Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN

KELUARGA DENGAN
DEWASA
Di Susun Oleh,
Anggi Anggraeni
Apriliandini ( KHGC 19054 )
Erik Erlangga ( KHGC 20048 )
Rizky Fathurrochman ( KHGC 20042 )
Reksa Mahardika ( KHGC 20076 )
M. Ramdan ( KHGC 20069 )
Uniq Kania A ( KHGC 19089 )
Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga

 Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan
dengan individu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah setiap individu
merupakan bagian dari keluarga dan dikeluarga juga semua dapat
diekspresikan. Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan
yang diberi via praktek keperawatan pada keluarga.
 Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan
masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh
keluarga, maka perawat harus mengerti, memahami tipe dan struktur
keluarga, tahu tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya dan
perlu paham setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas
perkembangannya.
Pengertian Keluarga

 Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan dari beberapa komponen yang
saling berinteraksi satu dengan lainnya (Logan’s, 2004). Keluarga adalah
sebagaimana sebuah kesatuan yang komplek dengan atribut yang dimiliki tetapi
terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing mempunyai sebagaimana
individu ( Illis, 2004 ). Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang
atau lebih masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari
bapak, ibu, adik, kakak, dan nenek. (Raisner, 2009). Duvall (1986, dalam Ali, 2009 )
Pengertian Keluarga

 Menurut (Friedman, 1998), membuat defenisi yang berorientasi pada tradisi


dan digunakan sebagai referensi secara luas :
 1. Keluarga terdiri dari orang – orang yang disatukan oleh ikatan
perkawinan, darah dan ikatan adopsi.
 2. Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama – sama dalam
satu rumah, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap
menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka.
 3. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain
dalam peran – peran sosial keluarga seperti suami-istri, ayah dan ibu, anak
laki – laki dan anak perempuan, saudara dan saudari.
 4. Keluarga sama – sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur
yang diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.
Tipe Keluarga

A. Tipe keluarga tradisional B. Tipe keluarga non tradisional


 Keluarga Inti (The nuclear family)  (The unmerrid teenage mother).
  The step parents family
Keluarga Dyad
  Commune family
Single Parent
 The nonmarrital hetero seksual cohabiting
 Single adult living alone
family
 The childless  Keluarga Homoseksual (LGBT)
 Keluarga Besar (The extended family)  Cohabitating couple
 Commuter family  Groupmarriage family
 Multi generation  Group nertwork family
 Kin-network family  Foster family
 Blended family  Home less family
 Keluarga usila  Gang
Fungsi Keluarga

Menurut (Friedman, 2009), mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga yaitu :


1. Fungsi afektif
2. Fungsi sosialisasi
3. Fungsi reproduksi
4. Fungsi ekonomi
5. Fungsi perawatan kesehatan
Tugas Kesehatan Keluarga

 Mengenal masalah.
 Membuat keputusan tindakan yang tepat.
 Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
 Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
 Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat.
DIMENSI STRUKTUR KELUARGA
Menurut (Friedman, 2009),

Pola dan proses komunikasi


1.
2. Struktur peran
Pola interaksi keluarga yang berfungsi:
a. Bersifat terbuka dan jujur. 3. Struktur kekuatan
b. Selalu menyelesaikan konflik keluraga.
4. Nilai –nilai dalam keluarga
c. Berfikir positif.
d. Tidak mengulang-ulang isu dan pendapatnya sendiri.
 Karakteristik komunikasi keluarga yang berfungsi:
a.Karakteristik pengirim:
1) Yakin dalam mengemukakan pendapat.
2) Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas.
3) Selalu minta maaf dan menerima umpan balik.
b.Karakteristik penerima :
1) Siap mendengar.
2) Memberikan umpan balik.
3) Melakukan validasi.
PERAN PERAWAT KELUARGA
Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah sebagai berikut (Suprajitno,
2004)

 Pendidik
 Koordinator
 Pelaksanaan
 Pengawas kesehatan
 Konsultan
 Kolaborasi
 Fasilisator
 Penemu kasus
 Modifikasi lingkungan
TINGKAT PENCEGAHAN

 Pencegahan primer yang meliputi peningkatan kesehatan ddan tindakan


preventif khusus yang dirancang untuk menjaga orang bebas dari penyakit dan
cedera.
 Pencegahan sekunder yang terdiri dari atas deteksi dini, diagnosa, dan
pengobatan.
 Pencegahan tertier, yang mencakup tahap penyembuhan dan rehabilitasi,
dirancang untuk meminimalkan ketidakmampuan klien dan memaksimalkan
tingkat fungsinya.
KARAKTERISTIK KELUARGA DEWASA
Menurut Hurlock (1991: 247-252)
 Masa pengaturan
 Usia reproduktif
 Masa bermasalah
 Masa ketegangan emosional
 Masa keterasingan sosial
 Masa komitmen
 Masa ketergantungan
 Masa perubahan nilai
 Masa perubahan nilai
 Masa kreatif
TUGAS PERKEMBANGAN

