Anda di halaman 1dari 6

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang menjadi klien dalam asuhan keperawatan.

Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat, sehingga dengan memberikan pelayanan
kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama adalah
memenuhi kebutuhan individu, dan keuntungan yang kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dalam pemberian pelayanan kesehatan, perawat harus memperhatikan nilai-nilai yang dianut keluarga,
budaya keluarga serta berbagai aspek yang terkait dengan apa yang diyakini dalam keluarga tersebut

Bentuk- Bentuk Keluarga

1. Pembagian Tipe Keluarga menurut Sussman (1974) dan Maclin (1988)

a. Keluarga tradisional

1. Keluarga inti : keluarga yang terdiri atas ayah ibu dan anak

2. Pasangan inti : keluarga yang terdiri atas suami dan istri saja

3. Keluarga dengan orang tua tunggal satu orang sebagai kepala keluarga, biasanya bagian dari
konsekuensi perceraian

4. Lajang yang tinggal sendirian

5. Keluarga besar yang mencakup tiga generasi

6. Pasangan usia pertengahan atau pasangan lanjut usia

7. Jaringan keluarga besar

b. Keluarga non-tradisional

1. Pasangan yang memiliki Anak tanpa menikah

2. Pasangan yang hidup bersama tanpa menikah (kumpul kebo)

3. Keluarga homoseksual (gay dan atau lesbian)

4. Keluarga komuni: keluarga dengan lebih dari satu pasang monogami dengan anak-anak secara
bersama-sama menggunakan fasilitas serta sumber-sumber yang ada

Penilaian Fungsi Keluarga Untuk mengukur sehat atau tidaknya suatu keluarga, telah dikembangkan
suatu metode penilaian yang dikenal dengan nama APGAR Keluarga (APGARFamily ). Dengan metode
APGAR keluarga tersebut dapat dilakukan penilaian terhadap 5 fungsi pokok keluarga secara cepat dan
dalam waktu yang singkat. Adapun 5 fungsi pokok keluarga yang dinilai dalam APGAR keluarga (Azwar,
1997) yaitu :

a. Adaptasi (Adaptation)
Menilai tingkat kepuasan anggota keluarga dalam menerima yang diperlukan dari anggota keluarga
lainnya.

b. Kemitraan (Partnership)

Menilai tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap komonikasi dalam keluarga, musyawarah
dalam mengambil keputusan atau dalam penyelesaian masalah yang dihadapi dalam keluarga.

c. Pertumbuhan (Growth)

Menilai tingkat keuasan anggota keluarga terhadap kebebasan yang diberikan keluarga dalam
mematangkan pertumbuhan dan kedewasaan setiap anggota keluarga.

d. Kasih Sayang (Affection)

Menilai tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kasih sayang serta interaksi emosional yang
terjalin dalam keluarga.

e. Kebersamaan (Resolve)

Menilai tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kebersamaan dalam membagi waktu,
kekayaan, dan ruang antar keluarga.

Secara umum fungsi keluarga (Friedman, 2010) adalah sebagai berikut :

1. Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk
mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain di luar rumah.

2. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih
anak untuk berkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang
lain di luar rumah.

3. Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan
keluarga.

4. Fungsi ekonomi yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi
dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.

5. Fungsi keperawatan atau pemeliharaan kesehatan yaitu fungsi untuk memeprtahankan keadaan
kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktifitas tinggi. Ini dikembangkan menjadi
tugas di bidang kesehatan.

Peranan keluarga dalam memberikan perawatan kesehatan keluarga Keluarga berperan dalam
memberikan perawatan kesehatan yang terapeutik kepada anggota keluarga yang menderita suatu
penyakit. Perawatan adalah suatu usaha yang berdasarkan kemanusiaan untuk meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia yang sehat seutuhnya (Depkes RI,
2008). Penelitian dari Prasetyawan (2008) secara umum, penderita yang mendapatkan perhatian
dan pertolongan yang mereka butuhkan dari 11 seseorang atau keluarga biasanya cenderung lebih
mudah mengikuti nasehat medis daripada penderita yang kurang mendapatkan dukungan sosial
(peran keluarga). Menurut La, Groca (1998) yang dikutip oleh Prasetyawan (2008) bahwa keluarga
memainkan peranan yang sangat penting dalam pengelolaan medis pada salah satu anggota
keluarga yang sakit.

