Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit dari empat


penyakit tidak menular yang menjadi target utama untuk ditindaklanjuti
karena Pravelensi penderita DM terus meningkat dari tahun ke tahun
(Tahlil, et. all, 2017). Jumlah penderita DM di dunia cenderung
mengalami peningkatan (Komariah & Rahayu, 2020). DM tipe 2
menjadi penyakit terbanyak diantara kasus diabetes (Riskesdas, 2018).
International Diabetes Federation (IDF) melaporkan bahwa pada
tahun 2017 orang dengan usia 20-79 tahun dengan DM, diperkotaan
sekitar 279,2 Juta dan dipedesaan 145,7 Juta atau sekitar 451 juta
diselruh dunia (IDF, 2019). Lebih dari 79% penderita DM hidup di
wilayah negara berkembang, dan diperkirakan akan terus meningkat
menjadi 629 juta orang pada tahun 2045 (Indiarni, et all, 2021). Di
Indonesia diperkirakan sekitar 10,3 juta penderita DM dan menjadi
peringkat keenam setelah Tiongkok, India, Amerika Serikat, Brazil, dan
Meksiko (Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit,
2019).
Diabetes Melitus dibagi menjadi dua, yaitu DM tipe 1 dan DM tipe 2
(Gayatri, et all, 2019). DM tipe 1 adalah ketidakmampuan pankreas
yang merupakan organ utama penghasil insulin bekerja secara
maksimal atau berkurangnya kerja penkreas sebagai penghasil utama
insulin untuk menjaga keseimbangan kadar gula darah seseorang
(Gayatri, et all, 2019). Sedangkan DM tipe 2 atau yang bisa disebut DM
life style merupakan DM yang terjadi selain dari faktor keturunan dapat
dipengaruhi dari faktor lingkungan, umur, aktifitas fisik, usia, resistensi
insulin, gaya hidup, dan makanan (Mintarsi, Yuniarti, &Yunitasari,
2019).

1
Pasien DM tipe 2 harus menjaga gula darah agar stabil seperti gula
darah orang normal pada umumnya dan tidak terjadi penurunan dan
peningkatan kadar gula darah secara signifikan (Muflihatin & Fitriana,
2020). Berdasarkan studi penelitian terlebih dahulu, ditemukan bahwa 6
dari 10 (60%) responden memiliki perilaku pengendalian gula darah
yang kurang. Aspek pemantauan kadar gula darah (70%), diet (40%),
aktivitas fisik (30%), pengobatan (50%), perawatan kaki (60%) dalam
kategori kurang (Istiyawanti, et. All, 2018). Dalam penelitian lain
didapatkan sebanyak 73,33% responden memiliki perilaku
pengendalian gula darah kurang (Sukmawati & Sutarga, 2016).
Upaya untuk menjaga kestabilan gula darah pasien diantaranya
dengan mematuhi diit penyakit DM. Akan tetapi seringkali pasien tidak
memiliki kepatuhan untuk menjaga diit agar terkontrol gula darahnya.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Bachron &
Syarifah (2019) kepada 32 pasien dan didapatkan bahwa sebnayak 21
pasien (65,6%) tidak taat diet dan sebanyak 11 pasien (34,4%) taat
melakukan diit (Bachron & Syarifah, 2019).
Penderita DM juga memerlukan aktifitas fisik karena aktifitas fisik
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kadar gula darah
pada penderita DM. Apabila penderita DM tidak rutin melakukan
aktifitas fisik, maka gula darah pasien tidak terkontrol karena dengan
mulakukan aktifitas fisik terdapat reaksi pada otot, yang mana otot
pasien mengambil glukosa dalam darah pasien sehingga kadar gula
darah pasien menurun dan menjadi stabil. Penelitian yang dilakukan
oleh Muflihatin & Fitriana (2020) yang diberikan kepada 90 pasien DM
tipe 2 dengan wawancara didapatkan bahwa aktifitas fisik rendah
sebanyak 27 orang (30%), aktifitas fisik sedang sebanyak 50 orang
(55,6%), sedangkan aktifitas fisik tinggi sebanyak 13 orang (14,4%)
(Muflihatin & Fitriana, 2020). Kepatuhan minum obat adalah salah satu
faktor yang perlu diperhatikan terutama bagi pasien DM yang harus
minum obat dalam jangka waktu yang panjang atau bahkan seumur

2
hidup untuk mencegah terjadinya komplikasi dan resiko rawat inap bagi
pasien DM (Pramesti, 2019).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Anggraini & Nafisah (2022)
kepada 90 responden bahwa sebanyak 59 responden (65,6%) patuh
minum obat dan 31 responden (34,4%) tidak patuh minum obat
(Anggraini & Nafisah, 2022). Selain diit, aktifitas fisik, dan olahraga,
pengetahuan merupakan hal penting yang harus penderita DM ketahui.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hardayanti & Okatiranti (2016)
terhadap 59 responden, didapatkan bahwa 26 respondan (44,06%)
memiliki pengetahan yang kurang, 25 responden (42,37%) memiliki
tingkat pengetahun yang cukup, dan 18 responden (13,55%) memiliki
tingkat pengetahun yang baik (Hardayanti & Okatiranti, 2016).
Hal yang dapat dilakukan penderita DM untuk mengurangi atau
mencegah kompilkasi dan mengandalikan gula darah adalah dengan
mengubah gaya hidup penderita DM diantaranya mengatur pola makan
yang baik dan benar sesuai panduan, olahraga atau meningkatkan
kegiatan jasmani, meminum obat DM secara teratur, serta melakukan
pemantauan gula darah (Najihah, 2022). Menurut Prabowo dkk,
mengubah gaya hidup adalah pengobatan utama yang dapat diberikan
kepada penderita DM (Prabowo, dkk). Salah satu upaya yang dapat
diberikan kepada penderita diabetes untuk mengubah gaya hidup yaitu
dengan memberikan edukasi kesehatan (Kallo & Massi, 2018).
Edukasi menjadi salah satu bagian yang penting karena menjadi
dasar membangun pengetahuan terhadap pasien (Kallo & Massi,
2018). Edukasi atau pendidikan adalah salah satu hal yang dapat
dilakukan untuk mempengaruhi seseorang baik individu, kelompok
maupun masyarakat agar mereka melakukan apa yang diinginkan oleh
pemberi edukasi (Aisah, Ismail, & Margawati, 2021). Salah satu
sasaran edukasi yaitu peserta prolanis (Program Layanan Penyakit
Kronis).
Saat ini, edukasi kesehatan masih banyak diberikan secara
konvensional berupa buku, leaflet, poster, booklet. Akan tetapi seiring

