Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA DENGAN AUS

(ANAK USIA SEKOLAH)


DI DUSUN PASIR TENGAH DESA PASIR
KECAMATAN MEMPAWAH HILIR
KABUPATEN MEMPAWAH

MATA KULIAH KEPERAWATAN KELUARGA

Oleh :
RINI KUSMIATI
NIM. 221133074

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI PROFESI NERS
2022 / 2023

1
BAB I

LANDASAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Keluarga


1. Pengertian
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional serta sosial individu-indidu yang didalamnya dilihat dari
interaksi yang regular dan ditandai dengan adanya ketergantungan dan
hubungan untuk mencapai tujuan umum (Duval, 1972).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat
dibawah satu atap dalam keadaaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1998).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergantung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan mereka hidup
dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Salvicion
G. Bailon dan Aracelis Maglaya, 1989).

2. Fungsi Keluarga Menurut Friedman (1987)


a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif yaitu fungsi yang berhubungan dengan fungsi
internal keluarga yang merupakan dasar keluarga. Fungsi afektif berguna
untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Anggota keluarga
mengembangkan gambaran dirinya yang positif, peranan yang dimiliki
dengan baik dan penuh rasa kasih sayang.

2
b. Fungsi Sosial
Fungsi sosial yaitu proses perkembangan dan perubahan yang
dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan melaksanakan
perannya dalam lingkungan sosial. Keluarga merupakan tempat individu
melakukan sosialisasi dimana anggota keluarga belajar disiplin norma
keluarga, perilaku melalui interaksi dalam keluarga. Selanjutnya individu
maupun keluarga berperan didalam masyarakat.
c. Fungsi Reproduksi
Fungsi Reproduksi yaitu fungsi untuk meneruskan kelangsungan
keturunan dan menambah sumber daya manusia.
d. Fungsi Ekonomi
Fungsi Ekonomi yaitu memenuhi kebutuhan keluarga seperti
makanan, pakaian, perumahan dan lain-lain.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Fungsi Perawatan Kesehatan yaitu keluarga menyediakan
makanan, pakaian, perlindungan dan asuhan kesehatan / keperawatan atau
pemeliharaan kesehatan yang mempengaruhi status kesehatan keluarga
dan individu (Zaidin Ali, 1999).

3. Tipe Keluarga
Delapan tipe keluarga menurut Friedman (1986) :
a. Nuclear Family
Keluarga terdiri dari orang tua dan anak yang masih menjadi tanggungan dan
tinggal dalam satu rumah terpisah dari sanak keluarga lainnya.
b. Extended Family
Keluarga yang terdiri dari satu atau dua keluarga inti yang tinggal dalam satu
rumah dan saling menunjang satu sama lainnya.
c. Single Parent Family
Keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga dan hidup bersama dengan
anak-anak yang masih bergantung padanya.

3
d. Nuclear Dyad
Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak, tinggal dalam satu
rumah yang sama.
e. Recontituened atau Blended Family
Keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan dan masing-masing
membawa anak dari hasil perkawinan terdahulu.
f. Tree Generation Family
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yaitu kakek, nenek, bapak, ibu, anak
dalam satu rumah.
g. Single Adult Living Alone
Keluarga yang terdiri dari seorang dewasa yang hidup dalam rumahnya.
h. Middle Age Atau Elderly Couple
Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri usia pertengahan.

4. Tingkat Perkembangan Keluarga


Terdapat delapan tahap tingkat perkembangan keluarga menurut Friedman, (1998)
:
a. Tahap I : Keluarga Pemula (juga menunjuk pasangan menikah atau tahap
pernikahan). Tugasnya adalah :
1) Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
2) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
3) Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orang tua).
b. Tahap II : Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua adalah bayi sampai
umur 30 bulan). Tugasnya adalah :
1) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
(mengintegrasikan).
2) Rekonstruksi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan
kebutuhan anggota keluarga.
3) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan
peran orang tua, kakek dan nenek.
c. Tahap III : Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berumur 2

4
hingga 6 tahun). Tugasnya adalah :
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah.
2) Mensosialisasikan anak.
3) Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan
anak-anak yang lain.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan
perkawinan dan hubungan orang tua dan anak) dan diluar keluarga
(keluarga besar dan komunitas).
d. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua berumur 6 hingga
13 tahun). Tugasnya adalah :
1) Mensosialisakan anak-anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat.
2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
3) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
e. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja (anak tertua berumur 13 hingga 20
tahun). Tugasnya adalah :
1) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan semakin mandiri.
2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan.
3) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak.
f. Tahap VI : Keluarga melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak
pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah). Tugasnya adalah :
1) Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru
yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak.
2) Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan
perkawinan.
3) Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami maupun
istri.

g. Tahap VII : Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan, pensiun). Tugasnya

5
adalah :
1) Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan.
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para
orang tua lansia dan anak-anak.
3) Memperkokoh hubungan perkawinan.
h. Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiunan dan lansia (juga menunjuk
kepada keluarga yang berusia lanjut usia atau pensiun hingga pasangan yang
sudah meninggal dunia). Tugasnya adalah :
1) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan.
2) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun.
3) Mempertahankan hubungan perkawinan.
4) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan.
5) Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi.
6) Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan dan
integrasi hidup).

5. Lima Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan


Lima tugas keluarga dalam bidang kesehatan menurut Friedman (1981) adalah :
1) Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya.
2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
3) Memberikan keperawatan pada anggota keluarga yang sakit, dan yang tidak
dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu muda.
4) Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-
lembaga kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-
fasilitas kesehatan yang ada.

B. Konsep Dasar keluarga dengan tahap perkembangan anak usia sekolah

6
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan bera
Pada masa ini merupakan tahun-tahun yang sibuk. Kini anak-anak
mempunyai keinginan dan kegiatan-kegiatan masing-masing, disamping kegiatan-
kegiatan wajib dari sekolah dan dalam hidup, serta kegiatan-kegiatan orangtua
sendiri. Setiap orang menjalani tugas-tugas perkembangannya sendiri-sendiri,
sama seperti keluarga berupaya memenuhi tugas-tugas dan perkembangannya
sendiri.
Menurut Erikson (1950) orang tua berjuang dengan tuntutan ganda yaitu
berupaya mencari kepuasan dalam mengasuh generasi berikutnya (tugas
perkembangan generativitas) dan memperhatikan perkembangan mereka sendiri,
sementara anak-anak usia sekolah bekerja untuk mengembangkan sense of
industry kapasitas untuk menikmati pekerjaan dan mencoba menangkis perasaan
rendah hati.
Tugas orang tua pada tahap ini adalah untuk belajar menghadapi pisah
dengan atau lebih sederhana membiarkan anak pergi. Lama kelamaan hubungan
dengan teman sebaya dan kegiatan-kegiatan di luar rumah akan memainkan
peranan yang lebih besar dalam kehidupan anak usia sekolah. Tahun-tahun ini
dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan keluarga, tapi ada juga kekuatan-kekuatan
yang secara perlahan mendorong anak tersebut pisah dari keluarga sebagai
persiapan menuju masa remaja. Orang tua yang mempunyai perhatian di luar anak
mereka akan merasa lebih mudah membuat perpisahan yang perlahan-lahan. Akan
tetapi, dalam contoh-contoh dimana peran ibu merupakan sentral dan satu-satunya
peran yang signifikan dalam kehidupan wanita, maka proses pisah ini merupakan
sesuatu yang menyakitkan dan dipertahankan mati-matian.
Selama tahap ini orang tua merasakan tekanan yang luar biasa dari
komunitas diluar rumah melalui sistem sekolah dan berbagai asosiasi di luar
keluarga yang mengharuskan anak-anak mereka menyesuaikan diri dengan
standar-standar komunitas bagi anak. Hal ini cenderung mempengaruhi keluarga-
keluarga kelas menengah untuk menekan nilai-nilai tradisional pencapaian dan
produktivitas, dan menyebabkan sejumlah keluarga dari kelas pekerja dan banyak
keluarga miskin merasa tersingkir dari dan konflik dengan sekolah dan / atau

