NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh:
MAHMASANI SUBKHI
201210201175
1
HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN
HIPERTENSI PADA LANSIA DI POSYANDU
MAWAR DESA SANGUBANYU
KABUPATEN PURWOREJO
NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh:
MAHMASANI SUBKHI
201210201175
2
3
HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN
HIPERTENSI PADA LANSIA DI POSYANDU
MAWAR DESA SANGUBANYU
KABUPATEN PURWOREJO1
INTISARI
Latar Belakang: Hipertensi saat ini merupakan faktor resiko morbiditas dan
mortalitas untuk lansia. Di Asia, tercatat 38,4 juta penderita hipertensi pada tahun
2000 dan diprediksi akan menjadi 67,4 juta orang pada tahun 2025. Di Indonesia,
mencapai 17-21% dari populasi penduduk dan kebanyakan tidak terdeteksi
(Muhammadun, 2010). Hasil penelitian Survaillance of Non-Communicable Diseases
di Kabupaten Purworejo Jawa Tengah, sebanyak 76 subyek laki-laki hipertensi
terdapat 19 (25%) orang membawa risiko genetik C677T gen MTHFR dan 6 (8%)
diantaranya kekurangan folat (Sunarti, 2007).
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan pola makan dengan kejadian hipertensi pada
lansia di Posyandu Mawar Desa Sangubanyu Kabupaten Purworejo.
Metodologi: Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif korelasi dengan
pendekatan waktu cross-sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 75 lansia.
Instrumen penelitian menggunakan kuesioner pada variabel pola makan, dan pada
variabel kejadian hipertensi menggunakan alat ukur tekanan darah yaitu
spigmomanometer dan stetoskop. Metode analisis yang digunakan adalah uji
Korelasi Rank Spearman.
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola makan dalam kategori cukup
baik sebanyak 52 responden (69,3%) dan kejadian hipertensi dalam kategori stadium
1 sebanyak 42 responden (56%). Hasil penelitian diperoleh nilai probabilitas (p) =
0,000 dengan nilai Korelasi Rank Spearman = -0,408.
Simpulan: Ada hubungan antara pola makan dengan kejadian hipertensi pada lansia
di Posyandu Mawar Desa Sangubanyu Kabupaten Purworejo
Saran: Kepada para lansia diharapkan mengelola pola makan yang baik sebagai
salah satu cara untuk mengobati hipertensi secara non farmakologis.
1
Judul Skripsi.
2
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
3
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
4
THE CORRELATION DIET AND BLOOD PRESSURE OF THE
ELDERLY IN POSYANDU MAWAR VILLAGE
SANGUBANYU KABUPATEN
PURWOREJO1
ABSTRACT
Background: Hypertension is now a risk factor for morbidity and mortality for the
elderly. In Asia, there were 38,4 million people with hypertension in 2000 and is
predicted to be 67,4 million people in 2025 in Indonesia, reaching 17-21% of the
population and mostly undetected (Muhammadun, 2010). Survaillance research
result of non-communicable diseases in the district Purworejo Central Java, as many
as 76 male subjects with hypertension there were 19 (25%) of people carry a genetic
risk C677T MTHFR gene and 6 (8%) were folate deficiency (Sunarti, 2007).
Research Objective: To determine the relationship of diet and the incidence of
hypertension in the elderly in the village rose posyandu district Sangubanyu
Purworejo.
Research Method: This study used a descriptive approach correlation with a cross-
sectional approach. Samples in this study were 75 elderly. Research instruments
using questionnaires on diet variables, and the variable incidence of hypertension
using a blood pressure measuring devices are spigmomanometer and stethoscope.
Method of analysis used was Spearman Rank correlation test.
Research Result: This study has shown that a diet in good enough category of 52
respondents (69,3%) and the incidence of hypertension in the category of stage 1 as
many as 42 respondents (56%). The results obtained by the probability value (p) =
0,000 with a value of Spearman Rank correlation = -0,408.
