan bagi segenap anggota
keluarga.

6) Fungsi Sosialisasi dan pendidikan


Fungsi keluarga yang memberikan peran kepada keluarga untuk mendidik keturunan
agar bisa melakukan penyesuaian dengan alam kehidupannya dimasa depan.

7) Fungsi ekonomi
Fungsi keluarga sebagai unsur kemandirian dan ketahanan keluarga.

8) Fungsi pembinaan ligkungan


Fungsi keluarga yang memberikan kemampuan kepada setiap keluarga dapat
menempatkan diri secara serasi, selaras, dan seimbang sesuai dengan daya dukung
alam dan lingkungan yang berubah secara dinamis.

1.5 Siklus (Pasangan baru, keluarga dengan anak pertama sampai keluarga usia lanjut)
Bantuan kesehatan yang diberikan tiap siklus  duvall

Keluarga sebagaimana individu berubah dan berkembang setiap saat. Masing-masing


tahap perkembangan mempunyai tantangan, kebutuhan, sumber daya tersendiri, dan
meliputi tugas yang harus dipenuhi sebelum keluarga mencapai tahap yang selanjutnya.

Menurut Duvall (1977) terdapat 8 tahapan perkembangan keluarga (Eight-Stage Family


Life Cycle) :

a. “Married couples (without children)” (Pasangan nikah dan belum memiliki anak).
b. “Childbearing Family (oldest child birth-30 month)” (Keluarga dengan seorang
anak pertama yang baru lahir).
c. “Families with preschool children (oldest child 2,5- 6 years)” (Keluarga dengan
anak pertama yang berusia prasekolah).
d. “Families with School Children (Oldest child 6-13 years )” (Keluarga dengan
anak yang telah masuk sekolah dasar).
e. “Families with teenagers (oldest child 13- 20 years)” (Keluarga dengan anak yang
telah remaja).
f. “Families launching young adults (first child gone to last child’s leaving home)”
(Keluarga dengan anak yang telah dewasa dan telah menikah).
g. “Middle Aged Parents (empty nest to retirement)” (Keluarga dengan orang tua
yang telah pensiun).
h. “Aging family members (retirement to death of both spouse)” (Keluarga dengan
orang tua yang telah lanjut usia).
Terdapat perbedaan tugas perkembangan keluarga pada setiap tahap perkembangan
keluarga:
a. Tahap “Married couples (without children)” (pasangan nikah dan belum memiliki
anak).
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah:
1) Membina hubungan intim dan memuaskan.
2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
3) Mendiskusikan rencana memiliki anak. Keluarga baru ini merupakan anggota
dari tiga keluarga, yakni: keluarga suami, keluarga istri, dan keluarga sendiri.

b. Tahap Keluarga “Child bearing” (kelahiran anak pertama)


Tugas perkembangan keluarga yang penting pada tahap ini adalah:
1) Persiapan menjadi orang tua.
2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan
seksual, dan kegiatan.
3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.

c. Tahap Keluarga dengan anak pra sekolah


Tugas perkembangan pada tahap ini ialah:
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal,
privasi dan rasa aman.
2) Membantu anak untuk bersosialisasi
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak lain juga
harus terpenuhi.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam keluarga maupun
dengan masyarakat.
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan, dan anak.
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.

d. Keluarga dengan anak sekolah


Tugas perkembangan pada tahap ini yakni:
1) Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga. Pada
tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi kesempatan pada
anak untuk bersosialisasi dalam aktivitas baik di sekolah maupun di luar
sekolah.

e. Keluarga dengan anak remaja


Tugas perkembangan pada tahap ini yaitu:
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab.
2) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
3) Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua.
Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
4) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.
Tahap ini merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya
dan membimbing anak untuk bertanggung jawab. Seringkali muncul konflik
orang tua dan anaknya yang berusia remaja.

f. Tahap Keluarga dengan anak dewasa


Tugas perkembangan pada tahap ini adalah:
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Membantu orang tua memasuki masa tua.
4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.

g. Keluarga usia pertengahan


Tugas perkembangan pada usia perkawinan ini adalah:
1) Mempertahankan kesehatan.
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-
anak.
3) Meningkatkan keakraban pasangan. Fokus utama dalam usia keluarga ini
antara lain: mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet seimbang,
olah raga rutin, menikmati hidup, pekerjaan dan lain sebagainya.

h. Keluarga usia lanjut


Tugas perkembangan pada tahap usia perkawinan ini ialah:
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan.
3) Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
5) Melakukan life review.
6) Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas utama
keluarga pada tahap ini.
Dengan mempertimbangkan adanya keumuman usia perkawinan yang berbeda
pada setiap tahapan tahapan perkembangan keluarga, maka dalam penelitian ini
peneliti memfokuskan pada subyek yang berada pada tiga tahapan perkembangan
keluarga, yaitu keluarga tanpa anak, keluarga dengan anak usia prasekolah dan
keluarga dengan usia remaja.

