Abstrak
Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronis metabolik yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah
dikarena terdapat kelainan pada defek sekresi, kerja insulin, atau keduanya. Kejadian diabetes melitus tipe II tidak lepas
dari berbagai faktor risiko yang dapat mempengaruhiya seperti aktivitas fisik dan status gizi. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui Hubungan Antara Aktivitas Fisik Dan Status Gizi Dengan Kadar Gula Darah Sewaktu Pada
Pasien Diabetes Melitus Tipe II Di Wilayah Rw. 05 Kelurahan Srengseng Sawah Tahun 2020. Pada penelitian ini
menggunakan desain penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional, dengan populasi pada penelitian sebanyak
44 responden. Teknik sampling yang diterapkan yaitu menggunakan purposive sampling. Instrumen dalam penelitian
ini menggunakan kuesioner dan observasi. Analisa data dalam penelitian menggunakan uji Koefisien Pearson Produk-
Moment. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh nilai aktivitas fisik p-value 0,000 dan status gizi p-value 0,002.
Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dan status gizi dengan kadar gula
darah sewaktu. Saran tingkatkan kegiatan Posbindu untuk penderita diabetes melalui senam diabet, pengukuran BB dan
pemeriksaan Gula Darah sehingga aktifitas fisik, status gisi dan gula darah dapat termonitor dengan baik.
Kata kunci : Diabetes Melitus (DM), Aktivitas Fisik, Status Gizi, Kadar Gula Darah Sewaktu
Daftar Pustaka : 83 (2001-2020)
Abstract
Diabetes mellitus is a chronic metabolic disease characterized by increased blood sugar levels due to abnormalities in
secretion defects, insulin action, or both. The incidence of type II diabetes mellitus cannot be separated from various
risk factors that can affect it, such as physical activity and nutritional status. The purpose of this study was to determine
the relationship between physical activity and nutritional status with blood sugar levels in patients with type II diabetes
mellitus in the Rw. 05 Srengseng Sawah Village in 2020. This study used an analytical research design with a cross
sectional approach, with a population of 44 respondents. The sampling technique applied was purposive sampling. The
instruments in this study used a questionnaire and observation. Analysis of the data in this study using the Pearson
Product-Moment Coefficient test. Based on the results of the study, it was obtained that the physical activity value was
p-value 0.000 and the nutritional status was p-value 0.002. It can be concluded that there is a significant relationship
between physical activity and nutritional status with blood sugar levels at any time. Suggestions to increase Posbindu
activities for diabetics through diabetes exercise, weight measurement and blood sugar checks so that physical activity,
nutritional status and blood sugar can be monitored properly.
Menghargai Subjek (Respect For Person), berdasarkan usia adalah 56 tahun dengan
Manfaat (Beneficence), Tidak standar deviasi 7.866. Dimana usia termuda
Membahayakan Subjek Penelitian (Non responden yang memiliki riwayat penyakit
Maleficence), Keadilan (Justice) (Masturoh & diabetes melitus 39 tahun dan tertua 69
Anggita, 2018). Penelitian ini menggunakan tahun. Dari hasil estimasi interval dapat
kusioner dalam pengumpulan data dengan disimpulkan bahwa 95% diyakini rata-rata
karakteristik responden terdiri atas : inisial usia responden antara 54.09 sampai 58.93
nama, usia, jenis kelamin,pendidikan terakhir, tahun.
pekerjaan. Dan untuk mengetahui ukuran
aktivitas pada individu, penelitian ini Tabel 5.3
menggunakan kuesioner dari International Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan
Physical Activity Questionnaire (IPAQ). Terakhir Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II Di
Wilayah Rw.05 Kel. Srengseng Sawah, Juni 2020
Untuk mengetahui status gizi responden, (n=43)
dapat menggunakan nilai Indeks Masa Tubuh Variabel Frequency Percent
(IMT) dengan menggunakan rumus hitung SD 7 16.3
IMT. Sedangkan pengukuran kadar gula SMP 11 25.6
darah yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu SMA 16 37.2
dengan cara mengukur kadar gula darah PT 9 20.9
sewaktu dengan rentang waktu 7 hari terakhir Total 43 100.0
pada lembar observasi yang tertera pada
kuesioner. Kemudian data yang didapatkan
Berdasarkan hasil tabel 5.3 diatas,
akan dinput dan dikelola oleh peneliti dengan
menunjukan bahwa mayoritas gambaran
menggunakan software SPSS version 23.
karakteristik demografi responden
berdasarkan pendidikan terakhir adalah SMA
HASIL PENELITIAN sebanyak 16 orang (37.2%).
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Pada
Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II Di Wilayah
Pasien Diabetes Melitus Tipe II Di Wilayah Rw.05
Rw.05 Kel. Srengseng Sawah, Juni 2020 (n=43)
Kel. Srengseng Sawah, Juni 2020 (n=43)
Variabel Frequency Percent
Variabel Frequency Percent
Laki-laki 13 30.2
ASN 4 9.3
Perempuan 30 69.8
Wiraswasta 7 16.3
Total 43 100.0
Wirausaha 3 7.0
Tidak Bekerja 29 67.4
Berdasarkan hasil tabel 5.1 diatas, Total 43 100.0
menunjukan bahwa gambaran karakteristik
demografi responden berdasarkan jenis
Berdasarkan hasil tabel 5.4 diatas,
kelamin terbanyak pada perempuan sebanyak
menunjukan bahwa mayoritas gambaran
30 orang (69.8%). Sedangkan pada laki-laki
karakteristik demografi responden
sebanyak 13 orang (30.2%).
berdasarkan pekerjaan adalah tidak bekerja
atau ibu rumah tangga sebanyak 29 orang
Tabel 5.2 (67.4%).
Distribusi Berdasarkan Usia Pada Pasien Diabetes
Melitus Tipe II Di Wilayah Rw.05 Kel. Srengseng
Sawah, Juni 2020 (n=43) Tabel 5.5
Variabel Mean Std. Minimum Maximum 95%CI Distribusi Variabel Independen (Aktivitas Fisik
Deviation ) Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II Di
Usia 56.51 7.866 39 69 54.09-
58.93
Wilayah Rw.05 Kel. Srengseng Sawah, Juni
2020 (n=43)
Variabel Mean Std. Minimum Maximum 95%CI
Berdasarkan hasil tabel 5.2 diatas, Deviation
Skor 2090.89 1457.221 639 7068 1642.43-
menunjukan bahwa rata-rata gambaran IPAQ 2539.36
karakteristik demografi responden
4
Dimana terdapat hubungan yang bermakna Sehingga pada penelitian ini peneliti
antara aktivitas fisik dengan kadar gula darah menyimpulkan bahwa semakin rendah nya
sewaktu dan menunjukan hubungan yang kuat individu melakukan aktivitas fisik, maka
dan berpola negatif artinya semakin semakin meningkatkan kadar gula darah
rendahnya aktivitas fisik penyandang diabetes individu tersebut. Melakukan aktivitas fisik
melitus tipe II semakin tinggi kadar gula memiliki banyak manfaat bagi kesehatan
darahnya. Hal ini sesuai dengan penelitian tubuh terutama bagi penyandang Diabetes
menurut (Audina, Maigoda, & Wahyu, 2018) Melitus Tipe II. Dimana dengan beraktivitas
Terdapat hubungan antara aktivitas fisik lemak dan gula yang tersimpan didalam tubuh
dengan GDP (p=0,029) dengan kekuatan dapat diubah menjadi energi yang mana hal
hubungan sedang dan berpola negatif r=- tersebut dapat mengontrol terjadinya
0,379, dimana semakin rendah individu peningkatan kadar gula darah.
melakukan aktivitas fisik yang maka semakin
tinggi kadar gula darah.