7
nilai-nilai komunitas.
Kecacatan pada anak-anak akan ketahuan selama periode kehidupan anak.
Para perawat sekolah dan guru akan mendeteksi banyak defek penglihatan,
pendengaran, wicara, selain sulit belajar gangguan tingkah laku, dan perawatan
gigi yang tidak adekuat, penganiayaan anak , penyalahgunaan zat, dan penyakit-
penyakit menular (Edelman dan Mandle, 1986). Bekerja dengan keluarga dengan
peran sebagai konselor dan pendidik dalam bidang kesehatan, selain untuk
memulai rujukan yang layak untuk skrining lanjutan, membutuhkan energi yang
sangat banyak dari seorang perawat sekolah. Ia juga bertindak sebagai narasumber
bagi guru sekolah, memungkinkan guru mampu menangani kebutuhan-kebutuhan
kesehatan individu atau yang telah lazim dari siswa-siswa secara efektif. Ada
banyak keadaan cacat yang terdeteksi selama tahun-tahun sekolah,
termasuk epilepsi, serebral palsi, retardasi mental, kanker, kondisi ortopedik.
Fungsi utama perawat kesehatan disini di samping fungsi rujukan, mengajar, dan
memberikan konseling kepada orangtua mengenai kondisi tersebut akan
membantu keluarga melakukan koping sehingga pengaruh yang merugikan dari
cacat tersebut pada keluarga dapat diminimalkan.
Bagi anak-anak dengan masalah tingkah laku, perawat keluarga di sekolah,
klinik, kantor dokter, dan lembaga-lembaga komunitas harus mengupayakan
keterlibatan orang tua secara aktif. Memulai rujukan untuk konseling / terapi
keluarga sering amat bermanfaat dalam membantu keluarga agar sadar akan
masalah-masalah keluarga yang mungkin mempengaruhi anak usia sekolah secara
merugikan. Jika orang tua dapat menata kembali masalah tingkah laku anak
sebagai sebuah masalah keluarga dan berupaya mencari resolusi dengan fokus
baru tersebut, akan tercapai lebih banyak fungsi-fungsi keluarga dan tingkah laku
anak yang sehat (Bradt, 1988).
Tabel : Tahap Siklus Kehidupan Keluarga ini dengan Dua Orang tua, dan Tugas-
Tugas Perkembangan Keluarga dengan Anak Usia Sekolah.
Tahap Siklus Kehidupan Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga
Keluarga
Keluarga dengan anak usia 1. Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan
sekolah prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan

8
dengan teman sebaya yang sehat.
2. Mempertahankan hubungan perkawinan yang
memuaskan.
3. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
Sumber : Carter & McGoldrick (1988), Duvall & Miller (1985)

C. Tugas-tugas perkembangan keluarga dengan anak sekolah


Salah satu tugas orang tua yang sangat penting dalam mensosialisasikan
anak pada saat ini meliputi meningkatkan prestasi anak di sekolah. Tugas keluarga
yang signifikan lainnya adalah mempertahankan hubungan perkawinan yang
bahagia. Sekali lagi dilaporkan bahwa kebahagiaan perkawinan selama tahap ini
menurun. Dua buah penelitian yang besar menguatkan observasi ini (Burr, 1970;
Rollins dan Feldman, 1970). Meningkatkan komunikasi yang terbuka dan
mendukung hubungan suami istri merupakan hal yang vital dalam bekerja dengan
keluarga dalam anak usia sekolah.

D. Asuhan keperawatan keluarga dengan anak usia sekolah


a. Pengkajian
1. Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga (sesuai dengan materi
askep keluarga)
2. Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia sekolah
3. Identitas anak
4. Riwayat kehamilan dan persalinan
5. Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini
6. Kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari)
7. Pertumbuhan dan perkembangannya saat ini (termasuk kemampuan yang
telah dicapai)
8. Pemeriksaan fisik
9. Lengkapi dengan pengkajian fokus :
1) Bagaimana karakteristik teman bermain?
2) Bagaimana lingkungan bermain?
3) Berapa lama anak menghabiskan waktunya di sekolah?

