PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
WAHYU SARWONO AJI
NIM. 108 116 008
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronik yang terjadi
oleh pankreas atau insulin yang diproduksi tidak dapat digunakan secara efektif
oleh tubuh (Nurjana, 2019). Menurut Arifin (2017), diabetes melitus (DM)
salah satu fungsi organ tubuh tidak dapat memproduksi cukup insulin atau
terjadi peningkatan kadar gula di dalam darah atau disebut juga dengan
oleh peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin yang
(1.5%). Pada tahun 2018 jumlah kasus DM tertinggi urutan utama terdapat di
Diabetes Mellitus (DM) tipe 2 sebanyak 109 kasus, yang terdiri dari 7 Desa.
Salah satu faktor penyebab diabetes melitus tipe 2 adalah aktivitas fisik
aktivitas fisik sebagai gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang
31,9% pada laki-laki dan 27,9% pada perempuan dengan total 29,9% dari
pada rentang usia 50- 54 tahun sebanyak 63,3% menunjukan aktivitas kurang,
kesehatan fisik, emosi, pekerjaan, keadaan nutrisi. Aktivitas fisik yang kurang
optimal hal tersebut dapat mempengaruhi kadar gula darah (Risty & Isnaeni,
2017). Ketika aktivitas tubuh tinggi, penggunaan glukosa oleh otot akan ikut
homeostasis ini dapat dicapai oleh berbagai mekanisme dari sistem hormon,
saraf, dan regulasi glukosa (Herwanto, 2016). Ketika tubuh tidak dapat
tubuh untuk menyimpanya disertai dengan aktivitas fisik yang kurang, maka
kadar glukosa darah menjadi lebih tinggi dari normal atau hiperglikemia
(ADA, 2015).
hubungan aktivitas fisik dengan kadar HbA1c pada pasien diabetes melitus tipe
fisik dengan kadar HbA1c (p=0.001). Penelitian lain yang dilakukan oleh
perilaku konsumsi makanan olahan dari tepung berupa biskuit dan aktivitas
kemungkinan terkena DM, tidak hanya itu saja faktor lain yang mempengaruhi
aktivitas fisik salah satunya adalah motivasi diri (Kusuma & Hidayati, 2013).
kebutuhan (Sarinah & Mahdalena, 2017). Motivasi terbagi atas dua jenis, yaitu
motivasi intrinsic dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik timbul dalam diri individu
dan motivasi ekstrinsik timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu
(Nursalam, 2015). Motivasi diri akan membuat self efficacy pada pasien
diabetes mellitus terbentuk sehingga muncul keyakinan diri pasien yang kuat
perawatan diri seperti rajin berolahraga setiap hari, menetapkan jadwal, jumlah,
dan jenis makanan serta meminum obat dengan teratur dan rajin memeriksa
kurang baik yaitu sebesar 53,3% sedangkan motivasi yang baik sebesar 46,7%.
data rata-rata pasien penderita DM memiliki motivasi diri rendah dan aktivitas
diri dan aktivitas fisik baik, 5 orang memiliki motivasi diri dan aktivitas fisik
Mellitus Tipe II Di Puskesmas Patimuan”. Efek dari motivasi diri yang rendah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Motivasi Diri Dengan Aktivitas Fisik Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe
II”.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui motivasi diri pada penderita Diabetes Mellitus Tipe II.
b. Untuk mengetahui aktivitas fisik pada penderita Diabetes Mellitus Tipe
II.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Puskesmas
b. Bagi Perawat
Tipe II. Selain itu juga dapat dijadikan acuan dalam tindakan asuhan
keperawatan.
c. Bagi Peneliti
melakukan penelitian.
E. Keaslian penelitian
Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II” belum pernah dilakukan. Penelitian
Karanganyar”.
gizi terhadap kepatuhan diet DM pada pasien diabetes mellitus tipe II rawat
diri, pengetahuan gizi, dan kepatuhan diet didapatkan dari hasil kuesioner.
Analisis pada penelitian ini menggunakan uji statistik Chi Square. Sebagian
gizi baik (48,1%), dan patuh menjalankan diet (57,7%). Ada hubungan
rawat jalan di RSUD Karanganyar, dengan nilai p=0,002 (OR= 6,222; 95%
CI= 1,836-21,090).
Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara pengetahuan gizi dengan
dilakukan adalah pada salah satu variabelnya sama-sama motivasi diri dan
gizi terhadap kepatuhan diet DM. Sedangkan pada penelitian yang akan
peneliti yang dilakukan, variabelnya yaitu motivasi dan aktivitas fisik pada
puskesmas Patimuan.
Depok”.
fisik dan riwayat penyakit keluarga terhadap penyakit diabetes melitus tipe
variabel yaitu pola makan nilai p-value 0.044 < α (0.05), aktivitas terhadap
penyakit diabetes mellitus tipe 2 nilai p-value 0.634 > α (0.05) dan riwayat
dilakukan adalah pada salah satu variabelnya sama-sama aktivitas fisik dan
lakukan pada variabelnya hanya Hubungan Pola Makan, Aktivitas Fisik Dan
Salatiga”,
α=0,05), ada hubungan antara depresi dengan efikasi diri (p value 0,022; α:
0,05). Responden yang memiliki motivasi baik berpeluang 4,315 kali untuk
dilakukan adalah pada salah satu variabelnya sama-sama motivasi diri dan
diri pasien DM tipe 2. Sedangkan pada penelitian yang akan peneliti yang
tipe 2.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Diabetes Mellitus
insulin oleh pankreas atau insulin yang diproduksi tidak dapat digunakan
secara efektif oleh tubuh. Insulin merupakan hormon yang berfungsi untuk
oleh karena adanya disfungsi sel beta pankreas atau ambilan glukosa perifer
atau keduanya pada DM tipe 2 atau kurangnya insulin absolut pada DM tipe
akut (poliuria, polidipsia, penurunan berat badan) dan ataupun gejala kronik
metabolik yang diakibatkan oleh salah satu fungsi organ tubuh tidak dapat
a. Diabetes Tipe 1
b. Diabetes Tipe 2
hormon insulin yang dipengaruhi oleh gaya hidup serta terjadi 95% dari
aktivitas fisik, Indeks Massa Tubuh, tekanan darah, stress dan kadar
Satu dari dua puluh lima wanita yang hamil mengalami diabetes
angka kematian ibu melahirkan dan bayi baru lahir serta bayi yang tidak
lahir namun harus dalam pengawasan medis dan pengobatan yang tepat
diabetes pada bayi baru lahir dan Maturity-onset diabetes of the young
tahun yang mempunyai tanda dan gejala yang menyerupai diabetes tipe
klasifikasinya yaitu :
penurunan berat badan yang cepat dalam 2-6 minggu sebelum diagnosis
DM tipe 2 resistensi insulin pada otot dan liver serta kegagalan sel beta
2. Belakangan diketahui bahwa kegagalan sel beta terjadi lebih dini dan
lebih berat daripada yang diperkirakan sebelumnya. Selain otot, liver dan sel
berikut:
ditegakkan, fungsi sel beta sudah sangat berkurang. Obat anti diabetes
2. Liver: Pada penderita DM tipe-2 terjadi resistensi insulin yang berat dan
4. Sel lemak: Sel lemak yang resisten terhadap efek anti lipolisis dari
insulin di liver dan otot. FFA juga akan mengganggu sekresi insulin.
5. Usus: Glukosa yang ditelan memicu respon insulin jauh lebih besar
yang normal.
sehari. 90% dari glukosa terfiltrasi ini akan diserap kembali melalui
diabetes melitus.
keluhan klasik.
keterbatasan tersendiri.
(GDPT):
(7,8-11,0 mmol/L).
b. Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi
a. Hipoglikemia
b. Hiperglikemia
2016).
c. Penyakit Ginjal (Nefropati)
d. Retinopati
pada retina disebabkan karena kadar gula darah yang tinggi akan
e. Penyakit Jantung
(Hasdianah, 2012).
f. Neuropati
7. Penatalaksanaan
2011):
a. Edukasi
makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat
penurun glukosa darah atau insulin. Diet pasien DM yang utama adalah
serat.
c. Latihan jasmani
berupa latihan yang bersifat aerobik seperti jalan kaki, bersepeda santai,
status kesehatan.
d. Terapi farmakologis
makanan dan latihan jasmani. Terapi berupa suntikan insulin dan obat
Andrew, 2005).