Hubungan Antara Status Gizi Dengan
Ketika individu melakukan aktivitas fisik Kadar Gula Darah Sewaktu Pada Pasien
seperti (latihan fisik atau berolahraga), otot Diabetes Melitus Tipe II
yang digunakan untuk bergerak Dari hasil penelitian berdasarkan uji pearson
membutuhkan glukosa darah dan leamk correlation didapatkan hasil koefisen korelasi
sebagai sumber untuk energi utama. Hal ini sebesar 0,453 dengan signifikansi 0,002.
mengakibatkan insulin semakin meningkat Dimana terdapat hubungan yang bermakna
sehingga kadar gula dalam darah pada tubuh antara status gizi dengan kadar gula darah
manusia berkurang. Lain hal dengan individu sewaktu, menunjukan hubungan yang kuat
yang jarang melakukan aktivitas fisik dimana dan berpola positif artinya semakin rendahnya
asupan makanan yang masuk kedalam tubuh aktivitas fisik penyandang diabetes melitus
tidak mengalami pembakaran dan tertimbun tipe II semakin tinggi kadar gula darahnya.
didalam tubuh dalam bentuk lemak dan gula. Hal ini sesuai dengan penelitian menurut
Jika insulin tidak mampu mencukupi dalam (Hasanah & Anita, 2018) yaitu terdapat
mengubah glukosa menjadi energi, makan adanya hubungan antara status gizi dengan
akan menyebabkan terjadinya Diabete Melitus kadar gula darah sewkatu pada pasien
(Departemen Kesehatan RI, 2008). Diabetes Melitus Tipe II dengan hasil nilai p
= 0,004 atau p < 0,05.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Nurayati & Adriani (2017) menyebutkan hal Terjadinya kondisi status yang berlebih dapat
yang sama bahwasannya dalam beraktivitas disebabkan karema makanan yang masuk
otot membutuhkan energi, untuk mengisi kedalam tubuh dalam jumlah besar
kekurangan energi yang dibutuhkan dibandingkan dengan penggunakaan energi
menggunakan glukosa yang tersimpan yang dibutuhkan oleh tubuh (Guyton & Hall,
sehingga kadar gula dalam darah dapat 2008). Hal ini berresiko akan terjadinya
berkurang yang mana hal ini dapat penyakit diabetes melitus yang semakin
meningkatkan kontrol gula darah. Hasil meningkat dengan naik nya Indek Masa
penelitian lainnya menunjukkan bahwa Tubuh individu lebih dari normal (Arif et al.,
kurangnya aktivitas fisik yang dapat 2014). Kelebihan berat badan pada seseorang
mempengaruhi kadar gula darah penderita dapat memicu terjadinya sel-sel yang berada
Diabetes Melitus Tipe II. Melakukan latihan didalam tubuh tidak sensitif terhadap insulin
fisik seperti berjalan, joging selama 30 menit atau yang biasa disebut dengan resistensi
pada frekuensi 4-5 kali seminggu sangat insulin (Isnaini & Hikmawati, 2016). Dimana
dianjurkan agar dapat mengontrol kadar gula insulin memiliki peran didalam tubuh untuk
darah penderita DM tipe 2 (Abdurrachim, dapat meningkatkan ambalan glukosa di
2017). jaringan sel dan mengatur metabolisme
karbohidrat, sehingga jika terjadi resistensi
insulin oleh sel maka kadar gula dalam darah
8
Sehingga pada penelitian ini peneliti Abdurrachim, R. (2017). Fiber Intake And
menyimpulkan bahwa semakin meningkatkan Physical Excercise Contributed To
IMT atau status gizi lebih maka akan semakin Blood Glucose Level In Outpatients
tinggi kadar gula dalam darah yang berada With Type 2 Diabetes Mellitus.
didalam tubuh. Indonesian Journal Of Nutrition And
Diebetics, 5(2) 65–75.
KESIMPULAN
Dari 43 responden yang mengikutin penelitian ADA. (2019). The Path to Understanding
ini menghasilkan data karakteristik demografi
Diabetes Starts Here. Dipetik Maret
responden berdasarkan jenis kelamin
terbanyak pada perempuan sebanyak 30 orang 19, 2020, dari www.diabetes.org.