 Mencari dan menemukan calon pasangan hidup


 Membina kehidupan rumah tangga
 Meniti karir dalam rangkan memantapkan kehidupan ekonomi rumah tangga
 Menjadi warga negara yang bertanggung jawab
PERAN PERAWAT PADA KELUARGA
DEWASA
Tugas bantuan pelayanan kesehatan antara lain:
 Nasehat meningkatkan hubungan antara anggota keluarga
 Nasehat untuk hidup mandiri
 Nasehat kepada anak dewasa yang akan memulai sebuah keluarga
Asuhan Keperawatan

 PENGKAJIAN
Ketika mengkaji dewasa awal dan tengah, perawat harus mempertimbangkan perbandingan tugas
perkembangan mereka dan juga membedakan tahap serta konsekuensi perkembangan baik psikologi
dan biologis.
1. Perkembangan Psikologis
Pengkajian gaya hidup pribadi dewasa awal meliputi pengkajian kepuasan hidup
secara umum, yaitu :
 Hobi dan Minat
 Kebiasaan meliputi : diet, tidur, olah raga, perilaku seksual dan penggunaan kafein, alcohol dan obat terlarang
 Kondisi rumah meliputi : rumah, kondisi ekonomi, jenis asuransi kesehatan dan hewan peliharaan

2. Perkembangan Kognitif
3. Perkembangan Psikososial
4. Stress Pekerjaan
5. Stress Keluarga
Diagnosa Keperawatan

Masalah Potensial Masalah Resiko


a. Gangguan proses keluarga a. Risiko perubahan peran orang tua
b. Gangguan penampilan
b. Risiko penularan infeksi
c. Gangguan proses berpikir
d. Gangguan pemeliharaan kesehatan
c. Risiko kesepian
e. Gangguan peyalahgunaan zat d. Risiko cedera
Gangguan pola seksual
Masalah Potensial
f.

g. Konflik peran keluarga


h. Konflik pengambilan keputusan a. Potensial berkembangnya koping
i. Ketidakefektifan koping keluarga keluarga
j. Hambatan interaksi social b. Potensial pemeliharaan kesehatan
k. Ketidakberdayaan
l. Defisit pengetahuan
m. Defisit perawatan diri
n. Perubahan kebutuhan nutrisi
Intervensi Keperawatan
1. Ketidakefektifan koping keluarga berhubungan dengan ketidakadekuatan sumber
psikologi untuk beradaptasi terhadap proses meninggalkan rumah, pilihan karier
 Kaji status koping individu saat ini
 Berikan dukungan jika individu berbicara
 Dorong untuk melakukan evaluasi diri tentang perilakunya
 Bantu individu untuk memecahkan masalah dengan cara yang konstruktif
 Bicarakan alternative yang mungin timbul (misalnya membicarakan dengan orang terdekat)
 Berikan kesempatan untuk belajar dan menggunakan teknik pelaksanaan stress (misalnya jogging, yoga)

2. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan pertambahan anggota keluarga


(misalnya pernikahan)
 Bantu keluarga menghadapi kekhawatirannya terhadap masalah tersebut
 Dorong keluarga untuk mengungkapkan rasa bersalah, marah, menyalahkan diri, bermusuhan, dan mengenal
lebih lanjut perasaannya dalam anggota keluarga
 Bantu keluarga untuk mengenal peran dan menentukan prioritas untuk mempertahankan integritas keluarga
dan menurunkan stress
 Bina hubungan saling percaya antara anggota keluarga
Intervensi Keperawatan
3. Ketidakfektifan pemeliharan kesehatan berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang pencegahan penyakit
 Kaji pengetahuan tentang pencegahan primer
 Ajarkan pentingnya pencegahan sekunder
 Tentukan pengetahuan yang diperluakn untuk mengatasi kondisi penyakit
 Kaji apakah sumber daya yang dibutuhkan dirtumah tersedia (pemberi asuhan, keuangan,
peralatan)

4. Konflik pengambilan keputusan berhubungan dengan pertentangan dalam


system pendukung
 Jalin hubungan saling percaya dan berarti yang meningkatkan saling pengertian dan perhatian
 Fasilitasi proses pengambilan keputusan yang logis
 Beri dorongan pada orang terdekat untuk terlibat dalam keseluruhan proses pengambilan keputusan
 Dengan aktif yakinkan individu bahwa keputusan sepenuhnya ditangannya dan menjadi haknya
untuk melakukan itu
 Libatkan seluruh anggota keluarga dalam proses pengambilan keputusan
Intervensi Keperawatan

5. Risiko kesepian berhubungan dengan pelepasan anak (anak telah


menikah dan pergi dari rumah)
 Identifikasi factor penyebab dan penunjang
 Beri dorongan individu untuk membicarakan perasaan kesepian
 Tingkatkan interksi social
 Kurangi hambatan kontak sosial
PENUTUP
Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai