Anda di halaman 1dari 14

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/343218404

KEJADIAN HIPERTENSI (Studi Analitik Pada Pasien Dewasa di Wilayah Kerja


Puskesmas Jongaya Kota Makassar)

Article · January 2020

CITATIONS READS

0 162

3 authors, including:

Andi Alim
Universitas Pejuang Republik Indonesia
142 PUBLICATIONS 42 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Andi Alim on 26 July 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Kejadian Hipertensi… , Maria Ester Tamungku et al

KEJADIAN HIPERTENSI
(Studi Analitik Pada Pasien Dewasa di Wilayah Kerja Puskesmas Jongaya
Kota Makassar)
1
Maria Ester Tamungku, 2Andi Alim, 3Rusnita
1,2,3
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Pejuang Republik Indonesia

Abstrak
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tanpa gejala atau the silent disaese. Hipertensi adalah keadaan dimana
tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan diastolik ≥90 mmHg. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara umur, aktifitas fisik, makanan asin atau garam, obesitas, keturunan atau gen dan stres dengan
kejadian hipertensi. Penelitian ini menggunakan deskriptik analitik dengan pendekatan study cross sectional
dengan sampel sebanyak 179 responden dengan teknik pengambilan sampel dengan secara purposive sampling.
Sampel penelitian ini adalah pasien yang berkunjung di Puskesmas Jongaya dengan kriteria umur 25-45 tahun.
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Jongaya Kecematan Tamalate Kota Makassar pada bulan Juni-Juli 2019.
Hasil penelitian didapatkan bahwa ada hubungan antara umur P= 0,000 < α = 0,050, aktifitas fisik P= 0,003 < α
= 0,050, makanan asin atau garam P= 0,008> α= 0,050, obesitas P= 0,004 < α = 0,050, keturunan atau gen P=
0,001> α= 0,050 dan stres P= 0,001> α= 0,050 dengan kejadian hipertensi. Pada penelitian ini disarankan bagi
masyarakat yang terkena penyakit hipertensi untuk selalu melakukan pemeriksaan 2 kali dalam semingu, untuk
melakukan olahraga, menghindari makanan berminyak atau berlemak, mengkonsumsi kadar garam yang cukup
dan melakukan pola hidup sehat.

Kata Kunci: Hipertensi; Umur; Aktifitas Fisik; Garam; Obesitas; Keturunan; Stress

Pendahuluan pada tahun 2025. Di Indonesia, mencapai


WHO mencatat pada tahun 2013 17,21% dari populasi penduduk dan
sedikitnya sejumlah 972 juta kasus kebanyakan tidak terdeteksi (2). Menurut
hipertensi, diperkirakan menjadi 1,15 National basic health survey prevalensi
milyar kasus pada tahun 2025 atau berkisar hipertensi di Indonesia pada kelompok usia
29% dari total penduduk dunia menderita 15 - 24 tahun adalah 8,7% pada kelompok
hipertensi, dimana 333 juta berada di usia 25 - 34 tahun adalah 14,7%, kelompok
Negara maju dan 639 sisanya berada umur 35 - 44 tahun 24,8% usia 45 - 54
dinegara berkembang termasuk Indonesia. tahun 35,6%,usia 55 – 64 tahun 45,9%
Hipertensi juga menempati peringkat ke-2 untuk usia 65 - 74 tahun57,6% sedangkan
dari 10 penyakit terbanyak pada pasien lebih dari 75 tahun adalah 63,8%, dengan
rawat jalan di Rumah Sakit di Indonesia. prevalensi yang tinggi tersebut hipertensi
Penderitanya lebih banyak wanita (30%) yang tidak disadari jumlahnya bisa lebih
dan pria (29% ) sekitar 80 % kenaikan tinggi lagi. Hal ini terjadi karena hipertensi
kasus hipertensi terjadi terutama di negara dan komplikasinya, jumlahnya jauh lebih
berkembang (1). sedikit daripada hipertensi yang tidak ada
Di Asia, tercatat 38,4 juta penderita gejala (3).
hipertensi pada tahun 2000 dan Riskesdas 2018 menunjukkan
diprediksiakan menjadi 67,4 juta orang prevalensi penyakit tidak menular

Alami Journal. Vol 4 No 1, Januari 2020, hal 27 - 39 | 27


Kejadian Hipertensi… , Maria Ester Tamungku et al

mengalami kenaikan jika dibandingkan penyakit serius termasuk hipertensi akut.


dengan Riskesdas 2013, antara lain kanker, Berat badan berlebih apalagi mereka yang
stroke, penyakit gagal ginjal kronis, obesitas akan mengalami tekanan darah
diabetes mellitus, dan hipertensi. yang lebih tinggi dibanding dengan mereka
Prevelensi kanker naik dari 1,4% menjadi yang mempunyai berat badan normal.
1,8 %, prevelensi stroke naik dari 7% Peningkatan tekanan darah ini ditemukan
menjadi 10,9%, dan penyakit ginjal kronik sepanjang hari, termasuk juga malam hari
naik dari 2% mennjadi 3,8 (4),(5). (7). Hasil penelitian menunjukkan ada
Berdasarkan pemeriksaan gula darah, hubungan yang signifikan antara IMT
diabetes mellitus naik dari 6,9 menjadi dengan hipertensi. Riwayat keluarga yang
8,9%, dan hasil pengukuran tekanan darah, hipertensi berhubungan dengan kejadian
hipertensi naik dari 25% menjadi 34,1%. pada anak yang akan hipertensi yang
Kenaikan prevelensi tidak menular ini ditunjukan oleh penelitian Respati tahun
berhubungan dengan pola hidup, antara 2007 (8). Hasil penelitiannya menunjukkan
lain merokok, konsumsi minuman bahwa rata-rata tekanan darah saat bekerja
berakohol, aktifitas fisik, serta tidak dan beristirahat lebih tinggi pada
konsumsi buah dan sayur. Dan hasil responden yang salah satu atau kedua
Riskesdas di Makassar tahun 2007-2018 orang tuanya tidak hipetensi Tanjung,
meningkat di tahun 2018 dengan (2009) dalam Emerita Stefhany (2012) (9).
prevelensi hipertensi berdasarkan hasil Hasil penelitian dari Muhlisin dan Laksono
pengukuran pada penduduk umur ≥18 (2011) tentang faktor stres terhadap
tahun. kekambuhan pasien hipertensi didapatkan
Peningkatan tekanan darah atau hasil, dari 70 responden distribusi tingkat
hipertensi dipengaruhi juga oleh aktifitas stres responden menunjukan sebagian
fisik. Penelitian yang dilakukan oleh besar responden memiliki tingkat stres
Mannan, Hasrin; Wahiduddin; Rismayanti sedang yaitu sebanyak 53 responden (76%)
(2012) mengenai faktor risiko kejadian dan berat 17 responden (24%), dan
hipertensi di wilayah kerja puskesmas distribusi kekambuhan hipertensi
bangkala Kabupaten Jeneponto adalah menunjukan sebagian besar responden
tekanan darah akan lebih tinggi pada saat memiliki kekambuhan hipertensi dalam
melakukan aktifitas fisik yang lebih rendah kategori kadang-kadang yaitu sebanyak 40
ketika beristirahat (6). Kelebihan berat responden (57%) dan 30 responden (43%)
badan atau kegemukan (obesitas) juga dalam kategori sedang (10).
menjadi pemicu timbulnya berbagai