(69.8%), berdasarkan usia rata-rata memiliki
Adnan, M., Mulyati, T., & Isworo, T. J.
usia 56 tahun, berdasarkan pendidikan
terakhir terbanyak pada SMA sebanyak 16 (2013). Hubungan Indeks Masa Tubuh
orang (37.2%), berdasarkan pekerjaan Dengan Kadar Gula Darah Penderita
terbanyak pada adalah ibu rumah tangga/tidak Dm Tipe 2 Rawat Jalan Di RS
bekerja sebanyak 29 orang (67.4%). Pada Tugurejo Semarang. Jurnal gizi
distribusi frekuensi variabel independen Universitas Muhammadiyah
(aktivitas fisik dan status gizi), responden Semarang, 5.
memiliki rata-rata skor IPAQ sebanyak
2090.89 METs, dan rata-rata IMT pada status Adriyani, F. D., & Wibowo, , Y. A. (2014).
gizi adalah 24.772 Kg/m2 sedangkan
Pengembangan Ekstrakulikuler
distribusi frekuensi variabel dependen (Gula
Darah Sewaktu), rata-rata GDS pada Olahraga Sekolah. Yogyakarta: UNY
responden adalah 212.19 Mg/dl. Press.
Didapatkan hubungan yang signifikan antara
aktivitas fisik dengan kadar gula darah pada Amrullah, J. F. (2020). Hubungan Aktivitas
pasien diabetes melitus tipe II dengan hasil Fisik Dengan Kadar Gula Darah
koefisien korelasi sebesar 0,529 dengan taraf Sewaktu Pada Lansia Penderita
signifikanasi (p-value) 0,000 (<0,05). Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja
Didapatkan hubungan yang signifikan antara Upt Puskesmas Babakan Sari Kota
status gizi dengan kadar gula darah pada Bandung. Jurnal Sehat Masada
pasien diabetes melitus tipe II dengan hasil
Volume Xiv.
koefisien korelasi sebesar 0,453 dengan taraf
signifikanasi (p-value) 0,002 (<0,05). Apriyana, W. (2015). Hubungan Aktivitas
Saran bagi peneliti selanjutnya hendaknya
Fisik Dengan Kualitas Tidur Remaja
dapat dikembangkan dengan menghubungkan
dengan beberapa variable lain yang Di Yogyakarta. Yogyakarta:
mempengaruhi kadar gula darah seperti pola Universitas Gadjah Mada.
makan dan riwayat penyakit. Selain itu
penelitian berikutnya hendaknya Arif, M., Ernalia, Y., & Rosdiana, D. (2014).
menggunakan pengukuran kadar gula darah Hubungan Indeks Massa Tubuh
yang lebih akurat lagi yaitu gula darah puasa. Dengan Kadar Gula Darah. Jom.
Azizah, & Lilik , M. (2011). Keperawatan Guyton, C. A., & Hall, E. J. (2008). Buku
Lanjut Usia. Edisi 1. Yogyakarta: Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta:
Graha Ilmu. EGC.
Black, & Hawks. (2014). Keperawatan Hardinge, M. G., & Shryock, H. (2001). Kiat
Medikal Bedah Manajemen Klinis Keluarga Sehat Mencapai Hidup
Untuk Hasil Yang Diharapakn Edisi 8. Prima Dan Bugar. Bandung:
SIngapura: Elseiver. Indonesia Publishing House.
Boden. (2011). Insulin Resisten And Free Harlan, J., & Johan, R. (2018). Metodologi
Fatty Acids, Curr Opinion Endocranial Penelitian Kesehatan. Depok:
Diabetes Obes. 134-143. Universitas Gunadarma.
Brunner, & Suddarth. (2013). Buku Ajar Harsari, R. H., Fatmaningrum, W., &
Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Prayitno, J. (2018). Hubungan Status
Volume 2. Jakarta: EGC. Gizi Dan Kadar Glukosa Darah Pada
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. E-
Bustan. (2010). Epidemiologi Penyakit Tidak Journal Kesehatan Indonesia Vol. 6,
Menular. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2.
