Anda di halaman 1dari 6

Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang

Vol 4 No 1 Tahun 2019


p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
HUBUNGAN USIA DAN JENIS KELAMIN
BERESIKO DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI
KLINIK X KOTA TANGERANG
Eni Nuraeni 1
1
Universitas Muhammadiyah Tangerang, eninoer92@gmail.com

INFORMASI ARTIKEL: ABSTRAK

Riwayat Artikel: Seseorang dikatakan hipertensi bila memiliki tekanan darah sistolik ≥ 140
Tanggal di Publikasi: Juli 2019 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg, pada pemeriksaan yang
Kata kunci: berulang. Prevalensi hipertensi di klinik X di Kota Tangerang adalah sebesar
Hipertensi 20%.Tujuan penelitian ini untuk mengkaji hubungan umur, jenis kelamin ,
umur riwayat keturunan, olahraga, obesitas, status pendidikan, status pekerjaan,
riwayat keturunan status perkawinan dan pendapatan dengan hipertensi di Klinik X di Kota
pendapatan Tangerang pada tahun 2016. Jenis penelitian adalah survei analitik dengan
menggunakan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini
adalah pengunjung klinik berumur 18 tahun ke atas yang berobat jalan di
Klinik X di Kota Tangerang pada tahun 2016, dengan besar sampel sebanyak
210. Pengumpulan data dilakukan dengan data primer melalui wawancara
dengan menggunakan kuesioner dan pengukuran tekanan darah, berat badan
dan tinggi badan.Analisis data dengan univariat, bivariat, multivariat. Hasil
analisis multivariat, didapatkan faktor yang berhubungan dengan hipertensi
adalah umur (p=0,000; OR=8.431), pendapatan (p=0.001; OR=4.471) dan
riwayat keturunan (0,031; OR=3.744) sedangkan variabel olahraga,
pekerjaan dan pendidikan merupakan variabel confounding. Umur
merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan hipertensi.
Disarankan kepada Depkes, Dinkes, Puskesmas untuk meningkatkan upaya
program promotif, preventif penyakit hipertensi, begitupun Klinik X, yang
lebih dikhususkan lagi kepada pasien-pasien rawat jalan terutama yang
mempunyai faktor resiko hipertensi.

1
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol 4 No 1 Tahun 2019
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917

PENDAHULUAN A Statement by the American Society of


Terjadinya transisi epidemiologi Hypertension and the International
yang paralel dengan transisi demografi Society of Hypertension 2013 dalam
dan transisi teknologi di Indonesia PERKI 2015). Hipertensi merupakan
dewasa ini telah mengakibatkan faktor resiko beberapa penyakit,
perubahan pola penyakit dari penyakit terutama penyakit-penyakit yang
infeksi kepenyakit tidak menular (PTM) berkaitan dengan sistem sirkulasi dan
meliputi penyakit degenerative dan man pembuluh darah (WHO, 2001).
made diseases yang merupakan factor Prevalensi Hipertensi seluruh dunia
utama masalah morbiditas dan diperkirakan mencapai 28.6%. Menurut
mortalitas.Terjadinya transisi hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
epidemiologi ini disebabkan terjadinya tahun 2013, yang dilakukan di Indonesia
perubahan sosial ekonomi, lingkungan menunjukkan bahwa prevalensi
dan perubahan struktur penduduk, saat hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil
masyarakat telah mengadopsi gaya pengukuran pada umur ≥18 tahun
hidup tidak sehat, misalnya merokok, sebesar 25.8%, sedangkan di Provinsi
kurang aktivitas fisik, makanan Banten sebesar 23%. Prevalensi di Kota
tinggilemakdankalori, serta konsumsi Tangerang menurut hasil Riskesdas
alcohol yang diduga merupakan factor tahun 2007 terdapat 7%, sedang pada
risiko PTM. Pada abad ke-21 ini Riskesdas 2013 tidak ditemukan
diperkirakan terjadi peningkatan laporan.Berdasarkan studi pendahuluan
insidens dan prevalensi PTM secara di Klinik X, didapatkan prevalensi
cepat, yang merupakan tantangan utama hipertensi 11.13%.
masalah kesehatandimasayangakan Faktor-faktor yang mempengaruhi
dating (Depkes RI, 2006 dalam Ekowati, terjadinya hipertensi dibagi dalam dua
2009). kelompok besar yaitu faktor yang tidak
Tekanan darah merupakan faktor dapat dikendalikan seperti jenis kelamin,
yang amat penting pada system umur, genetik, ras dan faktor yang dapat
sirkulasi. Peningkatan atau penurunan dikendalikan seperti pola makan,
tekanan darah akan mempengaruhi kebiasaan olahraga, konsumsi garam,
homeostasis di dalam tubuh. Tekanan kopi, alkohol dan stres. Untuk terjadinya
darah selalu diperlukan untuk daya hipertensi perlu peran faktor risiko
dorong mengalirnya darah di dalam tersebut secara bersama-sama (common
arteri, arteriola, kapiler dan system underlying risk factor), dengan kata
vena,sehingga terbentuklah suatu aliran lain satu faktor risiko saja belum
darahyang menetap (IbnuM, 1996 dalam cukup menyebabkan timbulnya
Febby, 2012). hipertensi (Depkes RI, 2003).
Seseorang akan dikatakan
hipertensi bila memiliki tekanan darah
sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan METODE PENELITIAN
darah diastolik ≥ 90 mmHg, pada Penelitian ini dilakukan di Klinik X
pemeriksaan yang berulang (disadur dari di Kota Tangerang tahun 2016.Populasi
dalam penelitian ini adalah pengunjung
klinik berumur 18 tahun ke atas yang