28 | Alami Journal. Vol 4 No 1, Januari 2020, hal 27-39


Kejadian Hipertensi… , Maria Ester Tamungku et al

Puskesmas Jongaya merupakan salah orang. Pengambilan sampel dengan


satu Puskesmas yang ada di kota Makassar, menggunakan teknik purposive sampling,
Kecamatan Tamalate Kota Makassar. yaitu cara pengambilan sampel dilakukan
Dengan peningkatan kejadian hipertensi dengan memilih sampel yang memenuhi
yang mempengaruhi kesehatan masyarakat kriteria penelitian sampai kurung waktu
di Puskesmas Jongaya, dan jumlah peserta tertentu sehingga jumlah sampel terpenuhi
hipertensi dewasa pada tahun 2017 ada (11). Adapun kriteria pasien yang
sebanyak 576 dan mengalami peningkatan dimaksud adalah pasien yang datang
di tahun 2018 sebanyak 580 peserta pada berkunjung di Puskesmas Jongaya Kota
penderita hipertensi dewasa. Dalam Makassar, pasien yang berusia 25 – 45
penelitian ini, peneliti tidak akan tahun yang berkunjung di Puskesmas
menganalisi seluruh penderita hipertensi Jongaya. Sedangkan, penentuan jumlah
tetapi peneliti hanya tertarik untuk sampel berdasarkan pengembangan rumus
menganalisis kejadian hipertensi pada yang ditemukan oleh Issac dan Newton
dewasa yang mengalami peningkatan tahun 1976 dalam Sugiono, 2014.
setiap tahunnya. Dengan mengalami Sehingga sampel yang dibutuhkan
peningkatan kejadian hipertensi pada sebanyak 179 responden.
dewasa setiap tahun maka peneliti tertarik Cara pengumpulan data pada
untuk meneliti hubungan apa saja yang penelitian ini dengan menggunakan dua
dapat meningkatkan kejadian hipertensi jenis data yaitu data primer yang diperoleh
pada pasien dewasa di Puskesmas Jongaya secara langsung dari responden dengan
di Kota Makassar 2019. pengisian kuisioner yang diberikan
langsung oleh si peneliti dan data sekunder
Metode Penelitian yang diperoleh secara langsung dari
Jenis penelitian yang digunakan Puskesmas Jongaya. Pengolahan data yang
adalah analitik observasional dengan diperoleh dilakukan dengan langkah-
desain cross sectional untuk menjelaskan langkahnya yaitu: screening, editing,
beberapa faktor-faktor penyebab hubungan coding, entry, cleaning dengan
kejadian hipertensi pada pasien dewasa. menggunakan bantuan SPSS kemudian
Lokasi penelitian dilaksanakan di dianalisis secara deskriptif dan analitik.
Puskesmas Jongaya Kecamatan Tamalate, Analisis secara deskriptif dengan analisis
Kota Makassar. Populasi penelitian ini univariat untuk dilakukan terhadap setiap
semua pasien rawat jalan yang berkunjung variabel dari hasil penelitian. Pada
di Puskesmas Jongaya sebanyak 580 umumnya dalam analisis ini hanya

Alami Journal. Vol 4 No 1, Januari 2020, hal 27 - 39 | 29


Kejadian Hipertensi… , Maria Ester Tamungku et al

menghasilkan distribusi dan presentase tidak lebih dari 6 gram per hari, variabel
dari tiap variabel, Analisis Bivariat status obesitas diukur berdasarkan indeks
dilakukan untuk mengetahui hubungan massa tubuh (IMT) dengan kriteria objektif
variabel dependen dan independen dalam obesitas jika hasil IMT > 25 kg/m2.
bentuk tabulasi silang (Cross Tabulation) Keturunan atau Genetika diukur dengan
dengan menggunakan komputerisasi cara wawancara dengan responden dengan
program SPSS dengan uji statistic Chi- kriteria objektif jika orang tua mengalami
square jika tidak ada sel yang memiliki kejadian hipertensi, variabel stres diukur
frekuensi yang diharapkan (E) kurang dari dengan kuesioner Depression, Anxiety,
5. Jika nilai p-value 0,05 maka H0 ditolak, and Stress Scale (DASS) dengan kriteria
dengan taraf kesalahan 0,05. Jika terdapat objektif stres dengan nilai skor ≥ 53.
sel yang mempunyai nilai E kurang dari 5
maka menggunakan fisher exat test. Data Hasil dan Pembahasan
yang telah diolah dan disajikan dalam Umur atau usia adalah satuan
bentuk tabel distribusi frekuensi kemudian waktu yang mengukur waktu keberadaan
disertai narasi atau penjelasan. suatu benda atau makhluk, baik yang hidup
Kejadian hipertensi diukur dengan maupun yang mati. Misalnya umur
menggunakan manset tensimeter dan manusia dikatakan lima belas tahun di ukur
stetoskop dengan kriteria objektif sejak dia lahir hingga waktu umur itu
hipertensi apabila tekanan darah pada dihitung.
pemeriksaan terakhir > 140/90 mmHg, Penelitian ini dilakukan dengan
variabel umur diukur berdasarkan tahun cara bertanya pada responden sesuai
penelitian dikurangi dengan tahun lahir dengan kusioner dalam penelitian atau
responden dengan kriteria objektif beresiko melakukan wawancara pada saat
jika umur ≥ 36 tahun, variabel aktivitas pengambilan obat karena responden telah
fisik atau olahraga diukur dengan diperiksa oleh dokter ataupun tenaga
menggunakan pertanyaan dalam konsioner kesehatan yang bertugas di Puskesmas
kepada responden dengan kriteria objektif Jongaya Kota Makassar.
aktivitas fisik apabila melakukan olahraga Tabel. 2 menunjukan bahwa dari
selama ≥30 menit dan 3-4 kali/minggu, 179 responden yang diteliti, ditemukan
variabel konsumsi makanan asin atau kelompok umur yang berisiko menderita
garam diukur dengan cara wawancara hipertensi sebanyak 113 responden
dengan metode Kuisioner Frekuensi (63,1%) sedangkan yang tidak berisiko
Makan (SFFQ) dengan kriteria objektif sebanyak 66 orang (36,9%). dari 113

30 | Alami Journal. Vol 4 No 1, Januari 2020, hal 27-39


Kejadian Hipertensi… , Maria Ester Tamungku et al

responden dengan kategori umur yang Aktifitas fisik adalah kegiatan


berisiko untuk terkena hipertensi dalam durasi waktu tertentu yang
didapatkan sebanyak 48 responden membutuhkan energi dan pergerakan otot-
(42,5%) yang menderita hipertensi dan 65 otot kerangka. Sedangkan olahraga yang
orang (57,5%) yang tidak mengalami berarti gerakan badan yang bersifat
hipertensi. Dari hasil uji statistik, diperoleh terstruktur dengan tujuan yang
nilai P=Value 0,000< α = 0,05 ini berarti bersifatterstruktur dengan tujuan yang
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, spesifik, biasanya untuk melatih anggota
sehingga ada hubungan yang bermakna tubuh tertentu.
antara umur dengan kejadian hipertensi di Kelompok responden yang
Puskesmas Jongaya Kota Makassar tahun melakukan aktifitas fisik atau berolahraga
2019. sebanyak 105 responden (58,7%) dan yang
Dari hasil penelitian ini tidak melakukan aktifitas fisik atau
menunjukkan bahwa rata-rata pada usia berolahrga sebanyak 74 repoden (41,3%).
25-45 dapat terkena penyakit hipertensi Dari 105 responden yang melakukan
tapi gejalanya belum nyata, dan jika umur aktifitas fisik didapatkan sebanyak 44
bertambah dewasa maka dapat mengalami responden (41,9%) yang menderita
kejadian hipertensi dan pada penyakit ini hipertensi dan 61 responden (58,1%) yang
sering kali tidak muncul gejalanya serta tidak menderita hipertensi. Berdasarkan
dengan gaya hidup yang kurang baik pula hasil uji statistik, diperoleh nilai P=Value
dapat dengan mudah terkena penyakit 0,003< α = 0,05 (tabel 3) ini berarti bahwa
hipertensi dan hipertensi pula tidak Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga ada
memandang umur, karena itu tergantung hubungan bermakna antara aktifitas fisik
dengan gaya hidup dan pola makan kurang atau olahraga dengan kejadian hipertensi di
baik dari seorang tersebut. Puskesmas Jongaya Kota Makassar tahun
Penelitian ini sejalan dengan 2019.
penelitian yang dilakukan oleh Lina Dwi Aktifitas fisik atau olahraga yang
Yoga Pratama (2016) hasil uji statistik dimaksud adalah seorang yang melakukan
diperoleh nilai p=0,026 < 0,050, maka olahraga atau kegiatan yang membakar
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan kalori tidak mudah terserang penyakit
anatara umur dengan tingkat hipertensi. hipertensi dari pada seorang yang tidak
Diperoleh pola hubungan yaitu semakin melakukan aktifitas atau berolahraga.
tinggi umur maka semakin tinggi tingkat Penelitian ini menjelaskan bahwa seorang
hipertensi (12). yang melakukan aktifitas berat atau ringan

Alami Journal. Vol 4 No 1, Januari 2020, hal 27 - 39 | 31


Kejadian Hipertensi… , Maria Ester Tamungku et al

setiap harinya dan dalam waktu yang yang di dapatkan 45 responden (40,5%)
ditentukan yaitu >3 kali dalam semingu yang menderita hipertensi dan 66
dalam waktu >30 menit beloraraga dan responden (59,5%) yang tidak mengalami
melakukan aktifitas ringan lainnya seperti kejadian hipertensi (tabel 3).
memasak, menyapu, mengepel dan lain- Makanan asin atau garam
lainya yang dapat membakar kalori atau merupakan salah satu kejadian hipertensi
mengeluarkan keringat. maupun pemicu dari penyakit hipertensi
Penelitian ini sejalan dengan dan banyak responden sering mengatakan
penelitian yang dilakukan oleh Lina Dwi bahwa sering menambah garam dalam
Yoga Pratama (2016), dari hasil suatu makanan dan sering makan-makanan
pengumpulan data distribusi frekuensi yang telah diolah seperti snack yang
dapat diketahui bahwa ada sebagian besar mengandung kadar garam tanpa responden
aktifitas fisik responden terkategori rendah sadari ataupun membaca kadar garam yang
sebanyak 23 responden (59,0%). Dengann ada di dalam snack ataupun sering
hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,013 < mengabaikan akan hal itu dan menganggap
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada remeh.
hubungan yang signifikan antara aktifitas Berdasarkan uji statistik, diperoleh
fisik dengan tingkat hipertensi (12). nilai P= 0,008< α = 0,05 (tabel 3) ini
Makanan asin adalah makanan berarti bahwa Ho ditolak dan Ha diterima,
dengan kadar natrium tinggi. Dalam adalah sehingga ada hubungan bermakna antara
senyawa ionik yang terdiri dari ion positif kebiasaan mengkonsumsi makanan asin
(kation) dan ion negatif (anion), sehingga atau garam dengan kejadian hipertensi di
membentuk senyawa netral (tanpa Puskesmas Jongaya Kota Makassar tahun
bermuatan). Garam terbentuk dari hasil 2019. Dari hasil penelitian ini
reaksi asam dan basa. menunjukkan bahwa jika seorang terlalu
Kelompok yang sering sering mengkonsumsi makan asin atau
mengkonsumsi makanan asing atau garam garam maka dapat berisiko terkena
yang berlebihan sebanyak 111 responden penyakit hipertensi.
(63%) dan 68 responden (38,0%) yang Penelitian ini sejalan dengan
tidak mengkonsumsi makanan asing atau penelitian yang dilakukan oleh Arifin,
garam yang berlebihan (tabel 2). Rokhmad Rozinul (2015), hasil penelitian
Berdasarkan hasil tabel silang dari 111 dari 17 responden dengan konsumsi garam
responden yang memiliki kebiasaan tidak baik sebagian besar (64,7%)
mengkonsumsi makanan asin atau garam responden mengalami hipertensi stadium 1,

32 | Alami Journal. Vol 4 No 1, Januari 2020, hal 27-39


Kejadian Hipertensi… , Maria Ester Tamungku et al

(17,6%) responden mengalami Pre- berlebihan tersebut seorang jarang


Hipertensi, dan (17,6%) responden normal. melakukan aktifitas maka mereka mudah
Sedangkan dari 19 responden dengan mengalami kelelahan dan sering tidak
konsumsi garam baik sebagian besar melakukan aktifitas fisik, dan dari kejadian
(57,9%) responden normal, (36,8%) tersebut maka seoarang yang berat badan
responden mengalami Pre-Hipertensi, berlebihan dengan mudah berisiko
(5,3%) responden mengalami hipertensi terserang ataupun mengalami kejadian
stadium 1. Hasil analisis data dengan hipertensi.
menggunakan uji statistik Chi-Square Berdasarkan uji statistik, diperoleh
didapatkan nilai probabilitas (P) = 0,001 < nilai P= 0,004< α = 0,05 ini berarti bahwa
α (0,05), sehingga H0 di tolak yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga ada
ada hubungan konsumsi garam dengan hubungan bermakna antara status obesitas
kejadian hipertensi di RT10 RW 05 Desa responden dengan kejadian hipertensi di
Tanjung Widoro Kecamatan Bungah Puskesmas Jongaya Kota Makassar tahun
Kabupaten Gresik (13). 2019.
Obesitas adalah suatu gangguan Penelitian ini tidak sejalan dengan
yang melibatkan lemak tubuh berlebihan penelitian yang dilakukan oleh Lina Dwi
yang meningkatkan risiko masalah Yoga Pratama (2016), dari hasil
kesehatan. Obesitas sering kali terjadi pengumpulan data distribusi frekuensi
karena kalori yang masuk lebih banyak berdasarkan obesitas dapat diketahui
daripada yang dibakar melalui olahraga bahwa separuh responden obesitas
dan kegiatan normal sehari-hari. sebanyak 19 responden (48,7%) sama
Responden yang obesitas sebanyak dengan yang tidak obesitas sebanyak 20
106 responden (59,2%) dan 73 responden responden (51,3%). Dengan hasil uji
(40,8%) yang tidak obesitas (tabel 2) . Dari statistik diperoleh nilai p=0,272 > 0,05,
106 responden mengalami kejadian maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
obesitas di dapatkan 44 responden (41,5%) hubungan yang signifikan antara obesitas
yang mengalami kejadian hipertensi dan 62 dengan tingkat hipertensi (12).
responden (58,5%) tidak mengalami Keturunan adalah keturunan
kejadian hipertensi (tabel 3). leluhur, artinya hubungan darah antara
Dari hasil penelitian ini seorang dan orang lain bertujuan untuk
menunjukkan bahwa jika seorang dengan meneruskan generasi keluarga (ibu, anak,
berat badan berlebihan dapat berisiko cucu, dan seterusnya).
mengalami hipertensi. Karena berat badan

