Anda di halaman 1dari 71

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga

1. Pengertian

Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan dari beberapa

komponen yang saling berinteraksi satu dengan lainnya (Logan’s, 2004).

Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang komplek dengan

atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-

masing mempunyai sebagaimana individu ( Illis, 2004 ). Keluarga adalah

sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih masing-masing

mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik,

kakak, dan nenek. (Raisner, 2009). Duvall (1986, dalam Ali, 2009 ),

menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan

perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,

mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,

emosional, serta sosial dari setiap anggota keluarga.

Istilah keluarga akan menghadirkan gambaran adanya individu

dewasa dan anak yang hidup bersama secara harmonis dan memuaskan.

Keluarga bukan sekedar gabungan dan jumlah dari beberapa individual.

Keluarga memiliki keragaman seperti anggota individunya dan klien

memiliki nilai – nilai tersendiri mengenai keluarganya yang harus

dihormati. Keluarga sebagai suatu kelompok hubungan yang indentifikasi

klien sebagai keluarga atau jaringan individu yang mempengaruhi


kehidupan masing – masing tanpa melihat adanya hubungan biologis atau

pun hukum (Perry, 2009, hal 202).

Menurut (Friedman, 1998), membuat defenisi yang berorientasi

pada tradisi dan digunakan sebagai referensi secara luas :

a. Keluarga terdiri dari orang – orang yang disatukan oleh ikatan

perkawinan, darah dan ikatan adopsi.

b. Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama – sama dalam

satu rumah, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap

menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka.

c. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain

dalam peran – peran sosial keluarga seperti suami-istri, ayah dan ibu,

anak laki – laki dan anak perempuan, saudara dan saudari.

d. Keluarga sama – sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur

yang diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.

2. Tipe Keluarga

Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari

berbagai macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial

maka tipe keluarga berkembang mengikuti. Agar dapat mengupayakan

peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan maka perawat

perlu mengetahui berbagai tipe keluarga (Suprajitno, 2004).

Menurut (Friedman, 2009), adapun tipe keluarga sebagai berikut :

a. Tipe keluarga tradisional

1) Keluarga Inti (The nuclear family)


Keluarga yang terdiri dari suami istri dan anak (kandung atau angkat).

2) Keluarga Dyad

Suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.

3) Single Parent

Keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak (kandung atau

angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.

4) Single adult living alone

Suatu rumah tangga yang terdiri dari 1 orang dewasa hidup sendiri.

5) The childless

Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah, bisa disebabkan

karena mengejar karir atau pendidikan.

6) Keluarga Besar (The extended family)

Keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah keluarga lain, seperti

paman, bibi, kakek, nenek dan lain-lain.

7) Commuter family

Kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul pada hari

minggu atau hari libur saja.

8) Multi generation

Beberapa generasi atau kelompok umum yang tinggal bersama dalam

1 rumah.

9) Kin-network family
Beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan dan

menggunakan barang-barang pelayanan seperti dapur, sumur yang

sama.

10) Blended family

Keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan membesarkan anak

dari perkawinan sebelumnya.

11) Keluarga usila

Keluarga terdiri dari suami dan istri yang ssudah usia lanjut, sedangkan

anak sudah memisahkan diri.

b. Tipe keluarga non tradisional

1) Keluarga Orang Tua Tunggal Tanpa Menikah (The unmerrid teenage

mother).

Keluarga yang terdiri dari 1 orang dewasa terutama ibu dan anak dari

hubungan tanpa nikah.

2) The step parents family

Keluarga dengan orang tua tiri.

3) Commune family

Keluarga yang terdiri dari lebih dari satu paangan monogami yang

menggunakan fasilitas secara bersama.

4) The nonmarrital hetero seksual cohabiting family

Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa nikah.

5) Keluarga Homoseksual (Gay and lesbian family)


Seorang yang mempunyai persamaan seks tinggal dalam 1 rumah

sebagaimana pasangan suami istri.

6) Cohabitating couple

Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena

alasan tertentu.

7) Group marriage family

Beberapa orang dewasa yang telah merasa saling menikah berbagi

sesuatu termasuk seks dan membesarkan anak.

8) Group nertwork family

Beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh norma dan aturan, hidup

berdekatan dan saling menggunakan barang yang sama dan

bertanggung jawab membesarkan anak.

9) Foster family

Keluarga yang menerima anak yang tidak ada hubungan saudara

untuk waktu sementara.

10) Home less family

Keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang permanen karena

keadaan ekonomi atau problem kesehatan mental.

11) Gang

Keluarga yang dekstruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan

emosional, berkembang dalam kekerasan dan kriminal.

3. Fungsi Keluarga
Menurut (Friedman, 2009), mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga

yaitu :

a. Fungsi afektif

Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang

merupakan basis kekuatan keluarga. Berguna untuk pemenuhan

kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif

tampak pada kebahagian dan kegembiraan dari seluruh anggota

keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang

positif. Hal tersebut dipelajari dan dikembangan melalui interaksi dan

hubungan dalam kelurga. Dengan demikian kelurga yang berhasil

melaksanakan fungsi afektif, seluruh keluarga dapat mengembangkan

konsep diri yang positif. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga

dalam fungsi afektif adalah :

1) Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling

mendukung antar anggota keluarga. Setiap anggota yang

mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari anggota yang lain

maka kemampuan untuk memberikan kasih sayang akan

maningkat yang pada akhirnya tercipta hubungan yang hangat dan

saling mendukung. Hubungan intim didalam keluarga merupakan

modal dasar memberi hubungan dengan orang lain diliat keluarga

atau masyarakat.

2) Saling menghargai bila anggota keluarga saling menghargai dan

mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu


mempertahankan iklim yang positif maka fungsi afektif akan

tercapai.

3) Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat

memulai hidup baru. Ikatan anggota keluarga dikembangkan

melalui proses identifikasi dan penyesuian pada berbagai aspek

kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus mengemban proses

identifikasi yang positif sehingga anak-anak dapat meniru perilaku

yang positif tersebut.

Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kabahagian

keluarga keretakan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau

masalah kelurga timbul karena fungsi afektif keluarga tidak terpenuhi.

b. Fungsi sosialisasi

Individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan

dalam lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak lahir, keluarga

merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi. Keberhasilan

perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau

hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi.

Anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya dan

perilaku melalui hubungan dan interaksi dengan keluarga.

c. Fungsi reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah

sumber daya manusia.

d. Fungsi ekonomi
Keluarga memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang seperti

kebutuhan makanan, tempat tinggal dan lain sebagainya.

e. Fungsi perawatan kesehatan

Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan

yaitu mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan merawat anggota

keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga memberikan asuahan

kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan

kelurga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas

kesehatan keluarga yang dilaksanakan.

Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut :

1) Mengenal masalah.

2) Membuat keputusan tindakan yang tepat.

3) Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit.

4) Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.

5) Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat.

4. Dimensi dasar struktur keluarga

Menurut (Friedman, 2009), struktur keluarga terdiri atas:

a. Pola dan proses komunikasi

Pola interaksi keluarga yang berfungsi:

1) Bersifat terbuka dan jujur.

2) Selalu menyelesaikan konflik keluraga.

3) Berfikir positif.

4) Tidak mengulang-ulang isu dan pendapatnya sendiri.


Karakteristik komunikasi keluarga yang berfungsi:

a) Karakteristik pengirim:

1) Yakin dalam mengemukakan pendapat.

2) Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas.

3) Selalu minta maaf dan menerima umpan balik.

b) Karakteristik penerima :

1) Siap mendengar.

2) Memberikan umpan balik.

3) Melakukan validasi.

b. Struktur peran

Peran adalah serangkaian prilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi

sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status

individu dalam masyarakat misalnya sebagai suami atau istri atau

anak.

c. Struktur kekuatan

Kekuatan merupakan kemampuan dalam (potensial atau aktual) dari

individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah

prilaku seseorang kearah positif. Tipe struktur kekuatan antara lain :

1) Legitimate power/authority

Hak untuk mengatur seperti orang tua pada anak.

2) Referent power

Seseorang yang ditiru.

3) Reword power
Pendapat ahli.

4) Coercive power

Dipaksakan sesuai keinginan.

5) Informational power

Pengaruh melalui persuasi.

6) Affectif power

Pengaruh melalui manipulasi cinta kasih.

d. Nilai – nilai dalam keluarga

Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara

sadar atau tidak, memepersatukan anggota keluarga dalam satu

budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman prilaku dan

pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola

perilaku yang baik, menurut masyrakat bardasarkan sistem nilai dalam

keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat

dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan

masalah.

5. Peran Perawat Keluarga

Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang

ditujukan pada keluarga sebagai unti pelayanan untuk mewujudkan

keluarga sehat. Fungsi perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan

masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga

melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga (Suprajitno,


2004). Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga

adalah sebagai berikut (Suprajitno, 2004) :

a. Pendidik

Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar :

1) Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara

mandiri.

2) Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga

b. Koordinator

Koordinasi diperlukan pada perawatan agar pelayanan komperhensif

dapat dicapai. Koordianasi juga diperlukan untuk mengatur program

kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi

tumpang tindih dan pengulangan.

c. Pelaksanaan

Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan

keluarga dengan menggunakan metode keperawatan.

d. Pengawas kesehatan

Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan hime visit yang

teratur untuk mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang

kesehatan keluarga.

e. Konsultan

Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah

kesehatAn. Rgar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat,

hubungan perawat dan klien harus terbina dengan baik , kemampuan


perawat dalam menyampaikan informasi yang disampaikan secara

terbuka dapat dipercaya.

f. Kolaborasi

Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan

anggota tim kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang

optimal.

g. Fasilisator

Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah sosial

ekonomi, sehingga perawat harus mengetahui sistem pelayanan

kesehatan seperti rujukan dan penggunaan dana sehat.

h. Penemu kasus

Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di masyrakat

sehingga menghindari dari ledakan kasus atau wabah.

i. Modifikasi lingkungan

Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun

masyarakat agar tercipta lingkungan sehat.

6. Tingkat Pencegahan

Mengembangkan sebuah kerangka kerja, yang disebut sebagai tingkat

pencegahan, yang digunakan untuk menjelaskan tujuan dari keperawatan

keluarga. Tingkat pencegahan tersebut mencakup seluruh spektrum

kesehatan dan penyakit, juga tujuan – tujuan yang sesuai untuk masing –

masing tingkat. Leavell dkk. (1965, dalam Friedman, 1998). Ketiga

tingkatan tersebut adalah adalah :


a. Pencegahan primer yang meliputi peningkatan kesehatan ddan

tindakan preventif khusus yang dirancang untuk menjaga orang bebas

dari penyakit dan cedera.

b. Pencegahan sekunder yang terdiri dari atas deteksi dini, diagnosa, dan

pengobatan.

c. Pencegahan tertier, yang mencakup tahap penyembuhan dan

rehabilitasi, dirancang untuk meminimalkan ketidakmampuan klien

dan memaksimalkan tingkat fungsinya.

