PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Keluarga merupakan suatu kumpulan yang memiliki hubungan darah, ikatan
perkawinan,dan adopsi serta tinggal dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu
sama lain dan saling ketergantungan. Dalam keluarga biasanya terdiri dari orang tua yaitu
ayah dan ibunya, serta anak-anaknya, dan masing-masing individu memiliki perannya
masing-masing.
Tantangan utama bagi keluarga dengan anak remaja meliputi perubahan
perkembangan yang dialami oleh remaja dalam batasan perubahan kognitif, pembentukan
identitas, dan pembentukan biologis, serta konflik-konflik dan krisis yang didasarkan
perkembangan.
perhatian, yakni
(perkembangan hubungan teman sebaya), kesenjangan antara generasi (perbedaan nilainilai dan norma-norma antara orang tua dan remaja).
Banyak masalah yang sering timbul pada keluarga dengan tahap perkembangan anak
remaja karena pada tahap ini, anak berusaha mencari identitas diri, sehingga mereka sering
membantah orang tuanya, karena mulai mempunyai pendapat sendiri, cita-cita dan nilainilai sendiri yang berbeda dengan orang tuanya. Orang yang dianggap penting pada usia
ini adalah teman sebaya, mereka berusaha untuk mengikuti pendapat dan gaya temantemannya karena dianggap memiliki kesamaan dengan dirinya, sehingga pada usia ini
sering terlibat dalam geng-geng. Masalah lain yang sering mengganggu anak remaja
adalah masalah yang berkaitan dengan organ reproduksi (seksual). Mereka memiliki
dorongan untuk pemuasan seksual. Oleh karena itu, para remaja mencari kepuasan dalam
bentuk khayalan, membaca buku atau menonton film porno.
Peran perawat dalam asuhan keperawatan keluarga dengan tahap anak usia remaja
adalah membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara
meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan
keluarga, sehingga keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri,
dan masalah yang timbul bisa teratasi.
B. Tujuan penulisan1
1. Tujuan umum
Mahasiswa dapat
memahami
konsep
dasar
keluarga
dengan
tahap
perkembangan usia remaja dan asuhan keperawatan pada keluarga dengan tahap
perkembangan usia remaja
1
2. Tujuan khusus
1) Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami konsep dasar keluarga dengan
tahap perkembangan usia remaja
2) Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami asuhan keperawatan pada
keluarga dengan tahap perkembangan usia remaja
C. Metode penulisan
Dalam pembuatan makalah ini tim penulis menggunakan metode deskriptif yaitu
dengan mengumpulkan data-data yang diambil dari sumber buku perpustakaan dan
internet, diskusi kelompok, serta konsultasi dengan dosen pembimbing.
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun berdasarkan sistematika penulisan dalam 4 BAB yaitu :
BAB I
: Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode
penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II
:Tinjauan teori yang terdiri dari konsep dasar keluarga dengan tahap
perkembangan usia remaja
BAB III
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adaptasi, dan kelahiran yang bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan budaya
yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, dan emosional serta sosial
2
individu-individu yang ada didalamnya dilihat dari interaksi yang reguler dan ditandai
dengan adanya ketergantungan dan hubungan untuk mencapai tujuan umum ( Duval 1972,
dalam Ali 1999, hal. 4 ).
Keluarga adalah dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa
orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan ( Departemen Kesehatan RI 1988, dalam Ali 1999, hal. 5 ).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah
perkawinan dan adopsi dalam satu rumah tangga berinteraksi satu dengan yang lainnya
dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya ( Bailon dan Magloya
1989, dalam Ali 1999, hal. 5 ).
2. Tipe Keluarga
1) Menurut Friedman (1986, dalam Ali, 1999, hal.8 )
keluarga :
a. Nuclear family
Suatu keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak yang masih menjadi
tanggungannya dan tinggal dalam satu rumah terpisah dari sanak keluarga
lainnya.
b. Extended family (keluarga besar)
yakni satu keluarga yang terdiri dari satu atau dua keluarga inti yang
tinggal dalam satu rumah dan saling menunjang satu sama lainnya.
c. Single parent family
Yakni satu keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga dan hidup
bersama dengan anak-anak yang masih bergantung padanya.
d. Nuclear dyatd
Yakni keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak, tinggal
dalam satu rumah yang sama.
e. Reconti tuened atau blended family
Yakni suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan yang
masing-masing pernah menikah dan masing-masing membawa anak hasil
perkawinan terdahulu.
f. Three generation family
Yakni keluarga yang terdiri dari tiga generasi yaitu kakek, nenek, bapak,
ibu, dan anak dalam satu rumah.
g. Single adult living alone
Yaitu bentuk keluarga yang hanya terdiri dari seorang dewasa yang hidup
dalam rumahnya.
3
interaksi
sosial
lingkungan sosial.
dan
melaksanakan
perannya
dalam
remaja, apabila hal ini tidak diselesaikan akan berdampak pada hubungan selanjutnya.