3
berkembangnya zaman, edukasi kesehatan dapat diberikan melalui
media audio visual atau video bergambar (Aisah, Ismail, & Margawati,
2021). Edukasi bergambar sendiri bisa kita dapatkan di berbagai
platform internet, salah satunya media edukasi bergambar melalui
youtube.
Tiga hal yang harus diperhatikan agar penggunaan edukasi melalui
video menjadi efektif yaitu video yang disajikan dapat menarik peserta
didik agar terlibat aktif dalam pembelajaran, bagaimana pendidik
mengupayakan keaktifan dan keterlibatan peserta dan menejemen
kemampuan peserta dalam menerima pesan dari video yang
didampaikan (Brame, 2016). Edukasi video mempnyai kelebihan
mudah dipahami, mampu menampilkan gambar yang bergerak, materi
yang banyak dan panjang serta sulit dipahami dapat dikemas secara
menarik dan disajikan dalam bentuk video (Handayani & Maniarti,
2018).
Dalam penelitian Krisna yang yang dilakukan pada 37 responden di
temukan bahwa terjadi peningkatan perilaku pengendalian gula darah
sebanyak 26 responden (70,3%) dari data sebelum pemberian edukasi
melalui video sebanyak 24 responden (64,9%) dengan nilai p<0,001
(Krisna,Putra & Suardani, 2020). Sedangkan dalam peneliatian lain
didapatkan bahwa perilaku pengendalian gula darah pada pasien DM
dengan 43 responden sebelum diberikan edukasi melalui video
ditemukan sebanyak (72,1%) kriteria kurang, dan sebanyak (27,9%)
dengan kriteria cukup (Salsabila, Feni et. all, 2021).
Dalam penelitian yang dilakukan kepada 30 kelompok intervensi
dan 30 kelompok kontrol dengan rentang umur 40-70 tahun dengan
intervensi edukasi 1 kali seminggu dan senam 3 kali seminggu
ditemukan bahwa kadar gula darah sebelum dan sesudah dilaksanakan
intervensi mengalami perubahan. Pada kelompok intervensi
menunjukkan kadar gula darah pada pasien sebelum intervensi rata-
rata 271,90 mg/dl, sedangkan hasil gula darah sesudah rata-rata
285,67mg/dl. Sedangkan pada kelompok kontrol ditemukan bahwa

4
sebelum adanya intervensi ditemukan rata-rata 271,90 mg/dl,
sedangkan sesudah intervensi ditemukan rat-rata gula darah rata-rata
225,93 mg/dl. Berdasarkan hasil disebut mennjukkan adanya pengaruh
edukasi dan senam terhadap kadar gula darah pasien DM tipe 2
dengan niali p-value 0,002 <0,05 (Kusdalinah, Simbolo, & Selfi, 2018).
Sedangkan dalam penelitian Rihiantoro & Jasmani dengan populasi
sebanyak 36 orang untuk diberikan intervensi berupa edukasi DM tipe 2
oleh perawat ditemukan bahwa rata-rata edukasi yang diberikan oleh
perawat kurang baik ditemukan sebanyak 19 orang. Kadar glukosa
darah pada pasien dengan edukasi kurang baik rata-rata 283,77 mg/dl
sedangkan rata-rata kadar gula darah pada pasien DM tipe 2 dengan
edukasi yang baik oleh perawat 258,825 mg/dl. Hasil tersebut
menunjukkan adanya hubungan antara edukasi dengan kadar gula
darah pada pasien dengan p-value 0,044 (Rihiantoro & Jasmani, 2016).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sanjana, I Wayan Edi, dkk
(2022) kepada 76 responden dengan 38 responden kelompok kontrol
dan 38 responden kelompok intervesi ditemukan bahwa adanya
pengaruh yang signfikan terhadap pengetahuan dan ketrampilan self
care management pasien DM tipe 2 setelah dilakukan edukasi melalui
audio visual dengan rincian pengetahuan (p-value <0,05) dan
ketrampilan (p-value <0,05).
Peran edukasi terhadap pengendalian gula darah yaitu untuk
meningkatkan ketrampilan pasien dalam mengubah gaya hidupnya
spaya dapat melakukan kegiatan preventif sehingga dapat terhindar
dari komplikasi DM jangka panjang (Pratama, 2016) .
Berdasarkan dari data diatas, didapatkan bahwa pengendalian
kadar gula darah pada pasien DM tipe 2 melalui video merupakan salah
satu faktor efektif untuk meningkatkan pengetahuan pasien DM tipe 2
sehingga dapat memberikan dampak yang baik terhadap perilaku
pengendalian gula darah pada pasien DM.

5
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan data diatas, dapat diambil rumusan masalah yaitu
“Efektifitas Edukasi Melalui Video terhadap Perilaku Pengendalian Gula
Darah pada Pasien Prolanis DM Tipe 2 di Klinik dr. Indah Cangkring
Pos Karanganyar Demak).
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya Efektifitas Edukasi Melalui Video terhadap
Perilaku Pengendalian GulaDarah pada Pasien Prolanis DM Tipe 2
di Klinik dr.Indah Cangkring Pos Karanganyar Demak.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya perilaku pengendalian gula darah pada pasien
prolanis DM tipe2 sebelum diberikan edukasi menggunakan
video.
b. Diketahuinya perilaku pengendalian gula darah pada pasien
prolanis DM tipe 2 setelah diberiakan edukasi menggunakan
video.
c. Diketahui perbedaan perilaku pengendalian gula darah pada
pasien prolanis DM tipe 2 sebelum dan sesudah pemberian
edkasi melalui video.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Instansi Pendidikan
a. Dapat dijadikan sebagai salah satu masukan untuk program
pembelajaran dan menjadi tambahan referensi perpustakaan
serta menjadi salah satu dasar untuk penelitian lebih lanjut.
b. Dapat digunakan sebagai salah satu acuan dan bahan bacaan
bagi mahasiswa keperawatan untuk menambah pengetahuan
tentang efektifitas edukasi melali video terhadapa pengendalian
gula darah pada pasien prolanis DM tipe 2.
2. Bagi Peneliti
Karya tulis ini dapat dijadikan pengelaman, pembelajaran, serta
referensi bagi penulis untuk meningkatkan kemampuan dalam

6
mengaplikasikan serta meningkatkan pengetahuan tentang perilaku
pengendalian darah pada pasien DM tipe 2 dengan menggnakan
video serta diharapkan dapat menjadi referensi untuk peneliti
selanjutnya.
3. Bagi Masyarakat
Dapat dijadikan sebagai salah satu pembelajaran, pengalaman
serta informasi bagaimana pentingnya perilaku pengendalian gula
darah bagi pasien DM tipe 2.
E. Keaslian Penelitian
Pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu, didapatkan
bahwapengaruh edukasi pasien DM 2 efektif dilakukan di buktikan oleh
beberapa data yang telah dan hasil penelitian terlebih dahulu.
Meskipun pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu namun adanya
objek, tempat, ruang lingkup, dan waktu penelitian yang berdeba dari
peneliti terlebih dahulu yang membedakan penelitian dahulu dan
penelitian sekarang yang di lakukan oleh penulis.
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Nama Judul Metode Hasil Perbedaan


Peneliti

Puspasari The effect if Edukasi Diberikan 1.Penelitian


, Susi & audiovisual- menggunakan kepada 19 sebelumnya
Eliawati, based audiovisual, responden dilaksanakan di
Elah education dengan Quasy kelompok UPT
(2021) media on experimental kontrol dan 19 Puskesmas
self with two group responden Ledeng
menegemen pre-posttest kelompok sedangkan
t intype 2 design intervensi, penelitian
diabetes dan sekarang
mellitus didapatkan dilaksanakan di
patient in hasil bahwa klinik dr.Indah
the work kelompok
area of UPT kontrol p 2.Penelitian
Puskesmas value =0,586 sebelmnya
Ledeng > 0,05 dan dilaksanakan
kelompok selama 17 hari
intervensi p sekarang
value 0,039 < dilaksanakan
0,05 yang selama 1 bulan
artinya ada
perubahan
7
terhadap
kelompok
intervensi
setelah
diberikan
edukasi
melalui audio
visual

Krisna, Pengaruh Pre Penelitian 1.Penelitian


Putra & pendidikan eeksperimenta diberikan sebelumnya
Suardani, kesehatan l dengan kepada 37 dilaksanakan di
2020) melalui desain one responden, poliklinik RSUD
video group pre-test dan Mangusada
terhadap dan post test didapatkan Bandung
self care hasil 26 sedangkan
managemen responden penelitian
t pada (70,3%) sekarang
pasien mengalami dilaksanakan di
Diabetes pennigkatan klinik dr.Indah
Mellitus tipe perilaku
2 pengendalian 2. penelitian
gula darah sebelumnya
setelah dilaksanakan
diberikan dengan
edkasi melali pemberian
video dari edukasi selama
sebelumnya 5 minggu
yang hanya dengan
24 responden dikirimkan video
(64,9%) satu mingg
sebelum sekali berdurasi
dilakkanedkas 5 menit. pada
i melali video penelitian
dengan nilai sekarang
p<0,001. diberiakn
edukasi melalui
video selama 1
blan dengan
intensitas 1
minggu sekali.s

Sanjana, I Efektifitas Menggunakan Penelitian 1.Penelitian


sebelumnya
Wayan pemberian edukasi diberikan
dilaksanakan di
Edi, et all, intervensi audiovisual kepada 76 Kabupaten
Tabanan Bali
2022 diabetes self dengan quasi responden
sedangkan
managemen eksperimental dengan 38 penelitian
sekarang
t education with control responden
dilaksanakan di
(DSME) kelompok klinik dr.Indah

8
berbasis group kontrol dan 38 2. penelitian
Audiovisual responden sebelumnya
terhadap kelompok dilaksanakan
pengetahua intervesi dan dengan
n dan ditemukan pemberian
ketrampilan bahwa edukasi tanpa
perawatan adanya mennyantumka
diri diabetes pengaruh n durasi
yang pemberian
signfikan video dan
terhadap waktu
pengetahuan pemberian
dan edukasi melalui
ketrampilan audiovisual,
self care pada penelitian
management sekarang
pasien DM diberiakn
tipe 2 setelah edukasi melalui
dilakukan video selama 1
edukasi blan dengan
melalui audio intensitas 1
visual dengan minggu sekali.
rincian
pengetahuan
(p-value
<0,05) dan
ketrampilan
(p-value
<0,05).

F. Ruang Lingkup
Penilitian ini dilaksanakan di Klinik dr. Indah Cangkring Pos
Karanganyar Demak dengan tujuan untuk mengetahui efektifitas
edukasi video pada pasien prolanis DM tipe 2 yang diikuti oleh pasien
9
Diabetes Mellitus Tipe 2, dilaksanakan saat adanya kegiatan prolanis.
dengan pra-eksperimen one grup pretest-post test.

10
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Teori
1. Diabetes Melitus
a. Definisi Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus merupakan adanya penurunan sekresi
insulin atau sensitivitas insulin sehingga mengakibatkan
hiperglikemi yang berkaitan dengan abnormalitas metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein karena gangguan metabolisme
yang menyebabkan komplikasi kronik (Kusuma & Huda, 2016).
Diabetes Mellitus adalah adanya hiperglikemi akibat
penurunan fungsi sekresi insulin atau penurunan kerja insulin
atau keduanya (Sima,at all, 2019).
b. Klasifikasi Diabetes Mellitus
Menurut Putra 2020, klasifikasi klinis Diabetes Mellitus dibagi
menjadi 4 :
1) Diabetes Mellitus Tipe 1 : atau dapat di sebut IDDM (Insulin
dependent diabetes mellitus) adalah suatu keadaan dimana
tubuh seseorang tidak dapat menghasilakan insulin
dikerenakan sel beta di pankreas mengalami kerusakan
yang disebabkan oleh faktor autoimun.
2) Diabetes Mellits Tipe 2 : atau dapat disebut NIDDM (Non
Insulis Dependent Diabetes Mellitus) adalah suatu keadan
dimana pankreas seseorang tidak dapat bekerja atau bekerja
secara tidak maksimal untuk menghasilkan insulin sehingga
menyebabkan hiperglikemi.
3) Diabetes Gestasional : atau disebut juga diabetes kehamilan
adalah diabetes yang terjadi saat seseorang sedang hamil.
Diabetes gestasional dapat disebabkan adanya riwayat DM,
obesitas, riwayat melahirkan bayi besar, dan usia ibu saat
kehamilan.
11
4) Diabetes Mellitus tipe lain : Diabetes Mellitus karena adanya
gangguan oleh penyakit lain sehingga kinerja pankreas
selaku penghasil inslulin terhambat, misalnya radang
pankreas, pemakaian obat antihipertensi, malnitrisi, dan
infeksi.
c. Faktor Resiko Diabetes Mellitus
Menurut Putra 2020 faktor resiko DM sebagai berikut :
1) Faktor yang dapat dimodifikasi
Faktor resiko yang dapat dimodifikasi atau dapat
disebut faktor resiko yang dapat diubah antara lain : pola
hidup, olahraga, diet, dan pengobatan.
2) Faktor yang tidak dapat dimodifikasi
Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi atau yang
tidak dapat dirubah antara lain : riwayat keluarga dengan
DM, ras dan etnik, riwayat kehamilan dengan DM.
d. Manifestasi Klinis Diabetes Mellitus
Kusuma 2016 menjelaskan bahwa manifestasi klinis Diabetes
Mellitus berkaitan dengan konsekuensi metabolic kekurangan
insulin, diantaranya :
1) Kadar gula darah puasa tidak normal >140 mg/dl
2) Kadar gula darah berlebih sehingga menyebabkan
menigkatnya pengeluaran urin (poliuria) dan sering timbul
rasa haus (polidipsia)
3) Rasa lapar berlebihan (polifagia), tetapi berat bada menurun
4) Merasa mengantuk dan lelah
5) Gejala lain seperti kesemuatan, gatal, mata kabur, impotensi,
peruritas vulva.

12
e. Komplikasi Diabetes Melitus
Menururt Putra, 2020 Komplikasi DM sebagai berikut :
1) Komplikasi Akut
a) Hipoglikemia :
Turunnya kadar gula darah secara drastis akibat
penggunaan obat insulin berlebihan sehingga dapat
menyebabkan pandangan kabur, sakit kepala, gemetar,
keringat dingin. Penurunan kadar gula darah yeng
berlebihan dapat mengakibatkan pingsan, koma,
sampai pada kematian.
b) KAD (Ketoasidosis Diabetikum)
Karena tubuh tidak dapat menghasilkan gula dan
glukosa menjadi energi sehingga tubuh menggunakan
lemak dan zat keton menjadi energi sehingga
menyebabkan zat asam yang berbahaya menumpuk di
dalam tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi, sesak
napas, hingga kematian jika tidak segera ditangani
dengan tepat.
c) Hyperosmolar Hyperglycemis state
HHS ditandai dengan haus yan berat, kejang,
lemas, ganggan kesedaran karena adanya lonjakan
gula darah yang sangat tinggi pada waktu tertentu.
2) Komplikasi Kronis
a) Gangguan pada mata (Retinopati Diabetic)
Kerusakan pada retina mata disebabkan oleh
tingginya kadar gula. Apabila kada gula dibiarkan terus
meningkat, maka akan menyebabkan glaukoma dan
gangguan penglihatan.
b) Kerusakan ginjal (Nefrotik Diabetic)
Diabetes yang dapat menyebabkan kerusakan
pada ginjal biasanya disebut silent killer karena pada
awalnya tidak disadari, akan tetapi bila keadaan sudah

13
semakin parah, akan seseorang akan mengalami
anemia, mudah lelah, pembengkakan, dan ganggan
elektrolit.
c) Kerusakan saraf.
Kerusakan saraf terjadi pada kaki penderita DM.
Kerusakan pada saraf akibat tingginya kadar gula darah
atau aliran darah yang tidak maksimal, sehingga dapat
menyebabkan rasa kesemutan, mati rasa, atau nyeri
akibat terganggunya saraf sensori.
Kerusakan saraf juga bisa terjadi pada
pencernaan atau disebut dengan gastoperosis. Pada
rusaknya saraf pencernaan biasanya ditandai dengan
mual, muntah, cepat kenyang saat makan.
d) Masalah kaki dan kulit
Dikarenakan penderita DM memiliki kadar gula
darah yang tinggi, maka apabila terdapat luka pada kaki
atau kulit sulit disembuhkan karena aliran darah yang
rendah serta mudahnya bakteri berkembang biak yang
menyebabkan luka menjadi lebih cepat memburuk
sehingga dapat menyebabkan gangren atau ulkus
diabetikum.
e) Penyakit Kardiovaskuler
Rusaknya pembuluh darah pada penderita DM
dapat menyebabkan menurunnya sirklasi darah pada
tbuh termasuk aliran darah ke jantung. Komplikasi yang
menyerang penderita DM yang disebabkan oleh
kerusakan jantung adalah stroke, penyempitan arteri
(arterosklerosis), dan serangan jantung.

14
2. Perilaku Pengendalian Gula Darah
Perilaku pengendalian gula darah sebagai berikut :
a. Pengaturan Makan
Prinsip pengaturan makan pada penderita DM sama
dengan prinsip pengaturan makan pada masyarat umum, akan
tetapi lebih ditekankan pada ketteraturan jadwal makan, jenis
makan, jumlah kandungan kalori atau yang biasa di sebut 3 J.
Pada penderita DM untuk memenuhi energi dibutuhkan
makanan dengan komposisi karbohidrat tidak lebih dari 45%-65
%, lemak 20%-25%, dan protein 10%-15% (Putra, 2020).
b. Olahraga
Olahraga yan dimaksd bukanlah kegiatan sehari-hari yan
biasa dilakukan oleh penderita DM. Olahraga ata kegiatan
kebugaran jasmani dapat dilakukan setidaknya 3-5 kalidalam
seminggu. Manfaat yang didapatkan dari olehraga selain untuk
kesehatan jasmani juga dapat memperbaiki sensitivitas insulin
sehingga dapat mengandalikan gla darah dengan baik. Olah
raga yang dilakkan penderita DM dapat disusaikan dengan
umur dan keadaan seperti jalan kaki cepat, bersepeda, aerobik,
berenang, bersepeda santai.
Untuk penderita DM yang kadar gulanya <100 mg/dl
dianjurkan untuk makan terlebih dahulu. Apabila kada gula >
100 mg/dl maka makan dapat di tunda terlebih dahulu dan
dilakukan setelah melakukan kegiatan fisik atau olahraga
(Putra, 2020).
c. Pengobatan
Pengobatan pada penderita DM harus dikonsumsi secara
teratur dengan resep dan pengawasan dari dokter apabila
pengaturan makan dan olahraga tidak cukup. Obat yang
diberikan berupa obat hiperglikemi oral (OHO) atapun insulin
(Putra, 2020).

15
d. Pemeriksaan Gula Darah
Pemeriksaan gula darah secara teratur dapat membantu
pasien mengetahui kadar gula darah pada tubuhnya dan
mengetahui keberhasilan terapi yang telah dilakukan.
Pemeriksaan kadar gula darah yang diberikan seperti
pemeriksaan gula darah puasa, pemeriksaan gula darah 2 jam
setelah makan, dan pemeriksaan Hemoglobin dan
Terglikosilasi (HbA1C) (Putra, 2020).
3. Prolanis DM
Prolanis DM menurut BPJS, 2019 sebagai berikut :
a. Pengertian
Prolanis merupakan program pengelolaan penyakit kronis
merpakan sistem pelayanan kesehatan dengan pendekatan
proaktif yan dilakukan oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama,
pasien, dan BPJS Kesehatan.
Sasaran peserta prolanis adalah para penderita DM tipe 2
dan Hipertensi (BPJS, 2019).
b. Manfaat
Manfaat dari adanya klub prolanis adalah diharapkan para
penderita penyakit kronis dapat mengelola kesehatannya
secara baik serta memperbaiki kualitas hidup meskipun dalam
keadaan menderita penyakit DM
Adapun kriteria terkendali prolanis DM tipe 2 yaitu kadar gula
darah puasa (GDP) 80-130 mg/dl (BPJS, 2019).
4. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan Kesehatan menurut (Siregar, 2020) sebagai berikut :
a. Konsep Dasar Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan merupakan salah satu cabang
ilmu kesehatan yang dapat memberikan perubahan perilaku
kearah yang lebih baik. Pada dasarnya pemberian pendidikan
kesehatan dapat memberikan proses pertumbuhan,

16
perkembangan, atau perubahan kearah yang lebih baik dan
benar pada diri individu, masyarakat, mapun kelompok.
Pendidikan kesehatan bertujuan untuk membantu
individu mengontrol kesehatannya sendiri melalui fakta dan
rencana yang telah disusun.
b. Metode Promosi Kesehatan
Pemelihin metode pembelajaran pada promosi
kesehatan di dasarkan pada waktu, tempat, kemampuan
pemberi pendidikan, sasaran dan materi yang ada.
1) Metode individu
Metode yang diberikan perorangan kepada seseorang
yang mulai tertarik untuk memperbaiki diri dan
permasalahan kesehatan. Dapat diberiakan dengan
bimbingan atau penyuluhan dan wawancara
2) Metode kelompok
a) Kelompok Besar : Lebih dari 15 orang, pendidikan
kesehatan dapat diberikan dengan ceramah atau
seminar.
b) Kelompok Kecil : Kurang dari 15 orang, pendidikan
kesehatan dapat dilaksanakan dengan diskusi
kelompok, curah pikiran (brain stroming), atau role play
(bermain peran).
c. Media Promosi Kesehatan
Media merupakan salah satu sarana untuk
menyampaikan pesan dari sumber pesan (a source) ke
penerima (giver). Media kesehatan merupakan salah satu
upaya komunikasi dari pemberi kepada penerima agar
informasi yang disampaikan sesuai dengan yang diinginkan
oleh pemberi informasi. Media promosi kesehatan dapat dipilih
sesuai keadaan, waktu, materi yang ada. Media edukasi
merupakan alat bantu bagi pemberi pendidikan kesehatan dan
sarana informasi bagi penerima pendidikan kesehatan.