Daniels. (2009). The Use Of Bmi In The Hartono, A. (2013). Terapi Gizi Dan Diet
Clinical Setting. 124:S35–S41. Rumah Sakit. Edisi 2. Buku
Kedokteran. Jakarta: EGC.
DEPKESRI. (2008). Petunjuk Teknis
Pengukuran Faktor Risiko Diabetes Hastono. (2012). Analisis Data Kesehatan.
Melitus. Jakarta. Depok: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia.
DiabetesUK. (2010). Diabetes In The Uk
2010: Key Statistics On Diabetes. Hastono, S. P. (2007). Analisis Data
England: Diabates UK. Kesehatan. Depok: FKM UI.
Firmansyah, M. R. (2017). Hubungan Pola IDF. (2019). Diabetes Atlas Ninth Edition.
Makan Dan Aktivitas Fisik Dengan Brussels: IDF.
Kadar Gula Darah Pada Penderita
10
John, A. M. (2015). Buku Ajar Ilmu Penyakit Loscalzo, E. A. (2018). Harrison's Principles
Dalam. Edisi 6. Jakarta: Interna Of Internal Medicine, 20e. USA:
Publishing. Mcgraw-Hill Education.
Kalahi, L. (2015). Surveilans. Jakarta: CV. Madsen, S. M. (2015). High Intensity Interval
Trans Info Media. Training Improvesglycaemiccontrol
And Pancreatic Β Cell Function Of
Kamaludin, Ridwan, & Et Al. (2009). • Type 2 Diabetes Patients. Plos One,
Analisi Faktor Yang Mempengaruhi 10(8): 1-24.
Kepathan Asupan Cairan Pada Pasien
Gagal Ginjal Kronik Dengan Mardalena, I. (2019). Dasar-Dasar Ilmu Gizi.
Hemodialisis DI RSUD Prof. Dr. Yogyakarta: Pustaka Baru Pres.
Margono Soekarjopurwokerto. Jurnal
Keperawatan Soedirman, Volume. 4, Masruroh, E. (2018). Hubungan Umur Dan
1. Status Gizi Dengan Kadar Gula
Darah. Jurnal Ilmu Kesehatan , Vol. 6
KEMENKES. (2010). Petunjuk Teknis No. 2.
Pengukuran Faktor Risiko Diabetes
Melitus. Jakarta: KEMENKES. Masturoh, & Anggita, N. (2018). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Kemenkes. (2015). Pharmaceutical Care KEMENKES RI.
Untuk Penyakit Diabetes Mellitus.
Jakarta: KEMENKES RI.
11
May, M. (2017). Eat What You Love, Love Diabetes Tipe II. Jurnal Fakultas
What You Eat. Phoenix: Am I Kedokteran Muhammadiyah
Hungry? Surakarta.
Misnadiarly. (2007). Obesitas Sebagai Faktor Prasetyani, D., & Sodikin. (2017). Analisis
Resiko Beberapa Penyakit. Jakarta: Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian
Pustaka Obor Populer. Diabetes Melitus (Dm) Tipe 2. Jurnal
Kesehatan Al Irsyad (JKA), 1–9.
Mongisidi, G. (2014). Hubungan Antara
Status Sosio-Ekonomi Dengan Price, & Wilson. (2012). Patofisiologi Konsep
Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 Di Klinik Proses-Proses Penyakit
Poliklinik Interna Blu Rsup Prof. Dr. (Cetakan Ke-2). Jakarta: EGC.
R. D. Kandou Manado . Journal
Kesehatan Masyarakat Universitas Ramzi, V. S., Stanley, R. L., & Vinay, K.
Sam Ratulangi . (2007). Robins Buku Ajar Patologi
Vol. 2. Edisi 7. Jakarta: EGC.
Netty, T. (2017). Penilainan Status Gizi.
