Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA DENGAN

HIPERTIROID

A. Konsep Dasar Keluarga

1. Definisi

Keluarga adalah sekelompok orang yang dihubungkan oleh ikatan

perkawinan,adopsi atau kelahiran yang bertujuan untuk menciptakan dan

mempertahankanbudaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,

mental, emosional, dan sosial dari tiap-tiap anggota keluarganya (Duval,

2013).

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena

ikatan tertentuuntuk saling membagi pengalaman dan melakukan

pendekatan emosional serta mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian

dari keluarga (Friedman, 2012).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas

kepala keluargadan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu

tempat di bawah suatuatap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes

RI, 2011).

2. Ciri-ciri Keluarga

Menurut pendapat Robert Mac Iver dan Charles Horton (1990) dalam

Setyawan (2012), bahwa ciri-ciri suatukeluarga antara lain :

a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.

1
b. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan

perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.

c. Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen Clatur) dan

perhitungan garis keturunan.

d. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-

anggota keluarganya yang berkaitan dengan kemampuan untuk

mempunyai keturunandan membesarkan anak.

e. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga

3. Tipe dan Bentuk Keluarga

Tipe keluarga dibedakan menjadi 2 yaitu tipe keluarga tradisional dan non-

tradisional. Penjabarannya adalah sebagai berikut :

a. Tradisional

1) The Nuclear family (keluarga inti)

Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak

2) The dyad family

Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup

bersama dalamsatu rumah.

3) Keluarga usila

Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan anak

yang sudahmemisahkan diri.

2
4) The childless family

Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk

mendapatkan anakterlambat waktunya yang disebabkan karena

mengejar karier/pendidikan yang terjadi pada wanita.

5) The extended family

Keluarga yang terdiri dari dari tiga generasi yang hidup bersama

dalam satu rumah,seperti nuclear family disertai: paman, tante, orang

tua (kakek-nenek), keponakan

6) The single parent famili

Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak,

hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan

ditinggalkan(menyalahi hukum pernikahan)

7) Commuter family

Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota

tersebutsebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di luar kota

bisa berkumpul pada anggota keluarga pad saat ”weekend”.

8) Multigenerational family

Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal

bersamadalam satu rumah.

9) Kin-network family

Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling

berdekatan dansaling menggunakan barang-barang dan pelayanan

yang sama (contoh: dapur,kamar mandi, televisi, telepon,dll)

3
10) Blended family

Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan

membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.

11) The single adult living alone/single adult family

Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena

pilihannya atauperpisahan (perceraian atau ditinggal mati)

b. Non-Tradisional

1) The unmarried teenage mother

Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari

hubungantanpa nikah

2) The stepparent family

Keluarga dengan orang tua tiri

3) Commune family

Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada

hubungan saudarayang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan

fasilitas yang sama,pengalaman yang sama,

sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan

anak bersama.

4) The nonmarital heterosexsual cohabiting family

Keluarga yang hidup bersamaberganti-ganti pasangan tanpa melalui

pernikahan.

4
5) Gay and lesbian families

Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama

sebagaimana ”maritalpathners”

6) Cohabitating couple

Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan pernikahan karena

beberapa alasantertentu.

7) Group-marriage family

Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga

bersama, yangsaling merasa telah saling menikah satu dengan yang

lainnya, berbagi sesuatutermasuk sexsual dan membesarkan anak.

8) Group network family

Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup

berdekatan satu samalain dan saling menggunakan barang-barang

rumah tangga bersama, pelayanan,dan bertanggung jawab

membesarkan anaknya.

9) Foster family

Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara

di dalamwaktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu

mendapatkan bantuanuntuk menyatukan kembali keluarga yang

aslinya.

10) Homeless family

Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang

permanenkarena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan

ekonomi dan atauproblem kesehatan mental.

5
11) Gang

Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang

mencariikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian

tetapi berkembangdalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.

4. Struktur Keluarga

Struktur sebuah keluarga memberikan gambaran tentang bagaimana suatu

keluargaitu melaksanakan fungsinya dalam masyarakat. Adapun macam-

macam StrukturKeluarga diantaranya adalah :

a. Patrilineal

Adalah : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah

dalambeberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis

ayah.

b. Matrilineal

Adalah : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah

dalambeberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis

ibu.

c. Matrilokal

Adalah : sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah

istri.

d. Patrilokal

Adalah : sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah

suami.

6
e. Keluarga Kawin

Adalah : hubungan suami-istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga

danbeberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya

hubungandengan suami atau istri.

5. Fungsi Keluarga

Secara umum, fungsi keluarga menurut Friedman (1998) adalah sebagai

berikut :

a. Fungsi afektif

Yaitu fungsi keluarga yang utama adalah untuk mengajarkan segala

sesuatuuntuk mempersiapkan anggota keluarganya dalam berhubungan

denganorang lain.

b. Fungsi sosialisasi

Adalah fungsi mengembangkan dan sebagai tempat melatih anak

untukberkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk

berhubungandengan orang lain di luar rumah.

c. Fungsi reproduksi

Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga

kelangsungankeluarga.

d. Fungsi ekonomi

Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara

ekonomidan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu

dalammeningkatkan penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan

keluarga.