17
Media promosi kesehatan diantaranya melalui media
cetak (leaflet; koran; booklet; majalah; power point), media
elektronik (televisi; radio; video), dan media luar
ruangan(benda asli; benda tiruan; papan rekleam; banner).
5. Promosi Kesehatan Media Video
a. Pengertian
Media audio visual dimana terdapat gambar-gambar yang
bergerak dengan suara alamiah yang terdapat di dalamnya
sehingga dapat memberikan informasi, menjelaskan konsep,
memaparkan proses dan mengejarkan ketrampilan
(Hasanuddin, 2018).
b. Manfaat
Manfaat memberikan edukasi kesehatan melalui video
sebagai berikut (Yudianto, 2017) :
1) Meperlihatkan secara nyata sesuatu yang awalnya tidak
bisa dilihat.
2) Menganalisis perubahan dalam periode waktu tertentu
3) Memberikan pengalama kepada audiens untuk
merasakan keadaan tertentu.
4) Menampilkan presentasi studi kasus tentang kehidpan
sebenarnya yang dapat memunclkan disksi bagi audies.
c. Kelebihan
Promosi kesehatan menggunakan video mempunyai
kelebihan sebagai berikut (Siregar, 2020) :
1) Menarik perhatian.
2) Peserta dapat memperoleh informasi dari
ahli-ahli/spesialis.
3) Memberikan informasi, mengankat masalah, dan
memperlihatkan ketrampilan.
4) Bisa digunakan untuk belajar mandiri dan dapat
menyesuaikan dengan kebutuhan klien.
5) Cocok untuksasaran dalam jumlah kecil maupun sedang.

18
6) Materi yang sulit dapat dipersiapkan
sebelumnya,sehingga meminimaisir kesalahan dan
efisiensi waktu.
7) Rekaman dapat diputar berlang-ulang.
8) Keras lemahnya suara dapat disesuaikan dengan
kebuthan klien.
d. Kekurangan
Selain mempunyai kelebihan, promosi kesehatan
menggunakan video mempunyai kekurangan sebagai berikut
(Siregar, 2020) :
1) Kurang mamp menampilkan objek yang disajikan secara
detail.
2) Sifat komunikasi satu arah.
3) Perhatian penonton sulit dikuasai.
4) Layar kecil sehingga mempunyai batasan jumlah peserta.
5) Memerlukan peralatan dan listrik yang mahal dan
komplek.
6) Kesesuaian jenis video dan peralatan yang berbeda-beda.
7) Tidak ada batasan dan aturan perekaman yang jelas.
e. Teknik edukasi melalui video
Membina hubungan saling percaya dengan pasien,
menyampaikan 3-5 poin penting, menggunakan kata dan
kalimat sehari-hari, mengulang poin penting, memberikan
kesimpulan (Kusumo, 2020).

19
B. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Faktor resiko yang dapat


Faktor Resiko yang tidak dapat diubah :
diubah :
1. Diet
1. riwayat
Diabetes 2. Olahraga
2. ras dan etnik,
3. Pengobatan
3. riwayat kehamilan dengan
DM 4. Pemeriksaan gula
darah

Edukasi dengan
media video

Perilaku Kadar gula darah


pengendalian
menurun
gula darah

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

C. Hipotesis
Ho : Tidak ada pengaruh pengetahun, perilaku pengendalian gula
darah, kadar gula darah sebelum dan setelah dilakukan edukasi melalui
video pada penderita DM tipe 2 di Klinik dr. Indah Karanganyar Demak
tahun 2022.
20
Ha : Ada pengaruh pengetahun, perilaku pengendalian gula darah,
kadar gula darah sebelum dan setelah dilakukan edukasi melalui video
pada penderita DM tipe 2 di Klinik dr. Indah Karanganyar Demak tahun
2022.

21
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yaitu quasy eksperimental study
dengan pretest posttest with control group yang melibatkan dua
kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok intervensi yang dipilih
secara acak. Dua kelompok tersebut diberikan tes pada awal (pretest)
untuk mengetahui keadaan awal, kemudian dilakukan posttest untuk
mengetahui keadaan kelompok setelah diberikan perlakuan (Hardani,
et.all, 2020).
B. Definisi Operasional
Definisi operasional masing –masing variabel dijelasakan dalam
tabel sebagai berikut :
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur skala
Independen Media audio visual Media video - 1. Diberikan Rasio
t dimana terdapat edukasi
gambar-gambar yang melalui
Metode bergerak dengan, video
edukasi suara alamiah yang 2. Tidak
menggunak terdapat di dalamnya diberikan
an video sehingga dapat edukasi
memberikan melalui
informasi, video
menjelaskan konsep,
memaparkan proses
dan mengajarkan
ketrampilan yang
dilakukan 5-10 menit
seminggu sekali
selama 1 bulan
Dependent Perilaku untuk Kuisoner Mengisi Skor Nominal
mengandalikan gula kuisoner pengetahuan
Perilaku darah dengan Jika
pengendalia mengubah gaya hidup Jawaban
n gula dengan cara Benar : 1
darah mengatur pola makan
22
yang baik dan benar Salah : 0
sesuai panduan, Skor
olahraga atau tertinggi 10
meningkatkan Skor
kegiatan jasmani, terendah 0
meminum obat DM
secara teratur, serta
melakukan
pemantauan gula
darah

C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang dignakan yaitu quasy eksperimental study
dengan pretest posttest with control group yang dipilih secara sengaja
atau purposive sampling. Dalam penelitian ini setiap responden dari
kelompok kontrol dan kelompok intervensi diberikan perlakuan untuk
melihat perbedaan perilaku pengendalian gula darah pada Pasien
prolanis DM tipe 2. Berikut desain penelitian yang akan dilakukan:

skema 3.1
Desain Penelitian

pre test post test


kelompok intervensi

O1 X0 O2 Y1 = O1 : O2

Populasi Sampel Y2 = O3 : O4

O3 X1 O4 Y3 = O2 :O4

Kelompok kontrol

Keterangan :
O1 : Perilaku pengendalian gula darah pada pasien prolanis DM tipe
2 sebelum dilakukan edukasi melalui video pada kelompok
intervensi.
O2 : Perilaku pengendalian gula darah pada pasien prolanis DM tipe
23
2 sesudah dilakukan edukasi melalui video pada kelompok
intervensi.
O3 : Perilaku pengendalian gula darah pada pasien prolanis DM tipe
2 sebelum pada kelompok kontrol.
O4 : Perilaku pengendalian gula darah pada pasien prolanis DM tipe
2 sesudah pada kelompok kontrol.
X0 : Dilakukan edukasi melalui video tentang perilaku pengendalian
gula darah.
X1 : Dilakukan kunjungan tanpa edukasi melalui video tentang
perilaku pengendalian gula darah
Y1 : Perbedaan perilaku pengendalian gula darah terhadap pasien
prolanis DM tipe 2 setelah dan sebelum dilakukan pemberian
edukasi melalui video.
Y2 : Perbedaan perilaku pengendalian gula darah terhadap pasien
prolanis DM tipe 2 yang tidak diberikan edukasi melalui video.
Y3 : Perbedaan perilaku pengendalian gula darah terhadap pasien
prolanis DM tipe 2 pada kelompok kontrol dan kelompok
intervensi.
D. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian
1. Subjek Penelitian
a. Populasi
Populasi merupakan objek penelitian yang terdiri dari
manusia, benda-benda, hewan, tumbuhan-tumbuhan, gejala-
gejala, nislai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data
yeng memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian
(Hardani, et.all, 2020). Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh peserta Prolanis DM tipe 2 di Klinik dr. Indah dengan
jumlah peserta prolanis DM tipe 2 sebanyak 110 peserta yang
terdata pada bulan Januari 2022 – Januari 2023 berdasarkan
dari data primary care BPJS klinik.
b. Sampel

