Abstrak
Asupan makanan memegang peranan penting dalam mengontrol kadar gula darah
dalam batas normal pada pasien diabetes mellitus. Diabetes merupakan salah satu
penyakit metabolik dan degeneratif. Menurut Adimunca (2005) dalam Santosa
(2011) salah satu faktor penyebabnya adalah gaya hidup, mulai dari kurangnya
aktifitas olahraga, diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat, serta kurangnya
konsumsi makanan yang mengandung serat. Prevalensi Diabetes Melitus (DM)
pada pasien rawat inap di RS Premier Jatinegara Jakarta Timur cenderung
meningkat setiap tahunnya, sebanyak 74,2 % pasien diabetes melitus memiliki
kadar gula darah tidak terkendali, meskipun Penyakit diabetes melitus merupakan
penyakit menahun yang akan diderita seumur hidup, penatalaksanaan
pengedalian kadar gula darah adalah komponen penting untuk menekan angka
kejadian penyulit (Rosanih, 2013). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan asupan energi, karbohidrat dan serat dengan kadar gula darah pada
pasien DM tipe II. Metode penelitian adalah observasional dengan desain
crossectional. Data asupan energi, karbohidrat dan serat diperoleh dengan 24
hour food recall 2 hari. Analisis data menggunakan uji chisquare. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia 50-60 tahun (58%), jenis
kelamin perempuan lebih dominan (60%), Rerata asupan energi 1643,78 kalori,
asupan karbohidrat 201,18 gr sedangkan untuk serat hanya 14,40 gram. Rerata
gula darah harian 208,36 mg/dl. Tidak terdapat hubungan antara asupan energi,
karbohdirat dan serat dengan kadar gula darah harian dengan P-value > 0,05
Abstract
Food intake an important role in controlling blood sugar levels within normal
limits in patients with diabetes mellitus. Diabetes is one of the metabolic and
degenerative diseases. According to Adimunca (2005) in Santosa (2011) one of
the contributing factors is lifestyle, ranging from lack of exercise activities, high-
fat and low-carbohydrate diets, and lack of consumption of foods containing
fiber. The prevalence of diabetes mellitus (DM) in hospitalized patients at
Premier Jatinegara Hospital in East Jakarta tends to increase every year, 74.2%
of patients with diabetes mellitus have uncontrolled blood sugar levels, although
diabetes mellitus is a chronic disease that will last a lifetime, management
control of blood sugar levels is an important component to reduce the incidence
of complications (Rosanih, 2013). This study aims to determine the relationship
Asupan Makan dan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di RS Jatinegara 15
Volume 1, Nomor 1, April 2019 ISSN 2656-5285
of energy, carbohydrate and fiber intake with blood sugar levels in type II DM
patients. The research method was observational with crossectional design. Data
on energy, carbohydrate and fiber intake were obtained with 24-day 2-day food
recall. Data analysis using chi-square test. The results showed that the majority
of respondents were 50-60 years old (58%), female gender was more dominant
(60%), average energy intake was 1643.78 calories, carbohydrate intake was
201.18 gr while for fiber was only 14.40 grams. Daily blood sugar mean 208.36
mg / dl. There is no relationship between energy intake, carbohydrate and fiber
with daily blood sugar levels with P-value> 0.05.
Asupan Makan dan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di RS Jatinegara 16
Volume 1, Nomor 1, April 2019 ISSN 2656-5285
Asupan Makan dan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Rumah Sakit Jatinegara 17
Volume 1, Nomor 1, April 2019 ISSN 2656-5285
3.15 gr/hari dan asupan serat maximum makanan yang dikonsumsi mengandung
49.2 gr/hari dan standar deviasi 7.07 gr. karbohidrat, lemak dan protein yang
Analisa Bivariat merupakan makanan sumber energi
Hasil penelitian menunjukan tidak utama (Raditya, 2014).
adanya hubungan yang signifikan antara Pada penelitian ini, angka asupan
asupan energy dengan kadar gula darah energi tersebut terlihat jarak antara
harian dengan nilai p = 0.148 dengan asupan minumum dan maksimum sangat
OR=3,5, begitupula dengan asupan jauh dari angka rata-rata asupan energi
karbohidrat dengan kadar gula darah hal ini karena pasien masih belum patuh
harian dengan nilai p= 1 dengan OR= pada diet yang diberikan, pasien tidak
1,2 , serat dengan nilai p=0,54 dan nilai menghabiskan semua makanan yang
r= 0,1 disajikan dari rumah sakit sehingga
asupan makannya masih sedikit, dan juga
PEMBAHASAN masih ada pasien yang menghabiskan
Pada penelitian ini sebagian besar makanan yang disajikan dari rumah sakit
pasien penderita diabetes mellitus adalah tetapi juga menambah makanan lain
wanita (60%) dan laki-laki (40%), hasil (diluar makanan yang sajikan oleh rumah
penelitian ini sesuai dengan teori yang sakit), ini memperlihatkan masih
disampaikan oleh Tjokroprawito (2007) rendahnya tingkat kepatuhan pasien
perbandingan angka kejadian diabetes diabetes mellitus terhadap diet yang
mellitus pada perempuan : laki-laki diberikan meskipun sudah mendapat
adalah 2-3 : 1. edukasi gizi tentang diabetes mellitus.
