Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI

POLIKLINIK INTERNA BLUD RSUD SANJIWANI GIANYAR


THE RELATIONSHIP BETWEEN SELF EFFICACY AND LIFE QUALITY OF PATIENTSWITH
DIABETES MELLITUS IN POLYCLINIC BLUD RSUD SANJIWANI GIANYAR
Made Nursari1, Ni Wayan Suniyadewi, Ni Putu Juniantari
1Stikes Wira Medika PPNI Bali1

ABSTRAK
Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah
atau hyperglikemia akibat kelainan sekresi insulin, aksi insulin atau keduanya. Data Dinas Kesehatan Provinsi Bali
(2013), menunjukkan jumlah kasus DM selama 3 tahun terakhir (2010-2013) sebesar 9.234 kasus. Efikasi diri yang
rendah pada pasien DM menyebabkan penurunan kualitas hidup.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
efikasi diri dengan kualitas hidup pasien DM di Poliklinik Interna BLUD RSUD Sanjiwani Gianyar.Penelitian ini
menggunakan desain analitik korelasi dengan pendekatan cross-sectional.Jumlah sampel 58 responden dipilih
menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian dari 58 responden sebagaian besar menunjukkan efikasi diri
sedang dengang kualitas hidup sedang sebanyak 18 orang (31,0 %). Hasil analisis menggunakan korelasi Spearman
Rank menunjukkan ada hubungan efikasi diri dengan kualitas hidup pada pasien DM dengan p value sebesar 0,000 dan
r hitung sebesar 0,678.Saran kepada perawat diharapkan dapat meningkatkan keyakinan diri pasien DM dengan
meningkatkan pengetahuan pasien melalui pendidikan kesehatan yang terstruktur tentang DM dan penatalaksanaannya.
Kata Kunci: Efikasi Diri, Kualitas Hidup, Diabetes Melitus.
ABSTRACT
Diabetes Mellitus (DM) is agroup of metabolic diseasescharacterized byelevated levels ofbloodsugarorhyperglycemiadue
to abnormalitiesin insulin secretion, insulin actionor both of them. Data of Bali Provincial Health Office (2013), shows
thenumber ofcases ofdiabetesover thelast 3 years (2010-2013) amounted to9,234cases. Low self-efficacy in patients
with DMdecreases the patients life quality. This study aimedindetermining the relationship ofself-efficacyto the quality of
life ofdiabetic patientsat the PolyclinicHospitalInternaBLUD in SanjiwaniGianyar. This studyusedan
analyticaldesigncorrelationwithcross-sectional approach. The samples were58 respondents which were
selectedusingpurposive sampling technique.From the58respondents, the results wereindicatingthe averageselfefficacywith averagequality of lifewith the amount18 respondents (31.0%). The results ofanalyzes
usingSpearmanRankcorrelationshowed there was a correlationbetween theself-efficacy and the quality of life ofdiabetic
patientswith the total p value0.000andrcount0.678. The nurseswere expected toincrease the self-confidence of diabetic
patientsby improvingpatientknowledgethrougha structuredhealtheducationaboutdiabetesandits management.
Key Words: Self Efficacy, Quality Of Life, Diabetes Mellitus.
Alamat Korespondensi
Email

:Br. Puaya Batuan-Sukawati-Gianyar-Bali


: niputujuniantari@ymail.com

USA. (WHO) menyatakan bahwa Indonesia


menempati urutan ke empat terbesar kasus DM,
diperkirakan akan mencapai 21,3 juta orang pada
tahun 2030 (Yusra, 2011). Menurut data dari
Dinas Kesehatan Provinsi Bali (2013), jumlah
kasus DM di RSUD se-Bali tercatat selama 3
tahun terakhir (2010-2013) yaitu sebesar 9.234
kasus. Tahun 2013 BLUD RSUD Sanjiwani
Gianyar menempati urutan ke dua terbanyak
penyakit DM dari sepuluh rumah sakit pemerintah
di Bali. Berdasarkan data yang di dapat dari
laporan tahunan di Poliklinik Interna BLUD RSUD
Sanjiwani Gianyar menunjukkan tahun 2011
jumlah kunjungan pasien dengan DM sebanyak
3.450 pasien. Tahun 2012 sebanyak 3.917
pasien dan tahun 2013 sebanyak 4.188
pasien.Berdasarkan data tersebut menunjukkan