Ketiga tingkat pencegahan itu, merupakan tujuan dari keperawatan

keluarga. Tujuan – tujuan tersebut terdiri atas peningkatan,

pemeliharaan, pemulihan terhadap kesehatan ( Hanson, 1987 dalam

Friedman, 1998). Peningkatan kesehatan merupakan pokok terpenting

dari keperawatan keluarga. Akan tetapi, sudah tentu, pendeteksian

secara dini, diagnosa dan pengobatan merupakan tujuan penting pula.

Pencegahan tertier atau rehabilitasi dan pemulihan kesehatan secara

khusus menjadi tujuan yang penting bagi keperawatan keluarga saat

ini, mengingat perkembangan keperawatan kesehatan dirumah dan

pravelensi penyakit – penyakit kronis, serta ketidakberdayaan

dikalangan lanjut usia yang populasinya semakin meningkat dan cepat

(Friedman, 1998).

B. REMAJA

1. Pengertian Remaja
Remaja adalah periode perkembangan selama dimana individu

mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa,

biasanya antara usia 13 dan 20 tahun. Istilah adolesens biasanya

menunjukkan maturasi psikologis individu, ketika pubertas menunjukkan

titik dimana reproduksi mungkin dapat terjadi. Perubahan hormonal

pubertas mengakibatkan perubahan penampilan pada orang muda, dan

perkembangan mental mengakibatkan kemampuan untuk menghipotesis

dan berhadapan dengan abstraksi (Potter& Perry, 2005).

Masa remaja dikenal sebagai masa yang penuh kesukaran. Bukan

saja kesukaran bagi individu, tetapi juga bagi orang tuanya, masyarakat

bahkan sering kali pada aparat keamanan. Hal ini disebabkan masa remaja

merupakan masa transisi antara kanak-kanak dan masa dewasa. Masa

transisi ini sering kali menghadapkan individu yang bersangkutan kepada

situasi yang membingungkan, disatu pihak ia masih kanak-kanak, tetapi

dilain pihak ia harus bertingkah laku seperti orang dewasa (Purwanto,

1999).

Menurut Purwanto (1999), tingkat-tingkat perkembangan dalam

masa remaja dapat dibagi dengan berbagai cara. Salah satu pembagian yang

dilakukan oleh Stolz adalah sebagai berikut:

a. Masa prapuber: satu atau dua tahun sebelum masa remaja yang

sesungguhnya. Anak menjadi gemuk, pertumbuhan tinggi badan

terhambat sementara.
b. Masa puber atau masa remaja: perubahan-perubahan sangat nyata dan

cepat. Dimana anak wanita lebih cepat memasuki masa ini dari pada

pria. Masa ini lamanya berkisar antara 2,5 – 3,5 tahun.

c. Masa postpuber: pertumbuhan yang cepat sudah berlalu, tetapi masih

nampak perubahan-perubahan tetap berlangsung pada beberapa bagian

badan.

d. Masa akhir puber: melanjutkan perkembangan sampai mencapai tanda-

tanda kedewasaan.

Sedangkan menurut Purwanto (1999), periode remaja adalah

periode yang dianggap sebagai masa yang amat penting dalam

kehidupan seseorang khususnya dalam perkembangan kepribadian

individu. Secara psikologis masa remaja adalah usia dimana individu

berintegrasi dengan masyarakat dewasa, dimana usia anak tidak lagi

merasa di bawah tingkat orang orang yang lebih tua melainkan berada

dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak

(Hurlock, 1998).

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak anak ke

masa dewasa, seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai

kanak-kanak namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan

dewasa. Pada masa ini remaja relatif belum mencapai tahap kematangan

mental dan sosial sehingga mereka harus menghadapi tekanan-tekanan

emosi dan sosial yang saling bertentangan. Banyak perubahan-

perubahan dalam pertumbuhan dan perkembangan yang dialami remaja,


mencakup fisik, mental, emosi dan perilaku sosial. Oleh karena itu,

remaja sangat rentan sekali mengalami masalah-masalah psikologis dan

fisiologis. Masalah tersebut yang akan berakibat pada masalah

kesehatan pada remaja (Santrock, 2007).

Masalah-masalah yang terjadi pada remaja tidak dapat terlepas dari

pengaruh interaksi dari faktor-faktor biologis, psikologis dan sosial

terhadap berkembangnya masalah-masalah remaja dan orang-orang

yang berasal dari berbagai usia lainnya. Menurut pendekatan biologis,

masalah yang terjadi pada remaja dapat berkaitan dengan perubahan

yang terjadi pada tubuhnya. Sedangkan faktor-faktor psikologis yang

dianggap sebagai sebab timbulnya masalah remaja adalah gangguan

berpikir, gejolak emosional, proses belajar yang keliru, dan relasi yang

bermasalah. Selanjutnya faktor sosial yang melatarbelakangi timbulnya

masalah pada remaja yaitu berasal dari latar belakang budaya, sosial-

ekonomi, latar belakang keluarga, dan lingkungan (Santrock, 2007).

2. Tahap umur Remaja

Sebelum memahami remaja dan permasalahannya, kita harus terlebih

dahulu memahami karakteristik psikososial yang dialami oleh remaja.

Menurut Depkes RI (1999) dalam Purwanto (1999) dijelaskan bahwa

perkembangan psikososial remaja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu

perkembangan psikososial remaja awal (10-14 tahun), remaja pertengahan

(15-16 tahun), dan remaja akhir (17-19 tahun).

a. Remaja Awal (10 -14 tahun)


Masa remaja awal merupakan masa transisi dari masa anak-anak

yang biasanya tidak menyenangkan, dimana dengan meningkatnya

kesadaran diri (self consciousness) terjadi juga perubahan secara fisik,

psikis maupun sosial pada remaja sehingga remaja mengalami

perubahan emosi ke arah yang negatif menjadi mudah marah,

tersinggung bahkan agresif. Selain hal tersebut, remaja juga menjadi

sulit bertoleransi dan berkompromi dengan lingkungan sekitar sehingga

cenderung memberontak dan terjadi konflik.

Masa remaja awal ini juga remaja senang bereksperimen dalam

pakaian, gaya yang dianggap tidak ketinggalan zaman dan senang

membentuk kelompok sebaya yang sesuai dengan mereka. Rasa

keterikatan dengan kelompoknya ini sangat penting bagi remaja,

sehingga cenderung mengikuti apa yang dipakai oleh kelompoknya

karena keinginan untuk tampak sama dan dianggap dalam kelompok

pergaulan. Konsumsi obat (narkoba) juga dapat berkaitan dengan alasan

sosial, yang membantu remaja merasa lebih nyaman dan menikmati

kebersamaan dengan orang lain (Ksir, Hart, & Ray dalam Santrock,

2007).

b. Remaja Pertengahan (15 – 16 tahun)

Remaja pertengahan terjadi pada usia 15-16 tahun, pada tahap ini

biasanya remaja lebih mudah untuk diajak bekerjasama karena mampu

berkompromi, tenang, sabar, lebih toleran untuk menerima pendapat

orang lain. Saat ini remaja lebih belajar untuk berfikir independen dan
menolak campur tangan orang lain termasuk orang tua. Remaja juga

mulai terfokus pada diri sendiri, mudah bersosialisasi, tidak lagi pemalu

dan mulai membutuhkan lebih banyak teman bersifat solidaritas bahkan

mulai membina hubungan dengan lawan jenis sehingga lebih memilih

untuk menghabiskan waktu dengan teman-teman dibandingkan

keluarga. Remaja mulai memiliki minat yang besar dalam seni, olah

raga, organisasi, dan sebagainya seiring dengan berkembangnya

intelektualitas mereka. Pada masa ini remaja mampu berfikir abstrak,

berhipotesa dan peduli untuk mendiskusikan atau berdebat terhadap

permasalahannya sehingga remaja sering bereksperimen untuk

mendapatkan citra diri yang dirasakan nyaman bagi mereka walaupun

berisiko. Beberapa remaja menyalahgunakan narkoba karena tertarik

dengan keterangan yang diberikan oleh media mengenai sensasi yang

dihasilkan, mereka bertanya-tanya seandainya obat yang dideskripsikan

dapat memberikan pengalaman yang sangat unik (Santrock, 2007).

c. Remaja Akhir (17 – 19 tahun)

Masa remaja akhir ini, remaja lebih berkembang dalam

intelektualitasnya sehingga mulai menggeluti masalah sosial, politik,

agama. Remaja yang tumbuh dengan baik dan tanpa masalah akan

mulai belajar mandiri baik secara finansial maupun emosional dengan

lebih baik mengatasi stress sehingga pada tahap ini remaja ingin diakui

sudah menjadi seseorang yang dewasa dan dapat menentukan keputusan

hidupnya sendiri. Remaja juga mulai menjalin hubungan yang serius


dengan temantemannya, khususnya lawan jenis sehingga semakin sulit

untuk diajak dalam acara keluarga. Keluarga diharapkan terus

memantau perkembangan remaja di tahap ini tanpa memberikan banyak

peraturan karena mereka sudah ingin dianggap dewasa.

3. Ciri-ciri Pertumbuhan Fisik Remaja

Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan

merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan perubahan

ini meliputi perubahan ukuran tubuh; proporsi tubuh, munculnya cirri-ciri

kelamin yang utama (primer) dan cirri-ciri kelamin kedua (sekunder).

Menurut Muss (Sarlito, 1991) ukuran perubahan fisik adalah sebagai

berikut :

a. Pada anak perempuan :

1) Pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi, anggota-

anggota badan menjadi panjang).

2) Pertumbuhan payudara.

3) Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap di kemaluan.

4) Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimum setiap

tahunnya.

5) Bulu kemaluan menjadi keriting.

6) Menstruasi atau haid.

7) Tumbuh bulu-bulu ketiak.

b. Pada anak laki-laki :

1) Pertumbuhan tulang-tulang.
2) Testis (buah pelir) membesar.

3) Tumbuh bulu kemaluan yang halus dan berwarna gelap.

4) Awal perubahan suara.

5) Ejakulasi (keluarnya air mani).

6) Bulu kemaluan menjadi keriting.

7) Pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimum setiap

tahunnya.

8) Tumbuh rambut-rambut halus di wajah (kumis, jenggot).

9) Tumbuh bulu ketiak.

10) Akhir perubahan suara.

11) Rambut-rambut di wajah bertambah tebal dan gelap.

12) Tumbuh bulu dada.