Gerrich yang dikutip oleh Hasnam Syarat diet asupan karbohidrat
(1991) diabetes mellitus lebih banyak untuk diabetes mellitus adalah 60-70%
terjadi pada wanita. Hal ini juga dipicu atau sisa dari kebutuhan energi total
oleh adanya persentase timbunan lemak setelah dikurangi 10-15% untuk protein,
badan pada wanita lebih besar dan 20-25% untuk lemak (Almatsier,
dibandingkan dengan laki-laki yang dapat 2006).
menurunkan sensitifitas terhadap kerja Konsensus diabetes mellitus
insulin pada otot dan hati (Ferannini Elle, menganjurkan beberapa aturan dalam
2003) Penderita diabetes mellitus banyak pemberian asupan karbohidrat yang baik
ditemukan pada rentang usia 50-60 tahun, bagi penderita diabetes mellitus yaitu
hal ini sejalan dengan teori yang jumlah karbohidrat yang dianjurkan
disampaikan Handarsari (2012), adalah sebesar 45-65% total asupan
sebanyak 78% responden dalam energi, tidak dianjurkan membatasi
penelitian ini tidak melakukan aktivitas karbohidrat total <130 gram/hari,
olahraga, masih rendahnya responden (PERKENI, 2011). Pada penelitian ini
melakukan aktivitas olahraga karena rata-rata asupan karbohidrat pasien
adanya keterbatasan waktu dan melebihi batas asupan karbohidrat
kurangnya motivasi untuk berolahraga minimal total yang dianjurkan <130
Kurangnya gerak badan atau aktivitas gram/hari. Sebagian besar (77,5 %)
olahraga menyebabkan resisten insulin, asupan serat subjek penelitian dalam
sehingga cenderung terkena diabetes katagori cukup dari rata-rata tingkat
mellitus (Suyono, 2006). Makanan konsumsi serat penduduk Indonesia.
diperlukan sebagai bahan bakar dalam Asupan serat yang cukup pada subjek
pembentukan ATP Selama pencernaan dapat ditinjau dari pola makan dan jenis
banyak zat gizi yang diabsorbsi untuk diet (makanan) yang dikonsumsi. Pola
memenuhi kebutuhan energi tubuh makan subjek sebagian besar teratur yaitu
sampai makanan berikutnya. Didalam 3 kali makan utama dan 2 kali makanan
Asupan Makan dan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Rumah Sakit Jatinegara 18
Volume 1, Nomor 1, April 2019 ISSN 2656-5285
selingan hal ini disebabkan karena pasien pengendalian kadar glukosa darah.
rawat inap mendapatkan pola makan Semakin tinggi asupan energi responden
yang terkontrol dari rumah sakit. semakin tinggi pula kadar glukosa darah
Seluruh pasien diabetes mellitus responden. (Paruntu, 2012).
pada penelitian ini pernah mengikuti Asupan karbohidrat tidak
penyuluhan atau konsultasi tentang diet berhubungan terhadap kadar gula darah
diabetes mellitus dan ketika dilakukan dan nilai OR 1,2 yang berarti pasien
pengkajian gizi awal sudah mendapat dengan kadar gula darah yang tidak baik
edukasi gizi tentang diabetes mellitus memiliki peluang 1,2 kali asupan
oleh ahli gizi rawat inap. Namun ternyata karbohidrat yang tidak baik dibandingkan
tidak semua pasien melaksanakan diet pasien yang memiliki kadar gula darah
tinggi serat pangan, karena pasien tidak yang baik. Dari hasil tersebut menurut
menghabiskan makanan yang disajikan peneliti kemungkinan disebabkan oleh
dari rumah sakit. Kandungan serat yang karena asupan karbohidrat bukan lah
terdapat pada menu yang disajikan dari salah satu faktor yang mempengaruhi
rumah sakit sudah memenuhi standar dalam pengendalian kadar gula darah
nasional yaitu 20-35 gr/hari. pasien diabetes mellitus, melainkan
Hubungan antara asupan energi masih banyak faktor lain yang
dengan kadar glukosa darah dianalisis mendukung untuk tercapainya status
menggunakan uji korelasi chisquare uji kesehatan yang optimal bagi penderita
statistik diperoleh p-value< 0,05 diabetes mellitus, seperti: melakukan
(p=0,418) berarti dapat dikatakan bahwa aktivitas atau olahraga yang teratur,
asupan energi tidak berhubungan mengkonsumsi obat antidiabetes sesuai
terhadap kadar gula darah dan nilai ORG dengan intruksi tim medis. (Pratiwi,
3,5 yang berarti pasien dengan kadar gula 2013).
