2) Kegemukan
Bahaya kegemukan yang dapat terjadi :
3) Kecelakaan
Meskipun tidak meninggalkan bekas fisik, kecelakaan sering
dianggap sebagai kegagalan dan anak lebih bersikap hati-hati
akan bahayanya bagi psikologisnya sehingga anak merasa takut
dan hal ini dapat berkembang menjadi rasa malu yang akan
mempengaruhi hubungan social.
4) Kecanggungan
Anak mulai membandingkan kemampuannya dengan teman
sebaya bila muncul perasaan tidakmampu dapat menjadi dasar
untuk rendah diri.
5) Kesederhanaan
Hal ini sering dilakukan oleh anak-anak dan orang dewasa
memandangnya sebagai perilaku kurang menarik sehingga anak
menafsirkannya sebagai penolakan yang dapat mempengaruhi
konsep diri anak
b. Bahaya Psikologis
4) Bahaya bermain
Anak yang kurang memiliki dukungan sosial akan merasa
kekurangan kesempatan untuk mempelajari permainandan olah
raga untuk menjadi anggota kelompok, anak dilarang berkhayal,
dilarang melakukan kegiatan kreatif dan bermain akan menjadi
anak penurut yang kaku.
C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks
dengan menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan
keluarga dan individu sebagai anggota keluarga. Tahapan proses
keperawatan keluarga meliputi pengkajian keluarga dan individu dalam
keluarga, perumusan diagnosa keperawatan, penyusunan rencana
keperawatan, pelaksanaan asuhan keperawatan dan evaluasi (Ningsih,
2019).
1. Pengkajian Keperawatan Keluarga
Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh
perawat untuk mengukur keadaan klien (keluarga) yang memakai
patokan norma-norma kesehatan pribadi maupun sosial serta integritas
dan kesanggupan untuk mengatasi masalah (Ningsih, 2019). Menurut
Murwani, 2015, sumber data yang bisa digunakan dalam melauan
pengkajian pada keluarga adalah:
a. Wawancara
Wawancara bisa dilakukan dengan angota keluarga yang berkaitan
dengan riwayat kesehatan dan gaya hidup, wawancara harus
berfokus, disusun berdasarkan struktur dan bertujuan.
b. Observasi
Hal ini dialakukan secara objektif, dengan melakuan pengamatan
terhadap linkungan perumahan dan fasilitas-fasilitasnya.
c. Informasi
Informasi tertulis maupun lisan dari berbagai lembaga yang
menangani kesehatan keluarga maupun dari anggota tim kesehatan.
Format pengkajian keluarga model Friedman (2010) dalam
Ningsih (2019), yang diaplikasikan meliputi:
a. Data umum
Menurut Friedman (2010) dalam Ningsih (2019), data
umum yang perlu dikaji adalah:
1) Nama kepala keluarga dan anggota keluarga, alamat, jenis
kelamin,umur, pekerjaan dan pendidikan.
2) Tipe keluarga: Menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga
beserta kendala ataumasalah-masalah yang terjadi dengan
jenis/tipe keluarga
3) Status sosial ekonomi Keluarga: Status sosial ekonomi
keluarga ditentukan oleh pendapatan baik darikepala keluarga
maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu sosialekonomi
keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan
yangdikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang
dimiliki olehkeluarga.
b. Riwayat Keluarga dan Tahap Perkembangan Keluarga
1) Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini: Tahap perkembangan
keluarga ditentukan oleh anak tertua dari keluarga ini.
2) Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi:
Menjelaskan perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi,menjelaskan mengenai tugas perkembangan
keluaruarga yang belumterpenuhi oleh keluarga serta kendala-
kendala mengapa tugasperkembangan tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti: Menjelaskan mengenai riwayat keluarga
inti meliputi riwayat penyakitketurunan, riwayat kesehatan
masing-masing anggota keluarga,perhatian keluarga terhadap
pencegaha penyakit termasuk statusimunisasi, sumber
pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluargadan
pengalaman terhadapa pelayanan kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya: Menjelaskan mengenai riwayat
kesehatan keluarga dari pihak suami dan istri.
c. Pengkajian lingkungan
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat tipe
rumah,jumlahruangan, jenis ruang, jumlah jendela, jarak septic
tankdengan sumber air,sumber air minum yang digunakan, tanda
catyang sudah mengelupas, sertadilengkapi dengan denah rumah.
d. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif: Hal yang perlu dikaji seberapa jauh keluarga
saling asuh dan salingmendukung, hubungan baik dengan
orang lain, menunjukkan rasaempati, perhatian terhadap
perasaan.
2) Fungsi sosialisasi: Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan
dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin,
penghargaan, hukuman, sertamemberi dan menerima cinta.
3) Fungsi keperawatan
a) Keyakinan, nilai, dan prilaku kesehatan: menjelaskan nilai
yangdianut keluarga, pencegahan, promosi kesehatan yang
dilakukandan tujuan kesehatan keluarga.
b) Status kesehatan keluarga dan keretanan terhadap sakit
yang dirasa: keluarga mengkaji status kesehatan, masalah
kesehatan yangmembuat kelurga rentan terkena sakit dan
jumlah kontrol kesehatan.
c) Praktik diet keluarga: keluarga mengetahui sumber
makanan yang dikonsumsi, cara menyiapkan makanan,
banyak makanan yang dikonsumsi perhari dan kebiasaan
mengkonsumsi makanan kudapan.
d) Peran keluarga dalam praktik keperawatan diri: tindakan
yang dilakukan dalam memperbaiki status kesehatan,
pencegahan penyakit, perawatan keluarga dirumah dan
keyakinan keluargadalam perawatan dirumah.
e) Tindakan pencegahan secara medis: status imunisasi
anak,kebersihan gigi setelah makan, dan pola keluarga
dalam mengkonsumsi makanan.
4) Fungsi reproduksi: Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi
reproduksi keluarga adalah berapa jumlah anak, apa rencana
keluarga berkaitan dengan jumlah anggota keluarga, metode
yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah
anggota keluarga.
5) Fungsi ekonomi: Data ini menjelaskan mengenai kemampuan
keluarga dalam memenuhi sandang, pangan, papan, menabung,
kemampuan peningkatan status kesehatan.
e. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga,
metode yangdigunakan sama dengan pemeriksaan fisik klinik
head to toe.
2. Perumusan Diagnosa Keperawatan Keluarga
Menurut Murwani (2014), perumusan diagnosis keperawatan
keluarga aturan sebagai berikut:
a. Masalah (problem, P) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota
keluarga (individu).
b. Penyebab (etiologi, E) adalah suatu pernyataan yang menyebabkan
masalah dengan mengacu pada 5 tugas keluarga, yaitu mengenal
masalah, mengambil keputusan yang tepat, merawat anggota
keluarga, memelihara lingkungan, atau memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehat an.
c. Tanda (sign, S) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang
diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak
langsung yang mendukung masalah dan penyebab.
Menurut Murwani (2014), tipologi diagnosis keperawatan
keluarga dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu:
a. Aktual, adalah masalah keperawatan yang sedang dialami oleh
keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat.
b. Resiko, adalah masalah keperawatan yang belum terjadi, tetapi
tanda untuk menjadi masalah keperawatan aktual dapat terjadi
dengan cepat apabila tidak segera mendapat bantuan perawat.
c. Wellness atau sejahtera adalah suatu keadaan sejahtera dari
keluarga ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan
kesehatan dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang
memungkinkan dapat ditingkatkan.
Diagnosis keperawatan yang mungkin tepat untuk suatu
keluarga yang sedang berkembang pada tahap perkembangan keluarga
anak usia sekolah berdasarkan SDKI, 2017, adalah:
a. Defisit pengetahuan tentang KB berhubungan dengan kurang
terpapar informasi.
b. Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan kurang
terpapar informasi.
c. Peningkatan menejemen kesehatan
Begitu masalah keperawatan keluarga teridentifikasi, masalah
tersebut perlu disusun dalam daftar berdasarkan prioritas kepentingan
keluarga (Friedman, 2014). Menurut Marwani (2014), menetapkan
prioritas masalah atau diagnosa keperawatan keluarga adalah dengan
proses skoring yang menggunakan skala. Proses skoringnya dilakukan
pada setiap diagnosis keperawatan keluarga yang telah ditetapkan,
sebagai berikut:
a. Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat oleh perawat.
b. Selanjutnya skor dibagi dengan skor tertinggi dan kebalikan dengan
bobot: Skor yang diperoleh
X Bobot
Skor tertinggi
Bulechek, G.M., Butchear, H.K., Dochterman, J.M., Wagner, C.M. 2013. Nursing
Intervention Classification (NIC): Edisi Keenam. Jakarta: Moco Media.
Friedman, M. M., dkk. 2014. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, teori dan
Praktik Edisi 5. Jakarta: EGC.
Guriti & Ismarwati. 2020. Peran Keluarga pada Perawatan Lansia. Jurnal
Keperawatan Volume 12 Nomor 2 Juni 2020. Diunduh pada 26 Februari
2021 <http://doi.org>
Lestari, N. F.A. 2019. Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Klien Ny. M dan Tn.K
dengan Depresi yang Mengalami Masalah Keperawatan Ketidakefektifan
Koping di UPT Pelayananan Sosial Tresna Werdha Jember Tahun 2019.
Laporan Tugas Akhir. Jember: Universitas Jember