B. Motivasi Diri
1. Definisi
Motivasi dalam Bahasa latin disebut movere yang berarti dorongan dalam
diri manusia untuk bertindak atau berperilaku. Kata motivasi tidak terlepas
2010). Menurut Sutrisno (2011: 109) Motivasi adalah suatu faktor yang
melakukan tugas tertentu guna mencapai suatu tujuan. Motivasi yang ada
keputusan.
2. Tipe Motivasi
tekanan dari luar. Pilihan individu ini menjadi dasar suatu kesadaran
terbebas dari tekanan dan imbalan dari luar yang didesain untuk
(pasien).
1. Interaksi sosial
2. Proses kognitif
1. Faktor Internal
a. Sifat kepribadian
c. Sikap
2. Faktor Eksternal
a. Pengaruh lingkungan
b. Pendidikan
c. Agama
d. Sosial ekonomi
e. Kebudayaan
f. Orang tua
g. Saudara.
4. Teori motivasi
1. Teori kebutuhan
teori ini, motivasi akan dimiliki seseorang pada saat belum mencapai
dan kemajuan.
2. Teori keadilan
3. Teori harapan
4. Teori penguatan
5. Teori prestasi
5. Mengukur Motivasi
oleh William, Freedman dan Deci (1998 dalam Butler, 2002) menggunakan
alasan perubahan diet dan latihan fisik serta alasan berhenti merokok
(William, Grow, Freedman, Ryan & Deci, 1996 dalam Butler, 2002). Sesuai
TSRQ terdiri dari 17 item untuk mengukur motivasi otonomi dan kontrol,
yang meliputi medikasi, pemeriksaan gula darah, diet dan latihan teratur.
Instrumen ini terdiri dari 4 poin skala likert yaitu 1 untuk tidak benar sampai
4 untuk sangat benar. Nilai total yang tinggi merefleksikan motivasi yang
C. Aktivitas Fisik
1. Pengertian
Aktivitas fisik sebagai gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka
serta rangka tubuh melakukan pergerakan dan akan membakar lemak dan
lebih dari biasanya, contohnya ialah menimba air, mendaki gunung, lari
c. Aktivitas ringan
a. Umur
sama, akan tetapi bila seseorang telah menginjak masa remaja, dewasa
optimal.
d. Kesehatan fisik
pergerakan tubuh.
e. Emosi
f. Pekerjaan
porsi makan terlalu banyak maka tubuh akan mengalami obesitas dimana
ukur Physical Activity Levels (PAL) yang merupakan besarnya energi yang
dikeluarkan (kkal) per kilogram berat badan dalam 24 jam. PAL ditentukan
Σ PAR
PAL=
W
Keterangan:
PAR = Physical Activity Rasio (jumlah energi yang dikeluarkan untuk tiap
Tabel 2.1
Kategori Tingkat Aktivitas Fisik Berdasarkan Nilai PAL
Kategori Nilai PAL
Ringan (sedentary lifestyle) 1,4 – 1,69
lifestyle)
Sumber: FAO/WHO/UNU (dalam Jannah, 2018).
8. Kerangka teori
Faktor yang mempengaruhi motivasi:
a. Faktor eksternal
1. Sifat pribadi Faktor Risiko Komplikasi
2. Intelegensi atau Umur, riwayat DM, aktifitas a. Hipoglikemia
pengetahuan fisik, indeks massa tubuh, b. Hiperglikemia
tekanan darah, stress dan c. Penyakit ginjal
3. sikap kolesterol
b. Faktor internal d. Retinopati
1. Pengaruh lingkungan e. Penyakit jantung
2. Pendidikan f. Neuropati
3. Agama DM TIPE II
4. Sosial ekonomi
5. Kebudayaan
6. Orang tua
7. Saudara
Empat pilar penatalaksanaan
DM: Faktor yang mempengaruhi aktifitas fisik:
1. Edukasi 1. Umur
Motivasi
2. Terapi nutrisi medis Aktifitas fisik 2. Jenis kelamin
3. Latihan jasmani 3. Tingkat perkembangan tubuh
4. Terapi farmakologis 4. Kesehatan fisik
Edukasi terapi nutrisi medis/ pengaturan
makan pada penderita DM tipe II meliputi: 5. Emosi
Keteraturan jadwal makan, jenis, dan 6. Pekerjaan
jumlah makanan, serta penggunaan obat 7. Keadaan nutrisi
penurun glukosa darah/ insulin pada pasien
Bagan 2.1 Kerangka Teori
(Trisnawati & Setyorogo, 2013; Perkeni, 2011; Musdalifah, 2017; Sutrisno, 2011; Fatimah, 2015; Hasdianah, 2012; Rajasa, 2016; Padila, 2012).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan bagian dari kerangka teori yang akan menjadi
Bagan 3.1
Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan:
Setelah melalui pembuktian dari hasil penelitian maka hipotesis ini dapat
benar mungkin juga salah. Meskipun hipotesis adalah suatu dugaan namun
Tidak ada hubungan antara motivasi diri dengan aktivitas fisik pada
1. Variable Penelitian
Variable penelitian merupakan suatu objek, atau sifat, atau atribut atau
antara satu dengan lainnya yang di tetapkan oleh peniliti dengan tujuan
2. Definisi Operasional
dimaksud atau tentang apa yang diukur oleh variable yang bersangkutan.