4. Penyebab perubahan fisik remaja

Penyebab perubahan pada masa remaja adalah adanya dua kelenjar

yang menjadi aktif bekerja dalam sistem endoktrin. Kelenjar pituitri yang

terletak didasar otak mengeluarkan duamacam hormon yang diduga erat

hubungannya dengan perubahan pada masa remaja. Kedua hormon itu

adalah hormon pertumbuhan yang menyebabkan terjadinya perubahan

ukuran tubuh dan hormon ganadotropik atau hormon yang merangsang

gonad agar mulai aktif bekerja. Tidak berapa lama sebelum saat remaja

dimulai, kedua hormon ini sudah mulai diproduksi dan semakin banyak

dihasilkan. Seluruh proses ini dikendalikan oleh perubahan yang terjadi

dalam kelenjar endoktrin. Kelenjar ini diaktifkan oleh rangsangan yang


dilakukan kelenjar hypothalmus, yaitu kelenjar yang dikenal sebagai

kelenjar untuk merangsang pertumbuhan pada saat remaja berkembang.

Meskipun kelenjar gonad atau kelenjar kelamin sudah ada dan aktif

sejak seseorang dilahirkan, namun kelenjar ini seolah-olah tidur dan baru

akan aktif setelah diaktifkan oleh hormon gonadotropik dari kelenjar

pituitry pada saat akan memasuki masa remaja. Setelah tercapai

kematangan alat kelamin, maka hormon gonad akan menghentikan

aktivitas hormon pertumbuhan. Dengan demikian pertumbuhan fisik akan

terhenti. Keseimbangan yang tepat antara kelenjar pituitry dan gonad

menimbukan pertumbuhann fisik yang tepat pula. Sebaliknya apabila

terjadi gangguan dalam keseimbangan ini, maka akan timbul

penyimpangan pertumbuhan selama masa remaja, seluruh tubuh

mengalami perubahan baik bagian luar maupun bagian dalam tubuh, baik

perubahan struktur maupun fungsinya.

Perubahan- perubahan fisik yang penting dan yang terjadi pada

masa remaja adalah :

1. Perubahan ukuran tubuh

Irama pertumbuhan mendadak menjadi cepat sekitar 2 tahun

sebelum anaak mencapai taraf pematangan kelaminnya, setahun

sebelumnya, anak akan bertambah tinggi 10 sampai 15 cm dam bertambah

berat 5-10 kg setelah terjadi pematangan kelamin ini. Pertumbuhhan fisik

selanjutnya masih terus terjadi namun dalam tempo yang sedikit lebih

lambat. Selama 4 tahun perutumbuhan tinggi badan akan bertambah 25


persen dan berat badannya hampir mencapi dua kali lipat. Anak laki-laki

tumbuh terus lebih cepat dari pada anak perempuan. Pertumbuhan anak laki-

laki akan mencapai bentuk tubuh dewasa pada usia 19 sampai 20 tahun

sedang pada perempuan pada usia 18 tahun.

2. Perubahan proporsi tubuh

Ciri tubuh yang kurang proporsional pada masa remaja ini tidak

sama untuk seluruh tubuh, ada bagian tubuh yang semakin tidak

proporsianal dan ada pula bagian tubuh yang semakin proposional. Proporsi

yang tidak seimbang ini akan berkembang terus sampai seluruh mas apubur

selesai dilalui sepenuhnya sehingga sehingga akhrinya proporsi tubuhnya

mulai tampak seimbang menjadi proporsi dewasa. Perubahan ini terjadi baik

di dalam maupun di bagian luar tubuh anak.

3. Ciri kelamin yang utama

Pada masa kanak-kanak, alat kelamin yang utama masih belum

berkembang dengan sempurna. Ketika memasuki masa remaja alat kelamiin

mulai berfungsi pada saat ia berumur 14 tahun, yaitu saat pertama kali anak

laki-laki mengalami “ mimpi basah”, sedangkan anak perempuan indung

telurnya mulai berfungsi pada usia 13 tahun, yaitu pada saat pertama kali

mengalami haid atau menstruasi. Bagian lain dari alat perkembangbiakan

pada anak pperempuan pada saat ini masih belum berkembang dengan

sempurna sehingga belum mampu untuk mengandung anak atau beberapa

bulan atau setahun lebih. Masa interval ini disebut sebagai masa steril.

4. Ciri kelamin kedua


Ciri kelamin kedua pada anak perempuan adalah membesarnya

buah dada dan munculnya putting susu,pinggul melebar lebih lebar

daripada lebar bahu,tumbuh rambut disekitar alat

kemaluan/kelamin,tumbuh rambut diketiak,suara bertambah

nyaring.Sedangkan anak laki-laki ditandai oleh tumuhnya kumis dan

jenggot,otot-otot mulai tampak,bahu melebar lebih lebar daripada

pinggul,nada suara membesar,tumbuh jakun,tumbuh bulu ketiak,bulu

dada,bulu di sekitar alat kelamin,serta perubahan jaringan kulit menjadi

lebih kasar dan pori-pori membesar.

Ciri-ciri kelamin kedua inilah yang membedakan bentuk fisik

antara laki-laki dan perempuan.Ciri ini pula yang seringkali merupakan

daya tarik antara jenis kelamin.Pertumbuhan disebut berjalan seiring

dengan perkembangan ciri kelamin yang utama dan keduanya akan

mencapai taraf kematangan pada tahun pertama atau tahun kedua masa

remaja.

Perubahan fisik sepanjang masa remaja meliputi dua hal,yaitu:

a. Percepatan pertumbuhan

Masa dan proses pertumbuhan tidak sama bagi semua

remaja.Banyak faktor individual mempengaruhi jalanya pertumbuhan

ini sehingga baik awal maupun akhir prosesnya terjadi secara

berbeda .Pada titik awal pertumbuhan biasanya tidak terdapat banyak

berbeda,akan tetapi kecepatan pertumbuahan setiap individu menjadi

sangat berbeda sesuai dengan iramanya masing-masing.jadi perbebaan


individual tentang pertumbuhan tampak dalam perbedaan awal

percepatan dan cepatnya pertumbuhan.

Percepatan bagi remaja laki-laki umumnya berbeda dan

berkisar antara 10,5 tahun dan 16 tahun ,sedangkan remaja perempuan

antara 7,5 tahun 11,5 tahun dengan umur rata-rata 10,5 tahun.Puncak

pertambahan ukuaran fisik dicapai pada usia 12 tahun,yakni kurang

lebih bertambah 6-11 cm setahun.

b. Proses kematangan seksual

Meskipun kematangan seksual berlangsung dalam batas-batas

tertentu dan urutan tertentu dalam perkembangan cirri-ciri kelamin

sekundernya,namun kematangan seksual anak-anak remaja berjalan

secara individual sehingga hanya mungkin untuk memberikan ukuran

rata-rata.

Ada tiga kriteria yang membedakan anak laki-laki daripada

anak perempuan,yaitu dalam hal:

a. kriteria kematangan seksual nampak,lebih jelas pada anak

perempuan daripada anak laki-laki. Kriterianya adalah menstruasi

pertama sebagai tanda permulaan pubertas. Setelah itu dibutuhkan

satu tahun lagi baru anak wanita betul-betul matang untuk

reproduksi. kriteria sejelas ini tidak terdapat pada anak laki-laki.

Sehubungan dengan ejakulasi (pelepasan air mani) pada laki-laki

permulaannya sangat sedikit sehingga tidak jelas.


b. permulaan kematangan seksual pada anak perempuan 2 tahun lebih

cepatnya daripada laki-laki .

c. untuk gejala-gejala kematangan seksual pada wanita dimulai

dengan tumbuhnya buah dada (8-13 tahun). Menjelang

haid,jaringan pengikat disekitarnya mulai tumbuh hingga payudara

mulai memperoleh bentuk yang lebih dewasa. Kelenjar payudara

baru mengadakan reaksi pada masa kehamilan dengan suatu

pembengkakan sedangkan produksi air susu terjadi pada akhir

kehamilan. Hal ini merupakan akibat reaksi-reaksi fisiologi yang

menyebabkan perubahan-perubahan pada organ-organ kelamin

internal dalam hipofise lobus frontalis.

Pada anak laki-laki kematangan seksual dimulai dengan

pertumbuhan testes yang dimulai antara umur 9,5 dan 13,5 tahun

dan berakhir antara umur 13,5 dan 17 tahun. Pada usia kurang

lebih 15-17 tahun, anak laki-laki dan perempuan pangkal

tenggorokan (jakun) mulai membesar yang menyebabkan pita

suara menjadi lebih panjang. Menstruasi merupakan ukuran yang

baik karena hal ini menentukan salah satu ciri kematangan seksual

yang pokok, yaitu suatu disposisi untuk konsepsi (hamil) dan

melahirkan,juga merupakan manifestasi yang jelas meskipun pada

awalnya masih terjadi pendarahan sedikit.

Perubahan proporsi tubuh menunjukkan keanekaragaman

antara laki-laki dan perempuan. Remaja laki-laki cenderung


menuju bentuk tubuh mesomorf (cenderung menjadi lebih

kekar,berat dan segi tiga) sedangkan anak perempuan cenderung

menjadi gemuk dan berat (endomorf) akan memperlihatkan ciri

ektomrf (cendrung kurus dan bertulang panjang).

Beberapa kondisi yg mempengaruhi pertumbuhan fisik

anak yaitu :

a. Pengaruh keluarga meliputi faktor keturunan dan lingkungan,

terutama terhadap tinggi dan berat badan.

b. Pengaruh gizi bagi anak,terutama terhadap tinggi dan berat

badan.

c. Gangguan emosional yang sering menyebabkan terbentuknya

steroid adrenal yang berlebihan , dan akan membawa akibat

berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan di kelenjar

pituitry.

d. Jenis kelamin, dimana anak laki-laki cenderung lebih tinggi

dan lebih berat daripada anak perempuan, kecuali pada usia 12

dan 15 tahun anak perempuan biasanya sedikit lebih tinggi dan

lebih berat daripada anak laki-laki. Perbedaan ini karena

bentuk tulang dan otot anak laki-laki memang berbeda dengan

anak perempuan .

e. Status sosial ekonomi keluarga yang berbeda juga berpengaruh

terhadap tinggi dan berat badan anak.


f. Kesehatan jelas berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik

(tinggi dan berat badan ).

g. Bentuk tubuh (mesomorf , ektomorf dan endomorf ) akan

berpengaruh terhadap besar kecilnya tubuh anak. Anak yang

bentuk tubuhnya mesomorf akan lebih besar daripada yang

endomorf atau ektomorf.