1.6 Dinamika
Definisi

Adanya interaksi (hubungan) antara individu dengan lingkungan sehingga tersebut


dapat diterima dan menyesuaikan diri baik dalam lingkungan keluarga maupun kelompok
sosial yang sama. Dinamika keluarga adalah interaksi atau hubungan pasien dengan
anggota keluarganya dan juga bisa mengetahui bagaimana kondisi keluarga di lingkungan
sekitarnya.

4 aspek dalam dinamika keluarga

Keluarga diharapkan mampu memberikan dukungan dalam upaya kesembuhan


pasien. Ada empat aspek yang selalu muncul dalam dinamika keluarga, yaitu:
 Tiap anggota keluarga memiliki perasaan dan idea tentang diri sendiri yang biasa
dikenal dengan harga diri atau self-esteem.
 Tiap keluarga memiliki cara tertentu untuk menyampaikan pendapat dan pikiran
mereka yang dikenal dengan komunikasi.
 Tiap keluarga memiliki aturan permainan yang mengatur bagaimana mereka
seharusnya merasa dan bertindak yang berkembang sebagai sistem nilai keluarga.
 Tiap keluarga memiliki cara dalam berhubungan dengan orang luar dan institusi di
luar keluarga yang dikenal sebagai jalur ke masyarakat.

Genogram: definisi, sejarah, bagian-bagian

Genogram adalah satu alat untuk mengerti hubungan antar anggota keluarga karena ia
dapat menggambarkan hubungan biologis dan antar pribadi antara anggota keluarga dari
berbagai generasi. Genogram memberikan informasi tentang karakteristik, hubungan dan
peristiwaperistiwa yang penting untuk mengerti hubungan keluarga.

Ada 4 bagian Genogram :


1) Gambar : tiap anggota keluarga diwakili oleh lingkaran (Pria) dan segi empat
(Wanita)
2) Kronologis keluarga
3) Deskripsi tentang hubungan keluarga
4) Deskripsi tentang proses dalam keluarga
Genogram biasanya dibuat untuk mengerti seorang individu tertentu yang kemudian
disebut sebagai orang yang diindeks (index person). Dua garis yang digunakan untuk
menunjuk orang tersebut. Akan sangat menolong bila dicantumkan nama, tahun lahir,
dan tahun mati pada genogram itu.
Hubungan antar anggota keluarga
Tugas pemulihan kesehatan menurut Friedman

Tugas-tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan adalah:


a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarganya,
b. Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat,
c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit,
d. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarganya,
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas kesehatan.

2. Memahami dan Menjelaskan Aspek-aspek Diagnosis Holistik


Diagnosis merupakan suatu proses dalam mengidentifikasi masalah kesehatan
pasien. Diagnosis holistik mengandung pengertian proses identifikasi masalah
kesehatan pasien secara holistik atau menyuluruh. Yang dimaksud holistik
adalah mencakup berbagai aspek kehidupan pasien. Dasar berpikirnya adalah bahwa
manusia merupakan mahluk biopsikososial. Sebagai individu, manusia sendiri terdiri
dari tubuh, jiwa, dan roh yang harus dalam keadaan seimbang untuk disebut sehat.
Sebagai mahluk sosial, WHO mendefinisikan sehat selain jasmani dan rohani,
juga sehat secara sosial sehingga mampu hidup produktif. Diagnosis holistik juga
didasarkan pada premise bahwa klien atau pasien adalah sentra dari hubungan dokter
pasien (patient centered). Apa yang diharapkan dan diinginkan pasien merupakan
prioritas dalam pelayanan.

1) Aspek Personal
a. Idenfitikasi alasan kedatangan pasien
b. Identifikasi harapan pasien
c. Identifikasi kekhawatiran pasien

2) Aspek Klinik
a. Identifikasi diagnosis kerja/diagnosis klinis
b. Identifikasi diagnosis banding

3) Aspek Risiko Internal


Pasien Identifikasi faktor penyebab masalah kesehatan pasien yang berasal dari dalam
tubuh pasien : status gizi, perilaku, imunitas, jenis kelamin, usia, dll.

4) Aspek Risiko Eksternal Pasien.


Identifikasi faktor penyebab masalah kesehatan pasien yang berasal dari luar tubuh
pasien : lingkungan keluarga, lingkungan rumah, lingkungan pekerjaan, stressor, dll.

