SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YATSI TANGERANG Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Hipertensi merupakan penyakit kronis yang membutuhkan pengobatan jangka panjang memerlukan efikasi diri dan kepatuhan dalam pengobatan. Hipertensi merupakan system yang berhubungan dengan jantung dan pembuluh darah dan dapat di definisikan juga sebagai penyakit darah tinggi suatu keadaan dimana keadaan seseorang berada di atas normal atau optimal yaitu 120 mmhg untuk sistoik dan 80 mmhg untuk diastolik. (Rostini, 2018). Hipertensi merupakan penyakit tidak menular dengan angaka kematian yang cukup tinggi. Menurut world health organization (WHO) populasi orang berusia di atas 60 tahun berjumlah 900 juta pada tahun 2015 dan akan bertambah lebih dari 2 kali lipat dari 12% menjadi 22% atau sekitar 2 miliar pada tahun 2050 (pusat data dan informasi kementrian RI, 2017). Kawasan asia tenggara populasi lansia sebesar 8% atau sekitar 142 juta jiwa, pada tahun 2050 di perkirakan populasi lansia meningkat 3 kali lipat dari tahun ini. Pada tahun 2000 jumlah lansia sekitar 5.300.000 (7,4%) dari total populasi, sedangkan dari tahun 2010 lansia 24.000.000 (9,77%) dari total populasi dan tahun 2020 di perkirakan jumlah lansia mencapai 28.800.000 (11.34%) dari total populasi. Sedangkan Indonesia sendiri pada tahun 2020 di perkirakan jumlah lansia sekitar 80.000.000 (pusat data kememkes RI,2017). Berdasarkan hasil riset kesehatan (RISKESDAS) pada tahun 2017 jumlah penduduk usia lanjut ≥ 60 tahun dari 23.000.000 jiwa, sedangkan penduduk usia lanjut yang beresiko ± 8.000.000. dan penyakit terbanyak pada usia lanjut berdasarkan riset dasar tahun 2013 adalah hipertensi, dengan prevalensi 45,9% pada usia 55-64 tahun, 57,6% pada usia 65-74 tahun dan 63,8% pada usia ≥ 75 tahun (pusat data kemenkes RI,2017). Berdasarkan hasil yang di dapatkan dari Riset Kesehatan Dasar Provinsi Banten (RisKesDas, 2018) prevalensi hipertensi di dapatkan sebanyak 15.259 jiwa pada provinsi banten yang terdapat 8 kabupaten kota salah satunya kabupaten tangerang menempati urutan ke tiga tertinggi angka prevalesni tertinggi hipertensi sebanyak 4.424 jiwa (10,05%). Berdasarkan data puskesmas yng terdapat di kabupaten tangerang sebanyak 43 puskesmas salah satunya puskesmas rajeg menempati urutan ke- dari 43 puskesmas dengan angka kejadian…… Hipertensi merupakan penyakit kronis yang membutuhkan jangka panjang memelukan kepatuhan dan pengobatan pasien hipertensi merupakan hal penting karena hipertensi merupakan penyakit yang tidak dapat di sembuhkan tetapi harus selalu di control atau di kendalikan agar tidak terjadi komplikasi yang dapat berujung pada kematian (palmer,2007) Penyakit hipertensi dapat di tanggulangi dengan meningkatkan efikasi diri dan pengobatan farmakologi, non farmakologi. Salah satu cara meningkatkan efikasi diri terhadap diit rendah garam pada pasien hipertensi. Hal ini di jelaskan dalam health promotion model (HPM). Hpm mengintegrasikan efikasi dri sebagai gagasan utama dalam mengubah prilaku kesehatan, efikasi diri merupakan keyakinan individu terhadap kemampuannya untuk menghasilkan tindakan yang ingin di capai dan mempunyai pengaruh pada kehidupannya yang akan menentukan bagaimana seorang merasa, berfikir, memotvasi dirinya dan prilakunya (bandura, 1997). Salah satu bentuk dalam menurunkan dan menstabilkan tekanan darah dengan cara efikasi diri terhadap diit rendah garam pada pasien hipertensi. di dalam penelitian pertiwi (2015) di temukan bahwa efikasi diri berpengaruh pada seseorang dalam berprilaku. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian “hubungan efikasi diri terhadap diit rendah garam pada pasien hipertensi di wilayah kerja puskesmas rajeg kabupaten tangerang tahun 2022” 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Pertanyaan peneliti 1.3.1 Petanyaan umum apakah ada hubungan efikasi diri terhadap diit rendah garam pada pasien hipertensi di wilayah kerja puskesmas rajeg kabupaten tangerang tahun 2022? 1.3.2 Pertanyaan khusus 1. Bagaimana karakteristik diit rendah garam pada pasien hipertensi di wilayah kerja puskesmas rajeg kabupaten tangerang tahun 2022? 2. Bagaimana hubungan efikasi dri terhadap diit rendah garam pada pasien hipertensi di wilayah kerja puskesmas rajeg kabupaten tangerang tahun 2022? 3. Bagaimana gambaran riwayat keluarga terhadap diit rendah garam pada pasien hipertensi di wilayah kerja puskesmas rajeg kabupaten tangerang tahun 2022?
1.4 tujuan penelitian
1.4.1 tujuan umum dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan efikasi diri terhadap diit rendah garam pada pasien hipertensi di wilayah pskesmas rajeg kabupaten tangerang tahun 2022 1.4.2 tujuan khusus 1. Mengetahui karakteristik diit rendah garam pada pasien hipertensi di wilayah kerja puskesmas rajeg kabupaten tangerang tahun 2022? 2. Mengetahui hubungan efikasi dri terhadap diit rendah garam pada pasien hipertensi di wilayah kerja puskesmas rajeg kabupaten tangerang tahun 2022? 3. Mengetahui gambaran riwayat keluarga terhadap diit rendah garam pada pasien hipertensi di wilayah kerja puskesmas rajeg kabupaten tangerang tahun 2022? 1.5 manfaat penelitian 1.5.1 bagi penderita hipertensi 1. dapat menurunkan tekanan darah 2. dapat meningkatkan efikasi diri terhadap diit rendah garam pada pasien hipertensi 1.5.2 bagi puskesmas dapat meningkatkan efikasi diri terhadap diit rendah garam di wilayah puskesmas rajeg 1.5.3 bagi peneliti menjadikan hasil penelitian ini sebagai data pembanding bagi peneliti selanjutnya dalam melaksankan penelitian