Disusun Oleh :
Kelompok 2
TANGERANG
2021
Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Tn.L Dan Ny.S Pada Tahap Perkembangan
Keluarga Dengan Anak Pertama (Childbearing)
A. Pengertian Keluarga
Menurut WHO keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah
suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Berdasar Undang-Undang 52 tahun
2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Bab I pasal 1
ayat 6 pengertian Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami
istri; atau suami, istri dan anaknya; atau ayah dan anaknya (duda), atau ibu dan anaknya
(janda).
Pada periode transisi, keluarga membutuhkan adaptasi yang cepat, sehingga
kondisi ini menempatkan keluarga menjadi sangat rentan dan mereka memerlukan
bantuan untuk beradaptasi dengan peran yang baru.
B. Keluarga Childbearing
Child-Bearing adalah waktu transisi fisik dan psikologis bagi ibu dan seluruh
anggota keluarga, dalam hal ini orang tua, saudara atau anggota keluarga lainnya harus
dapat beradaptasi terhadap perubahan stuktur karena adanya anggota keluarga baru yaitu
bayi, dengan kehadiran seorang bayi maka sistem dalam keluarga akan berubah serta pola
pikir keluarga harus dikembangkan (Wignyosastro, H.2011 dalam Sukarno, 2017).
Keluarga childbearing adalah keluarga yang menantikan kelahiran dimulai sampai
kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan. Pada
periode childbearing (transisi), ibu membutuhkan adaptasi yang cepat, sehingga kondisi
ini menempatkan ibu menjadi sangat rentan dan mereka memerlukan bantuan untuk
beradaptasi dengan peran yang baru. Stress dari berbagai sumber dapat berefek negatif
pada fungsi dan interaksi ibu dengan bayi dan keluarga, yang berdampak pada kesehatan
fisik ibu dan bayi (Abi Muhlisin, 2012 dalam Sukarno, 2017)
C. Tipe-Tipe Keluarga
Menurut Setiawati dan Dermawan, (2014) bentuk keluarga terdiri atas dua jenis yaitu
keluarga tradisional dan keluarga non tradisional.Dalam penelitian ini menggunakan jenis
keluarga tradisional yaitu pasangan inti.Pasangan inti adalah keluargayang terdiri dari
suami dan istri.
a. Tipe Keluarga Tradisional
1) Keluarga Inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak-anak.
2) Keluarga Besar (Exstended Family), adalah keluarga inti di tambah dengan
sanak saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan
sebagainya.
3) Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri
tanpa anak.
4) “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua
(ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh
perceraian atau kematian.
5) “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa
(misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja atau
kuliah).
b. Tipe Keluarga Non Tradisional
1) The Unmarriedteenege Mather, keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama
ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah. The Stepparent Family, keluarga
dengan orang tua tiri.
2) Commune Family, beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak
ada hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas
yang sama, pengalaman yang sama: sosialisasi anak dengan melelui aktivitas
kelompok atau membesarkan anak bersama.
3) The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family, keluarga yang hidup
bersama dan berganti–ganti pasangan tanpa melelui pernikahan.
4) Gay And Lesbian Family, seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup
bersama sebagaimana suamis–istri (marital partners).
5) Cohibiting Couple, orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan
perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
6) Group-Marriage Family, beberapa orang dewasa menggunakan alat – alat
rumah tangga bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu
termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
7) Group Network Family, keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai – nilai,
hidup bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan
barang –barang rumah tangga bersama, pelayanan dan tanggung jawab
membesarkan anaknya.
8) Foster Family, keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga
atau saudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
9) Homeless Family, keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
perlindungan yang permanent karena krisis personal yang dihubungkan
dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
10) Gang, sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi
berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam kehidupannya.
D. Fungsi Keluarga
Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu:
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan
basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan
dari seluruh anggota keluarga. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam
melaksanakan fungsi afektif adalah (Friedman, M.M et al., 2010 dalam ...):
1) Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih, kehangatan, saling menerima,
saling mendukung antar anggota keluarga.
2) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui
keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim
positif maka fungsi afektif akan tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak pasangan sepakat memulai
hidup baru.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu
untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah,
ibu dan orang-orang yang ada disekitarnya. Dalam hal ini keluarga dapat
Membina hubungan sosial pada anak, Membentuk norma-norma tingkah laku
sesuai dengan tingkat perkembangan anak, dan Menaruh nilai-nilai budaya
keluarga.
c. Fungsi Reproduksi Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan
menambah sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang
sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk
membentuk keluarga adalah meneruskan keturunan.
d. Fungsi Ekonomi Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh
anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan makan, pakaian, dan tempat
tinggal.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik
asuhan keperawatan, yaitu untuk mencegah gangguan kesehatan atau merawat
anggota keluarga yang sakit. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan
berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.
E. Tahap-Tahap Perkembangan
Keluarga Berdasarkan konsep Duvall dan Miller, tahapan perkembangan keluarga
dibagi menjadi 8:
a. Keluarga Baru (Berganning Family)
Pasangan baru nikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan keluarga
dalam tahap ini antara lain yaitu membina hubungan intim yang memuaskan,
menetapkan tujuan bersama, membina hubungan dengan keluarga lain,
mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB, persiapan menjadi orangtua dan
memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi orangtua).
b. Keluarga Dengan Anak Pertama < 30bln (Child Bearing)
Masa ini merupakan transisi menjadi orangtua yang akan menimbulkan krisis
keluarga. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain yaitu adaptasi
perubahan anggota keluarga, mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan
pasangan, membagi peran dan tanggung jawab, bimbingan orangtua tentang
pertumbuhan dan perkembangan anak, serta konseling KB post partum 6 minggu.
c. Keluarga Dengan Anak Pra Sekolah
Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah menyesuaikan kebutuhan pada anak pra
sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak sosial) dan
merencanakan kelahiran berikutnya.
d. Keluarga Dengan Anak Sekolah (6-13 Tahun)
Keluarga dengan anak sekolah mempunyai tugas perkembangan keluarga seperti
membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, mendorong anak untuk
mencapai pengembangan daya intelektual, dan menyediakan aktifitas anak.
e. Keluarga Dengan Anak Remaja (13-20 Tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah pengembangan terhadap remaja,
memelihara komunikasi terbuka, mempersiapkan perubahan sistem peran dan
peraturan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota
keluarga.
f. Keluarga Dengan Anak Dewasa
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan
menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam
keluarganya.
g. Keluarga Usia Pertengahan (Middle Age Family)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu mempunyai lebih banyak waktu
dan kebebasan dalam mengolah minat sosial, dan waktu santai, memulihkan
hubungan antara generasi muda-tua, serta persiapan masa tua.
h. Keluarga Lanjut Usia
Dalam perkembangan ini keluarga memiliki tugas seperti penyesuaian tahap masa
pensiun dengan cara merubah cara hidup, menerima kematian pasangan, dan
mempersiapkan kematian, serta melakukan life review masa lalu.
PENGKAJIAN
Tanggal : 27/07/2021
RT / RW : 001/003
Kelurahan : Rancabuaya
A. Data Umum
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. S
b. Alamat dan No. Telp : Kp. Sondol RT.001 /RW.003 Des. Rancabuaya Kec.
Jambe, Kab. Tangerang
c. Komposisi Keluarga :
No Nama Jenis Usia Hub. Pekerjaan Pendidikan
Kelamin Keluarga
Perempuan
Garis Perkawinan
Garis Keturunan
Klien
Keterangan:
Ny. S menikah dengan Tn. S, setelah menikah Ny. S dan Tn. S memiliki anak
perempuan yaitu An. S yang berusia 3 Bulan.
e. Tipe Keluarga
Keluarga Ny. S merupakan tipe Keluarga inti, karena keluarga Ny. S Terdiri dari ayah,
ibu dan satu orang anak yang tinggal dalam satu rumah.
f. Suku dan Budaya
Ny. S dan Tn. S berasal dari suku sunda, bahasa yang digunakan adalah Bahasa Sunda
dan Bahasa Indonesia. Saat hamil Ny. S selalu dilarang untuk meminum-minuman
yang dingin oleh ibunya dan mengurangi makanan manis karena ditakutkan bayinya
besar saat dikandungan, Tn. S pun dilarang memancing karena takut saat lahir anaknya
sulit berbicara dan tidak boleh mengikat sesuatu asal-asalan karena nanti saat
persalianan tali pusat akan melilit bayi.
g. Agama
Ny. S dan Tn. S beragama islam, mereka berdua selalu menjalankan solat 5 waktu, Tn.