5. Pengaruh Pertumbuhan Fisik Terhadap Perilaku

Perubahan – perubahan psikologis yang muncul sebagai akibat dari

perubahan fisik, yaitu rasa kecanggungan bagi remaja karena ia harus

menyesuaikan diri dengan perubahan – perubahan yang terjadi pada

dirinya sendiri. Pertumbuhan badan yang mencolok misalnya, perbesaran

payudara/buah dada yang cepat membuat remaja tersisih dari teman –

temannya. Demikian pula dalam menghadapi haid dan mimpi basah, anak

– anak remaja perlu mengadakan penyesuain tingkah laku yang tidak ada

dukungan dari orang tua.

Perubahan fisik hampir selalu dibarengi dengan perubahan perilaku

dan sikap. Dalam masa remaja perubahan yang terjadi sangat mencolok

sehingga dapat menggangu keseimbangan yang sebelumnya sudah

terbentuk. Perilaku mereka mendadak menjadi sulit diduga dan sering kali

agak melawan norma sosial yang berlaku. Oleh karena itu, masa ini

seringkali dinamakan sebagai “masa negatif”. Pada saat irama

pertumbuhan sudah sedikit lambat dan perubahan tubuhnya telah

sempurna akan terjadi keseimbangan kembali.


Meskipun pengaruh pubertas terhadap anak – anak berbeda – beda,

cara mereka melampiaskan gangguan keseimbangan tampaknya sama,

seperti mudah tersinggung, tidak dapat diikuti jalan pikirannya ataupun

perasaannya, ada kecenderungan untuk menarik diri dari keluarga atau

teman dan lebih senang menyendiri, menentang kewenangan ( orang tua

dan guru), sangat mendambakan kemandirian, dan sangat kritis terhadap

orang lain, tidak suka melakukan tugas dirumah atupun disekolah dan

sangat tampak bahwa dirinya tidak bahagia.

Akibat perubahan pada beberapa kelenjar pertumbuhan yang

menyebabkan terjadinya perubahan dalam bentuk dan ukuran tubuhnya,

anak-anak remaja secara fisik seringkali merasa tidak nyaman, misalnya

ada keluhan, gelisah, nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan, sakit

kepala dan sebagainya. Gangguan ini lebih banyak menghinggapi anak

perempuan daripada anak laki- laki.

Umumnya tanggapan anak remaja terhadap perubahan dirinya

dapat digolongkan menjadi dua, yaitu mereka yang terlalu memperhatikan

normal tidaknya dirinya, dan mereka yang terlalu

memperhatikan/memikirkan tepat tidaknya kehidupan kelaminnya. Bila

mereka memperhatikan teman sebayanya, kemudian ternyata dirinya

berbeda dari mereka, maka akan segera muncul pikirannya tentang normal

tidaknya dirinya. Misalnya, hanya berbeda dalam hal kecepatan

pertumbuhan sudah dapat menimbulkan rasa kekhawatiran dalam dirinya.

Anak-anak tergolong cepat dan lebih awal tumbuh, sering kali merasa
khawatir bahwa pada masa dewasanya nanti, tubuhnya akan terlalu tinggi,

dan juga sebaliknya.

Terlalu memperhatikan kaadaan kehidupan kelaminnya, juga

merupakan hal yang biasa terjadi dalam tahap ini. Pada saat seseorang

mencapai masa remaja, dalam pikirannya telah terbentuk konsep tertentu

mengenai wajar tidaknya kehidupan kelamin dalam penampilan seseorang.

Konsep ini terbentuk melalui pengalaman si anak sehari-hari, misalnya

dari televisi, bioskop, buku cerita, komik dan atau orang-orang

disekelilingnya yang dikagumi. Bila mereka berpendapat bahwa dirinya

kurang memenuhi persyaratan maka segera menentukan bahwa dirinya

tidak wajar. Sayangnya konsep yang telah terbentuk itu sukar dihilangkan

bahkan mungkin dapat menetapseumur hidupnya.

Salah satu dari beberapa konsekuensi masa remaja yang paling

penting adalah pengaruh jangka panjangnya terhadap sikap, perilaku

sosial, minat dan kepribadian. Kalau sikap dan perilaku remaja kurang

dapat diterima, maka keadaan ini cukup parah. Sejumlah studi tlah

menemukan bahwa ciri kepribadian dan sikap tertentu yang sudah

terbentuk ini biasanya sulit dihilangkan, terutama dalam kasus

penyimpangan usia kematangan kelaminnya.

C. Ketidakefektifan Koping
Koping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan

masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, respons terhadap situasi yang

mengancam. Koping yang efektif akan menghasilkan adaptasi. Koping dapat


diidentifikasi melalui respons, manifestasi (tanda dan gejala) dan pertanyaan

klien dalam wawancara. (Keliat dkk, 2005).

Ketidakefektifan koping merupakan ketidakmampuan penilaian yang

tepat terhadap stressor, pilihan yang tidak adekuat terhadap respons untuk

bertindak, dan ketidakmampuan untuk menggunakan sumber yang tersedia

(NANDA, 2012). Salah satu batasan karakteristik secara subjektif dari

ketidakefektifan koping yaitu perubahan dalam pola komunikasi yang

biasanya.

1. Komunikasi

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang

kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau

perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui

media). Harrol D. Lasswel (dalam Riswandi, 2009) menjelaskan bahwa

komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan

“siapa” mengatakan “apa” “dengan saluran apa”, “kepada siapa”, dan

“dengan akibat apa” atau “hasil apa”. Berdasarkan pengertian tersebut

dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan penyampaian informasi

dalam sebuah interaksi tetep muka yang berisi ide, perasaan, perhatian

makna, serta pikiran yang diberikan pada penerima pesan dengan harapan

si penerima pesan menggunakan informasi tersebut untuk mengubah sikap

danperilakunya.

a. Komunikasi Efektif
Komunikasi efektif adalah komunikasi yang berjalan dua arah

dan dapat mencapai tujuan dari komunikasi tersebut (Gunarsa, 2004).

Tujuan dari komunikasi efektif ini antara lain untuk membangun

hubungan yang harmonis dengan remaja, membentuk suasana

keterbukaan dan mendengar, membuat remaja mau bicara pada saat

mereka menghadapi masalah, membuat remaja mau mendengar dan

menghargai orang tua dan dewasa saat mereka berbicara serta

membantu remaja menyelesaikan masalahnya. Dalam berkomunikasi,

orang tua dan orang dewasa biasanya ingin segeramembantu

menyelesaikan masalah yang dihadapi remaja, sehingga cenderung (1)

Lebih banyak bicara daripada mendengar; (2) Merasa tahu lebih

banyak; (3) Cenderung memberi arahan dan nasihat; (4) Tidak

berusaha untuk mendengar dulu apa yang sebenarnya terjadi dan yang

dialami para remaja; (5) Tidak memberi kesempatan agar remaja

mengemukakan pendapat; (6) Tidak mencoba menerima dahulu

kenyataan yang dialami remaja dan memahaminya; (7) Merasa putus

asa dan marah-marah karena tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan

terhadap remaja (BKKBN, 2002).

b. Komunikasi Tidak Efektif

Komunikasi antara orang tua dengan remaja mempengaruhi

pertumbuhan kepribadiannya. Di samping itu komunikasi juga erat

hubungannya dengan perilaku dan pengalaman dalam keluarga.

Melalui komunikasi remaja dapat menemukan dirinya sendiri,


mengembangkan konsep diri, dan dapat menetapkan hubungan remaja

dengan lingkungan. Hubungan antara orang tua dengan anak remaja

akan menentukan intelektualitas dan kualitas hidup orang tersebut.

Jika orang tua tidak memahami gagasan anak remaja, dan pesan dari

remaja itu menjengkelkan mereka, ini berarti ada problema yang tidak

berhasil diatasi. Jika remaja menentang pendapat orang tua, maka

orang tua tidak "dalam berkomunikasi" dengan remaja. Jika semakin

sering orang tua berkomunikasi namun semakin jauh jaraknya dengan

mereka, dan jika orang tua selalu gagal untuk memotivasi remaja

untuk bertindak, berarti orang tua telah gagal berkomunikasi. Dengan

kata lain komunikasi antara orang tua dengan remaja tidak efektif

(Effendy, 2000).

2. Pola Komunikasi Keluarga

Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990), mengartikan pola sebagai

bentuk (struktur) yang tetap, sedangkan komunikasi didefinisikan sebagai

pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih

dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.

Menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu

communication, yang akar katanya adalah communis. Arti communis di

sini adalah sama, dalam arti kata sama makna, yaitu sama makna

mengenai suatu hal (Effendy, 2000). Jadi, komunikasi berlangsung bila

antara orangorang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu

hal yang dikomunikasikan. Dengan demikian, pola komunikasi di sini


dapat dipahami sebagai pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam

pengiriman pesan dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud

dapat dipahami.

Komunikasi dalam keluarga dapat berlangsung secara timbal balik

dan silih berganti, bisa dari orang tua ke anak atau dari anak ke orang tua,

atau dari anak ke anak. Awal terjadinya komunikasi karena ada sesuatu

pesan yang ingin disampaikan. Siapa yang berkepentingan untuk

menyampaikan suatu pesan akan berpeluang untuk memulai komunikasi.

Sedangkan yang tidak berkepentingan untuk menyampaikan suatu pesan

akan cenderung menunda komunikasi.

Wursanto (2007) mengatakan bahwa komunikasi dapat

berlangsung setiap saat, di mana saja, kapan saja, oleh siapa saja dan

dengan siapa saja. Semenjak lahir, manusia sudah mengadakan hubungan

dengan kelompok masyarakat sekelilingnya. Kelompok pertama dialami

oleh individu itu dengan ibunya, bapaknya, dan anggota keluarga lainnya.

Makin bertambah umurnya, makin luas pula hubungan yang dapat

dijangkau oleh individu itu. Selain sebagai makhluk individu, manusia

adalah makhluk sosial, makhluk bermasyarakat.

Komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak remaja

merupakan faktor penting dalam interaksi, karena komunikasi

menyebabkan adanya saling pengertian antar anggota keluarga.

Komunikasi efektif terjadi apabila anak dapat mengungkapkan perasaan


dan masalah yang dihadapi sedang orang tua memahami dan membantu

menyelesaikan masalah yang dihadapi (Balson, 2003).

Komunikasi orang tua dengan remaja pada dasarnya harus terbuka,

walaupun remaja lebih cenderung terbuka dengan teman sebaya. Hal

tersebut karena remaja merupakan bagian dari keluarga. Komunikasi yang

terbuka diharapkan dapat menghindari kesalahpahaman antara orang tua

dengan remaja. Apabila remaja telah dapat berfikir secara baik, remaja

telah dapat mempertimbangkan secara baik mengenai hal yang dihadapi.

Dengan demikian akan menimbulkan saling pengertian di seluruh anggota

keluarga, sehingga akan terbina dan tercipta tanggung jawab sebagai

anggota keluarga (Gunarsa, 2004).