2
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol 4 No 1 Tahun 2019
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917

berobat jalan di Klinik X di Kota tahun)


Tangerang pada tahun 2016.Dengan
jumlah sampel 210.
Rancangan penelitian ini adalah
crosssectional dengan pendekatan 3 Kebiasaan Kurang/Cuku 133 63
kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan Olahraga p .3
dengan data primer melalui wawancara Baik 7 36
dengan menggunakan kuesioner dan .7
Ada
pengukuran tekanan darah, berat badan 73
4 Keturunan 155
dan tinggi badan. .8
Riwayat Hipertensi
Analisis dengan menggunakan Keturunan Tidak Ada
26
uji statistic chi-square. Dengan tingkat Keturunan 55
.2
kepercayaan 95% pada tabel silang 2x2. Hipertensi
Status Rendah 43 20
Nilai OR dikatakan bermakna jika p
Pendidika .5
(value) lebih kecil dari α = 0,05 5 n Sedang/Tinggi 167 79
sehingga H1 diterima berarti hubungan .5
antara variabel independen dengan Tidak Bekerja 60 28
variable dependen. Status .6
6 Pekerjaan Bekerja 150 71
.4
HASIL DAN PEMBAHASAN Rendah/Mene 44 21
Pendapata
7 ngah
n
Tabel 1 Tinggi 166 79
Hasil Analisis Univariat
Tabel 2
Persen Hasil Analisis Bivariat
N Jumla
Variabel Kategori tase
o h
(%)
N Variabel P Value OR 95% Cl
Dependen o
Hipertensi 42 20 1 Umur 0.001 9.630 3.6 -
Tekanan
1 Tidak 168 80 25.7
Darah
Hipertensi 2 Jenis 0.972 1.075 0.54 -
Independ Kelamin 2.12
en Beresiko
Tua (≥ 45 52 3 Olah Raga 0.163 1.824 0.858 -
110
tahun) .4 3.877
Umur
1 Muda (< 45 47 4 Riwayat 0.031 3.136 1.164 -
100
tahun) .6 keturunan
Jenis kelamin 8.445
beresiko 5 Status 0.036 2.397 1.125 -
(wanita ≥ 45 55 Pendidika 5.105
117
2 tahun dan .7 n
Jenis laki-laki <45 6 Status 0.001 3.308 1.638 -
Kelamin tahun) Pekerjaan 6.681
beresiko Jenis kelamin 7 Pendapata 0.016 2.663 1.261 –
tidak beresiko n 5.622
44
(laki-laki ≥ 45 93
.3
tahun dan
wanita<45

3
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol 4 No 1 Tahun 2019
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
Hasil dari analisis bivariate, terdapat uji regresi linier ganda setelah melewati
4 variabel yang berhubungan seleksi bivariat dan seleksi multivariat
signifikans dengan hipertensi, yaitu adalah sebagai berikut:
variabel umur (p value= 0.001), Dari analisis Multivariat terlihat bahwa
riwayat keturunan(p value= 0.031) , variabel yang berhubungan bermakna
pendidikan (p value= 0.036), dengan kejadian Hipertensi Di Klinik X
pekerjaan (p value= 0.001)dan di Kota Tangerang pada tahun 2016
pendapatan (p value = 0.016) adalah variabel Umur, Riwayat
keturunan, dan pendapatan.Sedangkan
Analisis Multivariat variabel yang menjadi confounding
Pada seleksi bivariate terdapat adalah 1) variabel olah raga merupakan
delapan variabel yang memiliki p value confounding terhadap riwayat
<0,25 yaitu variabel adalah umur (p keturunan dan variabel pekerjaan, 2)
value=0.001), riwayat keturunan (p variable Pekerjaan merupakan
value= 0.031), Pendidikan (p value= confounding dengan variabel Umur,
0.036), dan Pekerjaan(p value= 0.001). Riwayat keturunan dan Olah Raga, 3)
variabel pendidikan merupakan
Variabel P OR 95CI) confounding terhadap riwayat keturunan
B Value
dan Pekerjaan
Umur 2.13 0.00 8.431 2.937-
2 0 24.202
Riwayat 1.32 0.03 3.744 1.130- Pembahasan
keturuna 0 1 12.410 Umur
n Semakin umur bertambah,
Olahrag 0.55 0.22 1.748 0.715-
terjadi perubahan pada arteri dalam
a 8 1 4.271
Pendidi 0.80 0.08 2.225 0.894- tubuh menjadi lebih lebar dan kaku yang
kan 0 6 5.539 mengakibatkan kapasitas dan rekoil
Pekerjaa 0.63 0.12 1.883 0.841- darah yang diakomodasikan melalui
n 3 4 4.219 pembuluh darah menjadi berkurang.
Pendapa 1.55 0.00 4.741 1.835-
Pengurangan ini menyebabkan tekanan
tan 6 1 12.246
Consnta - 0.155 sistol menjadi bertambah.Menua juga
t 1.86 0.004 menyebabkan ganggun mekanisme
4 neurohormonal seperti system renin-
angiotensin-aldosteron dan juga
Keempat variabel tersebut menyebabkan meningkatnya konsentrasi
dikeluarkan satu persatu dimulai dari plasma perifer danjuga adanya
variabel yang mempunyai p value Glomerulosklerosis akibat penuaan dan
terbesar.Variabel obesitas , perkawinan, intestinal fibrosis mengakibatkan
tetap dikeluarkan dari pemodelan karena peningkatan vasokonstriksi dan
pada saat dikeluarkan dari pemodelan, ketahanan vaskuler, sehingga akibatkan
tidak ada variabel yang OR nya berubah meningkatnya tekanan darah
>10%. Sedangkan variabel olahraga, (hipertensi). Hasil penelitian
pekerjaan dan pendidikan ada variabel menununjukkan, mereka dengan umur
yang OR nya berubah >10%, sehingga tua (≥ 45 tahun) lebih beresiko 8.4 kali
dimasukkan kembali ke pemodelan, dan (C.I 95 % : OR 2.9-24.2) menderita
dianggap sebagai confounding. Model hipertensi bila dibandingkan dengan
terakhir dari analisis multivariat dengan

4
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol 4 No 1 Tahun 2019
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
mereka yang berumur muda (<45 dengan mereka dengan pendapatan
tahun). rendah dan sedang

Riwayat keturunan, KESIMPULAN


Secara teori banyak gen turut Proporsi penderita hipertensi di Klinik
berperan pada perkembangan gangguan X di Kota Tangerang tahun 2016 adalah
hipertensi. Seseorang yang mempunyai sebesar 20 %.
riwayat keluarga sebagai pembawa Variable yang mempunyai hubungan
(carier) hipertensi mempunyai resiko sebab akibat dengan kejadian Hipertensi
dua kali lebih besar untuk terkena di Klinik X di Kota Tangerang tahun
hipertensi.Gen simetrik memberi kode 2016 berturut turut adalah sebagai
pada gen aldosteron sintase, sehingga berikut:
menghasilkan produksi ektopik a. Umur tua ( ≥ 45 tahun)
aldosteron, mutasi gen Saluran natrium mempengaruhi kejadian hipertensi
endotel mengakibatkan peningkatan 8,4 kali dibandingkan dengan mereka
aktifitas aldosteron, penekanan aktifitas yang berumur muda (< 45 tahun).
renin plasma dan hypokalemia, b. Pendapatan tinggi mempengaruhi
Kerusakan menyebabkan sindrom kejadian hipertensi 4,7 dibandingkan
kelebihan mineralokortikoid. Dengan dengan mereka dengan pendapatan
meningkatnya aldosteron menyebabkan rendah dan sedang.
meningkatnya retensi air, sehingga c. Riwayat keturunan hipertensi
meingkatkan tekanann darah. Hasil mempengaruhi kejadian hipertensi
penelitian menunjukkan mereka yang 3.7 kali dibandingkan dengan mereka
ada riwayat keturunan hipertensi lebih yang tidak ada Riwayat keturunan.
beresiko 3.7 kali (C.I 95 %: OR 1.13- Variabel yang menjadi confounding
12.4) menderita hipertensi bila adalah variabel olah raga dan
dibandingkan dengan mereka yang tidak pendidikan merupakan confounding
ada riwayat keturunan hipertensi. terhadap riwayat keturunan.
Variable independen yang tidak
Pendapatan memiliki hubungan statistic signifikan
Faktor resiko hipertensi seperti dengan kejadian hipertensi adalah jenis
overweight dan obesitas banyak dialami kelamin beresiko.
oleh kelompok yang berpendapatan Rekomendasi dapat diberikan
tinggi . Di Indonesia terdapat pergeseran terutama untuk variabel-variabel yang
pola makan, yang mengarah pada dapat dimodifikasi :
makanan cepat saji dan yang diawetkan - Supaya tidak terjadi hipertensi perlu
yang kita ketahui mengandung garam dilakukan kegiatan untuk
tinggi, lemak jenuh, dan rendah serat memodifikasi prilaku untuk
mulai menjamur terutama di kota-kota mencegah hipertensi terutama
besar di Indonesia. Dan orang dengan mereka yang mempunyai riwayat
pendapatan tinggi banyak yang terbiasa keturunan hipertensi dan berumur ≥
dengan makanan cepat saji ini. Hasil 45 tahun , dengan berhenti merokok,
penelitian menunjukkkan mereka menjaga barat badan agar tidak
dengan pendapatan tinggi lebih obesitas, rutin berolah raga,
beresiko 4.7 kali (C.I 95%: OR 1.8-12.2) mengurangi makanan mengandung
menderita hipertensi bila dibandingkan tinggi garam, tinggi lemak.

5
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol 4 No 1 Tahun 2019
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
- Direkomendasikan mereka dengan Roina, Eka Megawati. 2013. Buku Ajar
riwayat keturunan hipertensi supaya Patofisiologi Mekanisme
tidak hipertensi sebaiknya rajin Terjadinya Penyakit. Tangerang
Selatan: BINARUPA AKSARA
berolah raga, juga bagi meraka yang
Publisher.
tidak bekerja dan berpendidikan
rendah . Atas dasar rekomendasi ini Sani, Aulia. 2008. Hypertension Current
disarankan disarankan Perspective. Jakarta: Meydya
- Direkomendasikan seseorang dengan Crea.
pendapatan tinggi memperhatikan
pola hidupnya dan menghindari Sulistiyowati. 2009. Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian
faktor resiko lain dari hipertensi.
Hipertensi di Kampung Button
Atas dasar rekomendasi tersebut Kelurahan Magelang Tahun
disarankan disarankan. 2009 [Skripsi], Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Semarang:
DAFTAR PUSTAKA UniversitasNegeri Semarang.
Lapau, Buchari. 2013. Metode
Penelitian Kesehatan Metode Suoth, Meylen.
Ilmiah Penulisan Skripsi, Tesis, 2014.HubunganGayaHidup
dan Disertasi (edisi 2). Jakarta: Dengan Kejadian Hipertensi di
Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Puskesmas Kolongan
Kecamatan Kalawat Kabupaten
_ _ _ _ _ _ _ _. 2013. Prinsip Dan Minahasa Utara.Ejournal
Metode Epidemilogi edisi 1. keperawatan (e-Kp) Vol. 2. No. 1.
Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
Suyono, Slamet. 2001. Buku Ajar
Natalia, Diana. et el. 2015.Hubungan Penyakit Dalam Jilid II. FKUI.
Obesitas dengan Kejadian Jakarta: BalaiPustaka.
Hipertensi di Kecamatan Sintang,
Kalimantan Barat.Pontianak: W. Aru Sudoyo. 2009. Buku ajar ilmu
Universitas Tanjungpura. hlmn. penyakit dalam Jilid 2 edisi 5.
336-338. CKD-228, Vol 42 No. 5. Jakarta: Internalpublishing.

Price, Sylvia Anderson, dan Wilson, Wijaya, Caroline. 1995. Patofisiologi


Lorraine McCarty. 1995. Konsep Klinis Proses-Proses
Hipertensi dalam Patofisiologi: Penyakit. Jakarta: Penerbitan
Buku Kedokteran EGC.
Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Jakarta: Penerbit Buku Yanuar, Luqman Rachman. et el. 2008.
Kedokteran EGC. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.
Jakarta: Penerbitan Buku
Riskesdas. 2007. Laporan Hasil Riset Kedokteran EGC.
Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Nasional Tahun 2007, Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.

_ _ _ _ _ _ . 2013. Laporan Hasil Riset


Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Nasional Tahun 2013, Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.

Anda mungkin juga menyukai