Anda di halaman 1dari 7

Volume 1, Nomor 1, April 2019 ISSN 2656-5285

ASUPAN MAKANAN DAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN


DIABETES MELLITUS TIPE II DI RS JATINEGARA

Hadra wati A,1, Rodliah2


1
Program Studi Gizi, Universitas Binawan
2
Kepala Instalasi Ahli Gizi, Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Korespondensi: hadra42andrawi@gmail.com1, Rodliah.s.gz@gmail.com2

Abstrak
Asupan makanan memegang peranan penting dalam mengontrol kadar gula darah
dalam batas normal pada pasien diabetes mellitus. Diabetes merupakan salah satu
penyakit metabolik dan degeneratif. Menurut Adimunca (2005) dalam Santosa
(2011) salah satu faktor penyebabnya adalah gaya hidup, mulai dari kurangnya
aktifitas olahraga, diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat, serta kurangnya
konsumsi makanan yang mengandung serat. Prevalensi Diabetes Melitus (DM)
pada pasien rawat inap di RS Premier Jatinegara Jakarta Timur cenderung
meningkat setiap tahunnya, sebanyak 74,2 % pasien diabetes melitus memiliki
kadar gula darah tidak terkendali, meskipun Penyakit diabetes melitus merupakan
penyakit menahun yang akan diderita seumur hidup, penatalaksanaan
pengedalian kadar gula darah adalah komponen penting untuk menekan angka
kejadian penyulit (Rosanih, 2013). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan asupan energi, karbohidrat dan serat dengan kadar gula darah pada
pasien DM tipe II. Metode penelitian adalah observasional dengan desain
crossectional. Data asupan energi, karbohidrat dan serat diperoleh dengan 24
hour food recall 2 hari. Analisis data menggunakan uji chisquare. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia 50-60 tahun (58%), jenis
kelamin perempuan lebih dominan (60%), Rerata asupan energi 1643,78 kalori,
asupan karbohidrat 201,18 gr sedangkan untuk serat hanya 14,40 gram. Rerata
gula darah harian 208,36 mg/dl. Tidak terdapat hubungan antara asupan energi,
karbohdirat dan serat dengan kadar gula darah harian dengan P-value > 0,05

Kata Kunci: Kadar gula darah,Energi,Karbohidrat,dan Serat.

DIETARY INTAKE AND BLOOD GLUCOSE LEVELS IN TYPE II


DIABETES MELLITUS PATIENTS IN JATINEGARA HOSPITAL

Abstract
Food intake an important role in controlling blood sugar levels within normal
limits in patients with diabetes mellitus. Diabetes is one of the metabolic and
degenerative diseases. According to Adimunca (2005) in Santosa (2011) one of
the contributing factors is lifestyle, ranging from lack of exercise activities, high-
fat and low-carbohydrate diets, and lack of consumption of foods containing
fiber. The prevalence of diabetes mellitus (DM) in hospitalized patients at
Premier Jatinegara Hospital in East Jakarta tends to increase every year, 74.2%
of patients with diabetes mellitus have uncontrolled blood sugar levels, although
diabetes mellitus is a chronic disease that will last a lifetime, management
control of blood sugar levels is an important component to reduce the incidence
of complications (Rosanih, 2013). This study aims to determine the relationship

Asupan Makan dan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di RS Jatinegara 15
Volume 1, Nomor 1, April 2019 ISSN 2656-5285

of energy, carbohydrate and fiber intake with blood sugar levels in type II DM
patients. The research method was observational with crossectional design. Data
on energy, carbohydrate and fiber intake were obtained with 24-day 2-day food
recall. Data analysis using chi-square test. The results showed that the majority
of respondents were 50-60 years old (58%), female gender was more dominant
(60%), average energy intake was 1643.78 calories, carbohydrate intake was
201.18 gr while for fiber was only 14.40 grams. Daily blood sugar mean 208.36
mg / dl. There is no relationship between energy intake, carbohydrate and fiber
with daily blood sugar levels with P-value> 0.05.

Keywords: Blood glucose levels, Energy, Carbohydrates, and Fiber

PENDAHULUAN mengingat hasil analisis serat makanan di


Diabetes mellitus dengan kadar Indonesia tahun 2011, Rata-rata tingkat
gula darah tidak terkendali akan konsumsi serat penduduk Indonesia
menyebabkan komplikasi yang secara umum yaitu sebesar 10.5
bermanifestasi pada mata, ginjal dan gram/orang/hari, baru mencapai sekitar
sistem kardiovaskuler. Resiko menderita separuh dari kecukupan serat yang
penyakit jantung naik 2-4 kali pada dianjurkan (Sari, Prihatini,dan Bantas,
penderita diabetes dibanding non 2014)
diabetes, dan lebih dari 65 % kematian Komponen yang juga menjadi
pada diabetes disebabkan penyakit pengelolaan diabetes adalah asupan
kardiovaskuler. Komplikasi diabetes karbohidrat dan asupan energi sehingga
meningkatkan resiko kematian juga perlu penerapan komposisi diit yang
meningkatkan biaya pengelolaan hingga sesuai untuk kontrol gula darah.
2,5 kali dibandingkan non komplikasi Penelitian yang dilakukan bagi diabetes
(Hartini, 2014). Adimunca (2005) dalam di Rumah Sakit Premier Jatinegara
Santosa (2011) salah satu faktor didapatkan bahwa 43,5 % pasien diabetes
penyebabnya adalah gaya hidup, mulai tidak mematuhi diet dalam hal
dari kurangnya aktifitas olahraga, diet pengaturan makan kebutuhan
tinggi lemak dan rendah karbohidrat, karbohidrat diet yang dianjurkan, dan
serta kurangnya konsumsi makanan yang 51,6 % yang tidak mematuhi diet
mengandung serat. pengaturan kebutuhan energi, dan
Serat erat kaitannya dengan diet diperoleh 74,2 % pasien diabetes mellitus
diabetes mellitus, dikatakan bahwa rawat inap memiliki kadar gula darah
pemberian serat dalam diet mempunyai tidak terkendali ( Rosanih, 2012).
pengaruh pada penurunan kadar gula. Penderita diabetes mellitus
Suatu penelitian di Amerika dianjurkan untuk menjaga keseimbangan
membuktikan bahwa diet serat yang asupan nutrisinya, untuk tetap menjaga
tinggi yaitu 25 gram/hari mampu asupan nutrisinya seimbang diperlukan
memperbaiki pengontrolan gula darah, mengetahui jumlah asupan energi yang
menurunkan peningkatan insulin yang dibutuhkan, energi atau kalori yang
berlebihan didalam darah serta dibutuhkan setiap individu berbeda-beda.
menurunkan kadar lemak darah. (Joseph, Hal ini sangat diperlukan agar gula darah
2005 dalam Darni, 2006) pasien diabetes mellitus dapat terkendali
Penderita diabetes mellitus dan mencegah komplikasi manifestasi
dianjurkan untuk mencukupi kebutuhan komplikasi yang lebih berat.
seratnya yaitu + 25 gram/hari (Perkeni,
2011), hal ini perlu menjadi perhatian

Asupan Makan dan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di RS Jatinegara 16
Volume 1, Nomor 1, April 2019 ISSN 2656-5285

METODE PENELITIAN antropometri dan berat badan serta tinggi


Penelitian ini akan dilakukan badan dan data kadar gula darah harian.
secara observasional dengan design Analisis data dilakukan secara
crosssectional. Penelitian ini univariat dan bivariat. Analisis univariat
dilaksanakan mulai bulan Januari sampai digunakan untuk menggambarkan
Mei 2016 di RS Premier Jatinegara unit variabel-variabel penelitian, distribusi
rawat inap. Asupan energi, karbohidrat frekuensi dari variable bebas (Asupan
dan serat sebagai variabel independen, Energi, Karbohidrat, dan Serat) dan
serta rata-rata kadar gula darah harian variable terikat (Kadar Gula Darah
sebagai variabel dependen. Populasi Harian). Selanjutnya, data dianalisis
adalah Semua pasien diabetes mellitus bivariat untuk membuktikan hipotesa
rawat inap bulan Januari sampai Mei penelitian. Uji statistik yang digunakan
2016 di RS Premier Jatinegara dengan adalah korelasi Chi square tingkat
jumlah Populasi rata-rata perbulan adalah kemakanaan α = 0,05. Proses pengujian
60 pasien Diabetes Mellitus. Pemilihan dilakukan dengan menggunakan program
sampel yang memenuhi kriteria sampel SPSS 20.
adalah 40 Sampel.
Metode pengumpulan data HASIL
meliputi, dentitas responden seperti Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis
nama, umur, alamat, pendidikan dan Kelamin Dan Umur.
pekerjaan; Data konsumsi makanan Pada penelitian ini sebagian besar
responden dengan recall 2 x 24 jam; Data pasien penderita diabetes mellitus adalah
wanita (60%) dan laki-laki (40%), 58% Berdasarkan tabel diatas diperoleh
penderita diabetes rentang usia 50-60 Rata-rata kadar gula darah yang
tahun dan 43 % rentang usia 45- 65 diperoleh dari 40 subjek penelitian
tahun, 95% sampel pernah mendapat didapatkan hasil sebesar 208,36 mg/dl
edukasi tentang diabetes mellitus, akan dengan kadar gula darah minimum
tetapi berbanding terbalik dengan 90,2mg/dl dan kadar gula darah
kebiasaan aktivitas olahraga yaitu 78 % maximum 400,6 mg/dl dengan standar
responden dalam penelitian ini tidak deviasi 67,20 mg/dl. Asupan energi pada
melakukan aktivitas olahraga, dan yang penelitian ini diperoleh dari data recall 24
melakukan aktivitas olahraga hanya 23% jam yang dihitung menggunakan program
gizi yaitu nutrisurvey. Rata-rata asupan
Tabel 1. Distribusi Sampel Berdasarkan energi yang diperoleh turut dari 40
Kadar Gula Darah Harian, subjek penelitian didapatkan hasil sebesar
Asupan Energi, Karbohidrat dan
Serat
1643,78 kalori /hari, dengan asupan
Std. energi minimum 718,90kalori /hari dan
N Min. Max. Mean Deviation asupan energi maksimum 3520,2 kalori
Gula Darah 40 90.20 400.60 208.3600 67.20348 /hari dan standar deviasi 495,18 kalori.
Harian
Energi 40 718.90 3520.20 1643.7837 495.18360 Rata-rata asupan karbohidrat pada
(kkal) penelitian ini adalah 201,18 gr/hari,
Karbohidrat 40 83.50 302.60 201.1750 54.05810 dengan asupan karbohidrat minimum
(gr)
Serat (gr) 40 3.15 49.20 14.4017 7.07603 83,50 gr/hari dan asupan maksimum
Valid N 40 302,6 gr/hari dan standar deviasi 54,05
(listwise) gr. Asupan serat Rata-rata asupan serat
yang diperoleh turut dari 40 subjek
penelitian didapatkan hasil sebesar 14,40
gram/hari, dengan asupan serat minimum

Asupan Makan dan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Rumah Sakit Jatinegara 17
Volume 1, Nomor 1, April 2019 ISSN 2656-5285

3.15 gr/hari dan asupan serat maximum makanan yang dikonsumsi mengandung
49.2 gr/hari dan standar deviasi 7.07 gr. karbohidrat, lemak dan protein yang
Analisa Bivariat merupakan makanan sumber energi
Hasil penelitian menunjukan tidak utama (Raditya, 2014).
adanya hubungan yang signifikan antara Pada penelitian ini, angka asupan
asupan energy dengan kadar gula darah energi tersebut terlihat jarak antara
harian dengan nilai p = 0.148 dengan asupan minumum dan maksimum sangat
OR=3,5, begitupula dengan asupan jauh dari angka rata-rata asupan energi
karbohidrat dengan kadar gula darah hal ini karena pasien masih belum patuh
harian dengan nilai p= 1 dengan OR= pada diet yang diberikan, pasien tidak
1,2 , serat dengan nilai p=0,54 dan nilai menghabiskan semua makanan yang
r= 0,1 disajikan dari rumah sakit sehingga
asupan makannya masih sedikit, dan juga
PEMBAHASAN masih ada pasien yang menghabiskan
Pada penelitian ini sebagian besar makanan yang disajikan dari rumah sakit
pasien penderita diabetes mellitus adalah tetapi juga menambah makanan lain
wanita (60%) dan laki-laki (40%), hasil (diluar makanan yang sajikan oleh rumah
penelitian ini sesuai dengan teori yang sakit), ini memperlihatkan masih
disampaikan oleh Tjokroprawito (2007) rendahnya tingkat kepatuhan pasien
perbandingan angka kejadian diabetes diabetes mellitus terhadap diet yang
mellitus pada perempuan : laki-laki diberikan meskipun sudah mendapat
adalah 2-3 : 1. edukasi gizi tentang diabetes mellitus.
Gerrich yang dikutip oleh Hasnam Syarat diet asupan karbohidrat
(1991) diabetes mellitus lebih banyak untuk diabetes mellitus adalah 60-70%
terjadi pada wanita. Hal ini juga dipicu atau sisa dari kebutuhan energi total
oleh adanya persentase timbunan lemak setelah dikurangi 10-15% untuk protein,
badan pada wanita lebih besar dan 20-25% untuk lemak (Almatsier,
dibandingkan dengan laki-laki yang dapat 2006).
menurunkan sensitifitas terhadap kerja Konsensus diabetes mellitus
insulin pada otot dan hati (Ferannini Elle, menganjurkan beberapa aturan dalam
2003) Penderita diabetes mellitus banyak pemberian asupan karbohidrat yang baik
ditemukan pada rentang usia 50-60 tahun, bagi penderita diabetes mellitus yaitu
hal ini sejalan dengan teori yang jumlah karbohidrat yang dianjurkan
disampaikan Handarsari (2012), adalah sebesar 45-65% total asupan
sebanyak 78% responden dalam energi, tidak dianjurkan membatasi
penelitian ini tidak melakukan aktivitas karbohidrat total <130 gram/hari,
olahraga, masih rendahnya responden (PERKENI, 2011). Pada penelitian ini
melakukan aktivitas olahraga karena rata-rata asupan karbohidrat pasien
adanya keterbatasan waktu dan melebihi batas asupan karbohidrat
kurangnya motivasi untuk berolahraga minimal total yang dianjurkan <130
Kurangnya gerak badan atau aktivitas gram/hari. Sebagian besar (77,5 %)
olahraga menyebabkan resisten insulin, asupan serat subjek penelitian dalam
sehingga cenderung terkena diabetes katagori cukup dari rata-rata tingkat
mellitus (Suyono, 2006). Makanan konsumsi serat penduduk Indonesia.
diperlukan sebagai bahan bakar dalam Asupan serat yang cukup pada subjek
pembentukan ATP Selama pencernaan dapat ditinjau dari pola makan dan jenis
banyak zat gizi yang diabsorbsi untuk diet (makanan) yang dikonsumsi. Pola
memenuhi kebutuhan energi tubuh makan subjek sebagian besar teratur yaitu
sampai makanan berikutnya. Didalam 3 kali makan utama dan 2 kali makanan
Asupan Makan dan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Rumah Sakit Jatinegara 18
Volume 1, Nomor 1, April 2019 ISSN 2656-5285