Gunarsa (2004) mengemukakan bahwa komunikasi efektif antara

orang tua dan remaja membentuk pola dasar kepribadian remaja secara

normal dan perkembangan psikologis yang sehat bagi remaja, karena

merupakan hakekat seorang remaja dalam pertumbuhan dan

perkembangan membutuhkan uluran tangan orang tua, orang tua lah yang

bertanggung jawab dalam mengembangkan keseluruhan eksistensi remaja

termasuk kebutuhan fisik dan psikis sehingga anak dapat tumbuh dan

berkembang kearah kepribadian yang matang dan harmonis.

Kualitas komunikasi antara orang tua dan remaja dapat

menghindari remaja dari perilaku berisiko remaja, hal ini dikarenakan

antara orang tua dan remaja terjalin hubungan atau komunikasi yang
intensif sehingga kemungkinan terjadi sharing, dan pemecahan masalah

(Laily & Matulessy, 2004; dalam Fauzi, 2010).


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY. A
DENGAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA USIA
REMAJA DI PALDAM JAYAPURA UTARA
A. Pengkajian
1. Data Umum
1. Nama kepala keluarga : Ny. A
2. Umur : 42 tahun
3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SLTA
5. Suku / Bangsa : Jawa
6. Alamat : Paldam
6. Tanggal pengkajian : 16 januari 2021
7. Komposisi Keluarga
No Nama Umur Jenis Hubungan Pendidikan Pekerjaan
kelamin dengan KK
1 Ny. A 42 P Istri SLTA Swasta

2 An. R 18 L Anak SD TB
3 An. S 12 P Anak SD TB
4 An. W 6 P Anak TK TB

8.Genogram
Genogram :

An.R
KETERANGAN :

: LAKI-LAKI

: PEREMPUAN

: MENINGGAL

: SERUMAH

9. Tipe keluarga : single family


10. Suku / bangsa
Ny. A adalah orang yang berasal dari suku jawa. Dan Ny. A mengatakan tidak
ada yang bertenangan dengan budaya suku bangsanya yang bertentangan atau
bertolak belakang dengan kesehatan.
11. Agama dan kepercayaan
Seluruh keluarga Ny. A Beragama islam, kegiatan ibadah keagamaan keluarga
Ny. A yaitu sholat lima waktu dan puasa dilakukan. Dan tidak ada
kepercayaannya yang bertentangan dengan kesehatan
12. Status sosial ekonomi keluarga
Di keluarga Ny. A pencari nafkah utama adalah Ny. A yang berkerja sebagai
wiraswasta dengan penghasilan 2. 000.000 setiap bulan.
13. Aktivitas rekreasi
Keluarga Ny. A tidak memiliki jadwal khusus untuk rekreasi keluarga, hanya
sesekali anaknya mengajak berwisata. Waktu liburan biasanya disesuaikan
dengan jadwal libur kerja dan libur anak sekolah, tetapi sekarang jarang
dilakukan hanya jika ada waktu saja keluarga pergi rekreasi di rumah, Ny. A
mengatakan keluarganya dapat menikmati hiburan melalui TV dan radio yang
tersedia dirumahnya An. R mengatakan jika banyak kegiatan dan membuat
dirinya stress maka dia akan main keluar dengan teman - temannya, biasanya
nongkrong sambil mengobrol, main ke warnet atau rental PS dan menonton
balapan motor An. R juga mengatakan sering main dengan teman - temannya
hingga malam hari

ll. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga sudah memberikan kesempatan bagi An. R untuk memilih apa yang
ingin dilakukan An. R, Ny. A mengatakan tanggung jawabnya adalah belajar
dan membantu orang tua.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
- Tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga yaitu :
Berkomunikasi secara terbuka dengan anak - anak.
Ny. A mengatakan bahwa An. R adalah anak yang pendiam dan jarang
berbicara jika tidak di tanya. Terutama saat memasuki usia remaja An. R sudah
mulai jarang berkumpul dengan keluarga, jika berada dirumah An. R banyak
menghabiskan waktunya untuk bermain HP didalam kamarnya. Ny. A
mengatakan An. R jarang berada dirumah waktunya sering dihabiskan untuk
berkumpul dengan teman - temannya An. R mengatakan tidak mengetahui
tugas perkembangan maupum tanggung jawabnya sebagai remaja, karena
sebelumnya tidak pernah mendapatkan informasi mengenai tugas
perkembangan maupun tanggung jawabanya sebagai remaja.
- Penyebab belum terpenuhinya tugas perkembangan keluarga : komunikasi
yang kurang efektif.
c. Riwayat keluarga inti
Ny. A merupakan seorang ibu yang sekaligus mencari nafkah untuk anak -
anaknya.
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Tidak ada penyakit keluarga yang menurun. Bila sakit, keluarga Ny. A pergi
kedokter ataupuskesmas langganan keluarga. Tidak ada pola makan atau jenis
makanan yang dibatasi.
lll. Keadaan Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
- Status rumah
 Jenis bahan dinding : Tembok
 Jenis lantai : Keramik
 Tipe atap rumah : Genteng

- Perincian denah Rumah

- Keadaan rumah
 Pemcahayaan baik, terdapat halaman, terdapat jendela yang terbuka di pagi
hari, dan tidak tedapat asap dapur yang masuk kerumah.

- Kebiasaan keluarga dalam perawatan rumah


 Sistem pembuangan sampah : Keluarga klien mengatakan terdapat
sampah rumah tangga, tidak dilakukan pemilihan sampah, sampah
dikumpulkan oleh petugas kebersiha, dan jenis sampah yang dimiliki terbuka.

- Sistem drainase air :


 Keluarga klien mengatakan sistem penyaluran limbah dialirkan ke got dan
jenis penyaluran air limbah terbuka.

- Penggunaan jamban : jenis dan jarak dengan sumber air jamban menggunakan
kakus, keadaanya bersih.
- Kondisi air : Kondisi air jernih ( Air PAM ).
- Pengetahuan keluarga mengenai masalah kesehatan yang berkaitan dengan
lingkungan : keluarga selalu menguras bak mandi dan selalu membuang
sampah ditempat sampah yang sudah disediakan.
b. Karakteristik tetangga dan komunitasnya
Ny. A jarang berkumpul dengan tetangga karena kesibukannya, namun Ny. A
aktif di arisan PKK dan pengajian yang ada di lingkungan rumah. Ny. A sendiri
bekerja wiraswasta keluarga Ny. A tinggal di RT 01 RW 04, yaitu rumah
kontrakan. Kehidupan bertetangga terlihatan rukun dan harmonis.
c. Mobilitas Geografis Keluarga
Saat ini, keluarga Ny. A tinggal dirumah kontrakan dan menetap dirumah yang
sekarang untuk saat ini berniat untuk pindah.
 Alat transportasi di daerah : menggunakan motor, angkutan umum, dan
becak.
 Alat transportasi yang biasa digunakan oleh keluarga : menggunakan motor

d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Ny. A selalu berusaha mengikuti acara yang diadakan oleh RT/RW, misalnya
pengajian, arisan RT dan kegiatan lainnya. Apabila ada waktu luang Ny. A
mengajak anaknya bermain ke tetangga. Hubungan anggota keluarga terlihat
rukun, tidak ada konflik diantara sati dengan yang lain ( terlihat harmonis ).
Anak - anak Ny. A tidak ada yang tidak aktif mengikuti kegiatan
kemasyarakatan didaerah setempat RW 04 An. R mengatakan sudah tidak
sekolah.
e. Sistem pendukung keluarga
 Sistem pendukung didalam keluarga : Setiap sakit berobat di mantri dan
dokter.
 Sistem pendukung dikomunitas : Setiap sakit berobat dipuskesmas
 Persepsi keluarga mengenai pentingnya sistem pendukung : sangat baik
dan membantu

IV. Struktur Keadaan Keluarga


a. Pola komunikasi kelaurga
Ny. A mengatakan bahwa komunikasi pada keluarganya menekankan
keterbukaan. Bila ada masalah dalam keluarga, Ny. A mendiskusikan bersama
keluarga, terkadang meminta bantuan nasehat dari orang tua. Waktu yang
biasanya, digunakan untuk komunikasi pada saat santai yaitu malam hari dan
waktu makan bersama dengan anggota keluarganya. Namun An. R mengatakan
lebih suka mencerikan masalahnya kepada teman - temannya dibandingkan
kepada orang tua atau pun keluarganya yang lain. Ny. A sibuk bekerja dan
jarang menyempatkan berbicara kepada anaknya.
b. Struktur peran keluarga
- Ny. A
Sebagai ibu sekaligus kepala keluarga, bertanggung jawab dalam mencari
nafkah untuk kebutuhan sehari - hari dalam rumah tangga.
- An. R
An. R mengatakan malas belajar dan jarang mengerjakan tugas sekolahnya
sehingga memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolahnya lagi Ny. A
mengarahkan jarang memantau aktivitas belajar anaknya dirumah.
- An. S
An. S masih duduk dibangku SD dan selalu sekolah sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan
- An. W
An. W merupakan anak terakhir dari Ny. A berumur 6 tahun dan masih TK,
namun sebntar lagi akan melanjutkan ke sekolah dasar.
c. Nilai dan norma keluarga
Nilai dan norma yang dipegang oleh Ny. A adalah sesuai dengan nilai - nilai
ajaran islam dan tidak terpengaruh oleh norma budaya. Penerimaan keluarga
terhadap perawat sangat baik, setiap masalah yang ada diutarakan dan
menerima kehadiran perawat.
V. Fungsi Keluarga
a. Fungsi efektif
Ny. A mengatakan bahwa setiap anggota keluarga dalam rumah dapat saling
terbuka dalam menyampaikan pendapat walaupun An. R termasuk anak yang
pendiam dan jarang menyampaikan pendapatnya.
b. Fungsi sosial
Hubungan antara anggota keluarga dalam rumah berjalan dengan baik.
Hubungan anggota keluarga dengan tetangga juga baik apalagi keluarga Ny. A
tergolong baru ditinggal diwilayah tersebut.

