Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL PENELITIAN

GAMBARAN FAKTOR RISIKO YANG DAPAT DIMODIFIKASI PADA


LANSIA HIPERTENSI SALAH SATU WILAYAH DI KABUPATEN
INDRAMAYU

Disusun sebagai syarat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Skripsi pada
Program Studi Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKes) Indramayu

Oleh:
YUDISTIRA NUR YOGA
NIM R2001057

YAYASAN INDRA HUSADA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
INDRAMAYU
2024
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi, atau yang biasa dikenal dengan tekanan darah tinggi,

merupakan penyakit yang sangat berbahaya sehingga disebut sebagai

“silent killer”, sehingga harus menjadi perhatian semua orang.Pasalnya,

siapa pun bisa terkena tekanan darah tinggi tanpa gejala fisik apa pun.

Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik dalam

tubuh seseorang minimal 140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik

minimal 90 mmHg. (Kemkes, 2021).

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2011, satu

miliar orang di seluruh dunia menderita tekanan darah tinggi, dua

pertiganya tinggal di negara berkembang dengan pendapatan rendah dan

menengah. Prevalensi hipertensi akan terus meningkat pesat, dan

diperkirakan sekitar 29% orang dewasa di seluruh dunia akan menderita

hipertensi pada tahun 2025.Sekitar 8 juta orang meninggal setiap tahunnya

karena tekanan darah tinggi. 1,5 juta orang meninggal di Asia Tenggara,

dan sepertiga penduduknya menderita tekanan darah tinggi.Berdasarkan

Survei Kesehatan Dasar (Riskusdas) tahun 2013, prevalensi hipertensi

pada penduduk Indonesia usia 18 tahun ke atas adalah 25,8%.Prevalensi

hipertensi tertinggi terdapat di Provinsi Bangka Belitung (30,9%) dan

terendah di Provinsi Papua (16,8%). Kalimantan Selatan, Kalimantan


44

Timur, dan Jawa Barat merupakan provinsi yang prevalensi hipertensinya

lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional. Hipertensi sering disebut

sebagai "silent killer".Hal ini karena tekanan darah tinggi seringkali

berkembang tanpa gejala. Oleh karena itu, penderita darah tinggi mungkin

tidak mengetahui bahwa dirinya mengidap penyakit darah tinggi, namun

kemudian mengetahui bahwa dirinya mengidap suatu penyakit atau

komplikasi Karena tekanan darah tinggi.Berdasarkan hasil Riskesdas

2013 dan survei di puskesmas, hanya sepertiga (36,8%) pasien hipertensi

yang didiagnosis oleh tenaga kesehatan dan hanya 0,7% yang mendapat

pengobatan. (Kemkes, 2017).

Menurut (Riskesdas, 2018) Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Dasar

(Sudas Risiko) tahun 2018, prevalensi hipertensi pada penduduk usia 18

tahun ke atas di Provinsi Jawa Barat sebesar 39,6%, meningkat

dibandingkan hasil Riksudas tahun 2013 (29,4%). Prevalensi hipertensi di

Jawa Barat mencapai 39,6% pada tahun 2019, salah satu yang tertinggi di

Indonesia.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di

Jawa Barat mengalami peningkatan dalam kurun waktu 5 tahun.

Menua merupakan suatu proses biologis yang tidak dapat dihindari

dan akan dialami oleh setiap manusia. Seseorang dikatakan lansia ketika

memasuki umur 60 tahun ke atas. Di seluruh dunia kelompok umur 60

tahun atau lebih (lansia) berkembang cepat dibandingkan kelompok umur

lainnya (WHO, 2017). Menurut data dari World Population Ageing secara

global ada 703 juta jiwa penduduk lansia berusia 65 tahun atau lebih pada

STIKes Indramayu
45

tahun 2019 (United Nations, 2019). Di Indonesia jumlah penduduk lansia

pada tahun 2010 terdapat 18 juta jiwa (7,56%), pada tahun 2019 terdapat

25,9 juta jiwa (9,7%) dan diperkirakan akan terus meningkat hingga tahun

2035 sebanyak 48,2 juta jiwa (15,77%) (Kementerian Kesehatan RI,

2019). Di Indonesia sendiri jumlah lansia pada tahun 2021 terdapat

10,82% atau sekitar 29.300.000 jiwa lansia (BPS, 2021). Badan Pusat

Statistik (2020) jumlah lansia di Jawa Barat mencapai 724.546 jiwa lansia

atau sekitar 15% dari total populasi. Sedangkan di Kabupaten Indramayu

data dari Dinas Kesehatan tahun 2021 sebanyak 834.234 jiwa lansia dan

data dari Dinas Kependudukan di tahun 2021 ini sebanyak 200.858 jiwa

(Disduk, 2021).

Data lansia dengan hipertensi di kabupaten Indramayu tahun 2022

sebanyak 49.458 jiwa dan terdapat 3 puskesmas dengan prevelensi

penderita hipertensi tertinggi Yakni Puskesmas Karangampel dengan

jumlah 1.886 jiwa, Puskesmas Jatisawit sebanyak 1.553 jiwa, Puskesmas

Lelea sebanyak 2.507 jiwa, sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah

lansia dengan hipertensi terbanyak pada tahun 2022 adalah di Puskesmas

Lelea dengan Jumlah 2.507 jiwa (Dinas Kesehatan Kabupaten

Indramayu).Angka yang cukup tinggi menandakan bahwa banyak faktor

yang sebenarnya dapat menyebabkan hipertensi pada lansia. Sehingga

sebenarnya dapat dimodifikasi agar hipertensi dapat dicegah.

STIKes Indramayu
46

Hipertensi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain

keadaan fisiologis tubuh penderita, pola makan, dan gaya

hidup.Berdasarkan konsep penyebab penyakit kronis, faktor hipertensi

dibedakan menjadi faktor yang dapat dimodifikasi dan faktor yang tidak

dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang mutlak dan tidak dapat diubah

adalah faktor genetik (keturunan) dan faktor usia. Faktor risiko yang dapat

dimodifikasi antara lain faktor nutrisi, aktivitas fisik, dan faktor konsumsi

tembakau (Destriatania & Febry, 2015, dalam Kurnia, A., & Ramadhanti,

T. 2022)

B. Rumusan Masalah

Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik

dalam tubuh seseorang minimal 140 mmHg dan/atau tekanan darah

diastolik minimal 90 mmHg. (Kemkes, 2021). Hipertensi sering disebut

sebagai "silent killer".Hal ini karena tekanan darah tinggi seringkali

berkembang tanpa gejala. Data lansia dengan hipertensi di kabupaten

Indramayu tahun 2022 sebanyak 49.458 jiwa. Angka yang cukup tinggi

menandakan bahwa banyak faktor yang sebenarnya dapat menyebabkan

hipertensi pada lansia. Sehingga sebenarnya faktor risiko dapat

dimodifikasi agar hipertensi dapat dicegah.

Maka Rumusan masalah pada proposal penelitian ini adalah

bagaimana gambaran faktor risiko yang dapat dimodifikasi pada lansia

hipertensi wilayah salah satu kabupaten di Indramayu?

STIKes Indramayu
47

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

gambaran faktor risiko yang dapat dimodifikasi pada lansia hipertensi

wilayah salah satu Kabupaten di Indramayu.

Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

a. Mengetahui gambaran faktor risiko modifikasi hipertensi lansia

pada nutrisi

b. Mengetahui gambaran faktor risiko modifikasi hipertensi lansia

pada aktivitas fisik

c. Mengetahui gambaran faktor risiko modifikasi hipertensi lansia

pada durasi tidur

d. Mengetahui gambaran faktor risiko modifikasi hipertensi lansia

pada aktivitas merokok

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada

Tenaga kerja Kesehatan di salah satu wilayah kerja di Indramayu tentang

data lansia yang mengalami hipertensi dan bagaimana gambaran faktor

STIKes Indramayu
48

risiko yang dapat dimodifikasi pada lansia hipertensi agar hipertensi

dapat diminimalisir resiko penyebabnya.

2. Bagi Insitusi Pendidikan Kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat menambah data dan referensi

kepustakaan program studi Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Indramayu dan dapat dijadikan inspirasi untuk penelitian berikutnya

terkait gambaran faktor risiko yang dapat dimodifikasi pada lansia

hipertensi

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber dalam melakukan

penelitian lebih lanjut tentang gambaran faktor risiko yang dapat

dimodifikasi pada lansia hipertensi.

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penelitian ini meneliti tentang gambaran faktor

risiko yang dapat dimodifikasi pada lansia hipertensi wilayah salah satu kabupaten

di Indramayu. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan

desain cross sectional, pengambilan data random sampling untuk menentukan

responden dengan bantuan kuesioner untuk mengukur variabel-

variabelnya.Adapun variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian antara lain

STIKes Indramayu
49

variabel status gizi, variabel kebiasaan merokok, variabel durasi tidur, dan

variabel aktivitas fisik

STIKes Indramayu

Anda mungkin juga menyukai