selingan hal ini disebabkan karena pasien pengendalian kadar glukosa darah.
rawat inap mendapatkan pola makan Semakin tinggi asupan energi responden
yang terkontrol dari rumah sakit. semakin tinggi pula kadar glukosa darah
Seluruh pasien diabetes mellitus responden. (Paruntu, 2012).
pada penelitian ini pernah mengikuti Asupan karbohidrat tidak
penyuluhan atau konsultasi tentang diet berhubungan terhadap kadar gula darah
diabetes mellitus dan ketika dilakukan dan nilai OR 1,2 yang berarti pasien
pengkajian gizi awal sudah mendapat dengan kadar gula darah yang tidak baik
edukasi gizi tentang diabetes mellitus memiliki peluang 1,2 kali asupan
oleh ahli gizi rawat inap. Namun ternyata karbohidrat yang tidak baik dibandingkan
tidak semua pasien melaksanakan diet pasien yang memiliki kadar gula darah
tinggi serat pangan, karena pasien tidak yang baik. Dari hasil tersebut menurut
menghabiskan makanan yang disajikan peneliti kemungkinan disebabkan oleh
dari rumah sakit. Kandungan serat yang karena asupan karbohidrat bukan lah
terdapat pada menu yang disajikan dari salah satu faktor yang mempengaruhi
rumah sakit sudah memenuhi standar dalam pengendalian kadar gula darah
nasional yaitu 20-35 gr/hari. pasien diabetes mellitus, melainkan
Hubungan antara asupan energi masih banyak faktor lain yang
dengan kadar glukosa darah dianalisis mendukung untuk tercapainya status
menggunakan uji korelasi chisquare uji kesehatan yang optimal bagi penderita
statistik diperoleh p-value< 0,05 diabetes mellitus, seperti: melakukan
(p=0,418) berarti dapat dikatakan bahwa aktivitas atau olahraga yang teratur,
asupan energi tidak berhubungan mengkonsumsi obat antidiabetes sesuai
terhadap kadar gula darah dan nilai ORG dengan intruksi tim medis. (Pratiwi,
3,5 yang berarti pasien dengan kadar gula 2013).
darah yang tidak baik memiliki peluang Hasil penelitian yang dilakukan
3,5 kali memiliki asupan energi yang oleh Leoni (2012), menunjukkan tidak
tidak baik dibandingkan pasien yang ada hubungan yang signifikan antara
memiliki kadar gula darah yang baik asupan karbohidrat dengan kadar gula
(Suyono, 2006). Hasil penelitian ini darah oleh karena responden cenderung
sejalan dengan penelitian yang telah memberikan informasi underrepoting
dilakukan seperti hasil penelitian Raditya tentang makanan yang dikomsumsi
tahun (2014) pada lansia obesitas di Desa berlebih dan overreporting pada makanan
Blulukan Kecamatan Colomb yang dikonsumsi sedikit asupan serat dan
Karanganyar, yang menunjukan bahwa gula darah harian pada penelitian ini juga
tidak terdapat hubungan yang bermakna tidak terdapat hubungan Hasil penelitian
antara asupan energi dengan kadar gula ini sejalan dengan penelitian yang telah
darah. dilakukan seperti hasil penelitian Ucik,
Kadar glukosa darah yang tidak (2009) pada Pasien Diabetes Mellitus
terkendali pada pengidap diabetes Tipe II di RSUD Dr. Moewardi
mellitus tipe 2 disebabkan oleh tingginya Surakarta, yang menunjukan bahwa tidak
produksi glukosa yang berasal dari ada hubungan antara asupan serat
asupan energi yang melebihi kebutuhan terhadap kadar glukosa darah pada pasien
sehingga tidak mampu diserap dan diabetes mellitus, faktor yang
diedarkan ke dalam sel-sel yang menyebabkan terjadinya diabetes
membutuhkan karena rendahnya reseptor mellitus dapat dibagi dalam dua golongan
insulin, seperti yang ditemukan dalam besar yaitu faktor genetik dan faktor non
penelitian ini bahwa korelasi asupan genetik. Faktor genetik merupakan faktor
energi dengan kadar glukosa darah dalam keturunan pada pasien diabetes mellitus
Asupan Makan dan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Rumah Sakit Jatinegara 19
Volume 1, Nomor 1, April 2019 ISSN 2656-5285

