A. DEFINISI
Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus
Dengue (arbo virus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aides
aegypti.
Demam Berdarah Dengue adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh
virus dengue terutama menyerang anak-anak dengan ciri-ciri demam tinggi
mendadak, disertai manifestasi perdarahan dan berpotensi menimbulkan
renjatan/syok dan kematian (Aplikasi NANDA NIC NOC jilid 1, 2013).
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang terdapat pada anak-anak dan
orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, yang biasanya
memburuk setelah dua hari pertama ( www. ppni-klaten.com )
Demam dengue adalah penyakit demam akut yang disebabkan virus dengue
yang disebarkan melalui perantara nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi
dengan virus dengue tersebut. (Riyadi Sujono dan suharsono . 2010 )
Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes
aedypti. (Suriadi dan Rita Yuliani, edisi 2, 2010)
B. PATOFISIOLOGI
Virus dengue akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aides
aegipty dan kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah
kompleks virus antibody, dalam sirkulasi akan mengaktivasi system
complement. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, 2
peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine dan merupakan
mediator kuat sebagai faktor meningginya permeabilitas dinding
pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.
Terjadinya trombositopeni, menurunnya fungsi trombosit dan
menurunnya faktor koagulasi (protrombin, faktor V, VII, IX, X, dan
fibrinogen) merupakan faktor penyebab terjadinya perdarahan hebat,
terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.
Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas
dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya
hipotensi, trombositopenia, dan diathesis hemoragik. Rennjatan terjadi
secara akut.
Nilai hematokrit meningkat bersama dengan hilangnya plasma melalui
endotel dinding pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma klien
mengalami hypovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoksia
jaringan, asidosis metabolic, kematian.
Klasifikasi Demam Berdarah Dengue
- Derajat I:
Demam disertai dengan gejala klinis lain atau perdarahan spontan,
uji tourniquet positif, trombositopenia, dan hemokonsentrasi.
- Derajat II:
derajat 1 disertai perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan lain
seperti epistaksis, hematomesis, melena ( muntah darah ), perdarahan
gusi .
- Derajat III:
Kegagalan sirkulasi: nadi cepat dan lemah (<120x/menit ), hipotensi,
kulit dingin lembab, gelisah, gejala - gejala kegagalan perdarahan otak .
- Derajat IV:
Renjatan berat, denyut nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak
teratur, akral dingin, berkeringat, kulit tampak biru
C. ETIOLOGI
Virus dengue sejenis arbo virus (Arthropod borne viruses ) artinya virus yang
ditularkan melalui gigitan antropoda misal nyamuk aedes aegypti ( betina )
.Infeksi yang pertama kali dapat memberi gejala sebagai dengue fever dengan
gejala utama demam,nyeri otot/sendi.
Virus dengue termasuk genus Flavirus, keluarga flaviridae.Terdapat 4 serotipe
virus yaitu DEN-1, DEN-2,DEN -3,DEN-4. Keempatnya ditemukan diindonesia
dengan DEN-3 serotype terbanyak . Infeksi salah satu serotype akan
menimbulkan antibody terhadap serotype yang bersangkutan, sedangkan tidak
dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotype lain tersebut .
Seorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4
serotype selama hidupnya.Keempat serotype virus dengue dapat ditemukan
diberbagai daerah di Indonesia ( sujono, 2010 )
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Demam tinggi selama 5-7 hari
2. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit; ptechie, ekhimosis, hematoma
3. Epistaksis, hematemesis, melena, hematuria
4. Trombositopenia <100.000/ul
5. Mual, muntah, tidak nafsu makan, diare, konstipasi
6. Nyeri otot,tulang sendi,abdomen dan ulu hati
7. Sakit kepala
8. Pembengkakan sekitar mata
9. Pembesaran hati,limpa,dan kelenjar getah bening
10. Tanda tanda renjatan ( sianosis,kulit lembab dan dingin ,tekanan darah
menurun,gelisah, capillary refill lebih dari dua detik .
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Darah lengkap :
a. hemokonsentrasi ( hematokrit meningkat 20 % / lebih ),
b. Trombositopenia 100.000/mm atau kurang .
c. Hemoglobin meningkat lebih dari 20%.
d. Lekosit menurun (lekopenia) pada hari kedua atau ketiga.
e. Masa perdarahan memanjang.
f. Protein rendah (hipoproteinemia)
g. Natrium rendah (hiponatremia)
h. SGOT/SGPT bisa meningkat
i. Astrup : Asidosis metabolic
2. Serologi : uji HI ( hemoaglutination inhibition test )
3. Rontgen thoraks : Efusi pleura
4. Urine : Kadar albumin urine positif (albuminuria)
F. KOMPLIKASI
- Perdarahan luas
- Syok (rejatan)
- Pleural Effusion
- Penurunan kesadaran
G. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Terapeutik
a. Minum banyak 1,5-2 liter/24 jam dengan air teh ,gula, atau susu dan
diberi makanan lunak
b. Antipireutik jika terdapat demam
c. Antikonvulsan jika terdapat kejang
d. Memberikan cairan melalui infuse, dilakukan jika pasien mengalami
kesulitan minum dan nilai hematokrit cenderung meningkat .
e. Tirah baring
b) 2. Pada pasien dengan tanda renjatan dilakukan :
a. Pemasangan infuse RL/Asering dan dipertahankan selama 12-48 jam setelah
renjatan diatasi
b. Observasi keadaan umum (Tanda tanda Vital ) tiap 3 jam jika kondisi pasien
memburuk, observasi ketat tiap jam.
H. PENGKAJIAN
- Kaji riwayat keperawatan
- Kaji adanya peningkatan suhu tubuh, tanda tanda perdarahan, mual
muntah, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati, nyeri otot dan sendi, tanda tanda
renjatan ( denyut nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin dan lembab
terutama pada ekstremitas, sianosis, gelisah, penurunan kesadaran) , secara
bertahap meningkatkan kemandirian anak dalam memenuhi kebutuhan dasarnya
.
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler ,
perdarahan, muntah, dan demam
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual,muntah, tidak ada nafsu makan .
3. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus .
4. Nyeri Akut b/d Agen injuri fisik (DHF), viremia, nyeri otot dan sendi
5. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perdarahan .
6. Resiko syok ( hipovolemik ) berhubungan dengan perdarahan yang berlebihan,
pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler
7. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan jalan nafas terganggu akibat
spasme otot-otot pernafasan, nyeri, hipoventilasi .
J. RENCANA KEPERAWATAN
Nutrition Monitoring
BB pasien dalam batas normal
Monitoring adanya penurunan berat badan
Monitoring tipe dan jumlah aktivitas yang biasa
dilakukan
Monitoring interaksi anak dan orangtua selama makan
Monitor lingkungan selama makan
Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam
makan
Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
Monitor mual dan muntah
Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
Monitor makanan kesukaan
Monitor pertumbuhan dan perkembangan
Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan
konjungtiva
Monitor kalori dan intake nutrisi
Catat adanya edema,hiperemik,hipertonik,papilla lidah
dan cavitas oral
Catat jika lidah berwarna magenta ,scarlet
Analgetic Administration
Tentukan lokasi,karakteristik,kualitas, dan derajat nyeri
sebelum pemberian obat
Cek intruksi dokter tentang jenis obat,dosis,dan
frekuensi
Cek riwayat alergi
Pilih analgetik yang diperlukan atau kombinasi dari
analgetik ketika pemberian lebih dari satu
Tentukan pilihan analgetik tergantung tipe dan beratnya
nyeri
Tentukan analgetik pilihan,rute pemberian,dan dosis
yang optimal
Pilih rute pemberian secara IV,IM untuk pengobatan
nyeri secara teratur
Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian
analgetik pertama kali
Berikan analgetik tepat waktu terutama saat nyeri hebat
Evaluasi efektifitas analgesic, tanda dan gejala (efek
samping )
5. Ketidakefektifan perfusi jaringan NOC : NIC :
perifer berhubungan dengan Circulation status Peripheral Sensation Management ( Management sensasi
perdarahan . Tissue perfusion : cerebral perifer )
Kriteria Hasil : Monitor daerah tertentu yang hanya peka terhadap
Mendemonstrasikan status sirkulasi panas/dingin/tajam/tumpul
yang ditandai dengan : Monitor adanya paretes
Tekanan systole dan diastole Intruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada
dalam rentang yang diharapkan isi atau laserasi
Tidak adata ortostatik hipertensi Gunakan sarung tangan untuk proteksi
Tidak ada tandai tanda Batasi gerakan pada kepala,leher dan punggung
peningkatan tekanan intracranial ( Monitor kemampuan BAB
tidak lebih dari 15 mmHg ) Kolaborasi pemberian analgetik
Mendemonstrasikan kemampuan Monitor adanya tromboplebitis
kognitif yang ditandai dengan : Diskusikan mengenai penyebab perubahan sensasi
Berkomunikasi dengan jelas dan
sesuai dengan kemampuan
Menunjukkan
perhatian,konsentrasi, dan orientasi
Memproses informasi
Membuat keputusan dengan benar
Menunjukkan fungsi sensori motori
cranial yang utuh : tingkat kesadaran
membaik, tidak ada gerakan-gerakan
involunter ,
6 Resiko syok ( hipovolemik ) NOC NIC :
berhubungan dengan perdarahan Syok prevention Syok prevention
yang berlebihan, pindahnya cairan Syok management Monitor status sirkulasi BP, warna kulit, suhu kulit,
intravaskuler ke ekstravaskuler Kriteria Hasil : denyut jantung, HR, dan ritme, nadi perifer, dan kapiler
Nadi dalam batas yang diharapkan refill
Irama jantung dalam batas yang Monitor tanda inadekuat oksigenasi jaringan
diharapkan Monitor suhu dan pernafasan
Frekuensi nafas dalam batas yang Monitor input dan output
diharapkan Pantau nilai laboratorium : HB,HT,AGD dan elektrolit
Natrium serum dbn Monitor hemodinamik invasi yang sesuai
Kalium serum dbn Monitor tanda dan gejala asites
Klorida serum dbn Monitor tanda awal syok
Kalsium serum dbn Magenesium Tempatkan pasien pada posisi supine,kaki elevasi untuk
serum dbn peningkatan preload dengan tepat
PH darah serum dbn Lihat dan pelihara kepatenan jalan nafas
Hidrasi Berikan cairan iv dan atau oral yang tepat
Indikator Berikan vasodilator yang tepat
Mata cekung tidak ditemukan Ajarkan keluarga dan pasien tentang tanda dan gejala
Demam tidak ditemukan datangnya syok
TD dbn Ajarkan keluarga dan pasien tentang langkah untuk
Hematokrit dbn mengatasi gejala syok
Syok management
Monitor fungsi neurologis
Monitor fungsi renal ( e.g. BUN dan Cr lavel )
Monitor tekanan nadi
Monitor status cairan,input output
Catat gas darah arteri dan oksigen dijaringan
Memonitor gejala gagal pernafasan ( misalnya,rendah
PaO peningkatan PaO tingkat,kelelahan otot pernafasan)
K. EVALUASI
Evaluasi merupakan tahap dimana tahap proses keperawatan menyangkut