1) Mengenal masalah kesehatan keluarga

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan
segala sesuatu tidak akan berartidan karena kesehatnlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan
dan keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahanperubahan yang
dialami keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung
menjadi perhatian keluarga atau orang tua.

2) Memutuskan tindakan kesehatn yang tepat bagi keluarga

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai
keadaan keluarga , dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang memepunyai kramampuan
memeutuskan untuk menentukan tindakan keluarga.

3) Memberi perawatan kepada anggota keluarga yang sakit

Ketika memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit, keluarga harus mengetahui hal-
hal sebagai berikut: (1) Keadaan penyakit (2) Sifat dan perkembangan perawat yang diperlukan
untuk perawatan (3) Keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan (4) Sumber-sumber yang
ada dalam keluarga (5) Sikap keluarga terhadap yang sakit

4) Memodifikasi lingkungan rumah yang sehat

Ketika memodifikasi lingkungan rumah yang sehat kepada anggota keluarga yang sakit, keluarga
harus mengetahui hal-hal sebagai berikut: (1) Sumber-sumber keluarga yang dimiliki (2) Manfaat
pemeliharaan lingkungan (3) Pentingnya hiegiene sanitasi (4) Upaya pencegahan penyakit (5) Sikap
atau pandangan keluarga (6) Kekeompakan antra anggota keluarga

5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat

Ketika merujuk anggota keluarga ke fasilitas kesehatan, keluarga harus mengetahui hal-hal berikut
ini : (1) Keberadaan fasilitas kesehatan (2) Keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dari
fasilitas kesehatan (3) Tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan fasilitas kesehatan (4)
Pengalaman yang kuranmg baik terhadap petugas dan fasilitas kesehatan (5) Fasilitas kesehatan
yang ada terjangkauoleh keluarga

Struktur Keluarga Menurut Friedman (1998) struktur keluarga terdiri atas :

a. Pola dan proses komunikasi


Pola interaksi keluarga yang berfungsi : (1) bersifat terbuka dan jujur, (2) selalu menyelesaikan
konflik keluarga, (3) berpikiran positif, dan (4) tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri.
Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk : 1). Karakteristik pengirim : a) Yakin dalam
mengemukakan sesuatu atau pendapat. b) Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas. c) Selalu
meminta dan menerima umpan balik. 2). Karakteristik penerima : a) Siap mendengarkan. b)
Memberi umpan balik. c) Melakukan validasi

b. Struktur peran

Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan.Yang
dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam masyarakat misalnya sebagai
suami, istri, anak, dan sebagainya. Tetapi kadang peran ini tidak dapat dijalankan oleh masing-
masing individu dengan baik. Ada beberapa anak yang terpaksa mencari nafkah untuk memenuhi 12
kebutuhan anggota keluarga yang lain sedangkan orang tua mereka entah kemana atau malah
berdiam diri dirumah.

c. Struktur kekuatan

Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari individu untuk mengendalikan atau
mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain kearah positif.

d. Nilai-nilai keluarga

Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak, mempersatukan
anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman bagi
perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat
berdasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat
dipelajari, dibagi, dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.

Dinamika keluarga adalah suatu interaksi atau hubungan pasien dengan anggota
keluarga dan juga bisa mengetahui bagaimana kondisi keluarga di lingkungan
sekitarnya. Keluarga diharapkan mampu memberikan dukungan dalam upaya
kesembuhan pasien.
Dinamika keluarga juga merupakan interaksi (hubungan) antara individu dengan
lingkungan sehingga dapat diterima dan menyesuaikan diri baik dalam lingkungan
keluarga maupun kelompok sosial yang sama.
Dinamika Keluarga merupakan proses dimana keluarga melakukan fungsi,
mengambil keputusan, memberi dukungan kepada anggota keluarganya, dan
melakukan koping terhadap perubahan dan tantangan hidup sehari-hari
Aspek-Aspek Dinamika keluarga
             Tiap anggota keluarga memiliki perasaan dan idea tentang diri sendiriyang biasa

dikenal dengan harga diri atau self-esteem.


  Tiap keluarga memiliki cara tertentu untuk menyampaikan pendapat dan pikiran
mereka yang dikenal dengan komunikasi.
 Tiap keluarga memiliki aturan permainan yang mengatur bagaimana mereka
    

seharusnya merasa dan bertindak yang berkembang sebagai system nilai keluarga.
      Tiap keluarga memiliki cara dalam berhubungan dengan orang luar dan institusi di
luar keluarga yang dikenal sebagai jalur ke masyarakat.