c. Fungsi Reproduksi : Ny. A memiliki 3 orang anak


d. Fungsi Ekonomi : Ny. A sebagai kepala keluarga bertugas untuk mencari
nafkah.
e. Fungsi Perawatan keluarga
Ny. A mengatakan bahwa ketika ada anggota keluarga yang sakit, maka yang
sakit akan langsung diberikan obat dari warung
Vl. Stress Dan Koping Keluarga
1. Stress jangka pendek
Keluarga Ny. A mencemaskan pergaulan An. R yang sudah memasuki masa
remaja. An. R sudah mulai ditawari untuk mencoba merokok oleh teman -
temannya, baik teman disekolah maupun teman di lingkungam rumahnya. An.
R juga sering nongkrong tidak jelas dengan teman sekolah maupun teman
disekitar rumahnya tersebut.
2. Stress jangka panjang
Ny. A mengeluarkan biaya sekolah ketiga anaknya semakin mahal, terlebih lagi
tahun ini anak keduanya yaitu An. S akan lulus dari SD dan akan memasuki
SMP.
3. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Jika ada masalah, keluarga berupaya untuk mencari jalan keluar dari masalah
tersebut dengan jalan musyawarah. Keluarga meyakini kalau setiap masalah
ada jalan keluarnya, misalnya dengan minta bantuan dari orang tua dan
tetangga terdekat.
4. Strategi koping yang digunakan keluarga
Ny. A mengatakan selalu menyerahkan semua masalah yang terjadi kepada
allah SWT tetapi tetap berusaha untuk mengatasi masalah yang ada.
5. Strategi adaptasi disfungsional : Tidak ada
Vll. Harapan Keluarga
Keluarga berharap dengan kedatangan mahasiswa berkunjung kerumahnya
adalah keluarga dapat mengetahui status kesehatan keluarga. Dengan demikian
keluarga berharap akan selalu berada dalam kondisi sehat lahir dan batin.
Mereka juga berharap akan mendapatkan banyak pengetahuan tentang berbagai
macam jenis penyakit dan cara perawatannya.
Vlll. Pemeriksaan Fisik
No Pemeriksaan Ny. A ( KK ) An. R An. S An. W
1 TTV TD : 110/80 TD : 120/80 TD : 110/80 TD : 110/80
mmHg mmHg, N :80x/m, mmHg, N : mmHg, N :
N : 80x/m, R : R : 23x/m, S : 37, 80x/m, R : 80x/m, R :
20x/m, S : 36 ,7 0 °C. 22x/m, S : 36,5 21x/m, S : 37,2
°C °C. °C.
2 Kepala Benjolan (-) , lesi Benjolan (-) , lesi Benjolan (-) , Benjolan (-) ,
(-), rambut hitam (-) , rambut hitam lesi (-), rambut lesi (-), rambut
lurus, tidak pendek, tidak hitam lurus, hitam lurus,
rontok, pusing rontok. tidak rontok, tidak rontok,
(+). pusing (+). pusing (+).

3 Mata Konjungtiva Konjungtiva tidak Konjungtiva Konjungtiva


tidak anemis, anemis, sklera tidak anemis, tidak anemis,
sklera tidak tidak ikterik, sklera tidak sklera tidak
ikterik, penglihatan baik. ikterik, ikterik,
pengelihatan penglihatan baik penglihatan baik
kabur.
4 HIdung dan Hidung : Polip Hidung : Polip (-), Hidung : Polip Hidung : Polip
mulut (-), sinusitis (-), sinusitis (-), sinusitis (-), (-), sinusitis (-),
penciuman baik, (-),penciuman penciuman baik, penciuman baik,
Mulut : Lidah baik, Mulut : Lidah Mulut : Lidah
bersih, nafas Mulut : Lidah bersih, nafas bersih, nafas
tidak berbau, bersih, nafas tidak tidak berbau, tidak berbau,
tidak ada berbau, tidak ada tidak ada tidak ada
sariawan. sariawan. sariawan. sariawan.
5 Telinga Tidak ada Tidak ada benjolan Tidak ada Tidak ada
benjolan pada pada telinga, benjolan pada benjolan pada
telinga,fungsi fungsi telinga,fungsi telinga,fungsi
pendengaran pendengaran baik. pendengaran pendengaran
baik. baik. baik.
6 Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar tiroid. kelenjar tiroid. kelenjar tiroid. kelenjar tiroid.
7 Dada Dada : Bentuk Dada : Bentuk Dada : Bentuk Dada : Bentuk
dada simetris, dada simetris, dada simetris, dada simetris,
tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada nyeri
tekan , tekan , tekan , tekan ,
Paru - paru : Paru - paru : Bunyi Paru - paru : Paru - paru :
Bunyi nafas nafas vesikuler, Bunyi nafas Bunyi nafas
vesikuler, TD : TD : 120/80 vesikuler, TD : vesikuler, TD :
110/80 mmHg, N mmHg, N : 80x/m, 110/80 mmHg, 110/80 mmHg,
: 80x/m, R : R : 23x/m, S : N : 80x/m, R : N : 80x/m, R :
20x/m, S : 36,7 37,0°C, tidak ada 22x/m, S : 36,5 21x/m, S : 37,2
°C, tidak ada wheezing dan °C, tidak ada °C, tidak ada
wheezing dan ronchi. wheezing dan wheezing dan
ronchi. Jatung : Tidak ada ronchi. ronchi.
Jatung : Tidak pembesaran Jatung : Tidak Jatung : Tidak
ada pembesaran jantung, tidak ada ada pembesaran ada pembesaran
jantung, tidak ada suara tambahan. jantung, tidak jantung, tidak
suara tambahan. ada suara ada suara
tambahan. tambahan.
8 Abdomen Bentuk abdomen Bentuk abdomen Bentuk abdomen Bentuk
simetris tidak ada simetris tidak ada simetris tidak abdomen
acites, bising acites, bising usus ada acites, bising simetris tidak
usus (+), BAB 1- (+), BAB 1- 2x usus (+), BAB 1- ada acites,
2x perhari. perhari. 2x perhari. bising usus (+),
BAB 1- 2x
perhari.
9 Ekstremitas ROM klien baik/ ROM klien baik/ ROM klien baik/ ROM klien
penuh, klien penuh, klien penuh, klien baik/ penuh,
seimbang dalam seimbang dalam seimbang dalam klien seimbang
berjalan, berjalan, berjalan, dalam berjalan,
kemampuan kemampuan kemampuan kemampuan
menggenggam menggenggam menggenggam menggenggam
baik, otot baik, otot baik, otot baik, otot
ekstremitas kaki ekstremitas kaki ekstremitas kaki ekstremitas kaki
sama tidak ada sama tidak ada sama tidak ada sama tidak ada
nyeri. nyeri. nyeri. nyeri.
10 Kulit Inspeksi : Tekstur Inspeksi : Tekstur Inspeksi : Inspeksi :
kulit lembab, kulit lembab, Tekstur kulit Tekstur kulit
peningkatan peningkatan lembab, lembab,
pigmen (-), bekas pigmen (-), bekas peningkatan peningkatan
luka (-), luka (-), pigmen (-), pigmen (-),
Palpasi : turgor Palpasi : turgor bekas luka (-), bekas luka (-),
kulit normal kulit normal Palpasi : turgor Palpasi : turgor
kulit normal kulit normal
lX. Klasifikasi Data
Data Subjektif Data Objektif
- Ny. A jarang dirumah.
- Ny. A mengatakan bahwa An. R - Desiensu pengetahuan tentang
sulit untuk diatur. tugas perkembangan maupun
- Ny. A mengatakan bahwa An. R tanggung jawab sebagai remaja.
lebih suka menghabiskan waktunya - Ny. A sibuk bekerja
di dalam kamar dari pada
berkumpul dengan keluarga.
- Ny. A mengatakan dirumahnya
tidak ada peraturab yang jelas
tentang apa saja tugas setiap
anggota keluarga.
- An. R mengatakan tidak
mengetahui tugas perkembangan
maupun tanggung jawabnya
sebagai remaja
- An. R mengatakan sering ditawari
untuk mencoba merokok oleh
teman - temannya .
- An.R mengaku tidak pernah
menceritakan masalah yang
dihadapinya pada orang tua.
- An. R mengatakan lebih suka
menceritakan masalahnya kepada
teman - temannya dibandingkan
kepada orang tua atau pun
kekuarganya yang lain

KEL
X. Analisa Data
No Data fokus Penyebab Masalah
1 DS : Ketidakefektifan
- Ny. A mengatakan bahwa performa peran remaja
An. R sulit untuk diatur. pada keluarga Ny. A
- Ny. A mengatakan bahwa khususnya An. R
An. R lebih suka
menghabiskan waktunya di
dalam kamar dari pada
berkumpul dengan
keluarga.
- Ny. A mengatakan
dirumahnya tidak ada
peraturab yang jelas
tentang apa saja tugas
setiap anggota keluarga.
- An. R mengatakan tidak
mengetahui tugas
perkembangan maupun
tanggung jawabnya sebagai
remaja
- An. R mengatakan sering
ditawari untuk mencoba
merokok oleh teman -
temannya .
DO :
- Ny. A jarang dirumah.
- Desiensu pengetahuan
tentang tugas
perkembangan maupun
tanggung jawab sebagai
remaja.
2 DS : Ketidakefektifan
- An. R mengaku tidak koping keluarga
pernah menceritakan
masalah yang dihadapinya
pada orang tua.
- An. R mengatakan lebih
suka menceritakan
masalahnya kepada teman -
temannya dibandingkan
kepada orang tua atau pun
kekuarganya yang lain
DO :
- Ny. A sibuk bekerja
Xl. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidak efektifan manajemen terapeutik keluarga berhubungan dengan ketidak
tepatan manajemen masalah remaja.
2. Ketidak efektifan koping keluarga berhubungan dengan ketidak mampuan
keluarga mengenal masalah remaja.