Jakarta: KEMENKES RI. Rusad, I. (2014, Februari 24). Inilah Sebab
Pentingnya Olahraga Bagi
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penyandang Diabetes. Dipetik Maret
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka 27, 2020, dari Sains.Kompas.Com:
Cipta. Https://Sains.Kompas.Com/Read/2014
/02/24/1407325/Inilah.Sebab.Pentingn
Nurayati, L., & Adriani, M. (2017). ya.Olahraga.Bagi.Penyandang.Diabete
Hubungan Aktifitas Fisik Dengan s
Kadar Gula Darah Puasa Penderita
Diabetes Melitus Tipe 2 . 80–87. Sani, F. (2016). Metodologi Penelitian
Farmasi Komunitas Dan
Nursalam. (2014). Metodologi Penelitian Eksperimental. Yogyakarta:
Ilmu Keperawatan : Pendekatan Deepublish.
Praktis Edisi 3. Jakarta: Salemba
Medika. Sanjaya, I. N. (2006). Pola Konsumsi
Makanan Tradisional Bali Sebagai
Nursalam, S. (2005). Metodologi Penelitian Faktor Resiko Diabetes Melitus Tipe
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. II Di Tabanan.
P2PTM, K. (2018). Direktorat Pencegahan Setyaningsih, S. (2013). Perbedaan Kadar
Dan Pengendalian Penyakit Tidak Glukosa Darah Berdasarkan Status
Menular. Jakarta: KEMENKESRI. Gizi Pasien Diabetes Melitus Tipe 2
Par’i, M. H., Wiyono , S., & Harjatmo, T. Di Rsud Dr. Moewardi Di Surakarta.
(2017). Penilaian Status Gizi. Jakarta: Surakarta : Universitas
KEMENKES RI. Muhammadiyah Surakarta .
Paramitha. (2014). Hubungan Aktifitas Fisik Setyawan, S., & Sono. (2015). Hubungan
Dan Kadar Gula Darah Pada Pasien Aktivitas Fisik Dengan Kadar Glukosa
12
Sherwood, L. (2012). Buku Kedokteran Suyono, & Dkk. (2005). Buku Ajar Ilmu
Fisiologi Manusia Dan Dari Sel Ke Penyakit Dalam. Jakarta: Balai
Sistem. Jakarta: EGC. Penerbit FKUI.
Sipayung, R., Siregar, A. F., & Nurmaini. WHO. (2016). Physical Activity. Dipetik
(2017). Hubungan Aktivitas Fisik Maret 17, 2020, dari World Health
Dengan Kejadian Diabetes Melitus Organization:
Tipe 2 Pada Perempuan Usia Lanjut Www.Who.Int/Dietphysicalactivity/Pa
Di Wilayah Kerja Puskesmas Padang /En/
Bulan Medan. 78–86.
Yasir, M., Kadrianti , E., & David, F. D.
Stein. (2015). Surveilans. Jakarta: CV. Trans (2018). Hubungan Antara Status Gizi,
Info Media. Kepatuhan Diet DM Dengan Kadar
Glukosa Darah Pada Penderita
Sudarsono, A. C. (2015). Indikator Diabetes Melitus Di RSUD Kota
Keberhasilan Pengelolaan Aktivitas Makasar. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Fisik Pada Penyandang Diabetes Diagnosis, 12.
Melitus Tipe 2. E-Journal Kesehatan
Indonesia Vol. 3, 1. Zhong, Z., & Cheng, X. (2011). A New
Sudaryanto, A., Setiyadi, N. A., & Tumor Necrosis Factor (Tnf)-Α Regulator,
Frankilawati, A. D. (2014). Hubungan
Antara Pola Makan, Genetik Dan Lipopolysaccharides- Induced Tnf-Α Factor,
Kebiasaan Olahraga Terhadap
Is Associated With Obesity And Insulin
Kejadian Diabetes Melitus Tipe II Di
Wilayah Kerja Puskesmas Nusukan Resistance. Chinese Medical Journal, 124(2):
Banjarsari. Surakarta: Universitas
Muhhammadiyah Surakarta. 177-182.