Anda di halaman 1dari 5

HUBUNGAN EFIKASI DIRI TERHADAP DIIT RENDAH

GARAM PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS RAJEG KABUPATEN TANGERANG TAHUN
2022

Disusun Oleh :

MARJUKI
18215124

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YATSI
TANGERANG
Bab 1

Pendahuluan

1.1 Latar belakang


Hipertensi merupakan penyakit kronis yang membutuhkan pengobatan
jangka panjang memerlukan efikasi diri dan kepatuhan dalam pengobatan.
Hipertensi merupakan system yang berhubungan dengan jantung dan
pembuluh darah dan dapat di definisikan juga sebagai penyakit darah tinggi
suatu keadaan dimana keadaan seseorang berada di atas normal atau optimal
yaitu 120 mmhg untuk sistoik dan 80 mmhg untuk diastolik. (Rostini, 2018).
Hipertensi merupakan penyakit tidak menular dengan angaka kematian
yang cukup tinggi. Menurut world health organization (WHO) populasi orang
berusia di atas 60 tahun berjumlah 900 juta pada tahun 2015 dan akan
bertambah lebih dari 2 kali lipat dari 12% menjadi 22% atau sekitar 2 miliar
pada tahun 2050 (pusat data dan informasi kementrian RI, 2017). Kawasan
asia tenggara populasi lansia sebesar 8% atau sekitar 142 juta jiwa, pada
tahun 2050 di perkirakan populasi lansia meningkat 3 kali lipat dari tahun ini.
Pada tahun 2000 jumlah lansia sekitar 5.300.000 (7,4%) dari total populasi,
sedangkan dari tahun 2010 lansia 24.000.000 (9,77%) dari total populasi dan
tahun 2020 di perkirakan jumlah lansia mencapai 28.800.000 (11.34%) dari
total populasi. Sedangkan Indonesia sendiri pada tahun 2020 di perkirakan
jumlah lansia sekitar 80.000.000 (pusat data kememkes RI,2017).
Berdasarkan hasil riset kesehatan (RISKESDAS) pada tahun 2017 jumlah
penduduk usia lanjut ≥ 60 tahun dari 23.000.000 jiwa, sedangkan penduduk
usia lanjut yang beresiko ± 8.000.000. dan penyakit terbanyak pada usia
lanjut berdasarkan riset dasar tahun 2013 adalah hipertensi, dengan prevalensi
45,9% pada usia 55-64 tahun, 57,6% pada usia 65-74 tahun dan 63,8% pada
usia ≥ 75 tahun (pusat data kemenkes RI,2017).
Berdasarkan hasil yang di dapatkan dari Riset Kesehatan Dasar Provinsi
Banten (RisKesDas, 2018) prevalensi hipertensi di dapatkan sebanyak 15.259
jiwa pada provinsi banten yang terdapat 8 kabupaten kota salah satunya
kabupaten tangerang menempati urutan ke tiga tertinggi angka prevalesni
tertinggi hipertensi sebanyak 4.424 jiwa (10,05%).
Berdasarkan data puskesmas yng terdapat di kabupaten tangerang
sebanyak 43 puskesmas salah satunya puskesmas rajeg menempati urutan ke-
dari 43 puskesmas dengan angka kejadian……
Hipertensi merupakan penyakit kronis yang membutuhkan jangka panjang
memelukan kepatuhan dan pengobatan pasien hipertensi merupakan hal
penting karena hipertensi merupakan penyakit yang tidak dapat di sembuhkan
tetapi harus selalu di control atau di kendalikan agar tidak terjadi komplikasi
yang dapat berujung pada kematian (palmer,2007)
Penyakit hipertensi dapat di tanggulangi dengan meningkatkan efikasi diri
dan pengobatan farmakologi, non farmakologi. Salah satu cara meningkatkan
efikasi diri terhadap diit rendah garam pada pasien hipertensi. Hal ini di
jelaskan dalam health promotion model (HPM). Hpm mengintegrasikan
efikasi dri sebagai gagasan utama dalam mengubah prilaku kesehatan, efikasi
diri merupakan keyakinan individu terhadap kemampuannya untuk
menghasilkan tindakan yang ingin di capai dan mempunyai pengaruh pada
kehidupannya yang akan menentukan bagaimana seorang merasa, berfikir,
memotvasi dirinya dan prilakunya (bandura, 1997).
Salah satu bentuk dalam menurunkan dan menstabilkan tekanan darah
dengan cara efikasi diri terhadap diit rendah garam pada pasien hipertensi. di
dalam penelitian pertiwi (2015) di temukan bahwa efikasi diri berpengaruh
pada seseorang dalam berprilaku.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian “hubungan efikasi diri terhadap diit rendah garam pada pasien
hipertensi di wilayah kerja puskesmas rajeg kabupaten tangerang tahun 2022”
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Pertanyaan peneliti
1.3.1 Petanyaan umum
apakah ada hubungan efikasi diri terhadap diit rendah garam pada pasien
hipertensi di wilayah kerja puskesmas rajeg kabupaten tangerang tahun
2022?
1.3.2 Pertanyaan khusus
1. Bagaimana karakteristik diit rendah garam pada pasien hipertensi
di wilayah kerja puskesmas rajeg kabupaten tangerang tahun 2022?
2. Bagaimana hubungan efikasi dri terhadap diit rendah garam pada
pasien hipertensi di wilayah kerja puskesmas rajeg kabupaten
tangerang tahun 2022?
3. Bagaimana gambaran riwayat keluarga terhadap diit rendah garam
pada pasien hipertensi di wilayah kerja puskesmas rajeg kabupaten
tangerang tahun 2022?

1.4 tujuan penelitian


1.4.1 tujuan umum
dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan efikasi diri terhadap diit
rendah garam pada pasien hipertensi di wilayah pskesmas rajeg kabupaten
tangerang tahun 2022
1.4.2 tujuan khusus
1. Mengetahui karakteristik diit rendah garam pada pasien hipertensi
di wilayah kerja puskesmas rajeg kabupaten tangerang tahun 2022?
2. Mengetahui hubungan efikasi dri terhadap diit rendah garam pada
pasien hipertensi di wilayah kerja puskesmas rajeg kabupaten
tangerang tahun 2022?
3. Mengetahui gambaran riwayat keluarga terhadap diit rendah garam
pada pasien hipertensi di wilayah kerja puskesmas rajeg kabupaten
tangerang tahun 2022?
1.5 manfaat penelitian
1.5.1 bagi penderita hipertensi
1. dapat menurunkan tekanan darah
2. dapat meningkatkan efikasi diri terhadap diit rendah garam pada
pasien hipertensi
1.5.2 bagi puskesmas
dapat meningkatkan efikasi diri terhadap diit rendah garam di wilayah
puskesmas rajeg
1.5.3 bagi peneliti
menjadikan hasil penelitian ini sebagai data pembanding bagi peneliti
selanjutnya dalam melaksankan penelitian

Anda mungkin juga menyukai