24
Sampel merupakan bagian dari populasi penelitian yang
diambil dengan menggunakan teknik pengambilan sampel
(Istiqomah, et.all, 2020). Sampel yang diambil ntuk penelitian ini
menggunakan teknik purpose sampling dari data yang
diperoleh berdasarkan data primary care BPJS klinik dr. Indah
tahun 2022, berdasarkan jumlah pasien dari Januari 2022-
Desember 2022 ditemukan sebanyak 110 peserta dengan
menggunakan rumus numerik berpasangan (Hardani, et all,
2020) sebagai berikut :

Keterangan :
n1 = Besar kelompok intervensi
n2 = Besar kelompok kontrol
Zα = Deviat baku alpha (kemaknaan 95% : 1,96)
Zβ = Deviat baku beta (power 80% : 0,85)
X1 – X2 = Perbedaan klinis yang diinginkan (perbedaan rata-
rata kelompok kontrol dan kelompok klinis (2,206)
S = Simpangan baku gabungan (dari penelitian
sebelumnya)
Simpangan baku gabungan (S) diambil dari penelitian
sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Puspasari,
Susi & Eliawati, Elah (2021) dengan rumus :

25
Keterangan :
S1 =Simpangan baku kelompok 1 dari penelitian
sebelumnya menurut Puspasari, Susi & Eliawati, Elah
(2021) sebanyak 3,341
n1 = Kelompok 1 pada penelitian sebelumnya (19 orang)
S2 =Simpangan baku kelompok dari penelitian
sebelumnya menurut Puspasari, Susi & Eliawati, Elah
(2021) sebanyak 1,727
n2 = Kelompok 2 pada penelitian sebelumnya (19 orang)
Setelah dihitung menggunakan rumus diatas didapatkan nilai
Simpangan Baku = 2,63
Maka populasi dihitung sebagai berikut :

10,9

26
11

Setelah dihitung dengan rumus diatas, didapatkan jumlah


responden sebanyak 11 orang kelompok kontrol dan 11 orang
kelompok intervensi. Maka jumlah sampel yang didapatkan
sebanyak 22 orang. Peneliti juga menambahkan sebanyak 20%
sampel sehingga menjadi 26 orang untuk mencegah apabila
terjadi drop out selama penelitian.
Sampel merupakan bagian dari populasi penelitian di klinik
dr. Indah Cangkring Pos Karanganayar Demak yang memenuhi
kriteria inklusi dan kriteria eksklusi sebegai berikut :
1. Kriteria Inklusi
a) Responden bersedia diambil sebagai sampel
b) Responden merupakan kelompok prolanis diabetes
mellitus klinik dr. Indah Cangkring Pos Karanganyar
Demak.
c) Responden dapat berkomunikasi dengan baik.
2. Kriteria eksklusi
a) Responden menolak melanjutkan penelitian
b) Responden mengalami kondisi memburuk (meninggal,
mengalami komplikasi seperti : retinopati diabetik,
nefrotik diabetik, kerusakan saraf, masalah kaki dan
kulit, serta penyakit kardiovaskuler) selama rentang
waktu penelitian.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Klinik dr. Indah Karanganyar Demak
3. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan bulan Maret 2023
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengmpulan data dilakukan untuk mengukur data yang
dikumpulkan :

27
1. Tahap Persiapan
a. Mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar kisoner
dan video edukasi.
b. Mempersiapkan adminintrasi perijinan penelitian yang di tanda
tangani oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Kudus.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Memilih responden penelitian sesuai dengan kriteria inklsi dan
eksklusi.
b. Melakukan koordinasi dengan tempat penelitian.
c. Melaksanakan penelitian edukasi melalui video satu minggu
sekali selama 1 bulan
F. Instrumen Penelitian
Instrmen yang digunakan oleh peneliti yaitu menggunakan video.
Video merupakan salah satu media untuk memaparkan dan
memberikan informasi kepada klien (Siregar, 2020). Selain
menggunakan video dilakukan pengukuran observasi melalui lembar
observasi menggnakan skala pengukuran guttman yang berisi 15
pertanyaan dengan pilihan ya atau tidak.
Istrumen dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Lembar observasi (lampiran)
2. Video Youtube Berbagai Cara Menurunkan Kadar Gula Darah oleh
Alodokter berdurasi 11,21 menit berisi tentang menurunkan DM
dengan diit (menjaga berat bedan), olahraga dengan teratur 30
menit/hari (jalan santai, besepeda, dan berenang), mencukup
waktu tidur (7-9 jam tidur malam), pantau gula darah secara rutin
(untuk memastikan kadar gula darah secara rutin), kendalikan
stress, atur pola dan porsi makan (3 kali sehari dengan porsi
sedang), memperhatikan pantangan dan anjurkan untuk
menurunkan gula darah (membatasi makanan berlemak dan
bergula tinggi serta memperbanyak makanan dengan tinggi serat).
G. Teknik Analisa Data

28
Analisa data bertujuan untuk mengidentifikasikan keteraturan dan
hubungan antar data yang dilakukan menggnakan perangkat lunak
komputer menggunakan program SPSS. Penelitian ini menggunakan
dua teknik analisa data yaitu :
a. Analisa Univariat
Menganaliisis kualitas satu variabel pada suatu waktu. Hanya
tes deskriptif yang dapat digunakan dalam penelitian ini.
Langkah-langkah untuk menentukan rentang kategori satu
variabel diantaranya (Hardani, 2020) :
1. Distribusi frekuensi
Pada umumnya hanya menunjukkan presentase dari total
setiap variabel dan disajikan dalam bentuk tabel.
2. Ukuran variabilitas
Bisanya berbentuk grafik, seperti : grafik batang, pie chart,
dan grafik standar deviasi error. Pengukuran ini meliputi kisaran
interkuartil, rentang dan kran sistematis lainnya seperti standar
deviasi dan standar error. Standar deviasi biasanya digunakan
untuk analisis. Pengukuran variabiliatas umumnya tidak berarti
banyak kecuali jika kecuali jika terdapat variabel lain untuk
pembanding variabel ini.
3. Ukuran tendensi pusat/sentral
Ukuran tendensi sentral bisanya berupa satu angka yang
menunjukkan berbagai rerata suatu variabel. Beberapa ukuran
yang terdapat dalam tendensi sentral adalah mean (rata-rata),
median (nilai tengah), dan mode (nilai yang sering terjadi).
b. Analisa Bivariat
Analisa yang mempertimbangkan sifat dan variabel hubungan
satu sama lain untuk menghasilkan koefisien korelasi secara
statistik. Koefisien dapat diasumsikan adanya hubungan linier
antara dua variabel baik positif maupun negatif. Dalam penelitian ini
variabel dianlisis menggnakan uji stastika paired t-test jika data
normal. Jika ditemukan data abnormal maka digunakan uji

29
Wilxocon Signed Rank Test dengan kemaknaan α ≤ 0,05. Apabila
ditemukan tidak ada perbedaan data yang sesungguhnya antara
dua kelompok maka digunakan pengujian Mann-Withney (Suyanto
& Gio,2017).
H. Kode Etik Penelitian (Heryana, 2020)
1. Etika pengumpulan data penelitian
a) Menghargai otonomi partisipan (Respect to autonomy)
Prinsip ini menjalaskan bahwa responden memiliki
kebebasan untuk menentukan dan mengambil keputusan,
mundur dalam partisipasi penelitian, tidak ada unsur paksaan
untuk berpartisipasi. Dalam penelitian ini, responden berhak
memilih mengikuti atau berpartisipasi selama penelitian mulai
dari mengisi angket kuisioner sampai menghadiri edukasi
perilaku pengendalian DM.
Ada tiga hal yang dapat dipertimbangkan terkait dengan
kemampuan seseorang dapat mengambil keptusan secara
mandiri :
1) Partisipan mampu mengingat semua informasi yang
diberiakn oleh peneliti sebelum pelaksanaan, baik
informasi kegiatan yang akan, sedang, dan setelah
dilakukan selama penelitian (information aspect).
2) Partisipan dapat mempertimbangkan manfaat dan resiko
yang didapat dengan mengikuti penelitian serta
konsekuensi yang mungkin terjadi selama penelitian (risk
and benefit analysis aspect).
3) Partisipan dapat membicarakan secara jelas apa yang
dikehendaki selama penelitian, baik keinginan
melanjtkan maupan berhenti berpartisipasi selama
penelitian (communication aspect).
b) Mengutamakan keadilan (Promotion of justice)
Prinsip inimenjelaskan bahwa partisipan mendapatkan
perlakuan yang sama dan tidak berpihak pada satu kelompok,

30
sehingga ada kelompok yang mendapat manfaat atau
keuntungan dan kelompok lain mendapat kerugian. Dalam
penelitian ini peneliti tidak membedakan antara satu responden
dengan responden yang lain, memberikan perilaku yang sama
tanpa melihat ras, suku, budaya dan agama responden selama
penelitian sehingga masing-masing responden mendapatkan
perlakuan yang sama selama penelitian.
Ada tiga jenis keadilan yang terkait dengan penelitian :
1) Keadilan terkait hak individu (right-based justice)
2) Keadilan terkait sumber daya (distributived justice)
3) Keadilan tekait kesamaan hukum (legal justice)
c) Memastikan kemanfaatan (Ensuring beneficience)
Penelitian yang dihasilakan tidak hanya berupa data yang
diperoleh dari partisipan, melainkan dapat memberikan manfaat
bagi suatu kelompok penelitian baik secara langsung mapun
tidak langsung. Dalam penelitian ini, partisipan juga
memperoleh manfaat berupa informasi baru sehingga dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Terdapat dua prinsip untk memastikan kemanfaatan bagi
pertisipan, yaitu :
1) Memberikan manfaat semaksimal mungkin, dan
meminimalkan kerugian dalam penelitian.
2) Tidak merugikan dan membahayakan partisipan.
d) Memastikan tidak terjadi kecelakaan (Ensuring malaficience)
Konsep ini berkaitan dengan perlindungan secara fisik dan
psikis terhadap klien dengan memberikan hak kerahasian atau
privacy terhadap partisipan seperti penyajian data secara
anonim dan data disimpan secara aman. Penelitian ini
memberikan perlindungan kepada klien dengan tidak
menampilkan data pribadi klien sehingga kerahasiaan klien
tetap terjaga dan tidak tersebar luaskan.

31
Konsep yang digunakan untuk memastikan tidak terjadi
kecelakaan diantaranya :

1) Konsep anonim
Menghilangkan data pribadi partisipan terkait saat
menyampaikan dan menampilkan hasil penelitian agar data
pribadi terjamin kerahasiaanya.
2) Konsep kerahasiaan
Konsep kerahasiaan yaitu peneliti memastikan data
responden aman dan tidak tersebar.
2. Etika publikasi hasil penelitian
a) Kejujuran dalam pembatan laporan
Hasil laporan penelitian tidak mengandung unsur kejahatan
dalam penelitian meliputi : manipulasi baik data, hasil
penelitian, tempat, alat, proses penelitian dan mengubah atau
menghapus data, serta menyalin atau mengambil ide atau
mengambil kredit dari pemilik aslinya (plagiarism).
b) Konflik kepentingan
Tidak ada konflik kepentingan dalam memberikan pendapat
ketika peneliti menjelaskan masalah utama dalam penelitian
yang dilakukan.
c) Kejujuran dalam kredit publikasi
Etika penelitian dalam publikasi penelitian yaitu pengakan
atas kredit ata kepemilikan penelitian berdasarkan konstribusi
baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

32
I. Jadwal Penelitian

No. Jenis kegiatan Sept-Feb Maret April Mei


1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan
proposal

2 Pengurusan
ijin
3 Penyusunan
instrumen

4 Penguji
cobaan
instrumen

5 Pengumpulan
data

6 Pengolahan
dan analisa
data

7 Penyusunan
laporan
penelitian

8 Penyajian
laporan

33
DAFTAR PUSTAKA

Aisah, Siti, et.all. (2021). Edukasi Kesehatan dengan Media Video Animasi:
Scoping Review. Jurnal Perawat Indonesia. 5(1). 642. https://journal.
ppnijateng.org/indexjpi/article/view/926
Bachron, Hardiyanti & Anita Ayarifah. (2019). Hubungan Ketaatan Diet dan
Olahraga dengan Kadar Gula Darah di Poliklinik Penyakit Dalam Rsud Kab.
Siak. Menara Ilmu. 12(5). 2. https://jurnal.umsb.ac.id/index.php/menarailmu/
article/ download/1344/1178
Brame, C. J. (2016). Effective Educational Videos: Principles and Guidelines for
Maximizing Student Learning from Video Content. CBE Life Sci Educ,
15(4).2. https://doi.org/doi:10.1187/cbe.16-03-0125
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. (2019). Buku
Pedoman Penyakit Tidak Menular. Kementerian Kesehatan RI, 101.
http://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/VHcrbkVobjRzUDN3UCs4eUJ0dVBndz0
9/2019/03/Buku_Pedoman_Manajemen_PTM.pdf
Handayani, S., & Marniati. (2018). Penerapan Media Video Pembelajaran Pada
Kompetensi Dasar Membuat Pola Rok secara Konstruksi Di Kelas X Tata
Busana 3 SMK Negeri 6 Surabaya. E-Journal Universitas Negeri Surabaya,
07(02). 18–21. https://media.neliti.com/media/publication/251149-penerapan-
media-video-pembelajaran-pada-4025c9bc.pdf
Hardani, et.all. (2020). Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif. Yogyakarta.
CV. Pustaka Ilmu Group Yogyakarta. 361-368. https://www.researchgate.
net/publication/340021548
Hardiyanti, Nuaraeni & Oktarianti. (2016). Gambaran Pengetahuan, Sikap dan
Kepercayaan Terhadap Diet Penderita DmM di RSUD Kota Bandung. Jurnal
Ilmu Keperawatan. 4(1). 43.
https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk/ar ticle/view
400https://doi.org/10.1088/1751-8113/44/8/085201
Hasanuddin, Siti Hami. (2018). Efektivitas Pendidikan Kesehatan Menggunakan
Media video Dengan Media Cerita Bergambar Terhadap
Keterampilan Menggosok Gigi Anak Usia Prasekolah. UIN Alauddin
Makassar. 29. https://respiratori.uin-alauddin.ac.id/13312
Heryana, Ade.(2020). Bahan Ajar Mata Kuliah: Metodologi Penelitian Kuantitatif.
Esa Unggul. 3-9. https://www.researchgate.net/publication/ 342751890