Conclusion: There is a relationship between diet and the incidence of hypertension
in the elderly in the village rose Posyandu district Sangubanyu Purworejo.
Suggestion: For elderly is expected to manage a good diet as one way to treat
hypertension non famacological.
1
Essay Title.
2
Student of Nursing Science Program Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
3
Lecturer of Nursing Science Program Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
5
PENDAHULUAN makanan yang berisiko yang akan
Masalah lansia yang banyak dianalisis di bawah adalah sering
terkait kesehatan yaitu penyakit makan makanan asin, sering makan
tidak menular yang biasa disebut makanan manis dan sering makan
penyakit darah tinggi. Jumlah makanan berlemak.Kondisi perilaku
penderita hipertensi di seluruh dunia makan makanan berisiko pada
terus meningkat. Di Asia, tercatat komunitas Lansia, terjadi
38,4 juta penderita hipertensi pada peningkatan prosentasenya dari
tahun 2000 dan diprediksi akan tahun 2007 ke tahun 2013, hanya
menjadi 67,4 juta orang pada tahun pada perilaku makan makanan
2025. Di Indonesia, mencapai 17- manis yang terjadi penurunan 9,4 %,
21% dari populasi penduduk dan sedangkan pada perilaku makan
kebanyakan tidak terdeteksi makanan asin meningkat tajam
(Muhammadun, 2010). Hasil sebesar 1,7 % (Budianto, 2014).
penelitian Survaillance of Non- Pusat Penelitian Biomedis
Communicable Diseases di dan Farmasi Badan Penelitian
Kabupaten Purworejo Jawa Tengah, kesehatan Departemen Kesehatan RI
sebanyak 76 subyek laki-laki dalam suatu penelitian menyatakan
hipertensi terdapat 19 (25%) orang prevalensi penyakit hipertensi di
membawa resiko genetik C677T gen Indonesia adalah 32,2%. Faktor
MTHFR dan 6 (8%) diantaranya resiko yang dapat menyebabkan
kekurangan folat (Sunarti,2007). hipertensi antara lain kegemukan
Hipertensi adalah suatu (BMI > 30 kg/m2), dislipidemia,
keadaan ketika tekanan darah di diabetes mellitus, merokok, kurang
pembuluh darah meningkat secara aktivitas, mikroalbuminuria (GFR
kronis. Hal tersebut dapat terjadi (Glomerolus Filtration Rate) < 60
karena jantung bekerja lebih keras mL/menit, usia> 55 tahun bagi pria
memompa darah untuk memenuhi dan > 65 tahun bagi
kebutuhan oksigen dan nutrisi wanita(Rahajeng& Tuminah, 2009).
tubuh. Jika dibiarkan, penyakit ini Berdasarkan hasil survey
dapat mengganggu fungsi organ- awal yang peneliti lakukan di
organ lain, terutama organ-organ Posyandu Mawar Desa Sangubanyu
vital seperti jantung dan ginjal. Kabupaten Purworejoterhadap 10
Didefinisikan sebagai hipertensi jika orang lansia dengan kejadian
pernah didiagnosis menderita hipertensi diperoleh data 7 dari 10
hipertensi/penyakit tekanan darah klien yang dijadikan sampel
tinggi oleh tenaga kesehatan mengatakan terjadi peningkatan
(dokter/perawat/bidan) atau belum tekanan darahdikarenakan tidak bisa
pernah didiagnosis menderita membatasi makanan yang terlalu
hipertensi. Tetapi saat diwawancara banyak mengandung garam
sedang minum obat medis untuk disebabkan karena klien merasa
tekanan darah tinggi (minum obat makanan hambar jika tidak diberi
sendiri) (RISKESDAS, 2013). garam, dan responden masih
Berdasarkan survey yang mengkonsumsi daging dalam jumlah
dilakukan oleh komnas lansia bahwa besar.
kondisi perilaku memakan makanan
berisiko sangatlah menentukan METODE PENELITIAN
peningkatan proporsi penderita Penelitian ini menggunakan jenis
gangguan kesehatan pada komunitas penelitian deskriptif korelasi, yaitu
lansia. Beberapa perilaku makan mengkaji hubungan antar variabel yang
bertujuan untuk mengungkapkan
6
hubungan korelatif antar variabel alat pengukur tekanan darah
(Hidayat, 2007). Pendekatan dalam (spigmomanometer dan stetoskop)
penelitian ini adalah cross sectional dengan merk ANEROID AVICO.
yaitu untuk mencari hubungan pola Pada penelitian ini kuesioner
makan dengan kejadian hipertensi pola makan tidak dilakukan uji
pendekatan ini dilakukan hanya satu validitas dan reliabilitas karena
kali, pada satu waktu (Notoadmojo, kuesioner yang digunakan sudah
2012). baku yang diadopsi dari Gultom
Populasi dalam penelitian ini (2016). Sedangkan alat yang
sebanyak 75 lansia di Posyandu digunakan untuk mendapatkan data
Mawar Desa Sangubanyu Kabupaten tekanan darah responden
Purworejo. menggunakan alat pengukur tekanan
Teknik pengambilan sampel darah (spigmomanometer dan
menggunakan teknik total sampling stetoskop) dengan merk ANEROID
yaitu pengambilan sampel responden AVICO, cukup akurat terdapat
dengan cara mengambil semua anggota pengait pada manometer sehingga
populasi. Metode pengumpulan data bisa dikaitkan pada manset, manset
pada penelitian ini menggunakan berbahan nylon, menggunakan
kuesioner yang diisi oleh lansia untuk velcro sebagai pengait sehingga
mengetahui pola makan lansia mudah dipasang dan dilepas Bladder
sedangkan untuk mengetahui kejadian dan tanpa sambungan.
hipertensi pada lansia menggunakan
7
berdasarkan jenis kelamin terbanyak makan kurang baik sebanyak 2
adalah laki-laki yaitu sebanyak 40 responden (2,7%).
orang (53,3%). Karakteristik
responden berdasarkan pekerjaan 3. Kejadian Hipertensi pada Lansia
terbanyak adalah petani yaitu di Posyandu Mawar Desa
sebanyak 39 orang (52,0%). Sangubanyu Kabupaten
Purworejo
2. Pola Makan Lansia Hipertensi di
Posyandu Mawar Desa Tabel 4.3 Kejadian Hipertensi Pada
Sangubanyu Kabupaten Lansia di Posyandu Mawar Desa
Purworejo Sangubanyu Kabupaten
Purworejo
Tabel 4.2 Pola Makan Lansia Hipertensi Kejadian
(f) %
di Posyandu Mawar Desa Sangubanyu Hipertensi
Kabupaten Purworejo Hipertensi Stadium 1 42 56.0
Pola makan (f) % Hipertensi Stadium 2 26 34.7
Kurang Baik 2 2.7 Hipertensi Stadium 3 7 9.3
Cukup Baik 52 69.3 Total 75 100
Baik 21 28.0
Total 75 100.0 Berdasarkan tabel 4.3 dapat
dilihat paling banyak responden
Berdasarkan tabel 4.2 dapat mengalami kejadian hipertensi
dilihat paling banyak responden stadium 1 sebanyak 42 responden
memiliki pola makan yang cukup (56%) dan paling sedikit stadium 3
baik sebanyak 52 responden sebanyak 7 responden (9,3%).
(69,3%) dan paling sedikit pola
4. Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Hipertensi di Posyandu Mawar
Desa Sangubanyu Kabupaten Purworejo
Tabel 4.4 Tabel Tabulasi Silang Hubungan Pola Makan dengan Kejadian
Hipertensi pada Lansia di Posyandu Mawar Desa Sangubanyu
Kabupaten Purworejo
Pasien Hipertensi
Stadium Stadium Stadium
Total Spearma (p)
Pola 1 2 3
n's rho
Makan N % N % N % N %
Baik 19 25,3 2 2,7 0 0 21 28
-0,408 0,000
Cukup 22 29,3 23 30,7 7 9,3 52 69,3
Kurang 1 1,3 1 1,3 0 0 2 2,7
8
PEMBAHASAN
10
< α (0,05), maka Ho ditolak dan mengalami kejadian hipertensi
Ha diterima yang berarti ada stadium 1 yaitu sebanyak 42
hubungan antara pola makan responden (56%), dan ada
dengan kejadian hipertensi pada hubungan pola makan dengan
lansia di Posyandu Mawar Desa kejadian hipertensi di Posyandu
Sangubanyu Kabupaten Mawar Desa Sangubanyu
Purworejo. Kabupaten Purworejo dengan taraf
Hasil penelitian ini sejalan signifikan (p) = 0,000 dengan nilai
dengan penelitian Mellisa (2013) korelasi Rank Spearman = -0,408.
menyatakan terdapat hubungan
antara perilaku olahraga, stress dan SARAN
pola makan dengan tingkat Hasil penelitian ini diharapkan
hipertensi pada lanjut usia. dapat menjadi acuan untuk
mengobati hipertensi secara non
SIMPULAN farmakologis yang dapat dilakukan
Pola makan lansia yang oleh para lansia dengan mencoba
menderita hipertensi di Posyandu pola makan yang lebih baik
Mawar Desa Sangubanyu dengan mengurangi konsumsi
Kabupaten Purworejo mayoritas makanan yang tinggi natrium atau
memiliki pola makan yang cukup garam, tinggi lemak, dan juga
baik yaitu sebanyak 52 responden meningkatkan konsumsi sayur dan
(69,3). Kejadian hipertensi pada buah dengan harga yang
lansia di Posyandu Mawar Desa terjangkau setiap harinya.
Sangubanyu Kabupaten Purworejo
sebagian besar responden
11
Fakultas Kesehatan Pengembangan Kesehatan,
Masyarakat Universitas Departemen Kesehatan,
Indonesia. Republik Indonesia.
Mellisa. 2013. Hubungan antara Sunarti. 2007. Kombinasi Faktor
perilaku olahraga, stress dan Genetik dan Nutrisi
polamakan dengan tingkat Tingkatkan Risiko Hipertensi
hipertensi pada lanjut usia Di ( Diakses dari
Posyandu Lansia Kelurahan http://www.http://ugm.ac.id/i
Gebang Putih Kecamatan d/berita/1133kombinasi.fakto
Sukolilo Kota Surabaya. r.genetik.dan.nutrisi.tingkatka
Skripsi Tidak Dipublikasikan. n.risiko.hipertensi
Muhammadun, A. S. 2010. Hidup padatanggal 30 Desember
Bersama Hipertensi. 2014).
Jogjakart: In-Books. Sustrani, et al. 2006.Hipertensi.
Notoatmojdo. 2012. Metodelogi Jakarta:
penelitian Kesehatan. Jakarta GramediaPustakaUtama.
: PT. Rineka Cipta. Susyani. 2012. Pola Konsumsi
Rahajeng, E. & Tuminah,S. 2009. Makanan Olahan dan
Prevalensi Hipertensi dan Kejadian Hipertensi di
determinasinya di Indonesia. Rumah Sakit Umum Daerah
Artikel penelitian. Jakarta: Prabumulih Tahun 2012.
Pusat Penelitian Biomedis Skripsi Tidak Dipublikasikan.
dan Farmasi Badan Penelitian
Kesehatan Departemen
Kesehatan RI.
Riset Kesehatan Dasar. 2013. Jakarta:
Badan Penelitian dan
12