Tabel 3.1
Definisi Operasional
D. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross
independen dan dependen dilakukan pada waktu yang sama. Desain studi cross
suatu populasi dalam satu saat (Murti dalam Wijayanti, 2019). Penelitian
1. Populasi
2. Sampel
2011). Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah penderita diabetes
a. Besar sampel
formula sederhana untuk populasi kecil yaitu lebih kecil dari 10.000
(Notoatmodjo, 2018).
N
n=
1+N (d 2 )
Keterangan:
n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
d : Derajat kesalahan, dalam penelitian ini ditentukan sebesar 10%
109
n=
1+109 (0 , 012 )
109
n=
1+1 , 09
109
n=
2, 09
n = 52,15 dibulatkan menjadi 52 responden.
individu atau cluster. Teknik ini digunakan bila sampel objek yang akan
c. Penentuan Sampel
1) Kriteria inklus
b) Jenis kelamin.
f) Memiliki pekerjaan.
g) IMT ( indeks masa tubuh ).
2) Kriteria eksklusi
d. Pemilihan sampel
1) Menentukan cluster
2) Memilih sampel
Jumlah 109 57
2020.
G. Etika Penelitian
1. Informed Consent
masing-masing responden.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
kepentingan tertentu.
4. Justice (keadilan)
1. Data Primer
penelitian.
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang sudah tercatat dalam buku atau
pun suatu laporan namun dapat juga merupakan hasil laboratorium atau
Puskesmas Patimuan.
I. Instrumen penelitian
hasilnya lebih baik sehingga data dapat lebih mudah untuk diolah (Saryono,
2011). Alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah
di SDN 1 Sigli Kabupaten Pidie dan mempunyai nilai R hitung (0,823) yang
lebih besar dari R tabel (0,444) sehingga dinyatakan reliabel. Kuesioner stres
diadopsi dari Lovibond dan Lovibond (1995 dalam Fadilla & Fitri, 2014)
Alpha Cronbach’s.
dan reliabel dengan alpha 0.909 dan r hitung 0.367. tersebut dibuang,
kuesioner motivasi menjadi valid dan reliabel dengan alpha 0.909 dan r
hitung 0.367.
J. Prosedur Pengumpulan Data
responden yang menolak saat diminta mengisi, setelah semua terisi kuesioner
1. Pengolahan Data
b. Editing
c. Coding
1) Motivasi diri
b. Tidak setuju :2
c. Setuju :3
d. Sangat setuju :4
2) Aktivitas fisik
a) Ringan :1
b) Sedang :2
c) Berat :3
d. Scoring
1. Motivasi diri.
2. Aktivitas fisik
item jawaban dengan skor berat jika nilai PAL 2,00 – 2,40,
1,4 – 1,69.
e. Tabulating
telah ditentukan.
2. Analisa Data
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Analisa data
a. Analisa univariat
b. Analisa bivariat
komputerisasi.