Pendekatan Holistik Komperehensif

Dalam menyelesaikan masalah kesehatan pada pelayanan medis harus menyeluruh, tidak hanya dari
satu aspek tetapi meliputi semua aspek kehidupan yang disebut pendekatan holistik-komperehensif
(holistic-comprehensive approach). Pendekatan holistik dalam pelayanan kesehatan adalah
melaksanakan pelayanan kesehatan yang meliputi semua aspek kehidupan pasien sebagai manusia
seutuhnya. Aspek - aspek kehidupan tersebut meliputi, aspek biologis, psikologis, sosial, dan spiritual.
Sedangkan komperehensif dalam pelayanan kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif,
rehabilitatif (Anggraini, 2015). Dalam menegakkan diagnostik holistik, terdapat 5 (lima) aspek yang
harus diperhatikan, yaitu (Endra,2016) :
1) Aspek personal Aspek yang memperhatikan keluhan, ketakutan, harapan, dan persepsi pasien
terhadap kesehatannya.
2) Aspek klinis Penegakkan diagnosis klinis berdasarkan keluhan yang disampaikan pasien. Dokter
harus berusaha menegakkan diagnosis secara cepat dan tepat, berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang baik.
3) Aspek internal Aspek yang memperhatikan pengaruh genetik, persepsi terhadap kesehatan dan
perilaku kesehatan dari individu serta keluarga yang memberikan pengaruh terhadap kesehatan yang
terjadi.
4) Aspek eksternal Aspek yang memperhatikan determinan faktor yang berasal dari keluarga,
kehidupan sosial, faktor ekonomi, aktivitas pekerjaan dan lingkungan (fisik, biologi, kimia, sosial, dan
budaya) sekitar pasien.
5) Aspek fungsi sosial Aspek yang memperhatikan fungsi-fungsi sosial dari pasien. Fungsi sosial yang
harus diperhatikan ialah seberapa besar pasien bergantung pada orang disekitarnya dalam
menjalankan kehidupan sehari-harinya.

Berdasarkan penegakkan diagnosis holistik dengan memperhatikan 5 aspek tersebut, menunjukkan


bahwa kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor yang mempengaruhi kesehatan berasal dari
internal maupun eksternal. Faktor internal antara lain fisik, pikiran, imunitas, dan gaya hidup. Faktor
eksternal antara lain keluarga, lingkungan baik fisik, sosial-budaya, maupun lingkungan pekerjaan
(Endra, 2016).

Setelah menentukan diagnosis holistik, penatalaksanaan masalah kesehatan harus dilakukan secara
komperehensif. Penatalaksanaan secara komperehensif diantaranya sebagai berikut :
1) Promotif Melaksanakan kegiatan promosi kesehatan pada individu, keluarga, dan masyarakat
dengan cara sebagai berikut (KKI-SKDI, 2012):
a) Mengidentifikasi kebutuhan perubahan pola pikir, sikap dan perilaku, serta modifikasi gaya hidup
untuk promosi kesehatan pada berbagai kelompok umur, agama, masyarakat, jenis kelamin, etnis, dan
budaya.
b) Merencanakan dan melaksanakan pendidikan kesehatan dalam rangka promosi kesehatan di tingkat
individu, keluarga, dan masyarakat.
2) Preventif Melaksanakan kegiatan pencegahan dan deteksi dini terjadinya masalah kesehatan pada
individu, keluarga dan masyarakat dengan cara sebagai berikut (KKI-SKDI, 2012):
a) Melakukan pencegahan timbulnya masalah kesehatan.
b) Melakukan kegiatan penapisan faktor risiko penyakit laten untuk mencegah dan memperlambat
timbulnya penyakit.
c) Melakukan pencegahan untuk memperlambat progresi dan timbulnya komplikasi penyakit dan atau
kecacatan.
3) Kuratif Melakukan penatalaksanaan masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat.Mulai
dari menegakkan diagnosis, melakukan terapi pengobatan, memonitori, menentukan prognosis dan
jika diperlukan merujuk sesuai dengan standar pelayanan medis (KKI-SKDI, 2012).
4) Rehabilitatif Melakukan rehabilitasi medik dasar dan rehabilitasi sosial pada individu, keluarga, dan
masyarakat (KKI-SKDI, 2012).

Anda mungkin juga menyukai