Alami Journal. Vol 4 No 1, Januari 2020, hal 27 - 39 | 33


Kejadian Hipertensi… , Maria Ester Tamungku et al

Tabel 2 menggambarkan dari 115 bahwa responden yang memiliki riwayat


responden (64,2%) yang memiliki riwayat hipertensi (risiko ringgi) sebanyak 141
keturunan atau genetik dari orang tua yang responden (69,8%), dimana 88 responden
menderita hipertensi dan 64 responden di antaranya menderita hipertensi. Hasil uji
(35,8%) yang tidak memiliki riwayat statistik dengan odds rasio menunjukan
keturunan atau genetik dari orang tua yang bahwa riwayat hipertensi merupakan faktor
menderita hipertensi. Dari 115 responden risiko yang signifikan terhadap terjadinya
yang memilki riwayat keturunan atau hipertensi OR= 6.13, berarti responden
genetik dari orang tua yang menderita yang memiliki riwayat hipertensi berisiko
hipertensi di dapatkan 48 responden 6.13 kali lebih besar untuk menderita
(41,7%) yang mengalami kejadian hipertensi dibandingkan responden yang
hipertensi dan 67 responden (58,3%) tidak tidak memiliki riwayat hipertensi. Tinggi
mengalami kejadian hipertensi. garam yaitu (p=0,003), dan dari hasil uji
Berdasarkan uji statistik, diperoleh statistik menyatakan jika mengkomsunsi
nilai P= 0,001< α = 0,05 ini berarti bahwa tinggi garam dapat berisiko terkena
Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga ada hipertensi (15).
hubungan bermakna antara responden yang Stres adalah gangguan mental yang
memiliki riwayat keturunan atau genetik dihadapi seseorang akibat adanya tekanan.
hipertensi dengan kejadian hipertensi di Tekanan ini muncul dari kegagalan
Puskesmas Jongaya Kota Makassar tahun individu dalam memenuhi kebutuhan atau
2019. keinginannya. Tekanan ini berasal dari
Dari hasil penelitian ini dalam diri, atau dari luar.
menunjukkan bahwa jika seorang dengan Kelompok responden yang
keturunan hipertensi dapat terjadi penyakit mengalami stres sebanyak 122 responden
hipertensi. Berbagai penelitian dan study (68,2%) dan 57 orang (33,8%) yang tidak
kasus menguatkan bahwa faktor keturunan mengalami stres (tabel 2). Dari 122
merupakan salah satu penyebab terjadinya responden yang mengalami stres
hipetensi, dimana jika di dalam keluarga didapatkan 50 responden (41,0%) yang
atau orang tua ada yang menderita mengalami kejadian hipertensi dan 72
hipertensi 25-60% akan terjadi pada responden (59,0%) yang tidak mengalami
anaknya (14). kejadian hipertensi (tabel 3).
Penelitian ini sejalan dengan Berdasarkan uji statistik, diperoleh
penelitian yang dilakukan oleh Zul nilai P= 0,001< α = 0,05 ini berarti bahwa
Adhayani Arda, dkk (2018), menunjukan Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga ada