5) Aspek Fungsional
Identifikasi derajat fungsional pasien yaitu dampak aktivitas harian pasien saat
mengalami keluhan/gejala yang dikeluhkan (International Classification of Primary
Care).
Dibagi menjadi lima:
 1 : No difficulty at all (sama sekali tidak mengurangi pekerjaan/aktivitas
harian).
 2 : A little bit of difficulty (mulai mengurangi aktivitas berat, aktivitas ringan
masih mampu).
 3 : Some difficulty (mulai mengurangi aktivitas ringan, sebagian perawatan diri
sementara dibantu orang lain, kemungkinan perawatan di RS untuk sementara
waktu).
 4 : Much difficulty (aktivitas harian lebih banyak di rumah, tidak mampu
bekerja di luar rumah, perawatan diri sebagian sudah harus dibantu orang lain).
 5 : Could not do/permanent unfit (100% berbaring di tempat tidur, perawatan
diri seluruhnya harus dibantu orang lain).

3. Memahami dan Menjelaskan Penerapan Diagnosis Holistik pada Skenario

 Aspek Personal
- Idenfitikasi alasan kedatangan pasien : Batuk berulang
- Identifikasi harapan pasien : Sembuh
- Identifikasi kekhawatiran pasien : Tidak dapat mencari nafkah
 Aspek Klinik
- Identifikasi diagnosis kerja/diagnosis klinis : Asma Bronkial
 Aspek Risiko Internal
- Identifikasi faktor penyebab masalah kesehatan pasien yang berasal dari dalam
tubuh pasien : Kebiasaan merokok 1 bungkus per hari dan tidak menggunaka jaket
maupun masker saat menggunakan motor untuk perjalanan ke tempat kerja yang
berjarak 25 km.
 Aspek Eksternal
- Identifikasi faktor penyebab masalah kesehatan pasien yang berasal dari luar tubuh
pasien: Ukuran rumah 6 x 10 m yang ditinggali oleh 4 orang, kurangnya
pencahayaan dan ventilasi.
 Aspek Fungsional
- Identifikasi derajat fungsional pasien yaitu dampak aktivitas harian pasien saat
mengalami keluhan/gejala yang dikeluhkan (International Classification of Primary
Care). Pada kasus ini merupakan derajat 2 yaitu mulai mengurangi aktivitas berat
tetapi aktivitas ringan masih mampu.

4. Memahami dan Menjelaskan Keluarga dalam Islam


4.1 Konsep Keluarga dalam Islam
Definisi keluarga berdasarkan Hamzah Yaqub halaman 186
Ahlun Qurbaa ‘asyirah
Fungsi keluarga dalam Islam

4.2 Hak dan Kewajiban Anak ke Orang Tua

Etika Islami dalam merawat anggota keluarga yang sakit


Adapun tanggung Jawab secara lahir sebagai seorang anak kepada orangtua:
1) Memberi makan jika dibutuhkan, oleh karena itu kita harus rajin-rajin
menjenguk/silaturahmi kepada mereka (apabila tempat tinggal kita berjarak),
sehingga kita bisa tau apa yang sedang mereka butuhkan.
2) Memberi pelayanan jika diminta. Hal ini harus kita lakukan dengan ikhlas dan
sabar. Karena ketika sakit, orang tidak bisa melakukan aktifitas seperti biasanya.
3) Menyambut Jika dipanggil. Sesibuk apapun kita, usahakan disempatkan untuk
menjawab panggilan mereka, usahakan jangan sampai membuat mereka marah,
karena murka orangtua adalah murka Allah juga.
4) Mentaati jika diperintah. Selama apa yang diperintahkan tidak melanggar perintah
Allah, maka kita harus menjalankan perintah itu.
5) Berbicara dengan lemah lembut (sopan). Kita harus selalu berusaha melakukannya,
minimal tingkah laku kita harus sopan kepada mereka.
6) Memberi pakaian jika diperlukan. Harga mahal bukanlah suatu jaminan untuk
membuat mereka senang, tapi perhatian dan keikhlasan kitalah yang mereka
harapkan.
7) Apabila berjalan bersama, tidak boleh mendahului. Ini merupakan salah satu
cerminan sikap hormat kita kepada mereka.
8) Menyukai baginya apa yang ia suka bagi dirinya sendiri. Termasuk
memberitahukan kabar baik kita supaya mereka ikut merasakan senang.
9) Menjauhkan dari apa yang tidak disukainya. Salah satunya adalah jangan
memberitahukan kabar buruk/kesedihan kita kepada mereka agar mereka tidak ikut
bersedih apalagi jika mereka sedang sakit.
10) Berdoa memintakan ampun serta kesembuhan baginya setiap kita berdoa untuk diri
kita sendiri.

Anda mungkin juga menyukai