S juga selalu melakukan solat jum’at. Ny. S selalu memakaikan hijab untuk anak
perempuannya.
h. Status Ekonomi Keluarga
Tn. S bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan di kab. tangerang dengan
penghasil Rp 5,000.000-, perbulan dan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
di rumah tangganya seperti bayar listri, belanja bulanan, beli susu bayi dan popok.
i. Aktifitas Rekreasi Keluarga
Kegiatan yang dilakukan keluarga Ny. S dan Tn. S untuk rekreasi yaitu menonton film
di rumah dan makan bersama dirumah. Di karenakan sedang pandemi, keluarga Ny. S
belum pernah pergi keluar untuk melakukan rekreasi.
C. Keadaan Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Ny.S dan Tn.S mempunyai rumah sendiri dimana terdapat 2 kamar tidur, 1 kamar
mandi, 1 tempat mencuci, 1 dapur dan ada ventilasi, serta jendela yang selalu di buka
agar cahaya matahari dapat masuk ke dalam rumah. Kondisi rumah bersih, Ny.S
mengatakan menyapu rumahnya setiap hari dan mengepel 2 hari sekali. Terdapat
septic tank dan sumber air dari PDAM. Tidak terdapat barang-barang tumpukan yang
tidak terpakai.
b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas
Ny.S dan Tn.S berinteraksi baik dengan tetangganya. Ny.S mengatakan tetangganya
ramah.
c. Mobilitas Geografis Keluarga
Sejak awal menikah, keluarga Ny.S langsung tinggal sendiri. Tempat tinggal Ny.S
tidak jauh dari rumah orang tuanya.
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Sebelum adanya PPKM Ny.S dan Tn.S suka mengikuti kumpul keluarga walau tidak
lama karena adanya pandemi. Setelah adanya PPKM keluarga Ny.S dan Tn.S belum
pernah mengadakan perkumpulan lagi. Ny.S dan Tn.S berinteraksi baik dengan
tetangga di sekitarnya.
e. Sistem Pendukung Keluarga
Keluarga Ny.S memiliki jaminan kesehatan dari perusahaan tempat Tn.S bekerja.
Keluarganya saling menyayangi ditambah saat ini Ny.S dan Tn.S di karuniai satu
orang anak. Hubungan dengan kedua orang tua dan keluarga besar dari Ny. S dan Tn.
S juga baik
D. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga
Komunikasi antar keluarga baik. Jika terjadi miskomunikasi Ny.S dan Tn.S akan
mencari solusinya bersama-sama.
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Pengambilan keputusan terdapat di tangan Tn.S sebagai kepala keluarga.
c. Struktur Peran
a.) Tn. S : Sebagai kepala keluarga, yang memiliki peran sebagai suami dan ayah
memiliki tanggung jawab melindungi, memberikan rasa aman dalam keluarga
membimbing keluarganya.
b.) Ny. S : Sebagai ibu yang mengurus rumah tangga, Melayani suami serta
mendidik anak-anaknya.
d. Nilai dan Norma Agama
Nilai dan normal yang diajarkan di dalam keluarga Tn. S yaitu saling menghormati,
solat 5 waktu dan bila keluar rumah harus izin kesuami. Tn. S meminta Ny. S
menggunakan hijab dan tidak menggunakan pakaian yang ketat.
E. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Ny. S mengatakan dirinya memberikan kasih sayang kepada anaknya dan suaminya
begitupun suaminya. Saling menghargai satu sama lain. Bercerita bila menghadapi
masalah.
b. Fungsi Sosialisasi
Nilai dan norma yang diajarkan di dalam keluarga Ny.S dan Tn.S yaitu saling
menghormati, bila keluar rumah harus izin kesuami. Tn. S meminta Ny. S
menggunakan hijab dan tidak menggunakan pakaian yang ketat. Berbicara lembut
kepada anak dan suami, bila anak melakukan kesalahan walaupun masih kecil Ny.S
dan Tn.S sepakat tidak membentak atau memukul.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
a.) Pola Istirahat/Tidur
Tn.S mengatakan jam tidurnya tidak menentu karena di perusahaannya terdapat 3
sift.
Ny.S mengatakan tidurnya mengikuti pola tidur anaknya. Kalau malam anaknya
sudah tidur, baru Ny.S tidur. Kalau siang tidak menentu, dikarenakan kalau
anaknya tidur Ny.S buru-buru beres-beres rumah.
b.) Pola Makan/Diet
Ny.S dan Tn.S makan 2-3x sehari.
An.S minum ASI 2-4 jam sekali
c.) Pola eliminasi
BAB Tn. S Ny. S An. S
G. Pemeriksaan Fisik
Nama Anggota Keluarga
No Variabel
Tn. S Ny. S An.. S
RR : 22x/menit RR : 20x/menit TB : 50 cm
BB : 78 kg BB : 70 kg BB : 4 Kg
5. Pernafasan Sianosis (-) sekret Sianosis (-) sekret (-) Sianosis (-) sekret (-)
(-) irama irreguler irama irreguler (-) irama irreguler (-)
(-) whezzing (-) whezzing (-) roncki whezzing (-) roncki
roncki (-) otot (-) otot bantu nafas (-) otot bantu nafas
bantu nafas (-) alat (-) alat bantu nafas (-) alat bantu nafas
bantu nafas (-) (-) dispnea (-) sesak (-) dispnea (-) sesak
dispnea (-) sesak (-) stridor (-) (-) stridor (-)
(-) stridor (-) krepitasi (-) krepitasi (-)
krepitasi (-)
7. Kepala dan Kepala : Bulat Kepala : Bulat tidak Kepala : Bulat tidak
mata tidak ada luka ada luka ada luka
Mata : simetris, Mata : simetris, Mata : simetris,
oedema palpebra oedema palpebra (-) oedema palpebra (-)
(-) pupil isokor, pupil isokor, alat pupil isokor, alat
alat bantu bantu penglihatan (-) bantu penglihatan (-)
penglihatan (-)
No Kriteria Pengkajian
1. Mengenal Masalah Keluarga masih bingung dan belum bisa
mengenal masalah ketika anaknya rewel dan
menangis terus menerus
2. Mengambil Keputusan Ny. S memutuskan untuk menjadi
overprotektif terhadap kesehatan anggota
keluarga
3. Merawat Anggota keluarga yang Ny.S dan Tn.S mengatakan mengatasi
sakit atau punya masalah masalah yang dihadapi dengan menjaga
kebersihan, makan-makanan yang bergizi,
minum vitamin dan tidak mengabaikan
protokol kesehatan.
4. Memodifikasi Lingkungan Keluarga mampu menciptakan suasana
rumah yang bersih dan sehat.
5. Memanaatkan saran kesehatan Keluarga memanfaatkan perawat home care
untuk mendapatkan edukasi kesehatan.
I. Harapan Keluarga
a. Terhadap masalah kesehatannya
Ny.S mengatakan berharap keluarganya slalu diberikan kesehatan selama masa
pandemi ini.
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada
Keluarga berhadap dengan adanya petugas kesehatan yang melakukan homecare atau
kunjungan rumah Ny.S dan keluarganya mendapatkan pengetahuan yang benar dan
dapat membantu untuk kedepannya.