Xll. Skoring Masalah


1. Ketidak efektifan performa peran remaja pada keluarga Ny. A khususnya An. R
No Kriteria Perhitungan Nilai Pembenaran
Skor
1 Sifat masalah : 3/3 x 1 1 Saat ini An. R masih
Aktual dalam
perkembangan
remaja yang
membutuhkan
perhatian dan
komunikasi yang
efektif dalam
mengungkapkan
masalahnya. Orang
tua biasanya hanya
menanyakan kemana
An. R pergi dan
kadang memarahi
jika ada masalah
dengan sekolah.
2 Kemungkinan 2/2x2 2 An. R masih dapat
masalah dapat diubah diajak
: berkomunikasi dan
Skala : mudah menurut pada orang
tuanya, melalui
pendekatan
komunikasi yang
efektif akan
pengenalan peran
dan tanggung jawab
remaja maka
penerapan peran
pada remaja di
keluarga Ny. A akan
efektif.
3 Potensi masalah 1/3x1 1/3 Adanya orang tua
dapat untuk dicegah : dan saudara An. R
Skala : Rendah akan perkembangan
peran dan tanggung
jawabnya.
4 Menonjolnya 2/2x1 1 Keluarga
masalah. mengatakan ada
Skala : Masalah berat masalah dan segera
harus ditangani. perlu ditangani
karena mereka takut
anaknya tidak bisa
penerapan peran dan
tanggung jawab
remaja di keluarga.
Total Nilai 4 1/3

2. Ketidak efektifan koping keluarga


No Kriteria Perhitungan Nilai Pembenaran
skor
1 Sifat masalah 3/3x1 1 Timbul mekanisme
Skala : aktual koping negatif baik
pada orang tua,
keluarga maupun
remaja karena
kurangnyq kualitas
komunikasi antara
mereka.
2 Kemungkinan 2/2x1 1 Pola komunikasi
masalah dapat antara remaja dan
diubah : orang tua merupakan
Skala : Hanya suatu proses yang
sebagian harus dimulai dan
dijaga
keberlangsungnnya,
keluarga sudah
memberikan respon
positif dengan
bertanya cara
komunikasi yang baik
dengan remaja.
3 Potensi masalah 2/3x1 0,67 Keluarga sudah
dapat untuk mengetahui stressor
dicegah : dan cara
Skala : Tinggi mencegahnya.
4 Menonjolnya 2/2x1 1 Keluarga
masalah. menganggap masalah
Skala : tidak terjadi tetapi tidak
perlu segera menjadikan masalah
ditangani ini prioritas utama.
Total Nilai 3,67
Xlll. Prioritas Diagnosa Kepeawatan
1. Ketidak efektifan performa peran remaja pada keluarga Ny. A khususnya An. R
2. Ketidak efektifan koping keluarga berhungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah remaja.
XlV. Intervensi keperawatan keluarga
No Diagnose TU TK K. S. Evaluasi Intervensi
keperawatan Evaluasi
1 Ketidakefektifan Setalah dilakukan Setelah 1x 20 • Diskusikan bersama keluarga apa
performa peran intervensi sebanyak 3 menit pertemuan, yang diketahui keluarga mengenai
remaja pada kali kunjungan, keluarga mampu pengertian tumbuh kembang.
keluarga Ny. A performa peran remaja mengenal masalah • Berikan pujian kepada keluarga
khususnya An. R. menjadi efektif. tumbuh kembang tentang pemahaman keluarga yang
remaja, dengan benar.
mampu : • Berikan informasi kepada
keluarga mengenai pengertian
1. Meyebutkan R. Verbal Keluarga mampu tumbuh kembang dengan
tumbuh kembang. menyebutkan menggunakan media lembar balik
pertumbuham dan leaflet.
adalah • Berikankesempatan kepada
bertambahnya keluarga untuk bertanya tentang
ukuran anak dari materi yang disampaikan.
segi jasmani. • Berikan penjelasan ulang
Sedangkan terhadap materi yang belum
perkembangan dimengerti.
adalah • Motivasi keluarga untuk
berkembangnya mengulangi materi yang telah
kemampuan atau dijelaskan.
keahlian anak. • Berikan reinforcement positif atas
usaha keluarga
2. Menyebutkan R. Verbal Keluarga mampu • Diskusikan bersama keluargaapa
definis remaja. menyebutkan yang diketahui keluarga mengenai
remaja adapah pengertian remaja.
R. Verbal anak yang berusia • Berikan pujian kepada keluarga
13 - 21 tahun. tentang pemahaman keluarga yang
Remaja benar.
merupakan masa • Berikan informasi kepada
R. Verbal transisi / peralihan keluargamengenai pengertian
dari masa kanak - remaja dengan menggunakan media
kanak menunu lembar balik dan
dewasa yang leaflet.
ditandai dengan
adanya perubahan • Berikan kesempatan kepada
aspek fisik, psikis keluargauntuk bertanya tentang
dan psikososial. materi yang disampaikan.

R. • Berikan penjelasan ulang terhadap


Afektif materi yang belum dimengerti.
• Motivasi keluarga untuk
mengulangmateri yang telah
dijelaskan.

• Berikan
reinforcement
positif atas usaha keluarga.
3. Menyebutkan R. Verbal Keluarga mampu • Diskusikan bersama keluarga apa
definisi tumbuh menyebutkan yang diketahui keluarga tentang
kembang remaja. tumbuh kembang definisi tumbuh kembang remaja.
remaja adalah • Berikan pujian kepada keluarga
proses lebih lanjut tentang pemahaman keluarga yang
remaja menuju benar
tahap • Berikan informasi kepada
perkembangan keluarga tentang definisi tumbuh
dan pertumbuhan kembang remaja dengan
selanjutnya menggunakan media lembar balik
( dewasa ) . dan
leaflet.
• Berikan kesempatan kepada
keluarga untuk bertanya tentang
materi yang disampaikan
• Berikan penjelasan ulang
terhadap materi yang belum
dimengerti
• Motivasi keluarga untuk
mengulang materi yang telah
dijelaskan.
• Berikan
reinforcement
positif atas usaha keluarga.
• Diskusikan bersama keluarga apa
4. Menyebutkan R. Verbal Keluarga mampu yang diketahui keluarga tentang
perubahan menyebutkan 6 perubahan perubahan pada remaja.
perubahan yang dari 11 perubahan • Berikan pujian kepada keluarga
terjadi pada perubahan yang tentang pemahaman keluarga yang
remaja. terjadi pada benar.
remaja. • Berikan informasi kepada
keluarga tentang perubahan
perubahan pada remaja dengan
menggunakan media lembar balik
dan
leaflet.
• Berikan kesempatan kepada
keluarga untuk bertanya tentang
materi yang disampaikan.
• Berikan penjelasan ulang terhadap
materi yang belum dimengerti.
• Motivasi keluarga untuk
mengulang materi yang telah
dijelaskan.
• Berikan
reinforcement
positif atas usahakeluarga.
• Tanyakan kepada keluarga,
5. R. Verbal Keluarga adakah anggota keluarga yang
Mengindentifikasi mengatakan An. R memiliki kriteria remaja
anggota keluarga adalah remaja. sebagaimana yang telah dibahas.
yang berusia • Berikan
remaja. reinforcement
positif atas apa yang telah
dikemukakan keluarga yang tepat
dan benar

2 Ketidakefektifan Setelah dilakukan Setelah 2x 15 • Diskusikan bersama keluarga apa


koping keluarga. intervensi sebanyak 3 menit pertemuan, yang diketahui keluarga mengenai
kali keluarga mampu pengertian komunikasi.
kunjungan,diharapkan mengenal • Berikan pujian kepada keluarga
koping keluarga komunikasi yang tentang pemahaman keluarga yang
menjadi efektif. efektif dengan benar.
remaja,dengan • Berikan informasi kepada
mampu. keluarga mengenai pengertian
1. Menyebutkan R. Verbal Keluarga mampu komunikasi dengan menggunakan
pengertian menyebutkan media lembar balik dan leaflet.
komunikasi komunikasi • Berikan kesempatan kepada
adalah pengiriman keluarga untuk bertanya tentang
dan penerimaan materi yangdi sampaikan.
pesan atau berita
antara dua orang • Berikan penjelasan ulang terhada
atau lebih dengan pmateri yang belum dimengerti.
cara yang tepat • Motivasi keluarga untuk
sehingga pesan mengulang materi yang telahdi
yang dimaksud jelaskan.
dapat dipahami. •Berikan
reinforcement
positif atas usaha keluarga.

2. Menyebutkan R. Verbal Keluarga mampu • Diskusikan bersama keluarga


pengertian menyebutkan apa yang diketahui keluarga
komunikasi komunikasi mengenai pengertian komunikasi
keluarga yang keluarga yang keluarga yang efektif.
efektif. efektif adalah • Berikan pujian kepada keluarga
komunikasi yang tentang pemahaman keluarga yang
berjalan dua arah benar.
dan dapat • Berikan informasi kepada
mencapai tujuan keluarga mengenai pengertian
dari komunikasi komunikasi keluarga yang efektif
tersebut. dengan menggunakan media
lembar balik dan
leaflet.
• Berikan kesempatan kepada
keluarga untuk bertanya tentang
materi yang disampaikan.
• Berikan penjelasan ulang terhadap
materi yang belum dimengerti.
• Motivasi keluarga untuk
mengulang materi yang telah
dijelaskan.
• Berikan
reinforcement
positif atas usaha keluarga.

3. Menyebutkan R. Verbal Keluarga mampu •Diskusikan bersama keluarga apa


penyebab menyebutkan 3 yang diketahui keluarga tentang
komunikasi tidak dari 6 penyebab penyebab komunikasi tidak efektif.
efektif. komunikasi tidak • Berikan pujian kepada keluarga
efektif. tentang pemahaman keluarga yang
benar.
• Berikan informasi kepada
keluarga tentang penyebab
komunikasi tidak efektif dengan
menggunakanmedia lembar balik
dan
leaflet.
• Berikan kesempatan kepada
keluarga untuk bertanya tentang
materi yang disampaikan.
• Berikan penjelasan ulang terhadap
materi yang belum dimengerti.
• Motivasi keluarga untuk
mengulang materi yang telah
dijelaskan.
• Berikan
reinforcement
positif atas usaha keluarga.

•Diskusikan bersama keluarga apa


4. Menyebutkan R. Verbal Keluarga mampu yang diketahui keluarga tentang
syarat - syarat menyebutkan 4 syarat-syarat komunikasi efektif
komunikasi efektif dari 6 syarat dalam keluarga.
dalam keluarga. syarat komunikasi • Berikan pujian kepada keluarga
efektif dalam tentang pemahaman keluarga yang
keluarga. benar.
• Berikan informasi kepada
keluarga tentang syarat - syarat
komunikasi efektif dalam keluarga
dengan menggunakan media
lembar balik dan
leaflet.
• Berikan kesempatan kepada
keluarga untuk bertanya tentang
materi yang disampaikan.
• Berikan penjelasan ulang terhadap
materi yang belum dimengerti.
• Motivasi keluarga untuk
mengulang materi yang telahdi
jelaskan.
• Berikan
reinforcement
positif atas usaha keluarga.