34 | Alami Journal. Vol 4 No 1, Januari 2020, hal 27-39


Kejadian Hipertensi… , Maria Ester Tamungku et al

hubungan bermakna antara tingkat stres hipertensi; dan Ada hubungan antara stres
responden dengan kejadian hipertensi di dengan kejadian hipertensi.
Puskesmas Jongaya Kota Makassar tahun Saran
2019. Berdasarkan hasil penelitian dapat
Penelitian ini sejalan dengan hasil disarankan, maka peneliti
penelitian yang di lakukan oleh Deasy Eka merekomendasikan beberapa hal sebagai
Saputri (2010), Ada hubungan yang berikut: Disarankan kepada semua umur
bermakna antara stres dengan hipertensi untuk selalu melakukan gaya hidup sehat
setelah dikontrol oleh variabel lain yaitu agar terhindar dari penyakit hipertensi
umur, status perkawinan, tingkat karena penyakit ini tidak memandang
pendidikan, IMT, DM dan pengerluaran umur; Disarankan kepada masyarakat
perkapita serta dikontrol pula oleh adanya untuk selalu melakukan aktifitas fisik atau
interaksi umur dan stres yang berinteraksi olahraga atau jalan sehat setiap hari dan
negatif (antagonism), dimana umur melakukan aktifitas olahraga selama ≥ 30
mengurangi efek dari stres terhadap menit dengan frekuensi 3-4 kali dalam
terjadinya hipertensi. Dengan proporsi seminggu untuk membakar kalori di dalam
hipertensi yang disebabkan adanya tubuh; Diharapkan kepada masyarakat agar
interaksi tersebut sebesar 3,2% (16). jangan terlalu banyak mengkomsusi
makanan berminyak atau berlemak, dan
Kesimpulan jangan terlalu banyak makan-makanan asin
Berdasarkan hasil penelitian setiap hari dan selalu melakukan pola
tentang Kejadian hipertensi (Studi Analitik hidup sehat agar terhindar dari penyakit
Pada Pasien Dewasa di Wilayah Kerja tekanan darah tinggi; Diharapkan bagi
Puskesmas Jongaya Kota Makassar) maka penderita obesitas untuk menurunkan berat
dapat disimpulkan sebagai berikut: Ada badan dan mengubah pola hidup sehat agar
hubungan antara umur dengan kejadian terhindar dari penyakit hipertensi;
hipertensi; Ada hubungan antara aktifitas Diharapkan bagi yang mempunyai riwayat
fisik dengan kejadian hipertensi; Ada keturunan hipertensi untuk selalu
hubungan antara makanan asin atau garam melakukan pola hidup sehat agar terhindar
dengan kejadian hipertensi; Ada hubungan dari penyakit hipertensi; Dan bagi
antara antara obesitas dengan kejadian penderita hipertensi disarankan meminum
hipertensi; Ada hubungana antara obat anti hipertensi dan melakukan pola
keturunan atau gen dengan kejadian hidup sehat setiap hari agar terhindar dari
penyakit-penyakit yang menyangkut

Alami Journal. Vol 4 No 1, Januari 2020, hal 27 - 39 | 35


Kejadian Hipertensi… , Maria Ester Tamungku et al

hipertensi seperti contohnya stroke, gagal Universitas Muhammadyah, Depok;


jantung, dan gagal ginjal. 2007.
9. Stefhany E. Hubungan pola makan,
Daftar Pustaka gaya hidup, dan indeks massa tubuh
1. Triyanto E. Pelayanan keperawatan dengan hipertensi pada pra lansia
bagi penderita hipertensi secara dan lansia di posbindu kelurahan
terpadu. Yogyakarta Graha Ilmu. depok jaya tahun 2012. Skripsi
2014; Paska Sarjana, Univ Indones Depok.
2. Muhammadun AS. Hidup bersama 2012;
hipertensi. Yogyakarta: In-Books. 10. Muhlisin A, Laksono RA. Analisis
2010; pengaruh faktor stres terhadap
3. Widjaja FF, Santoso LA, Barus NR kekambuhan penderita hipertensi di
V, Pradana GA, Estetika C. puskesmas Bendosari Sukoharjo.
Prehypertension and hypertension 2013;
among young Indonesian adults at a 11. Hidayat AA. Metode penelitian
primary health care in a rural area. kebidanan dan teknik analisis data.
Med J Indones. 2013;22(1):39–45. Jakarta salemba Med. 2007;43–4.
4. RI KK. Badan penelitian dan 12. Pramana LDY. Faktor-Faktor Yang
pengembangan kesehatan. Ris Berhubungan Dengan Tingkat
Kesehat Dasar. 2013; Hipertensi Di Wilayah Kerja
5. RI KK. Hasil utama riskesdas 2018. Puskesmas Demak II. UNIMUS;
Jakarta Kemenkes RI. 2018; 2016.
6. Mannan H. Faktor risiko kejadian 13. Arifin, Rozinul R. Hubungan
hipertensi di wilayah kerja Konsumsi Garam Dengan Kejadian
puskesmas bangkala kabupaten Hipertensi Pada Warga RT 10 RW
jeneponto tahun 2012. 2013; 05 Desa Tanjung Widoro
7. Damayanti D. Sembuh Total Kecamatan Bungah Kabupaten
Diabetes Asam Urat Hipertensi Gresik. Univ Nahdlatul Ulama
Tanpa Obat. Yogyakarta Pinang Surabaya [Internet]. 2015; Available
Merah Publ. 2013;73–122. from:
8. Respati A. Hubungan Aktifitas Fisik http://repository.unusa.ac.id/id/eprin
Dengan Hipertensi Ringan Pada t/183
Laki-Laki Usia 20-40 tahun di Kota 14. Marliani L. 100 Question &
Pariaman Tahun 2007. Tesis, 44, Answers Hipertensi. Elex Media