9
4) Bagaimana stimulasi terhadap tumbuh kembang anak dan adakah sarana yang dimilikinya?
5) Bagaimana temperamen anak saat ini?
6) Bagaimana pola anak jika menginginkan sesuatu barang?
7) Bagaimana pola orang tua menghadapi permintaan anak?
8) Bagaimana prestasi yang dicapai anak saat ini?
9) Kegiatan apa yang diikuti anak selain di sekolah?
10) Sudahkah memperoleh imiunisasi ulangan selama di sekolah?
11) Pernahkah mendapat kecelakaan selama di sekolah atau di rumah saat
bermain?
12) Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa ini?
13) Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah dan apa jenisnya?
14) Bagaimana pola anak memanfaatkan waktu luangnya?
15) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga?
b. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul terdapat dua sifat, yaitu :
1. Berhubungan dengan anak, dengan tujuan agar anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal sesuai usia anak.
2. Berhubungan dengan keluarga, dengan etiologi berpedoman pada lima
tugas keluarga yang bertujuan agar keluarga memahami dan
memfasilitasi perkembangan anak.
Masalah yang dapat digunakan untuk perumusan diagnosa keperawatan yaitu
:
1) Masalah aktual / risiko
a. Gangguan pemenuhan nutrisi : lebih atau kurang dari kebutuhan
tubuh.
b. Menarik diri dari lingkungan sosial.
c. Ketidakberdayaan mengerjakan tugas sekolah.
d. Mudah dan sering marah.
e. Menurunnya atau berkurangnya minat terhadap tugas sekolah yang
dibebankan.
f. Berontak / menentang terhadap peraturan keluarga.

10
g. Keengganan melakukan kewajiban agama.
h. Ketidakmampuan berkomunikasi secara verbal.
i. Gangguan komunikasi verbal.
j. Gangguan pemenuhan kebersihan diri (akibat banyak waktu yang
digunakan untuk bermain).
2) Potensial atau sejahtera
a. Meningkatnya kemandirian anak.
b. Peningkatan daya tahan tubuh.
c. Hubungan dalam keluarga yang harmonis.
d. Terpenuhinya kebutuhan anak sesuai tugas perkembangannya.
e. Pemeliharaan kesehatan yang optimal.

E. Rencana Asuhan Keperawatan


1. Aktual
Perubahan hubungan keluarga yang berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anak yang sakit.
Tujuan : Hubungan keluarga meningkat menjadi harmonis dengan dukungan
yang adekuat.
Intervensi :
 Diskusikan tentang tugas keluarga.
 Diskusikan bahaya jika hubungan keluarga tidak harmonis saat anggota
keluarga sakit.
 Kaji sumber dukungan keluarga yang ada di sekitar keluarga.
 Ajarkan anggota keluarga memberikan dukungan terhadap upaya
pertolongan yang telah dilakukan.
 Ajarkan cara merawat anak di rumah.
 Rujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai kemampuan keluarga.
2. Risiko / risiko tinggi
Risiko tinggi hubungan keluarga tidak harmonis berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah yang terjadi pada anaknya.
Tujuan : Ketidakharmonisan keluarga menurun

11
Intervensi :
 Diskusikan faktor penyebab ketidakharmonisan keluarga.
 Diskusikan tentang tugas perkembangan keluarga.
 Diskusikan tentang tugas perkembangan anak yang harus dijalani.
 Diskusikan cara mengatasi masalah yang terjadi pada anak.
 Diskusikan tentang alternatif mengurangi atau menyelesaikan masalah.
 Ajarkan cara mengurangi atau menyelesaikan masalah.
 Beri pujian bila keluarga dapat mengenali penyebab atau membuat
alternatif.
3. Potensial atau sejahtera
Meningkatnya hubungan yang harmonis antar anggota keluarga.
Tujuan : dipertahankannya hubungan yang harmonis.
Intervensi :
 Anjurkan untuk mempertahankan pola komunikasi terbuka pada
keluarga.
 Diskusikan cara-cara penyelesaian masalah dan beri pujian atas
kemampuannya.
 Bantu keluarga mengenali kebutuhan anggota keluarga (anak usia
sekolah).
 Diskusikan cara memenuhi kebutuhan anggota keluarga tanpa
menimbulkan masalah.

12
DAFTAR PUSTAKA

Christeinsen, Paula J. 2009. Proses keperawatan : aplikasi model konseptual edisi


4 (Alih bahasa : yuyun yuningsih, yasmin asih). Jakarta : EGC.

Drs. E. B. Surbakti M.A. 2008. Sudah siapkah menikah. Jakarta : PT. Elex Media
Komputindo.

Efendi, Ferry Makhfudli. 2009. Keperawatan kesehatan komunitas : teori dan


praktik dalam keperawatan. Jakarta : Salemba medika.

Friedman, Marilyn M. 1998. Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik. Jakarta :


EGC.

Potter & Perry. 2009. Fundamental keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Suprajitno. 2004. Asuhan keperawatan keluarga : aplikasi dalam praktik. Jakarta :


EGC.

13

Anda mungkin juga menyukai