• Motivasi keluarga untuk


5. Mengindetifikasi R. Keluarga menyebutkan syarat-syarat
ketidakefektifan Afektif mengetahui komunikasi yang efektif dalam
koping pada komunikasi yang keluarga.
keluarga Ny. A terjadi diantara • Bantu keluarga untuk
terutama masalah orang tua dan mengidentifikasi komunikasi yang
komunikasi remaja di keluarga tidak efektif pada keluarga.
inefektif antara adalah • Berikan
orang tua dan komunikasi yang reinforcement
remaja. tidak efektif. positif atas usaha keluarga.
Implementasi
No Diagnose Keperawatan Implementasi Evaluasi Paraf
1 Ketidakefektifan performa • Mendiskusikan bersama keluarga apa Subjektif :
peran remaja pada keluarga yang diketahui keluarga mengenai • Keluarga (Ny. A) menyebutkan
Ny. A khususnya An. R. pengertian tumbuh kembang. pengertian tumbuh kembang.
• Memberikan informasi kepada keluarga • Ny. A menyebutkan pengertian
mengenai pengertian tumbuh kembang remaja.
dengan menggunakan media lembar balik • Ny. A mampu menyebutkan
dan definisitumbuh kembang remaja.
leaflet. • Ny. A mampu menyebutkan syarat -
• Mendiskusikan bersama keluarga apa syarat komunikasi efektif dalam
yang diketahui keluargamengenai keluarga.
pengertian remaja • Ny. A menyebutkan perubahan-
• Memberikan informasi kepadakeluarga perubahan pada remaja.
mengenai pengertianremaja dengan
menggunakanmedia lembar balik dan Objektif
Leaflet. • Orang tua (Ny. A) dapat
• Mendiskusikan bersama keluargaapa mendemonstrasikan cara komunikasi
yang diketahui keluargatentang definisi terbuka dengan remaja
tumbuh kembangremaja.
• Memberikan informasi kepadakeluarga Analisis :
tentang definisi tumbuhkembang remaja TUK 1,2 dan 3 tercapai ditandai
denganmenggunakan media lembar balik dengan keluarga telah mampu
dan mengenal masalah tumbuh kembang
leaflet. remaja, mengambil keputusan yang
• Mendiskusikan bersama keluarga apa tepat untuk mengasuh anak remaja
yang diketahui keluarga tentang danmen demonstrasikan komunikasi
perubahan-perubahan pada remaja. yang terbuka dengan anak remaja.
• Memberikan informasi kepada keluarga Planning :
tentang perubahan- perubahan pada remaja Evaluasi TUK 1, 2 dan =3 kemudian-
dengan menggunakan media lembar balik lanjutkan ke TUK 4 dan 5
dan
leaflet.
• Menanyakan kepada keluarga,adakah
anggota keluarga yang memiliki kriteria
remaja sebagaimana yang telah dibahas.
• Mendiskusikan bersama keluarga apa
yang diketahui keluarga tentang akibat
perubahan fisik pada remaja.
• Memberikan informasi kepada keluarga
mengenai akibat perubahan fisik pada
remaja dengan menggunakan media lembar
balik dan
leaflet.
• Mendiskusikan bersama keluarga apa
yang diketahui keluarga tentang akibat
perubahan kejiwaan pada remaja.
• Memberikan informasi kepada keluarga
mengenai akibat perubahan kejiwaan pada
remaja dengan menggunakan media lembar
balik dan
leaflet.
• Mendiskusikan bersama keluarga apa
yang diketahui keluarga tentang akibat
perubahan sosial pada remaja.
• Memberikan informasi kepada keluarga
mengenai akibat perubahan sosial pada
remaja dengan menggunakan media lembar
balik dan
leaflet.
• Membantu keluarga untuk mengenal dan
menyadari akan adanya remaja di
keluarganya.
• Membantu keluarga untuk memutuskan
mengasuh anak remaja dengan tepat sesuai
dengan tumbuh kembangnya.
• Mendorong keluarga untuk menceritakan
sikap orang tua dalam mengasuh anak
remaja.
• Menginformasikan kepada keluarga
tentang sikap orang tua dalam mengasuh
anak remaja dengan menggunakan media
lembar balik dan
leaflet.
• Menginformasikan kepada keluarga
tentang sikap anak remaja dalam menjalani
masa remaja dengan menggunakan media
lembar balik dan
leaflet.
• Menanyakan kepada keluarga, hal apa
yang telah dibicarakan dengan anggota
keluarga yang remaja.
• Memberikan pujian kepada keluarga
tentang pemahaman keluarga yang benar.
• Memberikan kesempatan kepada keluarga
untuk bertanya tentang materi yang
disampaikan.
• Memberikan penjelasan ulang terhadap
materi yang belum dimengerti
• Motivasi keluarga untuk mengulang
materi yang telah dijelaskan.
• Memberikan
reinforcement
positif atas usaha keluarga.

2 Ketidakefektifan koping • Mendiskusikan bersama keluarga apa Subjektif :


keluarga. yang diketahui keluarga mengenai • Ny. A mengatakan sedikit mengerti
pengertian komunikasi. tentang komunikasi efektif.
• Memberikan informasi kepada keluarga
mengenai pengertian komunikasi dengan Objektif :
menggunakan media lembar balik dan • Orang tua (Ny. A) dapat
leaflet. mendemonstrasikan cara komunikasi
• Mendiskusikan bersama keluarga apa yang efektif dengan remaja.
yang diketahui keluarga mengenai • Orang tua (Ny. A) dapat
pengertian komunikasi keluarga yang mendemonstrasikan cara
efektif. mendengaraktif dan menyampaikan
• Memberikan informasi kepada keluarga "pesan saya "pada remaja.
mengenai pengertian komunikasi keluarga
yang efektif dengan menggunakan media Analisis :
lembar balik dan TUK 1, 2 dan 3 tercapai ditandai
leaflet. dengan keluarga telah mampu
• Mendiskusikan bersama keluarga apa mengenal komunikasi yang efektif
yang diketahui keluarga tentang penyebab antara orangtua dengan remaja,
komunikasi tidak efektif. mengambil keputusan dalam
• Memberikan informasi kepada keluarga menciptakan komunikasi yang efektif
tentang penyebab komunikasi tidak efektif dalam keluarga dan
dengan menggunakan media lembar balik mendemonstrasikan komunikasi yang
dan efektif dengan anak remaja.
leaflet.
• Mendiskusikan bersama keluarga apa Planning :
yang diketahui keluarga tentang syarat- Evaluasi TUK 1, 2 dan 3 kemudian
syarat komunikasi efektif dalam keluarga. lanjutkan ke TUK 4 dan 5.
• Memberikan informasi kepada keluarga
tentang syarat-syarat komunikasi efektif
dalam keluarga dengan
menggunakanmedia lembar balik dan
leaflet.
• Memberikan informasi kepada keluarga
mengenai jenis-jenis komunikasi dengan
menggunakan media lembar balik dan
leaflet .
• Mendiskusikan bersama keluarga apa
yang diketahui keluarga tentang hambatan
dalam berkomunikasi.
• Memberikan informasi kepada keluarga
mengenai hambatan dalam berkomunikasi
dengan menggunakan media lembar balik
dan
leaflet.
• Mendemonstrasikan dengan keluarga cara
berkomunikasi efektif antara orang tua dan
remaja.
• Memberi kesempatan keluarga bertanya.
• Memberi kesempatan keluarga
mendemonstrasikan kembali cara
berkomunikasi efektif antara orang tua dan
remaja.
• Memberikan pujian kepada keluarga
tentang pemahaman keluarga yang benar.
• Memberikan kesempatan kepada keluarga
untuk bertanya tentang materi yang
disampaikan.
• Memberikan penjelasan ulang terhadap
materi yang belum dimengerti.
• Motivasi keluarga untuk mengulang
materi yang telah dijelaskan.
• Memberikan
reinforcement
positif atas usaha keluarga.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA BARU MENIKAH

Topik : Komunikasi efektif anak dan orang tua


Hari/Tanggal : 17 Januari 2022
Waktu : 08.00 WIT - Selesai
Tempat : Rumah Ny.A , Paldam
Penyuluhan/Pembicara : Kelompok 5
Jumlah Peserta : 4 orang
Metode : Tanya Jawab
Media : Leaflet

A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan Ny.A dan anak-anaknya
memahami Komunikasi efektif

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit Ny.A dan anak-anaknya
dapat :
1. Memahami tugas Komunikasi efektif pada anak dan orang tua
2. Dapat mengetahui masalah dan konflik pada mereka

C. Kegiatan penyuluhan

N Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Keluarga


O

1. 3 menit Pembukaan : - Menjawab salam


- Mengucapkan salam - Mendengarkan
- Menjelaskan nama dan akademi - Mendengarkan
- Menjelaskan topik - Menjawab
- Menanyakan kesiapan keluarga
2. 20 menit Pelaksanaan : - Mendengarkan
Penyampaian materi
- Menjelaskan tentang apa itu
komunikasi
- Menjelaskan tentang manfaat
komunikasi
3. 5 menit Evaluasi - Menjawab
- Memberi kesempatan kepada - Mendemonstrasikan
peserta untuk bertanya tentang
materi yang di sampaikan.
- Memberikan pertanyaan kepada
peserta tentang materi yang di
sampaikan.
- Memberi kesempatan untuk
menjelaskan ulang.

4. 2 menit Penutupan : - Mendengarkan


- Menutup pertemuan dengan - Menjawab salam
menyimpulkan materi yang telah
dibahas.
- Memberikan salam penutup.

D. Materi penyuluhan
Terlampir

E. Metode
1. Tanya jawab
F. Media
Leaflet

G. Evaluasi
Diharapkan Ny. A mampu memahami apa itu komunikasi dan manfaat
dalam komunikasi efektif terhadap anak-anak.
MATERI PENYULUHAN
TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA BARU
MENIKAH

A. Apa itu komunikasi ?


Komunikasi adalah proses penyampaian atau pertukaran informasi (pesan,
ide, gagasan) dari satu pihak ke pihak lain baik secara verbal maupun non
verbal. Komunikasi secara verbal berupa kata-kata yang disampaikan,
sementara non verbal contohnya adalah kerutan dahi yang dapat membuat
orang lain mengetahui bahwa ia sedang marah

B. Apa itu komunikasi efektif ?


Komunikasi efektif merupakan hal yang penting dan kompleks bagi semua
pihak. Begitu pula dalam hubungan orang tua dengan anak. Penting bagi
orang tua untuk menciptakan komunikasi terbuka dan efektif dengan anak
demi terciptanya hubungan yang baik.

C. Apa manfaat komunikasi efektif ?


Banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya komunikasi efektif
antara orang tua dan anak, antara lain anak dapat belajar bagaimana
berkomunikasi efektif karena melihat yang orang tua mereka lakukan.
Dengan komunikasi efektif, anak pun merasa didengarkan dan dipahami
sehingga dapat menumbuhkan penilaian positif dan penghargaan terhadap
anak itu sendiri. Hal ini tentunya dapat menumbuhkan kepercayaan dalam
diri anak. Sebaliknya komunikasi yang tidak efektif akan menciptakan
perasaan tidak berharga atau tidak penting dan tidak dipahami. Anak-anak
pun dapat melihat orang tua mereka sebagai sosok yang tidak dapat
membantu dan dipercaya.
M A K A LA H
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KEPADA NY.A
DENGAN JUDUL KOMUNIKASI EFEKTIF ANAK DAN
ORANG TUA

Disusun oleh :
Kelompok 5

Maria A. Ngamelubun 144011.01.19.239


Novianti 144011.01.19. 250
Alfa Lusy 144011.01.15.714
Rahmat Affandy 144011.01.19.259
Nikolaus Tumun 144011.01.19.245

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
AKADEMI KEPERAWATAN RS. MARTHEN INDEY
JAYAPU RA
2022

Anda mungkin juga menyukai