36 | Alami Journal. Vol 4 No 1, Januari 2020, hal 27-39


Kejadian Hipertensi… , Maria Ester Tamungku et al

Komputindo; 2013.
15. Arda ZA, Mustapa M. Hipertensi
dan Faktor Risikonya di Puskesmas
Motolohu Kabupaten Pohuwato.
Gorontalo J Public Heal.
2018;1(1):32–8.
16. Saputri DE. Hubungan Stres Dengan
Hipertensi Pada Penduduk Di
Indonesia Tahun 2007. Univ
Indones. 2010;

Alami Journal. Vol 4 No 1, Januari 2020, hal 27 - 39 | 37


Kejadian Hipertensi… , Maria Ester Tamungku et al

Tabel. 1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Umur,


Pendidikan, Pekerjaan di Puskesmas Jongaya Kota Makassar Tahun 2019. n= 179

Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%)


Jenis Kelamin
Laki-laki 72 40,2
Perempuan 107 59,8
Pendidikan
Tidak Sekolah 13 3,9
SD 15 4,5
SMP 38 11,5
SMA 71 21,5
Perguruan Tinggi 42 12,7
Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga 77 43
Wiraswasta 35 19,6
Petani/Buruh 22 12,3
Pegawai Negeri Sipil 27 15,3
Dan Lain-Lain 18 10,1
Sumber: Data Primer, 2019

Tabel. 2 Distribusi Responden Berdasarkan Tekanan Darah, Umur, Aktifitas Fisik,


Makanan Asing, Obesitas, Keturunan dan Stres di Puskesmas Jongaya Kota
Makassar Tahun 2019. n=179
Variabel Frekuensi (n) Persentase (%)
Tekanan Darah
Hipertensi 59 33
Tidak Hipertensi 120 67
Umur
Berisiko 113 63,1
Tidak berisiko 66 36,9
Aktifitas Fisik
Beraktifitas 105 58,7
Tidak beraktifitas 74 41,3
Makanan Asin
Berisiko 111 62
Tidak berisiko 68 38,0
Status Obesitas
Obesitas 106 59,2
Tidak obesitas 73 40,8
Keturunan/Gentik
Berisiko 115 64,2
Tidak berisiko 64 35,8
Stres
Stres 122 68,2
Tidak stres 57 31,8
Sumber: Data Primer, 2019.

38 | Alami Journal. Vol 4 No 1, Januari 2020, hal 27-39


Kejadian Hipertensi… , Maria Ester Tamungku et al

Tabel. 3 Distribusi responden berdasarkan hubungan umur, aktifitas fisik, makanan


asin, obesitas, keturunan/genetik dan stres dengan kejadian hipertensi pada pasien
dewasa di Puskesmas Jongaya Kota Makassar 2019.

Tekanan Darah Total


Variabel Hipertensi Tidak Hipertensi p
n %
n % n %
Umur
Berisiko 48 42,5 65 57,5 113 100
0,000
Tidak Berisiko 11 16,7 55 83,3 66 100
Aktifitas Fisik
Beraktifitas 44 41,9 61 58,1 105 100
0,003
Tidak beraktifitas 15 20,3 59 79,7 74 100
Makanan Asin/Garam
Berisiko 45 40,5 66 59,5 111 100
0,008
Tidak berisiko 14 20,6 54 79,4 68 100
Status Obesitas
Obesitas 44 41,5 62 58,5 106 100
0,004
Tidak Obesitas 15 20,5 58 79,5 73 100
Keturunan/Genetik
Berisiko 48 41,7 67 58,3 115 100
0,001
Tidak Berisiko 11 17,2 53 82,8 64 100
Stres
Stres 50 41,0 72 59,0 122 100
0,001
Tidak Stres 9 15,8 48 84,2 57 100
Sumber: Data Primer, 2019.

Alami Journal. Vol 4 No 1, Januari 2020, hal 27 - 39 | 39

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai