Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN (LP)

KEPERAWATAN KELUARGA

DISUSUN OLEH:
M. ALWAN NUGROHO
18200100043

PROGRAM PENDIDIKAN NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
JAKARTA
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. KONSEP KELUARGA
1. Pengertian
a. Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-
masing yang merupakan bagian dari keluarga. (Friedmen 1998).
b. Menurut UU No. 10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera, keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau suami-istri dan anaknya, atau
ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.
c. Departemen Kesehatan RI (1988):
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
d. Friedman, Bowden, & Jones (2003)
Keluarga sebagai unit terkecil atau unit dasar dari suatu masyarakat, sangat
mempengaruhi terhadap derajat Kesehatan masyarakat itu sendiri.
2. Tipe Keluarga
Friedmen (1986) membagi tipe keluarga seperti berikut ini :
a. Nuclear family (keluarga inti) adalah keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu,
dan anak yang masi menjadi tanggungannya dan tinggal satu rumah, terpisah
dari sanak keluarga lainnya.
b. Extended family (keluarga besar) adalah satu keluarga yang terdiri dari satu
atau dua keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah dan saling satu sama
lain.
c. Singgle parent family adalah satu keluarga yang dikepalai satu kepala
keluarga dan hidup bersama dengan anak-anak yang masih bergantung
kepadanya.
d. Nuclear dyed adalah keluarga yang terdiri dari pasngan suami-istri tanpa
anak, tinggal dalam satu rumah yang sama.
e. Blended family adalah keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan,
yang masing-masing pernah menikah dan membawa anak hasil perkawinan
yang terdahulu.
f. Three generation family adalah yang terdiri dari tiga generasi yaitu kakek,
nenek, bapak, ibu, dan anak dalam satu rumah.
g. Single adult living alone adalah bentuk keluarga yang hanya terdiri dari satu
orang dewasa yang hidup dalam rumahnya.
h. Middle age atau elderly couple adalah keluarga yang terdiri dari sepasang
suami-istri paruh baya.
3. Struktur Keluarga
Friedman mengatakan ada empat elemen struktur keluarga yang dapat
menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan fungsinya di masyarakat
sekitar yang diadopsi, yaitu:
a. Struktur peran keluarga, menggambarkan peran masing- masing anggota
keluarga dalam keluarga sendiri dan perannya ditingkat masyarakat atau peran
formal dan informal
b. Nilai atau norma keluarga, menggambarkan nilai dan norma keluarga yang
dipelajari dan diyakini oleh keluarga, khususnya yang berhubungan dengan
kesehatan.
c. Pola komunikasi keluarga, menggambarkan bagaimana cara dan pola
komunikasi ayah dan ibu (orangtua), orang tua dengan anak-anak, anak
dengan anggota keluarga lain (pada keluarga besar) dengan keluarga inti.
d. Struktur kekuatan keluarga, merupakan kemampuan diri individu untuk
mengembalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain
kearah yang positif.
4. Peran Keluarga
Peran keluarga menggambarkan seperangkat interpersonal, sifat kegiatan yang
berhubungan dengan individu dengan posisi dan situasi tertentu. Peranan
individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku keluarga,
kelompok dan masyarakat. Berbagai peran yang terdapat dalam keluarga adalah
sebagai berikut:
a. Ayah berperan sebagai pencari nafkah, pendidik dan pemberi rasa aman,
sebagai kepala keluarga dan sebagai anggota dan kelompok sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan
pendidik anak-anaknya, pelindung sebagai salah satu kelompok dalam
peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dan lingkungannya,
disamping itu juga. ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarganya.
c. Anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial, spiritual.
5. Fungsi Keluarga
Friedman (1998) mengidentifikasi 5 fungsi dasar keluarga, yaitu:
a. Fungsi Afektif
Adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk
mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain.
b. Fungsi Sosialisasi
Adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan
social sebelum meninggalkan rumah untik berhubungan dengan orang lain diluar
rumah.
c. Fungsi Reproduksi
Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan
keluarga.
d. Fungsi Ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan
tempat untuk mengembangkan kemampuan individu penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Yaitu mengenal, mengambil keputusan, merawat, memodifikasi, dan
memanfaatkan fasilitas.
Adapun tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut :
1) Mengenal masalah.
2) Membuat keputusan tindakan yang tepat.
3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
4) Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
5) Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan
masyarakat.
6. Tingkat Kemandirian Keluarga
Tingkat Kemandirian Keluarga dilihat dari 7 kriteria yang kemampuan yang
telah dicapai oleh keluarga yaitu:
a. Kriteria 1: Keluarga menerima perawat
b. Kriteria 2: Keluarga menerima pelayanan Kesehatan sesuai rencana
keperawtan keluarga
c. Kriteria 3: Keluarga tahu dan dapat mengungkapkan maslah kesehatannya
secara benar
d. Kriteria 4: Keluarga memanfaatkan fasilitas Kesehatan pelayanan kesehatana
sesuai anjuran
e. Kriteria 5: Keluarga melakukantindakan keperawatan sederhana yang sesuai
anjuran
f. Kriteria 6: Keluarga melakukan tindakan pencegahan secara aktif
g. Kriteria 7: Keluarga melakukan tindakan promotif secara aktif

Tabel Tingkat Kemandirian Keluarga


Tingkat Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria
Kemandirian 1 2 3 4 5 6 7
Tingkat I √ √
Tingkat II √ √ √ √ √
Tingkat III √ √ √ √ √ √
Tingkat IV √ √ √ √ √ √ √
7. Tingkatan Keperawatan Keluarga
Ada empat tingkatan keperawatan keluarga, yaitu:
a. Level I
Keluarga menjadi latar belakang individu/anggota keluarga dan fokus
pelayanan keperawatan di tingkat ini adalah individu yang akan dikaji dan
diintervensi.
b. Level II
Keluarga merupakan penjumlahan dari anggota-anggotanya, masalah
kesehatan/keperawatan yang sama dari masing-masing anggota akan
diintervensi bersamaan, masing-masing anggota dilihat sebagai unit yang
terpisah.
c. Level III
Fokus pengkajian dan intervensi keperawatan adalah sub-sistem dalam
keluarga, anggota-anggota keluarga dipandang sebagai unit yang berinteraksi,
fokus intervensi: hubungan ibu dengan anak; hubungan perkawinan; dll.
d. Level IV
Seluruh keluarga dipandang sebagai klien dan menjadi fokus utama dari
pengkajian dan perawatan, keluarga menjadi fokus dan individu sebagai latar
belakang, keluarga dipandang sebagai interaksional system, fokus intervensi:
dinamika internal keluarga; struktur dan fungsi keluarga; hubungan sub-
sistem keluarga dengan lingkungan luar.
8. Tahap Perkembangan Keluarga
Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun
secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama yaitu melalui tahapan
sebagai berikut :
a. Tahap I : Pasangan Baru (Keluarga Baru)
 Dimulai saat individu laki-laki atau /perempuan membentuk keluarga melalui
perkawinan
 Meninggalkan keluarga mereka masing- masing
Tugas Perkembangannya :
 Membina hubungan intim yang memuaskan
 Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial
 Mendiskusikan rencana memiliki anak ( KB)
Masalah Kesehatan Yang Muncul :
 Penyesuaian seksual dan peran perkawinan, aspek luas tentang KB, Penyakit
kelamin baik sebelum/sesudah menikah.
 Konsep perkawinan tradisional : dijodohkan,hukum adat
Tugas Perawat :
 Membantu setiap kel utk saling memahami satu sama lain.
b. Tahap II : Keluarga Kelahiran Anak Pertama
 Dimulai dr kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bln ( 2,5 tahun ).
Klg menanti kelahiran & mengasuh anak.
Tugas Perkembangan Keluarga:
 Persiapan menjadi orang tua
 Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi dan hubungan
seksual
 Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
Masalah Kesehatan Keluarga :
 Pendidikan maternitas fokus keluarga, perawatan bayi, imunisasi, konseling
perkembangan anak, KB,pengenalan dan penanganan masalah keshatan fisik
secara dini.
 Inaksesibilitas dan ketidakadekuatan fasilitas perawatan ibu dan anak.
c. Tahap III : Keluarga Anak Usia Pra-Sekolah
 Dimulai dengan anak pertama berusia 2,5 - 5 tahun. Keluarga lebih majemuk
dan berbeda.
Tugas Perkembangan Keluarga:
 Memenuh kebutuhan anggota keluarga seperti : tempat tinggal, privasi dan
rasa aman, membantu anak untuk sosialisasi.
 Adaptasi dengan anak yang baru lahir dan kebutuhan anak yang lain
 Mempertahankan hubungan yang sehat in/ekternal keluarga, pembagian
tanggung jawab anggota keluarga
 Stimulasi tumbang anak ( paling repot )
Masalah Kesehatan Keluarga :
 Masalah kesehatan fisik: penyakit menular, jatuh, luka bakar, keracunan dan
kecelakaan dan lain-lain.
d. Tahap IV : Keluarga dengan Anak Sekolah
 Dimulai dengan anak pertama berusia 6-13 tahun
 Keluarga mencapai jumlah anggota yang maksimal ,keluarga sangat sibuk
 Aktivitas sekolah,anak punya aktivitas masing-masing
 Orang tua berjuang dengan tuntutan ganda : perkembangan anak & dirinya
 Orang tua belajar menghadapi/membiarkan anak pergi (dengan teman
sebayanya)
 Orang tua mulai merasakan tekanan dari komunitas di luar rumah (sistem
sekolah)
Tugas Perkembangan Keluarga :
 Membantu sosialisasi anak : meningkatkan prestasi belajar anak.
 Mempertahankan hubungan perkawinan yang bahagia.
 Memenuhi kebutuhan & biaya kehidupan yang semakin meningkat termasuk
biaya kesehatan.
e. Tahap V : Keluarga dengan Anak Remaja
 Dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 tahun-19/20 tahun.
 Tujuan keluarga tahap ini adalah melonggarkan ikatan yg memungkinkan
tanggung jawab dan kebebasan yang lebih optimal bagi remaja untuk
menjadi dewasa muda.
Konflik Perkembangan :
 Otonomi yg meningkat (kebebasan anak remaja)
 Budaya anak remaja (perkembangan dengan teman sebaya)
 Kesenjangan antar generasi (beda nilai-nilai dengan orang tua)
Tugas Perkembangan :
 Menyeimbangkan kebebasan dangan tanggung jawab ketika remaja menjadi
dewasa dan semakin mandiri
 Menfokuskan hubungan perkawinan
 Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dengan anak anak-anak
f. Tahap VI : Keluarga Melepas Anak Usia Dewasa Muda
 Dimulai Anak pertama meninggalkan rumah
 Tahap ini bisa singkat bisa lama tergantung jumlah anak (biasa berlangsung 6
- 7 tahun), faktor ekonomi juga menjadi kendala.
Tugas Perkembangan :
 Memperluas siklus keluarga dengan memasukan anggota keluarga baru dari
perkawianan anak-anaknya.
 Melanjutkan untuk memperbarui dan menyesuaikan kembali hubungan
perkawinan
 Membantu orang tua lansia yang sakit-sakitan dari pihak suami maupun istri.
 Membantu kemandirian keluarga
Masalah Kesehatan :
 Masalah komunikasi anak dengan orang tua (jarak),
 Perawatan usia lanjut, masalah penyakit kronis: Hipertensi, Kolesterol,
Obesitas dan Menopause.
g. Tahap VII : Keluarga Orang Tua Usia Pertengahan
 Dimulai anak terakhir keluar dan berakhir sampai pensiun atau kematian
pasangan.
 Biasanya dimulai saat orang tua berusia 45-55 tahun dan berakhir saat masuk
pensiun 16-18 tahun kemudian
Tugas Perkembangan :
 Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan
 Mempertahankan hubungan yg memuaskan dan penuh arti dengan para orang
tua lansia, teman sebaya dan anak-anak.
 Memperkokoh hubungan perkawinan
Masalah Kesehatan :
 Kebutuhan Promosi Kesehatan : istirahat cukup, kegiatan waktu luang dan
tidur, nutrisi, olah raga teratur ,BB harus ideal,no smoking, pemeriksaan
berkala.
 Masalah hubungan perkawinan, komunikasi dengan anak-anak dan teman
sebaya, masalah ketergantungan perawatan diri.
h. Tahap VIII : Keluarga Masa Pensiun dan Lansia
 Dimulai salah satu atau keduanya pensiun sampai salah satu atau keduanya
meninggal.
 Kehilangan yg lazim pada usia ini : ekonomi dan pekerjaan (pensiun),
perumahan (pindah ikut anak atau panti), sosial (kematian pasangan dan
teman-temannya), Kesehatan (penurunan kemamp fisik)
Tugas Perkembangan :
 Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
 Menyesuaikan dengan pendapatan yang menurun
 Mempertahankan hubungan perkawinan
 Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
 Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
 Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan dan integrasi
hidup)
8. Peran Perawat Keluarga
a. Pendidik
Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar :
 Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara mandiri
 Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga
b. Koordinator
Diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang komprehensif
dapat tercapai. Koordinasi juga sangat diperlukan untuk mengatur program
kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih
dan pengulangan
c. Pelaksana
Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik maupun di
rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan langsung. Kontak
pertama perawat kepada keluarga melalui anggota keluarga yang sakit. Perawat
dapat mendemonstrasikan kepada keluarga asuhan keperawatan yang diberikan
dengan harapan keluarga nanti dapat melakukan asuhan langsung kepada anggota
keluarga yang sakit
d. Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan, perawat harus melakukan home visite atau
kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan
pengkajian tentang kesehatan keluarga
e. Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi masalah
kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, maka hubungan
perawat-keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan
dapat dipercaya.
f. Kolaborasi
Perawat komunitas juga harus bekerja dama dengan pelayanan rumah sakit atau
anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang
optimal
g. Fasilitator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat
kesehatannya. Agar dapat melaksanakan peran fasilitator dengan baik, maka
perawat komunitas harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan (sistem
rujukan, dana sehat, dan lain-lain)
h. Penemu kasus
Mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi ledakan
atau wabah.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
1. Tahap Pengkajian
Pengkajian merupakan suatu tahapan saat seorang perawat mengambil informasi
secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Pengkajian
merupakan syarat utama untuk mengidentifikasi masalah. Maglaya (2009)
mengatakan sumber informasi dari tahapan pengkajian dapat menggunakan
metode:
a. Wawancara keluarga
b. Observasi fasilitas rumah
c. Pemeriksaan fisik
Hal-hal yang perlu dikaji dalam keperawatan keluarga adalah :
a. Data Umum
Nama kepala keluaga, usia, alamat dan telepon, pekerjaan kepala keluarga,
pendidikan kepala keluarga, genogram, tipe keluarga, suku bangsa, agama,
status sosial ekonomi, aktivitas rekreasi keluarga.
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga saat ini, tahap perkembangan keluarga yang
belum terpenuhi, riwayat keluarga inti saat ini dan sebelumnya.
c. Data Kesehatan Lingkungan
Karakteristik rumah, karakteristik tetangga komunitas, mobilitas keluarga,
perkumpulan keluarga dari interaksi dengan masyarakat, sistem pendukung
keluarga.
d. Pengkajian Struktur Keluarga
Pola komunikasi keluarga, struktur kekuatan keluarga, struktur peran, nilai
atau norma keluarga.
e. Fungsi Keluarga
Pengkajian Fungsi Afektif, fungsi sosialisai, fungsi perawatan kesehatan,
fungsi reproduksi, fungsi ekonomi.
f. Data Pengkajian Individu
Meliputi nama individu yang sakit, diagnosis medis, rujuakn dokter atau
RS, keadaan umum, status mental, perawatan diri sehari-hari, pemeriksaan
Fisik.
2. Perumusan Diagnosis Keperawatan Keluarga
Diagnosis keperawatan keluarga dianalisis dari hasil pengkajian terhadap adanya
masalah dalam tahap perkembangan keluarga, lingkungan keluarga, struktur
keluarga, fungsi-fungsi keluarga dan koping keluarga, baik yang bersifat actual,
resiko maupun sejahtera dimana perawat memiliki kewenangan dan tanggung
jawab untuk melakukan tindakan keperawatan bersama-sama dengan keluarga
dan berdasarkan kemampuan dan sumber daya keluarga. Tipologi dari diagnosis
keperawatan :
a. Aktual (Terjadi defisit/gangguan kesehatan), dari hasil pengkajian
didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan kesehatan
b. Resiko (ancaman kesehatan), sudah ada data yang menunjang namun
belum terjadi gangguan.
c. Potensial (Keadaan sejahtera/”Wellness”), suatu keadaan dimana
keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat
ditingkatkan.
Etiologi dari diagnosis keperawatan keluarga berdasarkan hasil pengkajian dari
tugas perawatan kesehatan keluarga. Khusus untuk mendiagnosis keperawatan
potensial (sejahtera / “wellness”) boleh menggunakan/ tidak menggunakan
etiologi.
3. Perencanaan Keperawatan Keluarga
Perencanaan keperawatan keluarga merupakan proses penyusunan strategi
atau intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, mengurangi
atau mengatasi masalah Kesehatan klien yang telah diidentifikasi dan
divalidasi pada tahap perumusan diagnosis keperawatan. Tahapan penyusunan
perencanaan keperawatan keluarga adalah sebagai berikut:
a. Menetapkan Prioritas Masalah Keperawatan.
Menetapkan prioritas masalah atau diagnosis keperawatan keluarga
adalah dengan menggunakan Skala menyusun prioritas dari Maglaya (2009).
Skala untuk menentukan prioritas Maglaya (2009):

No Kriteria Skor Bobot


1 Sifat masalah
Skala: Aktual 3
Risiko 2 1
Keadaan sejahtera/diagnosis sehat 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala: Mudah 2
Sebagian 1 2
Tidak dapat 0
3 Potensi masalah untuk dicegah
Skala: Tinggi 3
Cukup 2 1
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
Skala: Masalah dirasakan dan harus segera ditangani. 2
Ada masalah, tapi tidak perlu ditangani. 1 1
Masalah tidak dirasakan 0

Scoring:
a. Tentukan skore untuk setiap criteria.
b. Skore dibagi dengan makna tertinggi dan dikalikan dengan bobot
Skor
X Bobot
Angka tertinggi
1) Jumlahkanlah skore untuk semua kriteria

4. Menetapkan Tujuan Keperawatan.


Tujuan merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari
tindakan keperawatan yang terdiri dari jangka panjang dan jangka pendek.
Tujuan jangka panjang adalah target dari kegiatan atau hasil akhir yang
diharapkan dari rangkaian proses penyelesaian masalah keperawatan dan
berorientasi pada perubahan prilaku seperti pengetahuan, sikap, dan
ketrampilan.
Misalnya: keluarga mampu merawat anggotanya (Tn.S) yang menjalani TBC
Paru. Tujuan jangka pendek merupakan hasil yang diharapkan dari setiap
akhir kegiatan yang dilakukan pada waktu tertentu disesuaikan dengan
penjabaran jangka panjang. Misalnya: setelah dilakukan satu kali kunjungan,
keluarga mengerti tentang penyakit TBC. Pada tujuan juga perlu direncanakan
evaluasi yang merupakan criteria dan standar tingkat penampilan sesuai tolak
ukur yang ada. Misalnya:
a. Berat badan anak akan naik minimal 1Kg setiap bulan.
b. Setelah kunjungan rumah ibu akan mengunjungi puskesmas minimal 4x
selama kehamilan.
5. Implementasi
Implementasi pada asuhan keperawatan keluarga dapat dilakukan pada individu
dalam keluarga dan pada anggota keluarga lainnya.
Pada pelaksanaan implementasi keluarga, hal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan tindakan yang tepat.
2. Menstimulasi kesadaran dan penerimaan tentang masalah dan kebutuhan
kesehatan.
3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat keluarga yang sakit.
4. Intervensi untuk menurunkan ancaman psikologis.
5. Membantu keluarga untuk menemukan cara membuat lingkungan menjadi
sehat.
6. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.
6. Tahap Evaluasi
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, penilaian dan evaluasi
diperlukan untuk melihat keberhasilan. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak
dapat dilaksanakan dalam satu kali kunjungan keluarga, untuk itu dapat dilaksanakan
secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan klien/keluarga. Kegiatan evaluasi
meliputi mengkaji kemampuan status kesehatan individu dalam konteks keluarga,
membandingkan respon individu dan keluarga dengan kriteria hasil dan
menyimpulkan hasil kemajuan masalah serta kemajuan pencapaian tujuan
keperawatan.
Untuk menentukan keberhasilan suatu tindakan keperawatan yang diberikan pada
keluarga adalah dengan pedoman SOAP sebagai tuntunan perawat dalam melakukan
evaluasi adalah:
Subyektif: Pernyataan atau uraian keluarga, klien atau sumber lain tentang perubahan
yang dirasakan baik kemajuan atau kemunduran setelah diberikan tindakan
keperawatan.
Obyektif: Data yang bisa diamati dan diukur melalui teknik observasi, palpasi,
perkusi dan auskultasi, sehingga dapat dilihat kemajuan atau kemunduran pada
sasaran perawatan sebelum dan setelah diberikan tindakan keperawatan.
Analisa: Pernyataan yang menunjukkan sejauh mana masalah keperawatan
ditanggulangi.
Planning: Rencana yang ada dalam catatan perkembangan merupakan rencana
tindakan hasil evaluasi tentang dilanjutkan atau tidak rencana tersebut sehingga
diperlukan inovasi dan modifikasi bagi perawat.
DAFTAR PUSTAKA

Nuryati. (2010). Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Masalah Gizi Kurang.


Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia (IPKKI). (2017). Panduan Asuhan
Keperawatan. Penerbit Universitas Indonesia
Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakata: EGC.

Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek. (Family nursing


teori and practice). Edisi 3. Alih bahasa Ina debora R. L. Jakarta: EGC

Effendy. N (1998). Dasar- dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi 2.


Jakarta; EGC.

Anda mungkin juga menyukai