PENDAHULUAN
Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu
penyakit kronis yang menyebabkan tingginya
angka morbiditas dan mortalitas. DM terjadi jika
tubuh tidak menghasilkan insulin yang cukup
untuk mempertahankan kadar gula darah yang
normal atau jika sel tidak memberikan respon
yang tepat terhadap insulin. DM ditandai dengan
hilangnya
toleransi
karbohidrat
yang
menyebabkan peningkatan kadar glukosa dalam
darah atau hiperglikemia (Price & Wilson, 2006).
Menurut International Diabetes Federation
(IDF) tahun 2012, jumlah pasien DM semakin
bertambah, lebih dari 371 juta orang diseluruh
dunia mengalami DM. Jumlah angka terbesar
kematian akibat DM terdapat di India, Cina, dan

186

Made Nursari, dkk: Hubungan Efikasi Diri dengan Kualitas


dan ditingkatkan. Pasien DM agar lebih mampu
mengelola penyakitnya, diharapkan memiliki
efikasi diri yang tinggi (Ariani,2011).Bandura
(1997 dalam Ariani 2011) mendefinisikan efikasi
diri
sebagai keyakinan yang menentukan
bagaimana seorang berfikir, memotivasi dirinya
dan bagaimana akhirnya memutuskan melakukan
sebuah perilaku untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Efikasi diri pada pasien DM dalam
pendekatan intervensi keperawatan difokuskan
pada keyakinan individu akan kemampuannya
untuk mengolah, merencanakan, memodifikasi
perilaku sehingga mencapai kualitas hidup yang
lebih baik (Ariani, 2011). Efikasi diri dibentuk
melalui empat proses utama yaitu kognitif,
motivasi, afektif dan proses seleksi. Berbagai
sumber dapat membantu meningkatkan efikasi diri
diantaranya
pengalaman
keberhasilan,
pengalaman dari orang lain, persuasi verbal,
kondisi fisik dan emosional. Selain itu strategi
meningkatkan efikasi diri pada pasien DM adalah
dengan pendidikan kesehatan melalui pendekatan
diabetes
self
management
education
(DSME)..Efikasi diri pada pasien DM dapat di ukur
dengan menggunakan The Diabetes Management
Self Efficacy Scale (Koot, 2008).Berdasarkan hasil
studi pendahuluan pada tanggal 13 Maret 2014
melalui wawancara dengan 10 pasien DM di
Poliklinik Interna BLUD RSUD Sanjiwani Gianyar
menyampaikan bahwa dampak dari DM yang
diderita mempengaruhi banyak aspek. Sebanyak
70% pasien yang sudah mengalami komplikasi
(gangguan penglihatan, hipertensi, nefropati,
ganggren) mengatakan bahwa penyakit DM
sangat menganggu aktivitas sehari-hari.
Sebanyak 90% pasien mengatakan cepat lelah
setiap melakukan aktivitas dan 70% pasien
mengatakan merasa membebani keluarga. Ratarata semua pasien DM mengatakan tidak mampu
lagi bekerja secara maksimal dan menyampaikan
bahwa kondisi yang dialami saat ini menyebabkan
tidak yakin akan kemampuan melakukan
perawatan mandiri yang ditandai dengan
sebanyak 60% pasien tidak yakin dalam menjalani
diet sesuai anjuran dokter, 70% pasien jarang
melakukan latihan fisik atau olahraga, dan 40%
pasien jarang melakukan pemantauan gula darah.
Pernyataan tersebut didukung oleh hasil
penelitian Butler (2002, dalam Ariani, 2011) yang
menyatakan bahwa sebagian besar responden
(76,4%) memiliki efikasi diri rendah yang kurang
dalam perawatan diri DM. Dengan demikian
menunjukkan perlu adanya penelitian untuk
mengkaji lebih dalam efikasi diri pasien DM dalam
hubungannya dengan kualitas hidupnya.Tujuan