( diadaptasi dari Duval, dalam Setiawati & Dermawan, 2008, hal. 20).
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir
sampai pada usia 19 sampai 20 tahun, pada saat anak meninggalkan rumah orang tuanya.
Tujuan keluarga adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta
kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa ( Mubarak,
2009, hal. 89 ).
Berlangsung di usia 13-19 tahun (selama 6-7 tahun). Metamorfosis: pergeseran
yang luar biasa pada pola-pola hubungan antar generasi, pergeseran dimulai dengan
kematangan fisik remaja, sejalan dengan peran orangtua memasuki pertengahan hidup
(Preto, 1988, dalam perawatindonesia.org, 2010).
2. Peran, Tanggung Jawab, dan Masalah Orang Tua
Tidak perlu dikatakan bahwa orang tua mengasuh remaja merupakan tugas paling
sulit saat ini. Namun demikian, orang tua perlu tetap tegar menghadapi ujian batas-batas
yang tidak masuk akal tersebut, yang telah terbentuk dalam keluarga ketika keluarga
mengalami proses
perkembangan yang penting karena masa ini yang menyelaraskan kebebasan dengan
bertanggung jawab ketika remaja menjadi matang dan mengatur diri mereka sendiri.
Friedman (1957) juga mendefinisikan bahwa tugas orang tua selama tahap ini adalah
belajar menerima penolakan tanpa meninggalkan anak ( Friedman, 1988, hal. 125 )
Ketika orang tua menerima remaja apa adanya, dengan segala kelemahan dan
kelebihan mereka, dan ketika mereka menerima sejumlah peran mereka pada tahap
perkembangan ini tanpa konflik atau sensitivitas yang tidak pantas, mereka membentuk
pola untuk semacam menerima diri yang sama. Hubungan antara orang tua dan remaja
seharusnya lebih mulus bila orang tua merasa produktif, puas, dan dapat mengendalikan
kehidupan mereka sendiri ( Kidwell et al, 1983) dan orang tua/keluarga berfungsi secara
fleksibel (Preto, 1988, dalam Friedman, 1988, hal. 125 ).
Schultz (1972) dan lain-lain telah mengungkapkan pandangan mereka bahwa
kompleksitas kehidupan mereka yang meningkat telah membuat peran orang tua tidak
jelas. Orang tua merasa berkompetensi dengan berbagai kekuatan sosial dan institusi mulai
dari otoritas sekolah dan konselor hingga keluarga berencana dan seks pra nikah dan
pilihan kumpul kebo. Faktor-faktor lain menambah pengaruh mereka yang semakin
berkurang tersebut. Karena adanya spesialisasi jabatan profesi, orang tua tidak lagi bisa
membantu anak-anak mereka dengan rencana-rencana untuk bekerja. Mobilitas penduduk
8
dan kurangnya hubungan orang dewasa yang kontinu bagi remaja dan orang tua, selain
ketidakmampuan banyak orang tua untuk mendiskusikan masalah-maslah pribadi, seks,
dan masalah-masalah yang berkaitan dengan obat-obatan secara terbuka dan tidak
menghakimi bersama anak-anak mereka memberikan kontribusi pada masalah-masalah
orang tua-remaja ( Friedman, 1988, hal. 125 ).
3. Tugas Perkembangan Keluarga
Tugas perkembangan yang pertama dan utama adalah menyeimbangkan kebebasan
dengan tanggung jawab ketika remaja matur dan semakin mandiri. Orang tua harus
mengubah hubungan mereka dengan remaja putri atau putranya secara progresif dari
hubungan dependen yang dibentuk sebelumnya kearah suatu hubungan yang makin
mandiri. Pergeseran yang terjadi dalam hubungan anak dan orang tua ini salah satu
hubungan khas yang penuh dengan konflik-konflik sepanjang jalan ( Friedman, 1998, hal.
126).
Agar keluarga dapat beradaptasi dengan sukses selama tahap ini, semua anggota
keluarga, khususnya orang tua, harus membuat perubahan sistem utama yaitu,
membentuk peran-peran dan norma-norma baru dan membiarkan remaja. Kidwell dan
kawan-kawan (1983) meringkas perubahan yang diperlukan ini secara paradoks sistem
keluarga yang dapat membiarkan anggotanya adalah sistem yang akan bertahan dan
menghasil sistem itu sendiri secara efektif pada generasi-generasi berikutnya ( Friedman,
1998, hal. 126).
Orang tua yang dalam upaya memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka sendiri, tidak
membiarkan anak-anaknya, seringkali menemukan revolusi. Oleh remaja bila perpisahan
berlangsung kemudian. Orang tua dapat juga mempercayai anak agar mandiri secara
prematur, dengan menyampaikan kebutuhan-kebutuhan ketergantungannya. Dalam hal ini
remaja ini dapat gagal mencapai kemandirian (Wright an Leahey, 1984, dalam Friedman,
1998, hal. 126).