34
I D F Diabetes. (2019). 463 People Living With Diabetes Million
Implementasi Prolanis di Masa Pandemi. Buletin Info BPJS Kesehatan.17.
https://www.bpjskesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/6796d4c90a3784e30e5
2c3f4a8aff0a6.pdf
Kallo, Vandri & Massi, Gresty. (2018) Efektifitas Pemberian Edukasi dengan
Metode Video dan Focus Group Discussion (FGD) terhadap Tingkat
Pengetahuan Pasien DM Tipe 2 di Klinik Diabetes Kimia Farma Husada
Manado. E-Journal Keperawatan (E-Kep). 6(1). 2.
https://doi.org/10.35790/jkp. v6i1.25182
Kusdalinah, et.all. (2018). Pengaruh Edukasi Pola Makan dan Senam terhadap
Kadar Gula Darah pada Penderita DM Tipe 2. Jurnal Kesehatan. 9(2).325.
http://ejurnal.poltekkes tjk.ac.id/index.php/JK
Kusumo, Prasetyo Hendro. (2020). Buku Panduan Edukasi Secara Online.
Yogyakarta. LP3M UMY. 11.https://www.researchgate.net/publication/
350965206
Mintarsih, Sri Noor, et.all. (2019). Efektivitas Edukasi Empat Pilar
Penatalaksanaan Diabetes Melitus terhadap Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Pasien Prolanis. Jurnal Riset Gizi. 4(2). 132. https://doi.org/10.31
983/jrg.v7i2.5108
Muflihatin, Siti Khoiroh & Rahayu Fitriana. (2020). Hubungan Aktifitas Fisik
dengan Terkendalinya Kadar Gula Darah pada Pasien DM Tipe II di Irna
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Borneo Student Research. 1(3).
1659. https://journals.umkt.ac.id/index.php/bsr/ article/view/1022
Najihah, Rifa Ainun, et.all. (2022). Upaya Peningkatan Kualitas Hidup Lansia
dengan Penyakit Diabetes Mellitus (DM) Melalui Penerapan Manajemen Diri.
Jurnal Pengabdian Masyarakat. 2(3). 302. http://jurnal.poltekkespalu.ac.id/
index.php/PJPM
Nurarif Amin Huda & Kusuma Hardhi. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis Jilid I.
Jogjakarta: Mediaction Publishing Jogjakarta
Prabowo, Nur Hasan Agung, et.all. (2021). Peningkatan Pengetahuan Diet
Diabetes, Self Management Diabetes dan Penurunan Tingkat Stres
Menjalani Diet pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit
Universitas Sebelas Maret. Warta LPM, 24(2). 286 https://journals.ums.
ac.id/Index.php/warta/article/view/12515/6566

35
Pratama, P. A. (2016). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan
dan Sikap Pasien tentang Pengelolaan Diet Diabetes Mellitus di Puskesmas
Boyolali I. Universitas Muhammadiyah Surakarta. https://eprints.ums.ac.id/
47840/11/NASKAH%PUBLIKASI.pdf
Puspasari, Susi & Elah Eliawati. (2022). The Effect of Audiovisual-Based
Education Media on Self Management in Type 2 Diabetes Mellitus Patients
in the Work Area of UPT Puskesmas Ledeng. Jurnal Keperawatan
Komprehensif. Vol. 8 Special Edition. 174. https://doi.org/ 10.33755/jkk
Putra, Erdana Stefanus, Et. All. (2020). Buku Saku Diabetis Melitus Untuk Awam.
Surakarta. UNS Press. 5,21-28. http://www.researchgate.net/publication/
346495581_BUKU_SAKU_DIABETES_MELITUS_UnTUK_AWAM
Rihiantoro, Tori & Jasmani. (2016). Edukasi dan Kadar Glukosa Darah pada
Pasien Diabetes. Jurnal Keperawatan. 12(1). 140. http://dx.doi.org/10.
26630/jkep.v12i1.371
Rahayu, Sri & Komariah. (2020). Hubungan Usia, Jenis Kelamin dan Indeks
Massa Tubuh dengan Kadar Gula Darah Puasa Pada Pasien Diabetes
Melitus Tipe 2 Di Klinik Pratama Rawat Jalan Proklamasi, Depok, Jawa
Barat. Jurnal Kesehatan Kusuma Husada. 41. https://jurnal.ukh.ac.id./index.
php/JK/articel/view/412
Riskesdas, K. (2018). Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS).
Journal of Physics A: Mathematical and Theoretical, 44(8), 1–200.
Salsabila, Feni, et.all. (2021). Pengaruh Edukasi Audiovisual Terhadap Self Care
Management Penyandang Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas
Pabelan Kabupaten Semarang. Prosiding seminar Nasional UNIMUS. 4.
1263. https://prosiding.unimus.ac.id/index.php/semnas/article/view/898
Sanjana, Edi Iwayan, et. all. (2022). Efektifitas Pemberian Intervensi Diabetes
Self-Management Education (DSME) Berbasis Audiovisual Terhadap
Pengetahuan dan Keterampilan Perawatan Diri Diabetes. Jurnal Kesehatan.
11(12). 16. https://doi.org/10.46815/jk.v11i2.90
Siregar, Putra Ariadi. (2020). Buku Ajar Promosi Kesehatan. Medan. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan. 27.
https://respiratory.unisu.ac.id/eprint/8775
Sima, Annisa Putri, et.all. (2019). Diabetes Mellitus Dalam Era 4.0. Malang.
Wineka Media. 1. https://fik.um.ac.id/wp-content/uploads/2020/10/1.-
DIABETES-MELLITUS_DALAM_ERA_4.0-2.pdf

36
Sutarga, I Made & Ni Kadek Ayu Sukmawati. (2016). Gambaran Faktor yang
Mempengaruhi Perilaku Pengendalian Diabetes Melitus pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar
Selatan Tahun 2016. Community Health. 10(10). 1. https://simdos.unud.a
c.id/uploads/file_penelitian_1_dir/22f49b2a028bfe801d708c3e2646bd5a.pdf
Tahlil, Teuku, et.all. (2017). Pengaruh Senam Diabetes Dan Jalan Kaki Terhadap
Penurunan Kadar Gula Darah pada Pasien DM Tipe II di Puskesmas Krueng
Barona Jaya Aceh Besar. Jurnal Ilmu Keperawatan 5(2). https://www.
jurnal.unsyiah.ac.id/JIK/articel/view/10542/8325
Yudianto, A. (2017). Penerapan Video Sebagai Media Pembelajaran. Seminar
Nasional Pendidikan 2017. 234–237. http://eprints.ummi.ac.id/354/3/33

37

Anda mungkin juga menyukai