Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN HIPERTENSI PADA

LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KILAN


KECAMATAN BATANG CENAKU
KABUPATEN INDRAGIRI HULU
TAHUN 2022

SKRIPSI

DISUSUN OLEH:

UTARI WIJAYANTI
NIM. 210102396

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL INSYIRAH


PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
PEKANBARU
2022
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami

peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari sama dengan 140 mmHg dan

diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg setelah dua kali pengukuran

terpisah (Rihiantoro and Widodo 2018). Bertambahnya usia dapat

meningkatkan risiko terjangkitnya penyakit hipertensi yang disebabkan oleh

adanya perubahan alami pada jantung, pembuluh darah, dan hormon

(Suryarinilsih, Fadriyanti, and Padang 2021)

Hipertensi adalah salah satu jenis penyakit tidak menular yang bersifat

kronis, berlangsung sepanjang hayat dan bersifat silent killer, dengan angka

prevalensi yang sangat tinggi pada lansia. Di tingkat dunia terutama di negara

maju, prevalensi hipertensi pada populasi lansia > 60 tahun diperkirakan

mencapai dua pertiga atau sekitar 60% - 80% (Cornwell and Waite, 2012).

Kecenderungan itu juga terjadi di Indonesia. Data laporan Riset Kesehatan

Dasar (Riskesdas) tahun 2013, menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di

Indonesia menempati urutan pertama jenis penyakit kronis tidak menular yang

dialami pada kelompok usia dewasa, yaitu sebesar 26,5%. Prevalensi

hipertensi di Indonesia cenderung meningkat seiring bertambahnya usia, yaitu

prevalensi hipertensi pada kelompok usia 55-64 tahun sebesar 45,9%; usia 65-

2
74 tahun sebesar 57,6%; dan kelompok usia >75 tahun sebesar 63,8%

(Kemenkes RI, 2013).

Hal yang sama juga terjadi di Provinsi Riau dan Kota Pekanbaru. Laporan

Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi pada usia

dewasa di Provinsi Riau sebesar 20,9%, di Kota Pekanbaru sebesar 18,1%,

dan prevalensi hipertensi tersebut cenderung mengalami peningkatan seiring

bertambahnya usia. Di Provinsi Riau, prevalensi hipertensi pada kelompok

usia 55-64 tahun sebesar 45,6%; kelompok usia 65-74 tahun sebesar 61,8%;

dan kelompok usia 75 tahun ke atas sebesar 72,5% (Kemenkes RI, 2013).

Penyakit hipertensi merupakan urutan pertama jenis penyakit kronis tidak

menular yang dialami oleh kelompok usia lanjut di Provinsi Riau (Dinkes

Provinsi Riau, 2014;). Dengan demikian, terlihat bahwa hipertensi merupakan

masalah kesehatan umum pada lansia dan menjadi fokus pelayanan kesehatan

masyarakat di dunia, termasuk di Indonesia.

Kegemukan merupakan suatu faktor utama yang mempengaruhi hipertensi

yang dapat dilihat dari Indeks Massa Tubuh (IMT). Kurang lebih 46% pasien

dengan IMT 27 adalah penderita hipertensi. Framingham studi telah

menemukan peningkatan 15% berat badan dapat menyebabkan peningkatan

tekanan darah sistolik sebesar 18%. Dibandingkan dengan yang memiliki

berat badan normal, orang yang overweight dengan kelebihan berat badan

sebesar 20% mempunyai resiko delapan kali lipat lebih besar terhadap

hipertensi. (Nurmalina, R dan Velley, B. 2011)

3
Indeks Massa Tubuh merupakan alat yang sederhana untuk memantau

status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan

kelebihan berat badan. (Supariasa N. 2012)

Faktor-faktor yang mempengaruhi Indeks Massa Tubuh yaitu pola makan

yang buruk, kurang aktivitas fisik, gaya hidup, umur, pekerjaan, informasi

tentang kesehatan. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya

hipertensi meliputi faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan (Mayor) dan

faktor resiko yang dapat dikendalikan (Minor). Faktor resiko yang tidak dapat

dikendalikan (Mayor) seperti keturunan, jenis kelamin, ras dan umur.

Sedangkan faktor resiko yang dapat dikendalikan (Minor) yaitu olahraga,

makanan(kebiasaan makan natrium), alkohol, stress, kelebihan berat badan

(obesitas), kebiasaan makan makanan siap saji (junk food) (Pajario, 2014).

Berdasarkan profil kesehatan UPTD Puskesmas Kilan Tahun 2021

didapatkan data jumlah lansia yang berusia >60 tahun di wilayah kerja UPTD

Puskesmas Kilan 1090 orang yang terdiri dari laki-laki 560 orang dan 530

orang perempuan. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti

jumlah lansia dengan hipertensi mengalami fluktuasi. Didapatkan data dari

program lansia jumlah lansia penderita hipertensi pada tahun 2020 berjumlah

178 orang, 2021 berjumlah 211 dan 2022 berjumlah 235 orang. Dari hasil

wawancara dengan 5 orang lansia di poli umum puskesmas kilan dengan

Indeks Massa Tubuh yang berbeda-beda didapatkan 3 orang lansia menderita

hipertensi.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik mengadakan

penelitian dengan judul Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Hipertensi

4
Pada lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Kilan Kecamatan Batang Cenaku

Kabupaten Indragiri Hulu.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu Bagaimana hubungan indeks

massa tubuh dengan hipertensi pada lansia di wilayah kerja puskesmas kilan

kecamatan batang cenaku kabupaten indragiri hutu?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk menganalisis hubungan indeks massa tubuh dengan

hipertensi pada lansia di wilayah kerja puskesmas kilan kecamatan

batang cenaku kabupaten indragiri hulu.

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Mengidentifikasi Indeks Massa Tubuh Penderita Hipertensi pada

lansia di wilayah kerja puskesmas kilan kecamatan batang cenaku

kabupaten indragiri hulu.

2) Mengidentifikasi penderita hipertensi pada lansia di wilayah kerja

puskesmas kilan kecamatan batang cenaku kabupaten indragiri hulu.

3) Menganalisis hubungan indeks massa tubuh dengan hipertensi pada

lansia di wilayah kerja puskesmas kilan kecamatan batang cenaku

kabupaten indragiri hulu.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi STIKes Al Insyirah Pekan Baru

5
Penelitian ini bermanfaat sebagai rujukan dan evidence terkait dalam

system pembelajaran keperawatan sehingga akan meningkatkan

kemampuan lulusan dalam berpartisipasi dalam mengedukasi masyarakat

tentang IMT dan Hipertensi.

1.4.2 Bagi UPTD Puskesmas Kilan

Penelitian ini berguna untuk menyusun strategi lanjutan dalam rangka

melaksanakan pengabdian di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kilan

1.4.3 Bagi Responden

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah informasi dan peningkatan

pengetahuan responden tentang pentingnya peningkatan kesadaran kepada

masyarakat tentang hubungan IMT dengan hipertensi.

1.4.4 Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat dalam peningkatan kemampuan penelitian

tentang hubungan IMT dengan hipertensi.

1.5 Penelitian terkait

Anda mungkin juga menyukai