Menyangkut tiga tahap terakhir, hubungan perkawinan juga merupakan pusat
perhatian. Tugas perkembangan keluarga yang kedua bagi pasangan suami istri adalah
memfokuskan kembali hubungan perkawinan (Willson, 1988). Banyak sekali pasangan
suami istri yang telah begitu terikat dengan berbagai tanggung jawab sebagai orang tua
sehingga perkawinan tidak lagi memainkan suatu peran utama dalam kehidupan mereka.
suami biasanya menghabiskan banyak waktu diluar rumah, karena bekerja dan
melanjutkan karirnya, sementara itu, istrinya juga bekerja sementara mencoba meneruskan
pekerjaan-pekerjaan rumah tangga dan tanggung jawab sebagai orang tua. Dalam situasi
9
seperti ini, hanya tersisa sedikit waktu dan energy untuk hubungan perkawinan ( Friedman,
1998, hal. 126).
Akan tetapi disisi lain, karena anak-anak lebih bertanggung jawab terhadap mereka
sendiri, pasangan suami istri meninggalkan rumah untuk meniti karir mereka atau dapat
menciptakan kesenangan-kesenangan perkawinan setelah anaknya telah meninggalkan
rumah (postparental). Mereka dapat mulai membangun pondasi untuk tahap siklus
kehidupan keluarga berikutnya ( Friedman, 1998, hal. 126).
Tugas perkembangan keluarga yang ketiga yang mendesak adalah untuk para
anggota keluarga, khususnya orang tua dan remaja, untuk berkomunikasi secara terbuka.
Karena adanya kesenjangan antara generasi, komunikasi terbuka seringkali hanya
merupakan suatu cita-cita, bukan suatu realita. Orang tua yang berasal dari keluarga
dengan berbagai masalah terbukti seringkali menolak dan memisahkan diri dari anak
mereka paling tua, sehingga mengurangi saluran-saluran komunikasi terbuka yang
mungkin telah ada sebelumnya ( Friedman, 1998, hal. 126).
Mempertahankan etika dan standar keluarga merupakan tugas-tugas perkembangan
keluarga lainnya (Duvall dan Miller, 1985). Meskipun aturan-aturan dalam keluarga belum
diubah, etika dan standar moral keluarga belum tetap dipertahankan oleh orang tua.
Remaja sangat sensitive terhadap ketidakcocokan antara apa dikatakan dengan apa yang
dipraktekkan. Namun demikian, orang tua dan anak-anak dapat belajar dari satu sama lain
dalam masyarakat yang majemuk dan berubah dengan cepat saat ini. Transformasi nilai
dari kaum muda juga mentransformasikan keluarga. Adopsi gaya hidup yang lebih bebas
dan sederhana melambangkan transformasi nilai yang mempengaruhi setiap tahap
kehidupan keluarga (Yankelowich, 1975, dalam Friedman, 1998, hal. 126).
4. Masalah-Masalah yang Terjadi Pada Keluarga dengan Tahap Perkembangan
Anak Usia Remaja
Ketidakmatangan dalam hubungan keluarga seperti yang ditunjukkan oleh adanya
pertengkaran dengan anggota-anggota keluarga,terus menerus mengritik atau buat
komentar-komentar yang merendahkan tentang penampilan atau perilaku anggota
keluarga, sering terjadi selama tahun-tahun awal masa remaja. Pada saat ini hubungan
keluarga biasanya berada pada titik rendah.
Hubungan keluarga yang buruk merupakan bahaya psikologis pada setiap usia,
terlebih selama masa remaja karena pada saat ini anak laki-laki dan perempuan sangat
tidak percaya pada diri sendiri dan bergantung pada keluarga untuk memperoleh rasa
aman. Yang lebih penting lagi, mereka memerlukan bimbingan atau bantuan dalam
10
tingkah laku ini sebenarnya tetap melanggar norma masyarakat, tetapi mereka
melakukannya dengan sembunyi-sembunyi.
Untuk menghadapi situasi ini orang tua harus lebih bijaksana dalam menyikapi, cara
yang tepat dilakukan adalah dengan mengurangi control secara bertahap terhadap anaknya,
sehingga mereka dapat tumbuh menjadi diri sendiri secara bertahap sampai akhirnya
dewasa.
5. Masalah-masalah kesehatan
Pada tahap ini kesehatan fisik anggota keluarga biasanya baik. Tapi promosi
kesehatan tetap menjadi hal yang penting. Faktor-faktor resiko harus diidentifikasi dan
dibicarakan dengan keluarga, seperti pentingnya gaya hidup keluarga yang sehat mulai dari
usia 35 tahun, resiko penyakit jantung koroner meningkat dikalangan pria dan pada usia ini
anggota keluarga yang dewasa mulai merasa lebih rentan terhadap penyakit sebagai bagian
dari perubahan-perubahan perkembangan dan biasanya mereka ini lebih menerima strategi
promosi kesehatan. Sedangkan pada remaja, kecelakaan terutama kecelakaan mobil
merupakan bahaya yang amat besar, dan patah tulang dan cedera karena atletik juga umum
terjadi (Friedman, 1998, hal. 127).
Penyalahguanaan obat-obatan dan alkohol, keluarga berencana, kehamilan yang
tidak dikehendaki, dan pendidikan dan konseling seks merupakan bidang perhatian yang
relevan. Dalam mendiskusikan topik ini dengan keluarga, perawat dapat terjebak dalam
perselisihan atau masalah antara orang tua dan kaum muda, remaja biasanya mencari
pelayanan kesehatan mencakup uji kehamilan, menggunakan obat-obatan, uji AIDS,
keluarga berencana, dan aborsi, diagnosis dan perawatan penyakit kelamin. Agaknya telah
menjadi trend yang sah bagi remaja untuk menerima perawatan kesehatan tanpa ijin orang
tua. Bila orang tua diikutsertakan maka dilakukan wawancara terpisah sebelum mereka
dikumpulkan (Friedman, 1998, hal. 127).
Kebutuhan kesehatan yantg lain adalah dalam bidang hubungan dan bantuan untuk
memperkokoh hubungan perkawinan dan hubungan remaja dengan orang tua. Konseling
langsung yang bersifat menunjang atau mulai rujukan ke sumber-sumber dalam komunitas
untuk konseling, dan juga pendidikan yang bersifat rekreasional, dan pelayanan lainnya
mungkin diperlukan, pendidikan promosi kesehatan umum juga diindikasikan (Friedman,
1998, hal. 127).
6. Peran Perawat
12
Peran perawat pada tahap ini adalah mengarahkan keluarga pada peningkatan dan
pencegahan penyakit. Penyuluhan tentang penyakit kardiovaskuler pada usia lanjut,
penyuluhan tentang obat-obatan terlarang, minuman keras, seks, pencegahan kecelakaan
pada remaja, serta membantu terciptanya komunikasi yang lebih efektif antara orang tua
dengan anak remajanya ( Mubarak, 2009, hal. 90 ).
Peran perawat dalam peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit pada tahap
keluarga dengan anak remaja menurut Stanhope (1998, Hal. 52):
1) Guru tentang faktor-faktor kesehatan
2) Guru dalam isu-isu pemecahan masalah mengenai alkohol dan merokok,
diet dan gerak badan
3) Fasilitator keterampilan interpersonal dengan anak belasan tahun bersama
orang tua
4) Penolong langsung, konsultan atau pihak yang merujuk ke sumber-sumber
kesehatan mental
5) Konsultan keluarga berencana
6) Pihak yang merujuk ke bagian penyakit yang ditularkan melalui seksual
7) Peserta dalam organisasi masyarakat untuk pengendalian penyakit.
C. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Tahap Perkembangan Anak Usia
Remaja Secara Teoritis
1. Pengkajian
Tahap pertama pada asuhan keperawatan keluarga, yaitu perawat melakukan
pengkajian dengan menggunakan formulir yang dapat digunakan pada semua tahap
perkembangan keluarga ( Suprajitno, 2004, hal. 37 ).Menurut Suprajitno ( 2004, hal. 38 )
meskipun demikian perawat perlu melakukan pengkajian fokus pada tiap perkembangan
yang didasarkan oleh:
1) Dalam tiap tahap perkembangan keluarga, karakteristik keluarga akan
berbeda karena adda perubahan anggota keluarga ( dapat bertambah atau
berkurang )
2) Pada tiap tahap perkembangan, keluarga mempunyai tugas perkembangan
keluarga yang harus dilakukan.
3) Pada tiap tahap perkembangan keluarga, kewajiban keluarga berbeda.
Pengkajian data fokus keluarga dengan anak usia remaja dalam Suprajitno (
2004, hal. 37 ) meliputi:
a.
b.
c.
d.
dan dimana
Apa kebiasaan anak dirumah
Apa fasilitas yang digunakan anak secara bersamaan atau sendiri
Berapa lama waktu yang disediakan orang tua untuk anak
Siapa yang menjadi figur bagi anak
Seberapa peran yang menjadi figur bagi anak
Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga
2. Diagnosa
Pada tahap ini ada beberapa kegiatan yang perlu dilakukan perawat sebagai berikut
(Suprajitno, 2004, Hal. 42-47) :
1) Pengelompokan Data
Kegiatan ini tidak berbeda dengan analisis dan sintesis pada asuhan
keperawatan klinik. Perawat mengelompokan data hasil pengkajian dalam data
subjektif dan objektif setiap kelompok diagnosis keperawatan.
2) Perumusan Diagnosis Keperawatan
Perumusan diagnosis keperawatan dapat diarahkan kepada sasaran individu dan
atau keluarga. Kompenen diagnosis keperawatan meliputi masalah ( problem ), penyebab (
etiologi ), dan atau tanda ( sign ).
Perumusan diagnosis keperawatan keluarga menggunakan aturan yang sudah
disepakati, terdiri dari:
a. Masalah (problem, P ) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota
( individu ) keluarga
b. Penyebab ( etiologi, E ) adalah suatu pernyataan yang dapat menyebabkan
masalah dengan mengacu kepada lima tugas keluarga, yaitu mengenal
masalah, mengambil keputusan yang tepat, merawat anggota keluarga,
memelihara lingkungan, atau memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
c. Tanda ( sign, S ) adalah sekumpulan data objektif dan data subjektif yang
diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak yang
mendukung masalah dan penyebab.
Tipologi diagnosis keperawatan keluarga dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu:
a) Diagnosis aktual
14
menjadi parah.
Untuk kreteria keempat, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga menilai
masalah keperawatan tersebut.
4) Penyusunan prioritas diagnosis keperawatan
Prioritas didasarkan pada diagnosa keperawatan yang mempunyai skor tertinggi
dan disusun berurutan sampai yang mempunyai skor terendah. Namun, perawat
perlu mempertimbangkan juga persepsi keluarga terhadap masalah keperawatan
mana yang perlu diatasi segera.
3. Perencanaan Keperawatan Keluarga
16
17
3) Rencana tindakan disesuaikan dengan sunber daya dan dana yang dimiliki oleh
keluarga dan mengarah ke kemandirian klien sehingga tingkat ketergantungan
dapat diminimalisasi
Rencana tindakan diarahkan untuk mengubah pengetahuan, sikap, dan tindakan
keluarganya (Calgary,1994) sehingga pada akhirnya keluarga mampu memenuhi
keebutuhan kesehatan anggota kelurganya dengan bantuan minimal dari perawat. Saat
menyusun rencana intervensi, sebaiknya perawat melibatkan keluarga secara aktif karena
keluarga memiliki tanggung jawab akhir dalam mengatur hidup mereka sendiri, dan
merupakan cara untuk menghormati dan menghargai keluarga (Carey, 1989). Efektivitas
yang akan diperoleh perawat, yaitu ada efek positif terhadap interaksi dengan keluarga,
keluarga tidak menentang karena telah dilibatkan sebelumnya, dan keluarga cendrung
bertanggung jawab ( Suprajitno, 2004, hal.24 ).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA TN. S
DENGAN ANAK USIA REMAJA
A
: Tn. S
: 40 tahun
: Islam
: Melayu
18
Pendidikan
Perkerjaan
Alamat
No. Telpon
: SLTP
: Swasta
: Sungai purun kecil RT 14/ RW 07
:-
2. KOMPOSISI KELUARGA
No
1
2
3
4
Nama
Tn S
Ny.L
An.Y
An.M
L/P
L
P
L
P
Umur
40 th
38 th
16 th
12 th
Hub. Klg
Ayah kandung
Ibu kandung
Anak kandung
Anak kandung
Perkerjaan
Swasta
IRT
Pelajar
Pelajar
Pendidikan
SLTP
SLTP
SMA
SD
3. GENOGRAM
Tn.
S
Keterangan
Meninggal
: Laki-laki
Klien
: Serumah
Hubungan Keluarga
: Perempuan
--------
4. TYPE KELUARGA
1) Jenis Type Keluarga : Tipe Tradisional; Nuclear family/Keluarga inti, dimana
terdiri dari Kepala keluarga, ibu dan anak.
2) Masalah Yang terjadi dg type tersebut : Tidak terjadi masalah pada keluarga
Tn. S dengan tipe keluarga ini.
5. SUKU BANGSA
1) Asal Suku Bangsa : Melayu
19
No
Nama
BB
Umur
Keadaan
Imunisasi
Masalah
kesehatan
BCG/Poli
kesehatan
Tindakan
yang
telah
dilakukan
/
DPT/HB/
1
Tn. S
60
Campak
-
40
Hipertensi
kg
2
3
4
Berobat ke
mantri swasta
/ Puskesmas
-
Ny. L
58
38
An. Y
kg
47
16
Lengkap
An.
kg
35
12
Lengkap
kg
4) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan
Puskesmas dan Mantri swasta
5) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Keluarga mengatakan pada keluarga sebelumnya tidak memiliki masalah
kesehatan yang serius baik dari pihak Suami maupun Istri. Hanya pada pihak
keluarga Tn. S yang mempunyai riwayat penyakit hipertensi.
C. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
1) Luas rumah
8 X 12 meter persegi
2) Type rumah
Rumah Konvensional
3) Kepemilikan
Milik Sendiri
4) Jumlah dan ratio kamar/ruangan
Terdapat 3 buah kamar tidur, 1 ruangan tamu, 1 ruangan keluarga, 1 ruangan
dapur, dan 1 ruangan dapur.
5) Ventilasi/jendela
21
23
3.
Disini keluarga sudah mengetahui masalah kesehatan yang terjadi pada salah satu
anggota keluarga. Keluarga sudah mengambil keputusan dalam masalah kesehatan yang
terjadi pada Tn. S dengan pergi ke puskesmas atau mantri untuk mengatasi masalah
kesehatannya. Keluarga kurang memperhatikan dalam merawat anggota keluarga yang
sakit, apalagi selama anggota keluarga yang sakit tidak mengganggu aktivitas sehariharinya. Keluarga sudah baik dalam memilihara lingkungan rumah baik didalam rumah itu
sendiri, maupun disekitar lingkungan luar rumah. Dalam menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan keluarga lebih memilih pergi ke mantri swasta, meskipun sudah memiliki kartu
Jaminan pelayanan kesehatan. Karena di puskesmas pelayanan serta hasil pengobatan yang
diberikan kurang terasa memuaskan oleh keluarga.
4.
Fungsi reproduksi
1) Perencanaan jumlah anak
2 orang anak satu laki laki dan satu perempuan
2) Akseptor: ya, yang digunakan pil KB lamanya sekitar 3 bulan terakhir.
3) Keterangan lain : Sebelumnya Ny. L menggunakan menggunakan kontrasepsi
5.
25
I.
PEMERIKSAAN FISIK
No
Variabel
Riwayat penyakit
saat ini
Keluhan yang
3
4
dirasakan
Tanda dan gejala
Riwayat
Hipertensi
140/90
mmhg
S=36,5
RR=21
N=95
120/80 mmhg
S=36,5
RR=18
N=80
110/80
mmhg
S=36,5
RR=19
N=80
110/7
An. Y
-
An. M
-
penyakit
5
sebelumnnya
Tanda tanda
vital
5
mmhg
S=36,
5
RR=1
8
Sistem
kardiovaskuler
Inspeksi : Pada
N=80
-
sternum kanan
Auskultasi :
terdengar bunyi S2
di intercosta 2
sternum kiri dan
kanan.
Dan terdengar
bunyi S1 di
intercosta ke-5 di
samping sternum
dan mid klavikula
7
8
9
Sistem Respirasi
System GI Tract
System
kiri.
-
10
Persyarafan
System
11
Muskulokeletal
Sistem
Genetalia
27
J.
KRITERIA
Mengenal Masalah
PENGKAJIAN
Keluarga telah mengenal masalah kesehatan yang
terjadi pada anggota keluarga yang mempunyai
masalah pada kesehatannya.
- Keluarga belum mengetahui tentang tugas
perkembangan keluarga saat ini.
Keluarga belum memiliki pengetahuan yang
benar tentang pertumbuhan dan perkembangan
Mengambil
Keputusan yang tepat
membawa
anggota
keluarga
yang
sakit
ke
ini.
anggota Keluarga belum mampu merawat anggota
Merawat
keluarga
yang
Memodifikasi
lingkungan
modifikasi
Memanfaatkan
kesehatan
DAFTAR MASALAH
NO
1.
DATA
Ds :
ETIOLOGI
Ketidak mampuan
PROBLEM
Ketidakefektifan
-Keluarga
Keluarga mengenal
Manajemen Regimen
mengatakan
didalam masalah
Terapeutik pada
Keluarga Tn. S
memilki
riwayat
penyakit
keturunan
Berhubungan dengan
berupa hipertensi
Ketidakmampuan
-Keluarga
Keluarga mengenal
sering
masalah
mengalami
Hipertensi
perawatan
N=95
Ds :
Anak Y kurang interaksi Kesiapan
- Kekuatan keluarga
dengan keluarga karena Meningkatkan Proses
dipegang oleh Kepala
sering
berada
diuar Keluarga
29
keluarga.
yang
Keputusan rumah
diambil
dalam
yang
digunakan
keluarga
dalam
membuat
keputusan
menggunakan
musyawarah
dan
kadang-kadang
langsung
diambil
ini
keluarga
dalam
tahap
perkembangan keluarga
dengan anak remaja.
-
Interaksi
dalam
sering
dengan
keluarga
30
3.
Ds:
Keluarga
kegiatan
keluarga
anak remajanya.
-
Keluarga
merasa
remajaPada Keluarga
Tn.S khususnya Anak.
sebelumnya.
gizi
mampuan
dengan
pemenuhan kebutuhan
makan 3 kali sehari.
Tidak ada upaya lain
yang dilakukan.
Do:
berada
ini
keluarga
dalam
tahap
perkembangan keluarga
dengan anak remaja.keluarga
belum
perkembangan
Interaksi
dalam
Ketidak
keluarga
mengenal masalah
menyediakan
-Saat
Berhubungan
dengan
Pemenuhan
dan
perkembangan
Ny.
serta
pertumbuhan
tugas perkembangan
sering
dengan
31
anggota
keluarga
L.
Diagnosa Keperawatan
O
1
keluarga
Defisiensi Pengetahuan tentang tugas perkembangan keluarga serta pertumbuhan
dan perkembangan remaja Pada Keluarga Tn.S khususnya Anak. Y Berhubungan
dengan kurangnya pajanan informasi
M.
1.
SKORING
Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Keluarga pada Keluarga Tn.
S Berhubungan dengan kerumitan regimen terapeutik
32
KRITERIA
SIFAT MASALAH (bobot= 1)
o Tidak sehat
o Ancaman kesehatan
o Krisis atau keadaan sejahtera
KEMUNGKINAN
MASALAH
SKOR
Hasil
3
2
1
2/3x1=
2/3
Pembenaran
-pada Tn S sering
mengalami hipertensi
-karena
2
1
0
1/2x2=
1
keluarga
mengatakan
sudah
apabila
mengganggu
aktivitas
Tn.S
keluarga
baru
membawa ke tenaga
kesehatan
-karena
3
2
1
2/3x1=
2/3
keluarga
sudah
mampu
mengenal
masalah
dan
mampu
mengambil keputusan
tetapi belum mampu
melakukan perawatan
MENONJOLNYA
(bobot= 1)
o Masalah
berat,
MASALAH
harus
segera
ditangani
o Ada masalah, tapi tidak perlu
1/2x1 =
keadaan
yang
membahayakan
0
segera ditangani
o Masalah tidak dirasakan
Jumlah
:
2/3 + 1 + 2/3 + 1/2 = 2,8
2.
kesehatan Tn. S
SKO
Hasil
Pembenaran
R
SIFAT MASALAH (bobot= 1)
o Tidak sehat
o Ancaman kesehatan
o Krisis atau keadaan sejahtera
-pengambilan
3
2
1
1/3x1=
1/3
keputusan
keluarga
33
dalam
biasanya
dengan
-karena
MASALAH
2
1
0
2/2x2=
2
keluarga
seperrtinya
mempunyai keinginan
untuk
membangun
hubungan
keluarganya menjadi
PONTENSIAL
MASALAH
ditangani
Ada masalah, tapi tidak perlu
3.
Defisiensi
3
2
1
2/3x1=
2/3
dalam
keadaan
baik
untukmeningkatkan
proses keluarga
-keluarga
berkeinginan
untuk
meningkatkan proses
1
1/2x1=
segera ditangani
o Masalah tidak dirasakan
Jumlah
lebih baik
-keluarga
keluarga
menjadi
lebih baik
Pengetahuan
tentang
tugas
perkembangan
keluarga
serta
SKOR
3
2
1
Hasil
1/3x1=
1/3
Pembenaran
-Keluarga
harus
ditingkatkan
pengetahuan
untuk
meningkatkan
tugas
perkembangan
KEMUNGKINAN
MASALAH
2/2x2=
34
keluarga
-latar
belakang
pendidikan
keluarga
o Dengan Mudah
o Hanya Sebagian
o Tidak dapat
PONTESIAL MASALAH DAPAT
DICEGAH (bobot= 1)
o Tinggi
o Cukup
o Rendah
MENONJOLNYA
(bobot= 1)
o Masalah
berat,
1
0
N.
dan
segera
mau
diajak
2/3x1=
2/3
dalam
bekerjasama
MASALAH
harus
SLTP
SMA
3
2
1
1/2x1=
(kooperatif)
-klien
belum
mengetahui
tentang
proses
dan
tugas
perkembangan
segera ditangani
o Masalah tidak dirasakan
:
adalah
-keluarga
ditangani
o Ada masalah, tapi tidak perlu
Jumlah
RENCANA TINDAKAN
No
Diagnosa
keperawatan
Ketidakefektifan
manajemen
Kriteria Hasil
Manajemen
regimen regimen
terapeutik
keluarga
Tujuan dan
kerumitan
terapeutik
-untuk
mengetahui
b.d keluarga
efektif hipertensi
regimen dengan
Rasional
Keperawatan
-kaji
tingkat
pengetahuan
pada terapeutik
Tn.S
Intervensi
kreteria
hasil:
-berikan
pengetahuan
-agar keluarga
Ds:
-klien hipertensi
mengatakan
-kaji
sudah
tingkjat
bisa pengetahuan
menentukan
keputusan
setelah penkes
yang
diambilnya
tentang hipertensi
- untuk
mengetahui
tingkat
pengetahuan
-kaji
perkembangan
2
Kesiapan
peningkatan
Peningkatan
proses proses
keluarga
35
keluarga
-untuk
mengetahui
keluarga
keluarga
Tn.S
Perubahan
setiap
pada dengan
kreteria
b.d hasil
keluarga
fungsi mengetahui
tingkat
-berikan
perkembangan
penjelasan
-agar
anggota tiap
perkembangan
keluarga
keluarga
tahap
dengan
perkembangan
perkembangan
-kaji
Defisiensi
Pengetahuan
serta dengan
kreteria
keluarga
pertumbuhan
dan
pertumbuhan
dan hasil:
perkembangan
-keluarga lebih
perkembangan
bio-psiko-sosial
mengetahui dan
remajaPada Keluarga
pada
anak
memahami
Tn.S
khususnya
remaja
serta
mengenai
Anak. Y Berhubungan
masalahnya
pertumbuhan dan
dengan
Kurang
perkembangan
-berikan penkes
terpajannya Informasi
bio-psiko-sosial
tentang
tugas
pada anak remaja
perkembangan
serta masalahnya
psikososial pada
keluarga
-kaji tingkat
pengetahuan
setelah
dilakukan
penkes
sesuai
dengan
tahap
tingkat perkembanganny
mengenai
anggota
tahap keluarga
pengetahuan
3
keluarga
a
-
mengetahui
seberapa
jauh
pengetahuan
keluarga
mengenai
masalah tersebut
-agar keluarga
mengetahui
tentang
perkembangan
psikososial
remaja
-untuk
mengetahui
seberapa
jauh
pengetahuan
keluarga
setelah
dilakukan penkes
36
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pada saat anak beranjak usia menjadi tigabelas tahun, maka disinilah dimulainya
perkembangan keluarga pada tahap yang ke-lima, yaitu tahap perkembangan keluarga
dengan anak usia remaja. Pada tahap perkembangan ini, keluarga mempunyai beberapa
tugas perkembangan yang harus dikerjakan, dan apabila beberapa tugas perkembangan
keluarga ini tidak diselesaikan maka tentu saja akan mengakibatkan terganggunya
perkembangan keluarga pada tahap ini, baik untuk keluarga secara utuh maupun kepada
setiap-setiap individu di keluarga, terutama pada anak remajanya. Adapun tugas
perkembangan tersebut meliputi; memberikan kebebasan tanggung jawab yang seimbang
kepada remaja, mempertahankan komunikasi terbuka didalam keluarga, membina hubungan
intim, serta melakukan perubahan proses peran didalam keluarga terkait dengan
perkembangan keluarga pada saat ini.
Dari asuhan keperawatan kasus yang kami lakukan pengkajian, disini kami
menemukan beberapa data maupun masalah yang berhubungan dengan perkembangan
keluarga dengan anak usia remaja, seperti disini kami menemukan bahwa orangtua masih
memakai pengambilan keputusan sepihak tanpa mengajak anak remajanya untuk
mendiskusikan apa yang ada dipikirannya. Disini juga tampak bahwa keluarga belum
37
mengetahui mengenai tugas dan perkembangan keluarga yang pada saat ini berada pada tahap
perkembangan keluarga denagan anak usia remaja. Pada keluarga ini juga ditemukan
penyakit yang berkaitan dengan masalah kesehatan didalam keluarga pada tahap
perkembangan anak usia remaja serta tugas dan peran perawat didalamnya. Dari sini kami
mencoba untuk menyusun diagnosis keperawatan yang tepat serta merencanakan intervensi
yang akan dilakukan nanti untuk mengatasi masalah yang terjadi serta meningkatkan keluarga
dalam menyelesaikan tugas dan tahap perkembangan keluarga saat ini.
Peran perawat pada tahap ini adalah mengarahkan keluarga pada peningkatan dan
pencegahan penyakit. Penyuluhan tentang penyakit kardiovaskuler pada usia lanjut,
penyuluhan tentang obat-obatan terlarang, minuman keras, seks, pencegahan kecelakaan pada
remaja, serta membantu terciptanya komunikasi yang lebih efektif antara orang tua dengan
anak remajanya.
B.
SARAN
1. Keluarga
Kepada setiap keluarga diharapkan untuk mengetahui dan memahami tahap
perkembangan keluarga dengan anak usia remaja, memahami tugas-tugas
perkembangan keluarga pada tahap ini, permasalahan-permasalahan yang biasa terjadi
pada tahap ini, peran dan tanggung jawab orang tua, dan dapat memenuhi lima tugas
perawatan keluarganya. Serta dapat menyelesaikan dan mencapai tujuan tahap
perkembnagan keluarga dengan anak usia remaja.
2. Perawat
Untuk perawat diharapkan dapat memahami dan mengerti tentang konsep dan asuhan
keperawatan keluarga dengan anak remaja agar dapat menerapkan dan memberikan
pelayanan yang efektif kepada anak dan keluarga yang mungkin mengalami masalah
yang ditimbulkan oleh kebutuhan akan tugas dan perkembangan keluarga dengan
anak usia remaja ini.
3. Puskesmas
Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang paling sering
dijadikan tempat oleh masyarakat khususnya keluarga dalam membawa anggota
keluarganya yang sakit, diharapkan untuk lebih memahami dan memandang setiap
individu adalah bagian dari keluarga yang mempunyai tahap perkembangan keluarga
tersendiri. Dan dapat lebih ditekankan dalam pemberian pelayanan dan pendidikan
38
kesehatan dirumah, karena dirumah ada keluarga dimana tempat individu berada
paling sering, sehingga pemberian pelayanan kesehatan akan menjadi lebih baik dan
efektif
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
39