7
e. Fungsi pemeliharaan kesehatan

Yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota

keluargaagar tetap memiliki produktivitas yang tinggi.

6. Tugas Keluarga

Menurut Freeman (1981) dalam Setyawan (2012), sesuai dengan Fungsi

Pemeliharaan Kesehatan, keluargamempunyai Tugas-tugas dalam bidang

kesehatan yang perlu dipahami dandilakukan, yaitu :

a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarganya.

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi

keluarga.

c. Memberikan perawatan bagi anggotanya yang sakit atau yang tidak

mampu membantu dirinya sendiri karena kecacatan atau usianya yang

terlalu muda.

d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan

perkembangan kepribadian anggota keluarga.

e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga

kesehatan

7. Tahap Perkembangan Keluarga

Tahap perkembangan keluarga menurut Spradley dalam Setyawan (2012)

adalah :

a. Pasangan baru (keluarga baru)

1) Membina hubungan dan kepuasan bersama

8
2) Menetapkan tujuan bersama

3) Mengembangkan keakraban

4) Membina hubungan dengan kelaurga lain, teman, kelompok sosial

5) Diskusi tentang anak yang diharapkan

b. Child bearing (menanti kelahiran)

1) Persiapan untuk bayi

2) Role masing-masing dan tanggung jawab

3) Persiapan biaya

4) Adaptasi dengan pola hubungan seksual

5) Pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua

c. Keluarga dengan anak pra-remaja

1) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan keluarga

2) Merencanakan kelahiran anak kemudian

3) Pembagian tanggung jawab dengan anggota keluarga

4) Keluarga dengan anak sekolah

5) Menyediakan aktivitas untuk anak

6) Biaya yang diperlukan semakin meningkat

7) Kerjasama dengan penyelenggara kerja

8) Memperhatikan kepuasan anggota kelaurga dan pasangan

9) Sistem komunikasi keluarga

d. Keluarga dengan anak remaja

1) Menyediakan fasilitas dengan kebutuhan yang berbeda

2) Menyertakan remaja untuk tanggung jawab dalam keluarga

3) Mencegah adanya gap komunikasi

9
4) Mempertahankan filosuf hidup dalam keluarga

5) Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)

6) Penataan kembali fasilitas dan sumber-sumber

7) Penataan kembali tanggung jawab antar anak

8) Kembali suasana suami istri

9) Mempertahankan komunikasi terbuka

10) Meluasnya keluarga dengan pelepasan anak dan mendapatkan

menantu

e. Keluarga dengan usia pertengahan

1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan

2) Tanggung jawab semua tugas rumah tangga

3) Keakraban pasangan

4) Mempertahankan kontak dengan anak

5) Partisipasi aktivitas sosial

f. Keluarga dengan usia lanjut

1) Persiapan dan menghadapi masa pensiun

2) Kesadaran untuk saling merawat

3) Persiapan suasana kesepian dan perpisahan

4) Pertahankan kontak dengan anak cucu

5) Menemukan arti hidup

6) Mempertahankan kontak dengan masyarakat

10
8. Keluarga Sebagai Sistem

Keluarga dipandang sebagai sistem sosial terbuka yang ada dan berinteraksi

dengansistem yang lebih besar (suprasistem) dari masyarakat (misal:

politik, agama, sekolahdan pemberian pelayanan kesehatan). Sistem

keluarga terdiri dari bagian yang salingberhubungan (anggota keluarga)

yang membentuk berbagai macam pola interaksi(subsistem). Seperti pada

seluruh sistem, sistem keluarga mempunyai dua tujuan baikimpisit maupun

eksplisit, yang berbeda berdasarkan tahapan dalam siklus hidupkeluarga,

nilai keluarga dan kepedulian individual anggota keluarga.

B. Konsep Dasar Hipertiroid

1. Definisi

Hipertiroidisme adalah keadaan dimana terjadi peningkatan hormon

tiroid lebih dari yang dibutuhkan tubuh. Tirotoksikosis merupakan istilah

yang digunakan dalam manifestasi klinis yang terjadi ketika jaringan

tubuh distimulasi oleh peningkatan hormon tiroid. Angka kejadian pada

hipertiroid lebih banyak pada wanita dengan perbandingan 4:1 dan pada

usia antara 20-40 tahun (Black, 2013)

Hipertiroidisme adalah kadar hormon tiroid yang bersirkulasi

berlebihan. Gangguan ini dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid

hipofisis, atau hipotalamus. (Elizabeth J.Corwin:296). Hipertiroidisme

dapat didefinisikan sebagai respon jaringan-jaringan terhadap pengaruh

metabolik terhadap hormon tiroid yang berlebihan (Price & Wilson:337)

11
Krisis tiroid merupakan suatu keadaan klinis hipertiroidisme yang

paling berat mengancam jiwa, umumnya keadaan ini timbul pada pasien

dengan dasar penyakit Graves atau Struma multinodular toksik, dan

berhubungan dengan faktor pencetus: infeksi, operasi, trauma, zat kontras

beriodium, hipoglikemia, partus, stress emosi, penghentian obat anti tiroid,

ketoasidosis diabetikum, tromboemboli paru, penyakit

serebrovaskular/strok, palpasi tiroid terlalu kuat.

