Hubungan Gaya Hidup dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia di Desa Tawun
Siti Maimunah
D III Keperawatan, Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Ngawi
Email: zufi.imun@gmail.com
1
CAKRA MEDIKA
Media Publikasi Penelitian; 2020; Volume 7; No 1.
Website: http://jurnal.akperngawi.ac.id
2
CAKRA MEDIKA
Media Publikasi Penelitian; 2020; Volume 7; No 1.
Website: http://jurnal.akperngawi.ac.id
pertanyaan tertutup. Analisis data memakai Tabel 4.2 : Distribusi Karakteristik
uji statistik Chi Square. Responden Berdasarkan Aktivitas Fisik, Pola
Makan, Dan Kebiasaan Tidur Pada Lansia
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Penderita Hipertensi Di Desa Tawun (N=73)
HASIL
a. Analisa Univariat Aktivitas Fisik Frekuensi Persentase
(n) (%)
Tabel 4.1 : Distribusi Karakteristik
Ya 23 31,5
Responden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Tidak 50 68,5
Pendidikan, Dan Pekerjaan Pada Lansia Pola Makan
Penderita Hipertensi Di Desa Tawun (N=73) Ya 23 31,5
Tidak 50 68,5
Variabel Frekuensi Persentase Kebiasaan Istirahat
(n) (%) Ya 25 34,2
Usia Tidak 48 65,8
60-65 22 30,1 Hipertensi
66-70 25 34,2 Stage 1 36 49,3
71-75 12 16,4 Stage 2 37 50,7
76-80 14 19,2
Jenis Kelamin Berdasarkan tabel 4.2 distribusi
Laki-laki 32 43,8
responden berdasarkan aktivitas fisik
Perempuan 41 56,2
responden menjawab ya sebanyak 23
Pendidikan
SD 33 45,2 responden (31,5%) dan responden menjawab
SMP 16 21,9 tidak sebanyak 50 (68,5%), berdasarkan
SMA 18 24,7 dengan pola makan responden menjawab ya
Diploma/Sarjana 6 8,2 sebanyak 23 (31,5%) dan menjawab tidak
Pekerjaan sebanyak 50 (68,5%), berdasarkan kebiasaan
PNS/Pensiunan 6 8,2 istirahat responden menjawab ya sebanyak 25
Buruh, Tani 3 4,1 (34,2%) dan responden menjawab tidak
Tidak Bekerja 64 87,7 sebanyak 48 (65,8%), responden yang
menderita hipertensi stage 1 sebanyak 36
(49,3%) dan responden yang mengidap
Berdasarkan tabel 4.1 penderita hipertensi stage 2 sejumlah 37 (50,7%).
hipertensi di Desa Tawun berdasarkan usia
didapatkan responden terbanyak yang
menderita hipertensi terjadi pada usia 66-70
yaitu 25 responden (34,2%). Berkaitan
dengan jenis kelamin pada perempuan terjadi
lebih banyak sebesar 41 responden (56,2%).
Pendidikan akhir responden terbanyak yaitu
lulusan SD dengan jumlah 33 responden
(45,2%). Sedangkan pekerjaan responden
terbanyak yaitu tidak bekerja sebesar 64
responden (87,7%).
3
CAKRA MEDIKA
Media Publikasi Penelitian; 2020; Volume 7; No 1.
Website: http://jurnal.akperngawi.ac.id
b. Analisa Bivariat pola makan memiliki kejadian hipertensi
Tabel 4.3 : Hubungan Aktivitas Fisik Dengan stage 1 berjumlah 26 responden (35%)
Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Desa dan stage 2 berjumlah 24 responden
Tawun (33%).
Nilai
Tabel 4.5 : Hubungan Kebiasaan Istirahat
Kejadian Hipertensi Total p
Aktivitas
Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di
Fisik Stage 1 Stage 2 Desa Tawun
n % n % n % Nilai
Kejadian Hipertensi Total p
Ya 16 22 7 10 23 32
Kebiasaan
Tidak 20 27 30 41 50 68 0,019 Istirahat Stage 1 Stage 2
Total 36 49 37 51 73 100 n % n % N %
Ya 24 34 1 1 25 35
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan 0,000
Tidak 12 16 36 49 48 65
analisa kedua variabel yaitu aktivitas fisik
dengan kasus hipertensi. Responden yang Total 36 50 37 50 73 100
melakukan aktivitas fisik memiliki kasus
hipertensi stage 1 berjumlah 16 responden Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan
(22%) dan yang memiliki kejadian hipertensi analisa kedua variabel yaitu kebiasaan
stage 2 berjumlah 7 responden (10%), istirahat dengan kejadian hipertensi.
sedangkan responden yang tidak melakukan Responden yang menerapkan kebiasaan
aktivitas fisik memiliki kejadian hipertensi istirahat memiliki kejadian hipertensi stage
stage 1 berjumlah 20 responden (27%) dan 1 berjumlah 24 responden (34%) dan yang
stage 2 berjumlah 30 responden (41%). memiliki kejadian hipertensi stage 2
berjumlah 1 responden (1%), sedangkan
Tabel 4.4 : Hubungan Pola Makan Dengan responden yang tidak menerapkan
Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Desa kebiasaan istirahat memiliki kejadian
Tawun hipertensi stage 1 berjumlah 12 responden
(16%) dan stage 2 berjumlah 36 responden
Nilai (49%).
Kejadian Hipertensi Total p
Pola PEMBAHASAN
Makan Stage 1 Stage 2 Pada penelitian ini penderita hipertensi
n % n % n % lebih banyak terjadi di umur 66-70 sebesar
Ya 10 14 13 18 23 32 25 responden (34,2%). Hal ini sependapat
0,009 dengan riset yang diteliti oleh (Tamamilang
Tidak 26 35 24 33 50 68
dkk., 2018) yang mengungkapkan ada
Total 36 49 37 51 73 100 hubungan antara umur dengan derajat
Sumber, Data Primer 2019 hipertensi. Frekuensi usia pada rentang 66-70
beresiko mengalami hipertensi karena
Berdasarkan tabel 4.4 menampakkan merupakan rentang usia wanita mengalami
analisa kedua variabel yaitu pola makan menopause. Pada wanita usia menopause
dengan kasus hipertensi. Responden yang terdapat beberapa perubahan hormonal yang
menerapkan pola makan memiliki kejadian memiliki efek adiktif pada peningkatan
hipertensi stage 1 berjumlah 10 responden tekanan darah. Semakin tinggi usia
(14%) dan yang memiliki kasus hipertensi seseorang, semakin tinggi juga tekanan
stage 2 berjumlah 13 responden (18%), darahnya. Hal ini terjadi karena adanya
sedangkan responden yang tidak menerapkan
4
CAKRA MEDIKA
Media Publikasi Penelitian; 2020; Volume 7; No 1.
Website: http://jurnal.akperngawi.ac.id
pengaruh degenerasi yang terjadi pada Berdasarkan tabel 4.4 dari hasil uji chi-
organ. square didapatkan nilai p pola makan dengan
Bersumber pada jenis kelamin diketahui kasus hipertensi sebesar 0,009 < alpha 0,05
penderita hipertensi lebih besar terjadi pada artinya diperoleh hubungan antara pola
wanita dengan jumlah responden sebanyak 41 makan dengan kasus hipertensi. Sependapat
responden (56,2%). Menurut Maulidina dkk., dengan penelitian Katalambula dkk., (2017)
(2018) laki-laki beresiko lebih tinggi yaitu ditemukan hubungan antara pola
memiliki hipertensi dari pada perempuan, makan, gaya hidup yang tidak sehat terhadap
tetapi pada saat perempuan mengalami kenaikan level hipertensi. Pola makan yaitu
menopause maka perempuan lebih beresiko pengetahuan tentang jenis dan jumlah
mengalami hipertensi, hal ini dipengaruhi makanan yang dikonsumsi agar sesuai
oleh hormon esterogen. dengan kriteria sehat (Aisyiyah, 2017).
Tingkat pendidikan pada penderita Makanan yang asin, tinggi lemak seperti
hipertensi di Desa Tawun didapatkan jeroan menyebabkan meningkatnya tekanan
responden terbanyak yaitu mempunyai darah (Jaya, 2018). Seperti yang
pendidikan terakhir SD dengan responden dikemukakan oleh Maulidina dkk., (2018)
sebesar 33 (45,2%). Penelitian Maulidina tingkat pendidikan yang rendah
dkk., (2018) menyatakan tingkat pendidikan memungkinkan seseorang mengalami
berpengaruh terhadap kejadian hipertensi. hipertensi, dimana pemahaman yang dimiliki
Tingkat pendidikan yang rendah responden kurang tentang pola makan yang
memungkinkan individu terserang hipertensi tepat terhadap penderita hipertensi.
karena kurang pengetahuan sehingga Berdasarkan tabel 4.5 dari hasil uji chi-
melakukan pola hidup tidak sehat. square didapatkan nilai p kebiasaan istirahat
Berdasarkan pekerjaan menunjukkan dengan kasus hipertensi sebasar 0,000 <
responden paling banyak tidak bekerja alpha 0,05 maknanya diperoleh hubungan
dengan jumlah 64 responden (87,7%). antara kebiasaan istirahat dengan kasus
Rahajeng & Tuminah (2010) menyatakan hipertensi. Hasil riset ini sepemikiran dengan
aktivitas fisik individu dipengaruhi oleh riset yang diteliti Sumarna dkk., (2017)
pekerjaan, apabila seorang individu tidak Kebiasaan tidur berfungsi melemaskan otot-
bekerja maka aktivitasnya tidak tinggi otot setelah beraktivitas dan membantu
akibatnya penyakit hipertensi akan menghilangkan stress. Saat malam hari tidur
meningkat. antara 6-8 jam berguna untuk menghilangkan
Berdasarkan tabel 4.3 dari hasil uji chi- kelelahan (Sakinah dkk, 2018).
square didapatkan nilai p aktivitas fisik
dengan kasus hipertensi sebasar 0,019 < 4. SIMPULAN
alpha 0,05 artinya terdapat hubungan antara Kesimpulannya dari 73 responden di
aktivitas fisik dengan kasus hipertensi. Hasil Desa Tawun sebagian besar tidak melakukan
riset ini sependapat dengan Rahmawati dkk., aktivitas fisik, tidak melakukan pola makan,
(2013) yang menyebutkan tekanan darah dan tidak melakukan kebiasaan istirahat.
seseorang akibat aktivitas sehari-hari, Kasus hipertensi pada lansia di Desa Tawun
semakin individu meningkatkan aktivitas lebih banyak mengalami hipertensi stage 2.
fisik maka semakin rendah resiko terjadi Dari hasil Chi-Square diperoleh hasil
hipertensi. Aktivitas fisik secara teratur bahwa terdapat hubungan antara gaya hidup
dengan ketepatan dan lama durasi yang tepat dengan kejadian hipertensi pada lansia di
akan mendukung individu menurunkan Desa Tawun. Oleh karena itu tenaga
tekanan darahnya. Jantung bisa memompa kesehatan diharapkan mampu berperan aktif
darah makin bagus tanpa melepas energi yang dalam memberikan pendidikan kesehatan
banyak jika kebutuhan aktivitas fisik
terpenuhi (Paruntu dkk., 2015).
5
CAKRA MEDIKA
Media Publikasi Penelitian; 2020; Volume 7; No 1.
Website: http://jurnal.akperngawi.ac.id
kepada lansia tentang gaya hidup yang sehat Manuputty, F. A. (2018). Hubungan Gaya
agar kejadian hipertensi menurun. Hidup Dengan Kejadian Hipertensi
Pada Lansia Di Desa Waai Wilayah
5. REFERENSI Kerja Puskesmas Perawatan Waai.
Aisyiyah. (2017). Hubungan Tingkat Stres Skripsi, 59.
dengan Kejadian Hipertensi pada Maulidina, F., Harmani, N., & Suraya, I.
Penderita Hipertensi. Jurnal (2018). Faktor-Faktor yang
Keperawatan ’Aisyiyah, 4(6), 60–73. Berhubungan dengan Kejadian
Kemenkes RI. (2018). Profil Kesehatan Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Indonesia. In Science as Culture (Vol. Jati Luhur Bekasi. 4(July), 149–155.
1, Issue 4). Okmalasari, F. I., & Sukesi, N. (2016).
https://doi.org/10.1080/0950543880952 Pemberian Terapi Tertawa Untuk
6230 Menurunkan Tekanan Darah Pada
Jaya, S. (2018). faktor-faktor Yang Pasien Hipertensi di RSUD KRMT
Berhubungan dengan kejadian Wonsonegoro Semarang. Jurnal
hipertensi pada wanita usia produktif Keperawatan, 59–64.
dikampung selang tengah. Αγαη, 8(2), Paruntu, O. L., Rumagit, F. A., & Kures, G.
2019. S. (2015). Hubungan Aktivitas Fisik,
https://doi.org/10.22201/fq.18708404e.2 Status Gizi dan Hipertensi pada
004.3.66178 Pegawai di Wilayah Kecamatan
Katalambula, L. K., Meyer, D. N., Ngoma, Tomohon Utara. 7(1).
T., Buza, J., Mpolya, E., Mtumwa, A. Rahajeng, E., & Tuminah, S. (2010).
H., & Petrucka, P. (2017). Dietary Prevalensi Hipertensi dan
pattern and other lifestyle factors as Determinannya di Indonesia. Majalah
potential contributors to hypertension Kedokteran Indonesia, 59.
prevalence in Arusha City, Tanzania: A Rahmawati, L., Rahardjo, & Rosdiana, L.
population-based descriptive study. (2013). Hubungan Gaya Hidup dengan
BMC Public Health, 17(1), 1–7. Kejadian Hipertensi di Desa Pondok
https://doi.org/10.1186/s12889-017- Kecamatan Nguter Kabupaten
4679-8 Sukoharjo. 01, 84–88.
Lestari, O. A., Dewi, Y. S. K., & Nurmainah. Sakinah, P. R., Kosasih, C. E., & Sari, E. A.
(2018). Pendampingan Bagi Fasilitator (2018). Gambaran Kualitas Tidur Pada
Penderita Hipertensi Di Kabupaten Penderita Hipertensi Quality Of Sleep
Kubu Raya Melalui Diseminasi Diet Among Hypertension Patient. Media
DASH. Kesehatan Politeknik Kesehatan
Mahmudah, S., Maryusman, T., Arini, F. A., Makasar, 13(2).
& Malkan, I. (2015). Hubungan Gaya Sumarna, U., Rosidin, U., & Suhendar, I.
Hidup Dan Pola Makan Dengan (2017). Hubungan Kualitas Tidur
Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di dengan Tekanan Darah Pasien
Kelurahan Sawangan Baru Kota Depok Prehipertensi/Hipertensi Puskesmas
Tahun 2015. Biomedika, 8(2), 43–51. Tarogong. Jurnal Keperawatan BSI.
https://doi.org/10.23917/biomedika.v8i2 Supriati. (2016). Hubungan Gaya Hidup
.2915 Sehat Dengan Kejadian Hipertensi
Majid, Y. A., Pujiana, D., Ardianti, S., & Pada Lansia Di Desa Natai Kondang.
Anis, N. (2018). Edukasi Pencegahan 5(1), 43–54.
Dan Penatalaksanaan Hipertensi Pada http://www.akrabjuara.com/index.php/a
Masyarakat Desa Sungsang Kecamatan krabjuara/article/view/919
Sungsang Banyuasin. 1, 7–14. Tamamilang, C. D., Kandou, G. D., &
Nelwan, J. E. (2018). Hubungan Antara
6
CAKRA MEDIKA
Media Publikasi Penelitian; 2020; Volume 7; No 1.
Website: http://jurnal.akperngawi.ac.id
Umur Dan Aktivitas Fisik Dengan
Derajat Hipertensi Di Kota Bitung
Sulawesi Utara. 7.