ANALISA DATA
Do :
- Ny. S tampak kebingungan saat bayinya
menangis
2 Ds : Kategori : Lingkungan
- Ny. S mengatakan anaknya nangis jika diganti Subkategori : Keamanan dan Proteksi
popoknya (D.0129) Gangguan Integritas Kulit
- Ny. S mengatakan pantat anaknya belakangan
ini sering merah-merah
Do :
- Terdapat ruam popok pada bokong atau pantat
An. S
PRIORITAS
1 2 1 1/2 x 1 = 1/2
Menonjolnya Keluarga masih mampu
masalah : Ada menanganinya karena Ny.S
masalah, tapi tidak tinggal di dekat rumah orang
perlu ditangani tuanya
TOTAL SKOR 4 1/6
Gangguan Integritas Kulit, khususnya An.S
2 2 1 2/2 x 1 = 1
Menonjolnya Harus segera ditangani karena
masalah : Harus dapat menurunkan status
segera ditangani kesehatan An.S
TOTAL SKOR 4 2/3
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
1 Kategori : Lingkungan Setelah dilakukan tindakan 1. Mengenal Masalah :
Subkategori : Keamanan dan keperawatan selama 2x24 jam, Edukasi Perawatan Kulit
Proteksi maka Integritas Kulit dan Jaringan (I.12426)
(D.0129) Gangguan Integritas Meningkat. Dengan kriteria hasil : Observasi:
Kulit - Kerusan lapisan kulit Cukup - Identifikasi kesiapan dan
Menurun (2-4) kemampuan menerima
- Kemerahan Cukup Menurun (2- informasi
4)
Terapeutik:
- Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi:
- Anjurkan mandi menggunakan
sabun secukupnya
- Anjurkan menggunakan
pelembab
- Anjurkan melaporkan jika ada
lesi kulit yang tidak biasa
- Anjurkan membersihkan
dengan air hangat bagian
perianal selama periode diare
Terapeutik:
- Oleskan bepathen salep pada
kulit yg mengalami iritasi atau
sensitive
- Hindari terpapar sinar
ultraviolet pada kulit yang
mendapat bepathen salep
Edukasi:
- Jelaskan jenis obat, alasan
pemberian, tindakan yang
diharapkan, dan efek samping
- Ajarkan teknik pemberian obat
secara mandiri, jika perlu
Terapeutik:
- Gunakan minyak pada kulit
kering
- Gunakan produk berbahan
ringan pada kulit sensitive
Edukasi:
- Anjurkan menggunakan
pelembab (lotion)
- Anjurkan mandi menggunakan
sabun secukupnya
4. Memanfaatkan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan:
Konsultasi (I.12461)
Observasi:
- Identifikasi tujuan konsultasi
- Identifikasi masalah yang
menjadi focus konsultasi
- Identifikasi harapan semua
pihak yang terlibat
Terapeutik:
- Fasilitasi kontrak tertulis untuk
menentukan kesepakatan
jadwal konsultasi
- Berikan tanggapan secara
professional terhadap
penerimaan atau penolakan ide
- Fasilitasi menentukan pilihan
alternative solusi
Edukasi:
- Jelaskan masalah yang sedang
dihadapi pasien
- Jelaskan alternative solusi
yang dapat dilakukan oleh
pasien atau keluarga
2 Kategori : Perilaku Setelah dilakukan tindakan 1. Mengenal Masalah:
Subkategori : Penyuluhan keperawatan selama 2x24 jam, Edukasi Orang Tua: Fase Bayi
dan Pembelajaran maka Motivasi Meningkat. Dengan (I.12400)
(D.0111) Defisit Pengetahuan kriteria hasil : Observasi:
Tentang Merawat Bayi - Upaya menyusun rencana - Identifikasi pengetahuan dan
tindakan Cukup Meningkat (2- kesiapan orang tua belajar
4) tentang perawatan bayi
- Upaya mencari dukungan sesuai
kebutuhan Cukup Meningkat (2- Terapeutik:
4) - Berikan panduan tentang
- Inisiatif Cukup Meningkat (2-4) perubahan pola tidur selama
tahun pertama
Edukasi:
- Jelaskan kebutuhan nutrisi
bayi
- Jelaskan keamanan dan
pencegahan cedera pada bayi
- Anjurkan memegang,
memeluk, memijat, bermain
dan menyentuh bayi
- Ajarkan keterampilan merawat
bayi baru lahir
- Ajarkan cara merawat dan
mencegah ruam popok
Terapeutik:
- Sediakan materi dan media
penkes (cara merawat bayi
dengan baik dan benar)
- Jadwalkan penkes sesuai
kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi:
- Jelaskan manfaat perawatan
bayi
- Anjurkan segera mengganti
popok jika basah
- Anjurkan penggunaan pakaian
bayi dari bahan katun
- Anjurkan menyusui sesuai
kebutuhan bayi
Edukasi Nutrisi Bayi (I.12397)
Observasi:
- Identifikasi kesiapan dan
kemampuan ibu atau pengasuh
menerima informasi
Terapeutik:
- Sediakan materi dan media
penkes (nutrisi yang
dibutuhkan pada bayi, cara
memposisikan yang nyaman
saat menyusui)
- Jadwalkan penkes sesuai
kesepakatan
- Berikan kesempatan kepada
ibu untuk bertanya
Edukasi:
- Jelaskan tanda-tanda awal rasa
lapar pada bayi
- Anjurkan tetap memberikan
asi saat bayi sakit
2. Memanfaatkan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan:
Konsultasi (I.12461)
Observasi:
- Identifikasi tujuan konsultasi
- Identifikasi masalah yang
menjadi focus konsultasi
- Identifikasi harapan semua
pihak yang terlibat
Terapeutik:
- Fasilitasi kontrak tertulis untuk
menentukan kesepakatan
jadwal konsultasi
- Berikan tanggapan secara
professional terhadap
penerimaan atau penolakan ide
- Fasilitasi menentukan pilihan
alternative solusi
Edukasi:
- Jelaskan masalah yang sedang
dihadapi pasien
- Jelaskan alternative solusi
yang dapat dilakukan oleh
pasien atau keluarga
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Dx
Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
Kep
Hari Ke-1
1 Selasa Mengenal Masalah S:
27/07/2021 Kesehatan - Ny. S mengatakan
09.00 WIB – 10.30 - Mengidentifikasi kesiapan bersedia untuk
WIB dan kemampuan menerima mendapatkan
informasi informasi agar bisa
- Menjadwalkan pendidikan lebih mengerti cara
kesehatan sesuai merawat bayi
kesepakatan - Ny. S mengatakan
- Memberikan kesempatan mengerti cara
untuk bertanya memberikan obat
bepathen salep pada
Membuat Keputusan Yang bayi yang terkena
Tepat ruam popok, bisa
- Mengidentifikasi diberikan lotion agar
kemungkinan alergi, tetap lembab
interaksi, dan
kontraindikasi obat O:
- Mengoleskan bepathen - Ny. S tampak
salep pada kulit yg antusias saat
mengalami iritasi atau diajarkan cara
sensitive memberikan
- Menghindari terpapar sinar bepathen salep pada
ultraviolet pada kulit yang anaknya (2-4)
mendapat bepathen salep - Ny. S mempraktikan
- Menjelaskan jenis obat, cara mengoleskan
alasan pemberian, tindakan bepathen salep
yang diharapkan, dan efek kepada anaknya (2-
samping 4)
- Mengajarkan teknik - Ruam pada anak Ny.
pemberian obat secara S sedikit menurun
mandiri (2-3)
Merawat Anggota
Keluarga Yang Sakit
- Gunakan minyak
pada kulit kering
- Anjurkan
menggunakan
pelembab (lotion)
- Anjurkan mandi
menggunakan sabun
secukupnya
A:
Mengenal Masalah
Kesehatan
Teratasi Sebagian
Memanfaatkan
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
Teratasi
P : Lanjurkan Intervensi
Mengenal Masalah
Kesehatan
- Sediakan materi dan
media penkes (tentang
cara merawat bayi
dengan baik dan
benar, nutrisi yang
dibutuhkan pada bayi,
cara memposisikan
yang nyaman saat
menyusui)
- Berikan kesempatan
untuk bertanya
- Jelaskan manfaat
perawatan bayi
- Anjurkan segera
mengganti popok jika
basah
- Anjurkan penggunaan
pakaian bayi dari
bahan katun
- Jelaskan tanda-tanda
awal rasa lapar pada
bayi
- Anjurkan tetap
memberikan asi saat
bayi sakit
Dx
Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
Kep
Hari Ke-2
1 Rabu Mengenal Masalah S:
28/07/2021 Kesehatan - Ny. S mengatakan
09.00 WIB – 10.30 - Menganjurkan mandi ternyata menjadi tahu
WIB menggunakan sabun membersihkan
secukupnya daerah bokong harus
- Menganjurkan benar-benar besih
menggunakan pelembab terutama saat diare,
- Menganjurkan melaporkan kalau bisa
jika ada lesi kulit yang menggunakan air
tidak biasa hangat
- Menganjurkan - Ny. S mengatakan
membersihkan dengan air mengetahui jika agar
hangat bagian perianal mencegah ruam
selama periode diare popok agar menjaga
- Memberikan kesempatan kelembapan bisa
untuk bertanya menggunakan lotion
yang cocok dengan
Merawat Anggota Keluarga anak saya
Yang Sakit
- Mengunakan minyak pada O:
kulit kering - Ny. S tampak
- Menganjurkan mengerti ruam
menggunakan pelembab popok dianaknya
(lotion) dikarenakan kurang
- Menganjurkan mandi kelembapan (2-4)
menggunakan sabun - Ruam popok di An.
secukupnya S sudah cukup
membaik (2-5)
- Kemerahan pada
bokong An. A sudah
membaik (2-4)
- An. A tidak
menangis lagi kalau
popoknya diganti (2-
4)
A:
Mengenal Masalah
Kesehatan
Teratasi
Merawat Anggota
Keluarga Yang Sakit
Teratasi
P : Hentikan intervensi,
anjurkan keluarga agar
selalu menjaga
kelembapan bokong An.
S dengan menggunakan
lotion yang cocok dengan
bayi agar tidak terjadi
ruam popok, jika kulit
kering olehkan minyak
kepada kulit yang kering
2 Selasa Mengenal Masalah S:
28/07/2021 Kesehatan - Ny. S mengatakan
10.30 WIB – 11.30 - Menyediakan materi dan menjadi tau cara
WIB media penkes (tentang cara merawat bayi
merawat bayi dengan baik misalnya menganti
dan benar, nutrisi yang popok jika basah,
dibutuhkan pada bayi, cara mengguanaka
memposisikan yang pakaian bayi dari
nyaman saat menyusui) bahan katun agar
- Memberikan kesempatan bayi nyaman,
untuk bertanya memandikan bayi
- Menjelaskan manfaat - Ny. A mengatakan
perawatan bayi menjadi tahu posisi
- Menganjurkan segera nyaman bisa dengan
mengganti popok jika rebahan, memopang
basah bayi dengan lengan
- Menganjurkan penggunaan yang sama pada
pakaian bayi dari bahan posisi payudara,
katun memopang bayi
- Menjelaskan tanda-tanda dengan lengan yang
awal rasa lapar pada bayi berlawanan sisi
- Menganjurkan tetap dengan payudara,
memberikan asi saat bayi berbaring berhadapan
sakit dengan bayi dan
mengetahui nutrisi
yang baik untuk
anaknya apa saja
O:
- Ny. S tampak
antusias saat
mendengarkan materi
yang sedang
dijelaskan (2-5)
- Ny. S mampu
mengeikuti cara
merawat bayi dengan
benar dan mampu
mempraktikan posisi
yang nyaman saat
menyusui (2-4)
A:
Megenal Masalah
Kesehatan
Teratasi
P : Hentikan intervensi,
anjurkan selalu
menggunakan posisi
menyusi yang sudah
diajarkan agar nyaman,
dan selalu
mengaplikasikan yang
sudah diajarkan dalam
kehidupan sehari- hari
DAFTAR PUSTAKA
Manurung, Lisma Nurlina. 2018. “Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Masalah Utama
Hipertensi Pada Tn. A Di Wilayah Kerja Puskesmas Mergangsan Kota Yogyakarta”
dalam Karya Ilmiah Program Studi D-III Kepererawatan Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan. Yogyakarta
PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1 : Jakarta : DPP PPNI
Sukarno, Joni Yusuf. 2017. Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Tn. H dan Tn. F Tahap
Perkembangan Childearing Dengan Ketidakcukupan Asi Di Puskesmas Gondang Rero.
Program Studi D-III Kepererawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada.
Surakarta