darah yang tidak baik memiliki peluang Hasil penelitian yang dilakukan
3,5 kali memiliki asupan energi yang oleh Leoni (2012), menunjukkan tidak
tidak baik dibandingkan pasien yang ada hubungan yang signifikan antara
memiliki kadar gula darah yang baik asupan karbohidrat dengan kadar gula
(Suyono, 2006). Hasil penelitian ini darah oleh karena responden cenderung
sejalan dengan penelitian yang telah memberikan informasi underrepoting
dilakukan seperti hasil penelitian Raditya tentang makanan yang dikomsumsi
tahun (2014) pada lansia obesitas di Desa berlebih dan overreporting pada makanan
Blulukan Kecamatan Colomb yang dikonsumsi sedikit asupan serat dan
Karanganyar, yang menunjukan bahwa gula darah harian pada penelitian ini juga
tidak terdapat hubungan yang bermakna tidak terdapat hubungan Hasil penelitian
antara asupan energi dengan kadar gula ini sejalan dengan penelitian yang telah
darah. dilakukan seperti hasil penelitian Ucik,
Kadar glukosa darah yang tidak (2009) pada Pasien Diabetes Mellitus
terkendali pada pengidap diabetes Tipe II di RSUD Dr. Moewardi
mellitus tipe 2 disebabkan oleh tingginya Surakarta, yang menunjukan bahwa tidak
produksi glukosa yang berasal dari ada hubungan antara asupan serat
asupan energi yang melebihi kebutuhan terhadap kadar glukosa darah pada pasien
sehingga tidak mampu diserap dan diabetes mellitus, faktor yang
diedarkan ke dalam sel-sel yang menyebabkan terjadinya diabetes
membutuhkan karena rendahnya reseptor mellitus dapat dibagi dalam dua golongan
insulin, seperti yang ditemukan dalam besar yaitu faktor genetik dan faktor non
penelitian ini bahwa korelasi asupan genetik. Faktor genetik merupakan faktor
energi dengan kadar glukosa darah dalam keturunan pada pasien diabetes mellitus
Asupan Makan dan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Rumah Sakit Jatinegara 19
Volume 1, Nomor 1, April 2019 ISSN 2656-5285
Asupan Makan dan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Rumah Sakit Jatinegara 20
Volume 1, Nomor 1, April 2019 ISSN 2656-5285
Santoso. 2011. Serat pangan dan Suyono, S., 1852, 1862, Balai
manfaatnya bagi kesehatan. Penerbit FKUI, Jakarta.
Magistra No. 75 Th. XXIII Tjokroprawiro, Askandar. 2007. Hidup
Maret 2011 Sehat dan Bahagia Bersama
Sari, Y.D., Prihatini, S., Bantas, K. 2014 Diabetes Mellitus. Jakarta:
Asupan serat makanan dan Gramedia Pustaka Utama
kadar kolesterol-LDL penduduk Ucik. 2009. Hubungan tingkat
berusia 25-65 tahun di pengetahuan,asupan
kelurahan kebon kelapa bogor. karbohidrat, dan serat dengan
Penelitian gizi makanan. Vol. 37 pengendalian kadar glukosa
(1): 51-58 darah pada pasien diabetes
Sugiani. 2011. Status gizi dan status gizi melitus tipe 2. Sains &
metabolik pasien diabetes Teknologi, Vol. 10, No. 2, 2009:
melitus rawat jalan di RSUP 130 - 138
Sanglah Denpasar. Ilmu gizi Wirawanni, Yekti dan Fitri. 2014.
volume 2/nomor 1 Februari Hubungan konsumsi
2011:49-57 karbohidrat, konsumsi total
Suyono, S. 2006. DIABETES energi, konsumsi serat, beban
MELLITUS di Indonesia, glikemik dan latihan jasmani
Diabetes Mellitus di Indonesia dengan kadar glukosa darah
dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit pada pasien diabetes melitus
Dalam, Edisi Ketiga, Editor tipe 2. JNH Volume 2 NO.3
Asupan Makan dan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Rumah Sakit Jatinegara 21