2) Ho diterima bila nilai sig > 0,05. Artinya tidak terdapat korelasi
sebagai berikut:
Tabel 3.3
Pedoman Interpretasi Korelasi
Interval Tingkat Hubungan
0,00 – 0,25 Sangat lemah
0,26 – 0,50 Cukup
0,51 – 0,75 Kuat
0,76 – 0,99 Sangat kuat
1,00 Sempurna
DAFTAR PUSTAKA
Bryer, M. 2012. 100 Tanya Jawab Mengenai Diabetes. Jakarta Barat: PT Indeks.
Bustan, M.N., 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta.
CDC. 2011. Family History as a Tool for Detecting Children at Risk for
Diabetes and Cardiovascular Disease. (online)
http://www.cdc.gov/ncbddd/pediatricetics/genetics_workshop/detecting.ht
ml.
Diana, Nuriman., Sety, La OM & Tina, Lymbran. 2018. Analisis Faktor Risiko
Penyakit Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Usia Dewasa Muda di RSUD
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 3 (2), 1-9.
Fatmawati, Ari, 2010. Faktor Resiko Kejadian DM tipe 2 Pasien Rawat Jalan (Studi
Kasus di Rumah Sakit Umum Daerah Sunan Kalijaga Demak. Tesis
Universitas Negeri Semarang.
Gusti & Erna. 2014. Hubungan Faktor Risiko Usia, Jenis Kelamin, Kegemukan
dan Hipertensi dengan Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 di Wilayah
Kerja Puskesmas Mataram. Media Bina Ilmiah. Volume 8. No.1 : 39-44.
Hasdianah. 2012. Mengenal Diabetes Mellitus Pada Orang Dewasa dan Anak –
Anak Dengan Solusi Herbal. Yogyakarta : Nuha Medika.
Hasdianah. 2014. Pemanfaatan Gizi, Diet dan Obesitas. Nuha Medika. Yogyakarta.
IDF. 2013. IDF Diabetes Atlas Sixth Edition, International Diabetes Federation
2013.http://www.idf.org/sites/default/files/EN_6E_Atlas_Full_0.pdf.
Isnaini, Nur & Ratnasari. 2018. Faktor Risiko Mempengaruhi Kejadian Diabetes
Tipe Dua. Jurnal Keperawatan Dan Kebidanan Aisyah, 14 (1), 59-68.
Jelantik I.M.G., Haryati E., 2014. Hubungan Faktor Risiko Umur, Jenis Kelamin,
Kegemukan Dan Hipertensi Dengan Kejadian Diabetes Mellitus Tipe II Di
Wilayah Kerja Puskesmas Mataram. Media Bina Ilmiah. 8(1):39-44
Kaban, S. 2007. Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Kota Sibolga Tahun 2005. Majalah
Kedokteran Nusantara. Vol 4 No. 2.
Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014. Jakarta : Kemenkes RI;
2015
Padila. 2012. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Nuha Medika
Powers. C.A., 2010. Diabetes Mellitus. In: Longo. D., Fauci. A., Kasper. D.,
Hauser. S., Jameson. J., Loscalzo. J., Harrison’s Principle of Internal
Medicine 18th Edition. New York: McGraw Hill. Page 1968-3002
Putri, Dafriani. 2017. Hubungan Pola Makan dan Aktifitas Fisik Terhadap Kejadian
Diabetes Melitus di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD dr. Rasidin Padang.
NERS: Jurnal Keperawatan, 13 (2), 70-77.
Setiarini, Agus, Heri 2011. Komplikasi Kardiovaskular Dan Ginjal Pada Diabetes.
http: www.dokteragus.blogspot.com , diakses tanggal 15 maret 2020
Smeltzer & Bare. 2010. Keperawatan Medikal Bedah Volume 2. Jakarta : EGC
Sutanto. 2010. Cekal (Cegah dan Tangkal) Penyakit Modern Hipertensi, Stroke,
Jantung, Kolestrol, dan Diabetes. Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Tahir AC, Asmarani, & Adriyani A. 2017. Analisis Faktor Risiko Obesitas dan
Hipertensi dengan Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Kendari. Medula, 4(2), 322-331
Wibowo . 2014 . Perilaku Dalam Organisasi . Edisi 1-2 . Jakarta : Rajawali Pers.
Sekolah di SDN 1 Sigli Kabupaten Pidie. Jurnal Kesehatan Global, 1(3), 110.
https://doi.org/10.33085/jkg.v1i3.3928.