Kesimpulan menurut kelompok, Hipertiroidisme merupakan suatu

keadaan dimana didapatkan kelebihan hormon tiroid yang ditemukan bila

suatu jaringan memberikan hormon tiroid belebihan yang akan memburuk

menjadi krisis tiroid.

2. Etiologi

Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu :

a) Penyakit Graves

Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang operaktif dan merupakan

penyebab hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya

turunan. Wanita 5 kali lebih sering daripada pria. Di duga penyebabnya

adalah penyakit autonoium, dimana antibodi yang ditemukan dalam

peredaran darah yaitu tyroid stimulating.

Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid peroksidase antibodies (TPO)

dan TSH receptor antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini adalah stres,

merokok, radiasi, kelainan mata dan kulit, penglihatan kabur, sensitif

terhadap sinar, terasa seperti ada pasir di mata, mata dapat menonjol keluar

12
hingga double vision. Penyakit mata ini sering berjalan sendiri dan tidak

tergantung pada tinggi rendahnya hormon teorid. Gangguan kulit

menyebabkan kulit jadi merah, kehilangan rasa sakit, serta berkeringat

banyak.

b) Toxic Nodular Goiter

Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa

satu atau banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji

itu tidak terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi hormon tiroid yang

berlebihan.

c) Tiroiditis

Dikelompokan menjadi tiroiditis subakut, tiroiditis postpartum, dan

tiroiditis tersembunyi.

a. Tiroiditis subakut

Pada tiroiditis subakut terjadi pembesaran kelenjar tiroid dan biasanya

hilang dengan sendirinya setelah beberapa bulan .

b. Tiroiditis postpartum

Tiroiditis postpartum terjadi sekitar 8% wanita setelah beberapa bulan

melahirkan. Penyebabnya diyakini autoimun. Seperti halnya dengan

tiroiditis subakut, tiroiditis postpartum sering mengalami hipotiroidisme

sebelum kelenjar tiroid benar-benar sembuh.

13
c. Tiroiditis tersembunyi

Tiroiditis tersembunyi juga disebabkan karena autoimun dan pasien tidak

mengeluh nyeri, tetapi mungkin juga trejadi pembesaran kelenjar.

Tiroiditis tersembunyi dapat mengakibatkan tiroiditis permanen.

3. Patofisiologi

Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter

toksika dan tiroiditis. Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar

tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran normal, disertai dengan

banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke dalam folikel,

sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan

dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan 5-

15 kali lebih besar dari pada normal. Pada hipertiroidisme, konsentrasi

TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang “menyerupai” TSH,

Biasanya bahan-bahan ini adalah antibody immunoglobulin yang disebut

TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berkaitan dengan

reseptor yang mengikat TSH. Bahan-bahan tersebut merangsang aktivasi

CAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena

itu pada pasien hipertiroidisme konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini

mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni

selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu

jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI

selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis

anterior. Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan

hormon hingga diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut,

14
sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar. Peningkatan hormon tiroid

menyebabkan peningkatan metabolisme, meningkatnya aktivitas saraf

simpatis. Peningkatan metabolisme rate menyebabkan peningkatan

produksi panas tubuh sehingga pasien mengeluarkan banyak keringat dan

penurunan toleransi terhadap panas. Laju metabolisme yang meningkat

menimbulkan peningkatan kebutuhan metabolik, sehingga berat badan

pasien akan berkurang karena membakar cadangan energi yang tersedia.

Keadaan ini menimbulkan degradasi simpanan karbohidrat, lemak dan

protein sehingga cadangan protein otot juga berkurang. Peningkatan

aktivitas saraf simpatis dapat terjadi pada sistem kardiovaskuler yaitu

dengan menstimulasi peningkatan reseptor beta adregenik, sehingga

denyut nadi menjadi lebih cepat, peningkatan cardiac output, stroke

volume, aliran darah perifer serta respon terhadap sekresi dan metabolisme

hipothalamus, hipofisis dalam hormon gonad, sehingga pada individu yang

belum pubertas mengakibatkan keterlambatan dalam fungsi seksual,

sedangkan pada usia dewasa mengakibatkan penurunan libido, infertile

dan menstruasi tidak teratur. Bahkan akibat proses metabolisme yang

menyimpang ini, terkadang penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan

tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot

sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot

yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita

mengalami gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardia atau

diatas normal juga merupakan salah satu efek hormone tiroid pada system

kardiovaskular. Eksopthalamus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi

15
autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot

ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar.

Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter

toksika. Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid

membesar dua sampai tiga kali dari ukuran normal, disertai dengan banyak

hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke dalam folikel, sehingga

jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan dengan

pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan 5-15 kali

lebih besar dari pada normal. Pada hipertiroidisme, konsentrasi TSH

plasma menurun, karena ada sesuatu yang “menyerupai” TSH, Biasanya

bahan-bahan ini adalah antibody immunoglobulin yang disebut TSI

(Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berkaitan dengan reseptor

yang mengikat TSH. Bahan-bahan tersebut merangsang aktivasi CAMP

dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada

pasien hipertiroidisme konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai

efek perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12

jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam.

Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya

juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior. Pada

hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon hingga

diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori

kelenjar tiroid membesar. Peningkatan hormon tiroid menyebabkan

peningkatan metabolisme, meningkatnya aktivitas saraf simpatis.

Peningkatan metabolisme rate menyebabkan peningkatan produksi panas

16
tubuh sehingga pasien mengeluarkan banyak keringat dan penurunan

toleransi terhadap panas. Laju metabolisme yang meningkat menimbulkan

peningkatan kebutuhan metabolik, sehingga berat badan pasien akan

berkurang karena membakar cadangan energi yang tersedia. Keadaan ini

menimbulkan degradasi simpanan karbohidrat, lemak dan protein sehingga

cadangan protein otot juga berkurang. Peningkatan aktivitas saraf simpatis

dapat terjadi pada sistem kardiovaskuler yaitu dengan menstimulasi

peningkatan reseptor beta adregenik, sehingga denyut nadi menjadi lebih

cepat, peningkatan cardiac output, stroke volume, aliran darah perifer serta

respon terhadap sekresi dan metabolisme hipothalamus, hipofisis dalam

hormon gonad, sehingga pada individu yang belum pubertas

mengakibatkan keterlambatan dalam fungsi seksual, sedangkan pada usia

dewasa mengakibatkan penurunan libido, infertile dan menstruasi tidak

teratur. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini,

terkadang penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada

kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari

hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan

frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar

tangan yang abnormal. Nadi yang takikardia atau diatas normal juga

merupakan salah satu efek hormone tiroid pada system kardiovaskular.

Eksopthalamus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi autoimun yang

mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot ekstraokuler, akibatnya

bola mata terdesak keluar.

17
4. WOC HIPERTIROID

Penyakit Graves
(antibody reseptor
Nodul Tiroid
Tiroiditis merangsang aktivitas
Toksik
tiroid

Sekresi hormone
tiroid yang
berlebihan

Hipertiroid

Hipermetabolisme Gerakan kelopak


Aktivitas simpatik
meningkat mata relative
berlebih lambat terhadap
bola mata

Perubahan
konduksi Infiltrasi limfosit,
Penurunan Ketidak listrik sel mast ke jar.
BB seimbangan jantung Orbital & otot-
energy otot
dengan
kebutuhan Beban kerja
tubuh jantung Eksoftalmus
meningkat

Perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan Resiko
Aritmia kekurangan
Takikardi integritas
jaringan
Kurang
informasi
Resiko
kelelahan penurunan
curah jantung
Kurang
pengetuahan
a.

18
5. Manifestasi Klinis

1. Sistem kardiovaskuler

Meningkatnya heart rate, stroke volume, kardiak output, peningkatan

kebutuhan oksigen otot jantung, peningkatan vaskuler perifer resisten, tekanan

darah sistole dan diastole meningkat 10-15 mmHg, palpitasi, disritmia,

kemungkinan gagal jantung, edema.

2. Sistem pernafasan

Cepat dan dalam, bernafas pendek, penurunan kapasitas paru.

3. Sistem perkemihan

Retensi cairan, menurunnya output urin.

4. Sistem gastrointestinal

Meningkatnya peristaltik usus, peningkatan nafsu makan, penurunan berat

badan, diare, peningkatan penggunaan cadangan adipose dan protein,

penurunan serum lipid, peningkatan sekresi gastrointestinal, hiponatremia,

muntah dan kram abdomen.

5. Sistem muskuloskeletal

Keseimbangan protein negatif, kelemahan otot, kelelahan, tremor.

6. Sistem integumen

Berkeringat yang berlebihan, kulit lembab, merah hangat, tidak toleran panas,

keadaan rambut lurus, lembut, halus dan mungkin terjadi kerontokan rambut.

19
7. Sistem endokrin

Biasanya terjadi pembesaran kelenjar tiroid.

8. Sistem saraf

Meningkatnya refleks tendon dalam, tremor halus, gugup gelisah, emosi tidak

stabil seperti kecemasan, curiga tegang dan emosional.

9. Sistem reproduksi

Amenorahea, anovulasi, mens tidak teratur, menurunnya libido, impoten.

10. Eksoftalmus

Yaitu keadaan dimana bola mata menonjol ke depan seperti mau keluar.

Eksoftalmus terjadi karena adanya penimbunan karbohidrat kompleks yang

menahan air dibelakang mata. Retensi cairan ini mendorong bola mata

kedepan sehingga bola mata nampak menonjol keluar rongga orbita. Pada

keadaan ini dapat terjadi kesulitan dalam menutup mata secara sempurna

sehingga mata menjadi kering, iritasi atau kelainan kornea.

6. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Laboratorium

1. Serum T3, terjadi peningkatan (N: 70 – 250 ng/dl atau 1,2 – 3,4 SI unit)

T3 serum mengukur kandungan T3 bebas dan terikat, atau total T3 total,

dalam serum. Sekresinya terjadi sebagai respon terhadap sekresi TSH dan

T4. Meskipun kadar T3 dan T4 serum umumnya meningkat atau menurun

secara bersama-sama, namun kadar T4 tampaknya merupakan tanda yang

20
akurat untuk menunjukan adanya hipertiroidisme, yang menyebabkan

kenaikan kadar T4 lebih besar daripada kadar T3.

2. Serum T4, terjadi peningkatan (N: 4 – 12 mcg/dl atau 51 – 154 SI unit)

Tes yang paling sering dilakukan adalah penentuan T4 serum dengan

teknik radioimmunoassay atau peningkatan kompetitif. T4 terikat terutama

dengan TBG dan prealbumin : T3 terikat lebih longgar. T4 normalnya

terikat dengan protein. Setiap factor yang mengubah protein pangikat ini

juga akan mengubah kadar T4.

3. Indeks T4 bebas, meningkat (N: 0,8 – 2,4 ng/dl atau 10 – 31 SI unit)

4. T3RU, meningkat (N: 24 – 34 %)

5. TRH Stimulating test, menurun atau tidak ada respon TSH

Tes Stimulasi TRH merupakan cara langsung untuk memeriksa cadangan

TSH di hipofisis dan akan sangat berguna apabila hasil tes T3 dan T4 tidak

dapat dianalisa. Pasien diminta berpuasa pada malam harinya. Tiga puluh

menit sebelum dan sesudah penyuntikan TRH secara intravena, sampel

darah diambil untuk mengukur kadar TSH. Sebelum tes dilakukan, kepada

pasien harus diingatkan bahwa penyuntikan TRH secara intravena dapat

menyebabkan kemerahan pasa wajah yang bersifat temporer, mual, atau

keinginan untuk buang air kecil

6. Tiroid antibodi antiglobulin antibodi, titer antiglobulin antibodi tinggi (N:

titer < 1 : 100)

7. Tirotropin reseptor antibodi (TSH-RAb), terjadi peningkatan pada

penyakit graves

21
8. Ambilan Iodium Radioaktif

Tes ambilan iodium radioaktif dilakukan untuk mengukur kecepatan

pengambilan iodium oleh kelenjar tiroid. Kepada pasien disuntikan atau

radionuklida lainnya dengan dosis tracer, dan pengukuran pada tiroid

dilakukan dengan alat pencacah skintilas (scintillation counter) yang akan

mendeteksi serta menghitung sinar gamma yang dilepaskan dari hasil

penguraian dalam kelenjar tiroid.

Tes ini mengukur proporsi dosis iodium radioaktif yang diberikan yang

terdapat dalam kelenjar tiroid pada waktu tertentu sesudah pemberiannya.

Tes ambilan iodium-radioaktif merupakan pemeriksaan sederhana dan

memberikan hasil yang dapat diandalkan. Penderita hipertiroidisme akan

mengalami penumpukan dalam proporsi yang tinggi (mencapai 90% pada

sebagian pasien).

9. CT Scan tiroid

Mengetahui posisi, ukuran dan fungsi kelenjar tiroid. Iodine radioaktif

(RAI) diberikan secara oral kemudian diukur pengambilan iodine oleh

kelenjar tiroid. Normalnya tiroid akan mengambil iodine 5 – 35 % dari

dosis yang diberikan setelah 24 jam. Pada pasien hipertiroid akan

meningkat.

10. USG

Untuk mengetahui ukuran dan komposisi dari kelenjar tiroid apakah massa

atau nodule. Pemeriksaan ini dapat membantu membedakan kelainan

kistik atau solid pada tiroid. Kelainan solid lebih sering disebabkan

22
keganasan dibanding dengan kelainan kistik. Tetapi kelainan kistikpun

dapat disebabkan keganasan meskipun kemungkinannya lebih kecil.

11. EKG, untuk menilai kerja jantung, mengetahui adanya takhikardi, atrial

fibrilasi dan perubahan gelombang P dan T

7. Penatalaksanaan Medis

1. Terapi Umum

a. Obat antitiroid

Biasanya diberikan sekitar 18-24 bulan. Contoh obatnya: propil tio

urasil(PTU), karbimazol.- Pemberian yodium radioaktif, biasa untuk pasien

berumur 35 tahun/lebih atau pasien yang hipertiroidnya kambuh setelah

operasi.

Cara ini dipilih untuk pasien yang pembesaran kelenjar tiroid-nya tidak bisa

disembuhkan hanya dengan bantuan obat-obatan, untuk wanita hamil

(trimester kedua), dan untuk pasien yang alergi terhadap obat/yodium

radioaktif. Sekitar 25% dari semua kasus terjadi penyembuhan spontan dalam

waktu 1 tahun.

2. Farmakoterapi

Obat-obat antitiroid selain yang disebutkan di atas adalah:

a. Carbimazole (karbimasol)

Berkhasiat dapat mengurangi produksi hormon tiroid. Mula-mula dosisnya

bisa sampai 3-8 tablet sehari, tetapi bila sudah stabil bisa cukup 1-3 tablet saja

sehari. Obat ini cukup baik untuk penyakit hipertiroid. Efek sampingnya yang

23
agak serius adalah turunnya produksi sel darah putih (agranulositosis) dan

gangguan pada fungsi hati. Ciri-ciri agranulositosis adalah sering sakit

tenggorokan yangtidak sembuh-sembuh dan juga mudah terkena infeksi serta

demam. Sedangkan ciri-ciri gangguan fungsi hati adalah rasa mual, muntah,

dan sakit pada perut sebelah kanan, serta timbulnya warna kuning pada bagian

putih mata, kuku, dan kulit.

b. Kalmethasone (mengandung zat aktif deksametason)

Merupakan obat hormon kortikosteroid yang umumnya dipakai sebagai obat

anti peradangan. Obat ini dapat digunakan untuk menghilangkan peradangan

di kelenjar tiroid (thyroiditis).

c. Artane (dengan zat aktif triheksilfenidil)

Obat ini sebenarnya obat anti parkinson, yang dipakai untuk mengatasi gejala-

gejala parkinson, seperti gerakan badan yang kaku, tangan yang gemetar dan

sebagainya. Di dalam pengobatan hipertiroid, obat ini dipakai untuk

mengobati tangan gemetar dan denyut jantung yang meningkat. Namun

penggunaan obat ini pada pasien dengan penyakit hipertiroid harus berhati-

hati, bahkan sebaiknya tidak digunakan pada pasien dengan denyut jantung

yang cepat (takikardia). Pada pasien yang denyut nadinya terlalu cepat (lebih

dari 120 kali per menit) dan tangan gemetar biasanya diberi obat lain yaitu

propranolol, atenolol, ataupun verapamil.

24
3. Terapi Lain

Adapun pengobatan alternatif untuk hipertiroid adalah mengkonsumsi bekatul.

Para ahli menemukan bahwa dalam bekatul terdapat kandungan vitamin B15,

yang berkhasiat untuk menyempurnakan proses metabolisme di dalam tubuh

kita. Selain hipertiroid, vitamin B15 juga dapat digunakan untuk mengobati

diabetes melitus, hipertensi, asma, kolesterol dan gangguan aliran pembuluh

darah jantung (coronair insufficiency), serta penyakit hati. Selain itu, vitamin

B15 juga dapat meningkatkan pengambilan oksigen di dalam otak, menambah

sirkulasi darah perifer dan oksigenisasi jaringan otot jantung.

8. Komplikasi

a. Eksoftalmus

Keadaan dimana bola mata pasien menonjol keluar. Hal ini disebabkan

karena penumpukan cairan pada rongga orbita bagian belakang bola mata.

Biasanya terjadi pasien dengan penyakit graves.

b. Penyakit jantung

Terutama kardioditis dan gagal jantung. Tekanan yang berat pada jantung

bisa menyebabkan ketidakteraturan irama jantung yang bisa berakibat fatal

(aritmia) dan syok.

c. Stroma tiroid (tirotoksitosis)

Pada periode akaut pasien mengalami demam tinggi, takhikardi berat,

derilium dehidrasi dan iritabilitas yang ekstrem. Keadaan ini merupakan

keadaan emergensi, sehingga penanganan harus lebih khusus. Faktor

25
presipitasi yang berhubungan dengan tiroksikosis adalah hipertiroidisme yang

tidak terdiagnosis dan tidak tertangani, infeksi ablasi tiroid, pembedahan,

trauma, miokardiak infark, overdosis obat. Penanganan pasien dengan stroma

tiroid adalah dengan menghambat produksi hormon tiroid, menghambat

konversi T4 menjadi T3 dan menghambat efek hormon terhadap jaringan

tubuh. Obat-obatan yang diberikan untuk menghambat kerja hormon tersebut

diantaranya sodium ioded intravena, glukokortokoid, dexsamethasone dan

propylthiouracil oral. Beta blokers diberikan untuk menurunkan efek

stimulasi sarap simpatik dan takikardi.

d. Krisis tiroid (thyroid storm)

Hal ini dapat berkembang secara spontan pada pasien hipertiroid yang

menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien

hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan hormon

tiroid dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi,

tremor, hipertermia, dan apabila tidak diobati dapat menyebabkan kematian.

26
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pengkajian

Adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi secara

terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Metode yang

digunakan dan tahapan pengkajian adalah :

 Wawancara keluarga

 Observasi vasilitas rumah

 Pemeriksaan fisik anggota keluarga

 Data sekunder yang bisa di ambil dari hasil lab, foto ray, dsb

Yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :

Data umum

1. Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi:

Nama kepala keluarga sebagai penanggung jawab keputusan

keluarga, alamat dan nomor telepon, menentukan demografi wilayah

lingkungan dan memudahkan menghubungi keluarga dalam menggali

kesehatan. Pendidikan KK diketahui untuk landasan komunikasi dan

tingkatan pengetahuan dalam menerima pengetahuan kesehatan serta

pengetahuan untuk mengubah perilaku yang kurang sehat.

Komposisi keluarga untuk mengetahui siapa saja orang yang

tinggal dalam keluarga dan sejauh mana masalah kesehatan keluarga

mempengaruhi komposisi kesehatan keluarga dalam mengambil

prioritas masalah kesehatan yang dihadapai yang perlu diketahui:

nama, jenis kelamin, hubungan dengan keluarga, tingkat pendidikan,

status imunisasi, dan keterangan.

27
2. Genogram

Untuk menentukan dari status keturunan dalam keluarga adalah

resiko penyakit yang dihadapi keluarga adalah penyakit

keturunan/menular, menjelaskan tentang siapa saja yang tinggal satu

rumah serta tidak adanya pengaruh terhadap masalah yang dihadapi.

3. Tipe keluarga

Menjelaskan mengenai jenis type, beserta kendala masalah yang

terjadi dengan type keluarga tersebut (keluarga inti, keluarga besar,

keluarga ayad, single parent, single adult, keluarga usila).

4. Suku bangsa

Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi

budaya, suku bangsa, tersebut terkait dengan kesehatan.

5. Agama

Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang

dapat mempengaruhi kesehatan.

6. Status sosial ekonomi keluarga

Ditentukan oleh pendapatan baik dari keluarga maupun anggota

keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi keluarga ditentukan

pula oleh kebutuhan. Kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta

barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.

7. Aktivitas rekreasi keluarga

Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi

bersam-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun

28
dengan menonton TV dan mendengarkan radio yang merupakan

aktivitas rekreasi.

B. Riwayat dan tahapan perkembangan keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari

keluarga inti.

Contoh: Keluarga bapak S mempunyai 2 anak. Anak pertama berumur 25

tahun dan anak keduanya berumur 16 tahun, maka keluarga

bapak S berada pada tahapan perkembangan keluarga dengan

anak sekolah dan dewasa.

2. Tahap perkembangan keluarga belum terpenuhi

Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh

keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum

terpenuhi.

3. Riwayat keluarga inti

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan keluarga inti yang meliputi

riwayat penyakit keturunan pada masing-masing keluarga perhatian

terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi) sumber pelayanan

kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman terhadap

pelayanan kesehatan.

4. Riwayat keluarga sebelumnya

Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami

istri.

29
C. Pengkajian lingkungan

1. Karakteristik rumah

Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe

ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan

rumah tangga, jenis septitenk, jarak septitenk dengan sumber air, sumber

air yang digunakan serta denah rumah.

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Menjelaskan karakteristik tetangga dan komunitas setempat yang meliputi

kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat,

budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.

3. Mobilitas geografis keluarga

Ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul

serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga

interaksinya dengan masyarakat.

5. Sistem pendukung keluarga

Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota

keluarga yang sehat. Fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk

menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas

psikologis atau dukungan dari keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan

dari masyarakat setempat.

30
D. Struktur keluarga

a. Pola komunikasi keluarga

Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antara anggota keluarga.

b. Struktur kekuatan keluarga

Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang

lain untuk merubah perilaku

c. Struktur peran

Menjelaskan peran dari masing-masing keluarga baik secara formal

maupun informal.

d. Nilai atau norma keluarga

Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang

berhubungan dengan kesehatan.

E. Fungsi keluarga

1. Fungsi efektif

Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan

memiliki dan memiliki keluarga. Dukungan keluarga terhadap anggota

keluarga lainya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga

dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.

2. Fungsi sosialisasi

Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga

sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya, dan

perilaku.

3. Fungsi reproduksi

Hal yang perlu dikaji mengenai reproduksi keluarga adalah:

31
a. Berapa jumlah anak

b. Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga

c. Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan

jumlah anggota keluarga

4. Fungsi ekonomi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah:

a. Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang pangan dan

papan

b. Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumberdaya yang ada

dimasyarakat dalam upaya peningkatan status keseehatan keluarga

5. Fungsi perawatan kesehatan

Menanyakan keluhan utama yang dirasakan sasaran/anggota keluarga

yang sakit hipertensi.

F. Untuk etiologi menanyakan dari tugas keluarga dalam bidang kesehatan

meliputi:

a. Mengenal masalah

Menanyakan pada keluarga tentang penyakit/masalah meliputi:

Pengertian penyakit: keluarga tidak mengetahui tentang pengertian

penyakit hipertensi.

Penyebab: keluarga tidak mengetahui penyebab tentang penyakit

hipertensi.

Tanda dan gejala: keluarga tidak mengetahui tanda dan gejala penyakit

hipertensi.

32
Predisposisi penyakit: keluarga tidak mengetahui predisposisi penyakit

hipertensi.

b. Mengambil keputusan

Menanyakan pada keluarga meliputi: keputusan yang telah atau akan

dilakukan berkaitan penyakit/masalah.

Dampak penyakit: keluarga tidak mengetahui tentang dampak penyakit

hipertensi.

Serta komplikasi penyakit bila tidak dilakukan pengambilan keputusan

c. Merawat anggota keluarga yang sakit

Menanyakan pada keluarga meliputi: subyektif cara perawatan penyakit

(penatalaksanaan penyakit)

Obyektif: demonstrasi dari perawatan yang dilakukan keluarga

d. Memelihara lingkungan

Menanyakan pada keluarga meliputi: pemeliharaan lingkungan fisik:

kebersihan, penataan ruangan, ventilasi dan pencahayaan (apa sudah

memenuhi rumah sehat/tidak. Pemeliharaan lingkungan psikologis:

hubungan antar angggota keluarga.

e. Memanfaatkan pelayanan

Menanyakan pada keluarga meliputi: fungsi pelayanan, macam-macam

layanan yang diberikan, pemanfaatan terhadap layanan, ada

konflik/trauma dengan tempat pelayanan kesehatan yang digunakan.

33
G. Stres dan koping keluarga

Stres jangka pendek dan jangka panjang

a. Stressor jangka pendek yaitu stresor yang dialami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu < 6 bulan

b. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu > 6 bulan

 Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor

Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon

terhadap stressor.

 Strategi koping yang digunakan

Strategi koping yang digunakan untuk menyelesaikan masalah

 Strategi adaptasi fungsional

Dijelaskan mengenai strategi adaptasi fungsional yang digunakan

keluarga bila menghadapi masalah

 Pemeriksaan fisik

Dilakukan pada seluruh anggota keluarga, metode yang

digunakan dalam pemeriksaan fisik tidak beda dengan

pemeriksaan fisik klinik

Dilakukan pada seluruh anggota keluarga, metode yang

digunakan dalam pemeriksaan fisik tidak beda dengan

pemeriksaan fisik klinik.

H. Harapan keluarga

Pada akhirnya pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap

petugas kesehatan yang ada.

34
I. Perumusan diagnosa keperawatan keluarga

Diagnosis keperawatan keeluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapat

pada pengkajian. Tipologo dari diagnosa keperawatan

1. Aktual (terjadi deficit atau gangguan kesehatan)

Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari

gangguan kesehatan

2. Resiko (ancaman kesehatan)

Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan, misal:

lingkungan rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat,

stimulasi tumbuh kembang yang tidak adekuat

3. Potensial (keadaan sejahtera)

Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga

kesehatan keluarga dapat ditingkatkan

Dalam suatu keluarga dapat saja perawat menemukan lebih dari 1 diagnosa

keperawatan keluarga. Untuk menemukan prioritas terhadap diagnosis

keperawatan keluarga yang ditemukan dihitung dengan menggunakan cara

berikut:

35
SKALA UNTUK MENENTUKAN PRIORITAS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

(Bailon dan Maglaya, 1978)

NO KRITERIA SCORE BOBOT

1. Sifat masalah 1
Skala: - Tidak/kurang sehat 3
- Ancaman 2
- Keadaan sejahtera 1

2. Kemungkinan masalah dapat di atasi 2


Skala: - Mudah 2
- Sebagian 1
- Tidak dapat 0

3. Potensial masalah dapat dicegah 1


Skala: - Tinggi 3
- Cukup 2
- Rendah 1

4. Menonjol masalah 1
Skala: - Masalah berat harus di atasi 2
- Ada masalah tapi tidak perlu ditangani 1
- Masalah tidak dirasakan 0

Scoring:

1. Tentukan score untuk setiap kriteria

2. Score dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot

Skore
x bobot
Angka tertinggi

36
3. Jumlahkan skor untuk semua kriteria

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas dengan

melihat kriteria pertama karena pertama memerlukan tindakan segera dan

biasanya didasari dan dirasakan oleh keluaargnya.yaitu masalah, bobot

yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas dengan

melihat kriteria pertama yaitu:

Sifat masalah, bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat

karena pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan

dirasakan oleh keluarga.

Untuk kriteria kedua yaitu untuk kemungkinan masalah dapat diubah,

perawat tidak perlu memperhatikan terjangkau faktor-faktor tersebut

sebagai berikut:

 Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi, dan tindakan

bermasalah

 Sumberdaya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan, tenaga,

dukungan yang terwujud dalam motivasi keluarga untuk

mengatasi masalah

 Sumberdaya perawat dalam bentuk pengetahuan, ketrampilan,

waktu

 Sumberdaya masyarakat dalam bentuk fasilitas organisasi dalam

masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi, dan masyarakat.

37
Untuk kriteria ketiga yaitu potensial masalah yang dapat dicegah, faktor-

faktor yang perlu diperhatikan:

 Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau

masalah

 Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu

masalah itu ada

 Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang

tepat dalam memperbaiki masalah

 Adanya kelompok “high risk” atau kelompok yang sangat peka

menambah potensi untuk mencegah masalah

Potensi masalah untuk dicegah tinggi bila kepemilikan masalah kurang

(prognosa penyakit baik), segera dilakukan tindakan dan ada high risk.

38
Daftar Pustaka

Dwi Tri Martiana Rahayu, dkk. Hipertiroid.

http://tiaraaskep.blogspot.com/2008/11/hipertiroid.html. Diakses tanggal

29 Oktober 2018

Thamrin, Zulkifli Ukki. Hipertiroidism.

http://zulkiflithamrin.blogspot.com/2007/05/hipertiroidisme.html. Diakses

tanggal 29 Oktober 2018

http://kyfi.wordpress.com/2011/03/16/hipertiroid. Diakses tanggal Diakses

tanggal 29 Oktober 2018

http://endocrinesurgery.ucla.edu/patient_education_adm_hypothyroidism.html.

Diakses tanggal 29 Oktober 2018

39

Anda mungkin juga menyukai