PENDAHULUAN
1.1 Judul
Masalah pada studi kasus ini dengan Asuhan Keperawatan dengan Chronic
Blambangan Banyuwangi
Gagal ginjal kroni (GGK) atau chronic Kidney Disease merupakan gangguan
fungsi ginjaal yang progresif dan tidak dapat pulih kembali. Dimana tubuh
caairan dan elektrolit yang berakibat pada peningkatan ureum. Pasien gagal
pada kedua sisi kolumna vertebralis. Ginjal kanan sedikit lebih rendah
dibandingkan ginjal kiri karena tekanan ke bawah oleh hati. Katub atasnya
terletak setinggi iga kedua belas. Sedangkan katub atas ginjal kiri terletak
setinggi iga kesebelas. Ginjal dipertahankan oleh bantalan lemak yang tebal
agar terlindung dari trauma langsung, disebelah posterior dilindungi oleh iga
dan otot-otot yang meliputi iga, sedangkan anterior dilindungi oleh bantalan
usus yang tebal. Ginjal kiri yang berukurannormal biasanya tidak teraba
ginjal tertutup oleh limfa, namun katub bawah ginjal kanan yang berukuran
1
2
Gagal ginjal kronik memiliki prevelensi secara global yang tinggi dengan
orang penduduk amerika yang menderita GGK. Pada akhir tahun 2013 ada
sekitar 3,2 juta pasien yang di rawat karena penyakit gagal ginjal stadium
akhir (ESRD) di seluruh dunia. Jumlah meningkat (6%) setiap tahun nya .
Di Indonesia gagal ginjal kronik salah satu penyakit yang masuk dalam 10
tahun 2016 sebesar (2%) dari penduduk Indonesia saat ini pendududk
gagal ginjal kronik. Hanya (60%) dari pasien yang menderita gagal ginjal
berdasarkan hasil data hemodialisa di Indonesia tahun 2016 yaitu pasien baru
Prevalensi CKD terutama tinggi pada orang dewasa yang lebih tua,
dengan hipertensi akan memerlukan dua atau lebih antihipertensi obat untuk
mencapai tujuan tekanan darah untuk pasien dengan CKD. Hipertensi adalah
3
umum pada pasien dengan CKD, dan prevalensi telah terbukti meningkat
1.3 Tujuan
Tujuan umum dari studi kasus ini adalah menjelaskan konsep dasar
teori dan asuhan keperawatan pada klien Tn.A dengan Chronic Kidney
tahun 2018
tahun 2018
4
Adapun cara yang digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan data guna
observasi-partisipatif.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dan eloktrolit, menyebabkan uremia (retensi urin dan sampah nitrogen lain
2.2.2 Etiologi
merusak nefron ginjal. Sebagian besar merupakan parenkim ginjal difus dan
timbale.
6. Nefropati obstruktif
netroperitoneal.
7
2.2.3 Patofisiologi
glomerus dan tubulus) di duga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa
berfungsi sampai ¾ dari nefron – nefron rusak beban bahan yang harus di
larut menjadi lebih besar dari pada yang bisa direabsorbsi berakibat diuresis
osmotik disertai poliuri dan haus. Selanjutnya karena jumlah nefron yang
rusak bertambah banyak oliguria timbul disertai retensi produk sisa. Titik
dimana timbulnya gejala – gejala khas kegagalan ginjal bila kira – kira
fungsi ginjal telah hilang 80 – 90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang
2.2.4 Pathway
Korteks adrenanal
mensekresi kortisol
Hiperfiltrasi
DM Bakteri
Vasokonstriksi E.Coli
↑ tekanan intra pembuluh darah
Gula darah ↑ glomerulus Inflamasi pelvis Obstruksi saluran
Aliran darah ke ginjal kemih
Ginjal tidak dapat Nefron mengalami ginjal ↓
menyerap pengurangan Piolenefitris
Pelepasan renin Arteri renalis
Fungsi nefron ↓ Sklerosi nefron tertekan
Ginjal kehilangan
Volume intra Iskemi jaringan
fungsi nefropati
vaskuler ↑
Fungsi filtrasi ↓
Hipertensi
CKD
Ureum Penumpukan
tertimbun Ginjal tidak mampu zat toksik Defisiensi eritropoitin
dibawah menyaring urin Retensi urin
kulit secara max Produksi HB↓
kronik adalah :
1. Gangguan kardiovaskuler
2. Gangguan Pulmoner
suara krekels.
3. Gangguan gastrointestinal
4. Gangguan muskuloskeletal
otot ekstremitas.
5. Gangguan Integumen
rapuh.
10
6. Gangguan endokrim
Biasanya retensi garam dan air tetapi dapat juga terjadi kehilangan
hipokalsemia.
8. System hematologi
trombositopeni.
- Hematologi
- Elektrolit
- Koagulasi studi
PTT, PTTK
- BGA
2. Urine
- urine ruti
3. Pemeriksaan kardiovaskuler
- ECG
- ECO
4. Radidiagnostik
- USG abdominal
- CT scan abdominal
- BNO/IVP, FPA
- Renogram
2.2.7 Penatalaksanaan
a) Konservatif
b) Dialisis
- Peritoneal dialisis
yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak bersifat akut adalah CAPD
- Hemodialisis
jantung )
c) Operasi
- Pengambilan batu
- transplantasi ginjal
d) Terapi konservatif
13
Perubahan fungsi ginjal bersifat individu untuk setiap klien Cronic Renal
Disease (CKD) dan lama terapi konservatif bervariasi dari bulan sampai
tahun.
2.3.1 Pengkajian
1. Pengumpulan data
Keluhan Utama:
tidak lancar, mual, muntah, tidak nafsu makan, susah tidur, berdebar,
mencret, susah BAB, penglihatan tidak jelas, sakit kepala, nyeri dada,
nyeri otot, nyeri pada penusukkan jarum, rembes pada akses darah,
penyerta.
2. Pemeriksaan Fisik
2) Tanda-tanda vital.
3) Kepala.
Rambut kotor, mata kuning / kotor, telinga kotor dan terdapat kotoran
kotor.
5) Dada
6) Abdomen.
buncit.
7) Genital.
terdapat ulkus.
8) Ekstremitas.
9) Kulit.
Turgor jelek, terjadi edema, kulit jadi hitam, kulit bersisik dan
menurun
penurunan kesadaran
2.3.3 Intervensi
TD : 90 – 110 / 70 – 90 mmHg
RR : 18 – 24 x/mnt
N : 60 – 100x/ menit
S : 36,5 – 37,5 C
Intervensi:
akumulasi cairan
2. Observasi TTV
Kriteria hasil :
Intervensi :
usus (misalnya, teh, kopi, dan makanan berserat lainnya) dan cairan
kriteria hasil:
Intervensi :
penurunan kesadaran.
Kriteria Hasil :
- GCS 4-5-6
- k/u membaik
Intervensi :
1. Observasi TTV
Intervensi:
Kriteria Hasil :
- K/U membaik
Intervensi :
ADL
kebutuhan mobilitasnya
23