yang sudah lama diketahui tetapi DAFTAR PUSTAKA


transmisi-transmisi dari seorang Almatsier. 2006. Penuntun diet.
penderita ke anggota keluarga yang lain Gramedia : Jakarta
belum diketahui. Faktor non genetik Ferannini Elle. 2003. Insulin Resistance
antara lain infeksi, nutrisi (obesitas dan Versus Insulin Deficisncy in
malnutrisi), konsumsi alkohol, stress, Non Insulin Dependent Diabetes
obat-obatan, penyakit hormonal dan Mellitus Problem and Prospect.
penyakit-penyakit pankreas. Hartini. 2014. Pengelolaan dan
Penelitian lain yang juga pencegahan diabetes melitus
menyatakan hal serupa tidak adanya tipe 2. Seminar management dan
hubungan antara asupan serat dengan workshop pengelolaan diabetes
kadar gula darah yaitu penelitian yang melitus tipe. Bandung : 2014
dilakukan oleh Leoni (2012) bahwa serat Leoni. 2012. Hubungan umur, asupan
tidak berhubungan dengan kadar gula protein dan faktor lainnya
darah hal ini kemungkinan terjadi karena dengan kadar gula darah puasa
adanya underreporting konsumsi dari pada pegawai satlantas dan
responden. sumda di POLRESTA Depok.
Skripsi FKM Universitas
SIMPULAN dan SARAN Indonesia. Jakarta
Simpulan Paruntu, F Lieke. 2012. Asupan gizi
Didapatkan rata-rata asupan energi Dengan Pengendalian Diabetes
pasien Diabetes Mellitus yakni 1643,7 Pada Diabetisi tipe II Rawat
kkal, rata-rata asupan karbohidrat pasien Jalan di BLU Prof. Dr. R. D.
Diabetes Mellitus yakni 201,1 gr, rata- Kandou. Poltekes Manado
rata asupan serat pasien Diabetes PERKENI. 2011. Konsensus pengelolaan
Mellitus yakni 14,4 gr/hari, rata-rata dan pencegahan diabetes melitus
kadar gula darah harian pasien Diabetes tipe di indonesia. Juni : 2011
Mellitus adalah 208,3 mg/dl. Tidak ada Pratiwi. 2013. Analisis faktor-faktor yang
hubungan antara asupan energi, berhubungan dengan kadar gula
karbohidrat, asupan serat dengan kadar darah pada penderita diabetes
gula darah pada pasien Diabetes Mellitus. melitus tipe-2 di RSUD
Saran Tugurejo Semarang tahun 2013.
Diharapkan dilakukan penelitian Semarang
lebih lanjut terkait faktor-faktor yang Raditya WP. 2014. Hubungan Asupan
mempengaruhi kadar glukosa darah pada Energi, Lemak, Protein, Dan
penderita diabetes mellitus seperti lama Karbohidrat Dengan Kadar
diagnosis, obat yang digunakan pada Gula Darah Pada Lansia
penderita diabetes mellitus, dan Obesitas Di Desa Blulukan
pengukuran asupan makanan dengan Kecamatan Colomadu,
dengan metode comstock. Karanganyar, Jawa Tengah:
Universitas Muhammadiyah
UCAPAN TERIMA KASIH Surakarta.
Penulis mengucapkan terima kasih Rosanih. 2012. Hubungan asupan
kepada para pihak yang telah memberi dengan kepatuhan diet pada
dukungan dan kontribusi terhadap pasien diabetes melitus rawat
penelitian ini. inap di rumah sakit premier
jatinegara. Skripsi. STIKes
Binawan

Asupan Makan dan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Rumah Sakit Jatinegara 20
Volume 1, Nomor 1, April 2019 ISSN 2656-5285

Santoso. 2011. Serat pangan dan Suyono, S., 1852, 1862, Balai
manfaatnya bagi kesehatan. Penerbit FKUI, Jakarta.
Magistra No. 75 Th. XXIII Tjokroprawiro, Askandar. 2007. Hidup
Maret 2011 Sehat dan Bahagia Bersama
Sari, Y.D., Prihatini, S., Bantas, K. 2014 Diabetes Mellitus. Jakarta:
Asupan serat makanan dan Gramedia Pustaka Utama
kadar kolesterol-LDL penduduk Ucik. 2009. Hubungan tingkat
berusia 25-65 tahun di pengetahuan,asupan
kelurahan kebon kelapa bogor. karbohidrat, dan serat dengan
Penelitian gizi makanan. Vol. 37 pengendalian kadar glukosa
(1): 51-58 darah pada pasien diabetes
Sugiani. 2011. Status gizi dan status gizi melitus tipe 2. Sains &
metabolik pasien diabetes Teknologi, Vol. 10, No. 2, 2009:
melitus rawat jalan di RSUP 130 - 138
Sanglah Denpasar. Ilmu gizi Wirawanni, Yekti dan Fitri. 2014.
volume 2/nomor 1 Februari Hubungan konsumsi
2011:49-57 karbohidrat, konsumsi total
Suyono, S. 2006. DIABETES energi, konsumsi serat, beban
MELLITUS di Indonesia, glikemik dan latihan jasmani
Diabetes Mellitus di Indonesia dengan kadar glukosa darah
dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit pada pasien diabetes melitus
Dalam, Edisi Ketiga, Editor tipe 2. JNH Volume 2 NO.3

Asupan Makan dan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Rumah Sakit Jatinegara 21

Anda mungkin juga menyukai