pasien DM dari tahun ke tahun mengalami


peningkatan.
Manajemen
DM
dilakukan
dengan
mengendalikan penatalaksanaan DM yang terdiri
dari lima komponen yaitu diet, latihan,
pemantauan gula darah, pengobatan atau terapi,
dan health education (Smeltzer & Bare, 2008).
Tujuan dari manajemen DM adalah mencegah
penyakit tersebut semakin memburuk secara
progresif. Penanganan manajemen DM di
sepanjang perjalanan penyakit DM akan
bervariasi karena terjadi perubahan gaya hidup,
keadaan fisik dan mental pasien. Meskipun tim
kesehatan akan mengarahkan penanganan
tersebut, namun pasien sendirilah yang harus
bertanggung jawab dalam pelaksanaan terapi
yang tentunya sangat kompleks setiap harinya
(Smeltzer & Bare, 2008). Kompleksnya
permasalahan yang dihadapi pasien DM setiap
harinya mengakibatkan terjadinya penurunan
kualitas hidup (Triyanto, 2012 dalam Sudiawan,
2013)
Kualitas hidup dapat diartikan sebagai derajat
dimana seseorang menikmati kepuasan dalam
hidupnya. Untuk mencapai kualitas hidup maka
seseorang harus dapat menjaga kesehatan tubuh,
pikiran dan jiwa, sehingga seseorang dapat
melakukan segala aktivitas tanpa adanya
gangguan (Ventegodt,2003 dalam Sudiawan
2013). Menurutt Mandagi (2010) hal yang
mendorong perlunya pengukuran kualitas hidup,
khususnya pada pasien DM adalah karena
kualitas hidup merupakan salah satu tujuan utama
perawatan.Kualitas hidup pasien, Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan Noerhayati (2013),
pada 50 orang pasien DM, 29 orang (58,0%)
memiliki kualitas hidup buruk, dan 21 orang
(42,0%) memiliki kualitas hidup baik.Kualitas
hidup buruk yang dialami oleh pasien DM
disebabkan karena persepsi penderita terhadap
penyakit yang dideritanya tidak mengalami
peningkatan
dalam
hal
kesembuhannya.Disamping karena komplikasi
faktor lain yang berhubungan dengan kualitas
hidup pasien DM adalah usia, jenis kelamin,
tingkat pendidikan, status social ekonomi, dan
lama menderita DM. Menurut Lev dan Owen
dalam Kara & Alberto (2006) menyebutkan pasien
yang memiliki rasa keyakinan diri tinggi terhadap
kemampuan mereka dalam melakukan perilaku
perawatan diri akan lebih mungkin untuk benarbenar melakukan tugasnya tersebut. Keyakinan
diri yang dimiliki pasien DM akan membantu
mengelola manajemen perawatan DM sehingga
kualitas hidup pasien DM dapat dipertahankan

187

Keperawatan Jiwa, Komunitas dan Manajemen Desember Vol. 1 No. 2 2014


Tabel 1. Distribusi frekuensi efikasi diri di Poliklinik
Interna BLUD RSUD Sanjiwani Gianyar
tahun 2014

umum penelitian ini adalah untuk mengetahui


hubungan antara efikasi diri dengan kualitas hidup
pasien DM di Poliklinik Interna BLUD RSUD
Sanjiwani Gianyar. Sedangkan tujuan khusus
penelitian ini adalah mengidentifikasi efikasi diri
pada pasien DM di Poliklinik Interna BLUD RSUD
Sanjiwani Gianyar.Mengidentifikasi kualitas hidup
pasien DM di Poliklinik Interna BLUD RSUD
Sanjiwani GianyarMenganalisis hubungan antara
efikasi diri dengan kualitas hidup pasien DM di
Poliklinik Interna BLUD RSUD Sanjiwani Gianyar.

No
1
2
3

Kategori
Efikasi diri
pasien DM
Rendah
Sedang
Tinggi
Total

Frekuensi

(%)

20
22
16
58

34.5
37.9
27.6
100.0

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui dari 58


responden mayoritas efikasi diri pasien DM
adalah kategori sedang sebanyak 22 orang
(37,9%), efikasi diri tinggi sebanyak 16 orang
(27,6%), dan efikasi diri rendah sebanyak 20
orang (34,5%). Pada responden dengan efikasi
diri yang rendah sebagian besar karena
responden tidak mampu mengikuti pola makan
sehat ketika menghadiri suatu pesta.
Hasil pengamatan terhadap objek penelitian
terhadap kualitas hidup pada pasien DM di
Poliklinik Interna BLUD RSUD Sanjiwani Gianyar
(dilihat pada tabel. 2)

BAHAN DAN METODE


Rancangan penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah rancangan penelitian NonEksperimen, dimana bagian yang digunakan
adalah rancangan penelitian korelasi dengan
pendekatan cross sectional yaitu cara
pendekatan, observasi atau pengumpulan data
yang menyangkut variabel bebas dan variabel
terikat dilakukan sekaligus pada suatu waktu
(point time approach) (Nursalam, 2013). Populasi
dalam penelitian ini adalah semua pasien yang
terdiagnosa DM yang berkunjung di Poliklinik
Interna RSUD Sanjiwani Gianyar. Populasi pasien
DM yang berkunjung di Poliklinik Interna RSUD
Sanjiwani Gianyar rata-rata selama tiga bulan
terakhir dari bulan Desember 2013 sampai
Februari 2014 sebanyak 138 orang. Pada
penelitian ini sampel diambil dari pasien DM yang
berkunjung di Poliklinik Interna BLUD RSUD
Sanjiwani Gianyar. Pemilihan sampel dalam
penelitian ini sesuai dengan kriteria inklusi: Pasien
yang bersedia menjadi responden dan
menandatangani surat pernyataan informed
consent, pasien berusia
65 tahun, pasien
terdiagnosa DM > 4 bulan, dapat berkomunikasi
verbal dengan baik, mampu membaca dan
menulis. Teknik sampling dalam penelitian ini
menggunakan nonprobability sampling tepatnya
purposive sampling.menjawab pertanyaan yang
diberikan sesuai kuesioner.
Teknik analisis data menggunakan statistik
non parametrik uji Spearmanrank Correlational
dengan tingkat kesalahan 5% (0,05).

Tabel 2. Distribusi frekuensi kualitas hidup di


Poliklinik Interna BLUD RSUD Sanjiwani
Gianyar tahun 2014
No
1
2
3

Kualitas hidup
pasien DM
Buruk
Sedang
Baik
Total

Frekuensi

(%)

13
34
11
58

22.4
58.6
19.0
100.0

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui dari 58


responden mayoritas kualitas hidup pasien DM
adalah dalam kategori kualitas hidup sedang yaitu
sebanyak 34 orang(58,6%), kualitas hidup baik
sebanyak 11 orang (19,0%), kualitas hidup buruk
sebanyak 13 orang (22,4%). Pada responden
dengan kualitas hidup buruk sebagian besar
responden meninggalkan aktivitas (pekerjaan atau
tugas rumah tangga) karena diabetes.
Adapun analisis hubungan efikasi diri
dengan kualitas hidup pasien DM di Poliklinik
Interna BLUD RSUD Sanjiwani Gianyar dengan
menggunakan uji statistic Spearmans Rank
dengan sebesar 0,05 didapatkan hasil sebagai
berikut :

HASIL
Hasil pengamatan terhadap objek penelitian
terhadap efikasi diri pada pasien DM di Poliklinik
Interna BLUD RSUD Sanjiwani Gianyar (dilihat
pada tabel. 1)

188

Made Nursari, dkk: Hubungan Efikasi Diri dengan Kualitas


antara efikasi diri dengan kualitas hidup pasien
penyakit paru obstruksi kronis dalam konteks
asuhan keperawatan di RS Paru Badan RSU DR.
Saiful Anwar Malang. Hasil penelitian menunjukan
dari 32 responden sebagian besar mekanisme
kopingnya adaptif jumlah 23 orang (71,8%)
memiliki efikasi diri sedang.
Hasil penelitian kualitas hidup terhadap
58 responden yang menderita DM di BLUD RSUD
Sanjiwani Gianyar diperoleh kualitas hidup buruk
sebanyak 13 orang (22,4%), kualitas hidup
sedang sebanyak 34 orang (58,6%), kualitas
hidup baik sebanyak 11 orang (19,0%). Hasil
penelitian ini menunjukkan mayoritas 34 orang
(58,6%) dalam kualitas hidup sedang. Hasil
penelitian ini didukung oleh penelitian Hasanah
dkk (2009)tentang dukungan keluarga terhadap
kualitas hidup pasien DM tipe 2, yang
menemukan bahwa kategori kualitas hidup pada
kelompok respondennya mayoritas kualitas hidup
sedang. Hasil penelitian Yusra (2010)
menyatakan faktor lain yang mempengaruhi
kualitas hidup pasien DM meliputi umur, jenis
kelamin, pendidikan lama menderita DM, dan
komplikasi DM. Hasil penelitian ini juga didukung
oleh penelitian Larasati (2011) yang sebagian
besar kualitas hidup pasien DM tipe 2 sebanyak
53 orang (59,6%) termasuk dalam kategori
sedang.
Hasil penelitian didapatkan hasil uji Spearman
Rank didapatkan angka P value sebesar 0,000<
dari tingkat signifikansi yang ditentukan yaitu 0,05,
hasil ini menunjukkan ada hubungan efikasi diri
dengan kualitas hidup pada pasien DM di
Poliklinik Interna BLUD RSUD Sanjiwani Gianyar.
Nilai koefisiensi korelasi sebesar 0,678 dapat
diartikan bahwa variabel efikasi diri dengan
variabel kualitas hidup memiliki derajat hubungan
yang kuat. Hasil penelitian yang menunjukkan
adanya hubungan efikasi diri dengan kualitas
hidup pada pasien DM ,menurut Garrod (2008)
efikasi diri terbukti mempengaruhi keputusan
individu untuk melakukan tindakan perawatan diri
selama dirumah. Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan Rini (2011) menyatakan
bahwa efikasi diri dapat memberikan prediksi
terhadap kepatuhan seseorang dalam melakukan
perawatan dirinya sendiri. Hasil penelitian yang
menunjukkan ada hubungan efikasi diri dengan
kualitas hidup pada pasien DM yang sebagian
besar memiliki efikasi diri sedang dengan kualitas
hidup sedang, menurut pendapat peneliti hal ini
dikarenakan keyakinan diri seseorang menjadi
baik atau kurang dapat dibentuk oleh individu itu
sendiri. Rasa efikasi diri memberikan keyakinan

Tabel 3. Hasil Analisis Hubungan Efikasi diri


dengan Kualitas Hidup Pasien DM di
Poliklinik Interna BLUD RSUD Sanjiwani
Gianyar Tahun 2014

Berdasarkan data pada tabel 3 mayoritas pasien


DM mengalami efikasi sedang memiliki kualitas
hidup yang sedang yaitu sebanyak 18 orang atau
sebesar 31,0 %. Dari analisis tersebut juga
didapat nilai p =0,000 yang artinya bahwa nilai
p< 0,05, Hasil Spearmans Rank hitung sebesar
0.678** artinya bahwa 67,8% kualitas hidup
pasien DM berhubungan dengan efikasi diri
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.
Sifat korelasi dapat dilihat pada nilai rhitung yang
positif (0,678**), sehingga ada korelasi positif,
artinya semakin tinggi efikasi diri pasien DM,
maka semakin baik kualitas hidupnya.
PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini efikasi diri pada pasien DM
dari 58 responden didapatkan sebagian besar
mengalami efikasi sedang yaitu sebanyak 22
orang (37,9%), efikasi rendah sebanyak 20 orang
(34,5%), dan efikasi tinggi sebanyak 16 orang
(27,9%). Hasil penelitian ini menunjukkan
sebagian besar responden memiliki efikasi diri
sedang.Hasil penelitian ini didukung hasil
penelitian sebelumnya yang dilakukan Ariani
(2011) yang meneliti tentang hubungan antara
motivasi dengan efikasi diri pada pasien DM
dalam konteks asuhan keperawatan di RSUP. H.
Adam Malik Medan. Hasil penelitian menunjukan
dari 110 responden sebagian besar yaitu 82 orang
(74,5%) memiliki efikasi diri sedang. Hasil
penelitiannya
menyatakan
efikasi
diri
berhubungan dengan faktor demografi antara lain
usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama
menderita DM. Hasil penelitian ini juga didukung
hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Rini (2011) yang meneliti tentang hubungan

189

Keperawatan Jiwa, Komunitas dan Manajemen Desember Vol. 1 No. 2 2014


pada diri pasien DM sendiri untuk menunjukkan
sebuah perilaku tertentu dan mengubah pola pikir
tertentu, dengan demikian dapat mengelola dan
meminimalkan gejala yang mereka alami dan
meningkatkan kualitas hidup.

Ariani, Y. 2011. Hubungan antara motivasi


dengan efikasi diri pasien DM tipe 2
dalam konteks asuhan keperawatan di
RSUP. H Adam malik Medan .Tahun
2011. Depok : Universitas Indonesia.

SIMPULAN DAN SARAN

Arikunto. 2006. Prosedur penelitian: Suatu


pendekatan praktek. Edisi revisi 5.
Jakarta: Rineka Cipta.

Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat
disimpulan bahwa efikasi diri pada pasien DM di
Poliklinik Interna BLUD RSUD Sanjiwani Gianyar
mayoritas 22 responden (37,9%) memiliki efikasi
diri sedang dan kualitas hidup pada pasien DM di
Poliklinik Interna BLUD RSUD Sanjiwani Gianyar
mayoritas 34 responden (58,6%) memiliki kualitas
hidup sedang serta terdapat hubungan efikasi diri
dengan kualitas hidup yang kuat pada pasien DM
di Poliklinik Interna BLUD RSUD Sanjiwani
Gianyar dengan nilai koefisiensi korelasi sebesar
0, 678,sehingga dapat diartikan semakin tinggi
efikasi diri pasien DM, maka semakin baik kualitas
hidupnya.

Baron, R. A., & Byrne, D. 2003. Psikologi Sosial


Jilid I.
Black, J. M. & Hawk, J. H. 2005.Medical surgical
nursing clinical management for
continuity of care. 7th Edition, St. Louis:
Elsevier Saunders.
Brunner & Suddarths. 2008. Textbook of medical
surgical nursing. Philadelpia : Lippincot.
Corwin, E. J. 2009. Buku Saku Patofisiologi,Edisi
3. Jakarta: EGC

Saran

Dahlan, M. S. 2008. Dasar-dasar metodologi


penelitian klinis (2 ed). Jakarta: PT.
Arkans.

Kepada pihak rumah sakit khususnya


bidang keperawatan agar membuat program
edukasi yang terintegrasi dan panduan khususnya
efikasi diri dan kualitas hidup, Perawat diharapkan
lebih memperhatikan aspek efikasi diri dan
kualitas hidup pasien dengan meningkatkan
kualitas pelayanan dan meningkatkan keyakinan
diri pasien serta meningkatkan pengetahuan
pasien melalui pendidikan kesehatan yang
terstruktur tentang DM dan penatalaksanaannya
sehingga asuhan keperawatan yang komprehensif
dapat terlaksana. Bagi pasien DM khususnya
responden berusaha untuk menyesuaikan
keadaan diri terhadap penyakit DM dengan cara
selalu mencari informasi terkait tentang DM dan
penangannya. Kepada peneliti selanjutnya agar
membedakan efikasi diri dan kualitas hidup pada
masing masing tipe DM, membedakan efikasi diri
pada DM dengan komplikasi yang akut dan
kronis, dan mengendalikan faktor- faktor yang
mempengaruhi efikasi diri dan kualitas hidup yaitu
menghomogenkan karakteristik responden seperti
umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan.

Fisher, D.M. 2005.Empowerment and self care


management behaviors in type 2
diabetes.
http://proquest.umi.com/pqdweb (2 Maret
2014).
Ghufron, M. Nur & Rini Risnawita.S. 2010. TeoriTeori Psikologi. Jogjakarta: Ar- Ruzz
Media.
Guyton & Hall. 2012. Buku Ajar Fisiologi
kedokteran Edisi: 11. Jakarta: EGC.
Hervita, 2008, Efektifitas Pelatihan Pengenalan
Diri Terhadap Peningkatan Penerimaan
Diri dan Harga Diri. Jurnal Psikologi,
No.2, 4755

KEPUSTAKAAN

Hidayat, A. A. 2008. Riset keperawatan dan teknik


penulisan ilmiah. Jakarta: Salemba
Medika

American Diabetes Association. 2004. Diagnosis


and classification of diabetes mellitus.
Diabetes mellitus of journal, 55-60.

International Diabetes Federation (IDF). (2009).


One adult in ten will have diabetes by
2030. 5th edition Diabetes Atlas.

190

Made Nursari, dkk: Hubungan Efikasi Diri dengan Kualitas


Noerhayati, D. L. 2009. Hubungan pengetahuan
dan sikap keluarga terhadap tindakan
dukungan kontrol gula darah pada
penderita diabetes mellitus di Kabupaten
Ponorogo. Tesis. Ponorogo: Fakultas
Kesehatan Masyarakat.

Ismonah. 2008. Analisa faktor-faktor yang


mempengaruhi self care management
pasien Diabetes Mellitus.Tesis. Depok:
FIK UI.
Issa, B., & Baiyewu, O. (2006). Quality of life of
patients with diabetes mellitus in a
Nigerian Teaching Hospital. Hongkong
Journal Psychiatry, 16 (1), 27-33.

Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan; Pendekatan Praktis Edisi
3. Jakarta: Salemba Medika.

Kara & Alberto, 2006. Family support, perceived


self-efficacy and self-care behaviour of
Turkish patients with chronic obstructive
pulmonary disease. Journal of clinical
nursing.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodelogi


Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta
PERKENI. 2011. Konsensus pengelolaan dan
pencegahan diabetes mellitus tipe 2 di
Indonesia. Jakarta: Gramedia

http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfvie.
(l 2 Maret 2014).

Poliklinik Interna BLUD RSUD Sanjiwani Gianyar.


2014. Laporan Tahunan. Rumah Sakit
Umum Daerah Gianyar.

Karwaji, R.B.S.P. 2013. Hubungan peran keluarga


terhadap kualitas hidup penderita
diabetes mellitus tipe 2 di Wilayah Kerja
Puskesmas Purwokerto Utara II. Skripsi.
Purwokerto:
Universitas
Jenderal
Soedirman.
Kott,

Price, A.,& Wilson, L. M. 2006. Patofisiologi


konsep klinis proses-proses penyakit
(Vol 2). Jakarta: EGC.

K.B. 2008. Self-efficacy, outcome


expectation, self-care behavior and
glycosylated hemoglobin level in persons
with type 2 diabetes. Available
:http://proquest.umi.com/pqdweb
(1 Maret 2014)

Rini, Ika. S. 2011. Hubungan antara efikasi diri


dengan kualitas hidup pasien penyakit
paru obstruktif kronis dalam konteks
asuhan keperawatan di RS paru Batu
dan RSU DR. Saiful anwar Malang Jawa
Timur. Tesis. Depok: Universitas
Indonesia

Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Provinsi Bali,


2011, Profil Kesehatan Provinsi Bali.
Denpasar. Dinas Kesehatan

Saryono.
2011.
Metodologi
penelitian
keperawatan.
Purwokerto:
UPT
Percetakan dan Penerbitan Unsoed

LeMone, P, & Burke. 2008. Medical surgical


nursing: Critical thinking in client
care.(4th ed). Pearson Prentice Hall:
New Jersey.

Setiadi, 2007. Konsep dan Penulisan Riset


Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. 2002. Buku ajar
keperawatan medikal bedah (8 ed) (vol
2). Jakarta: EGC .

Mandagi, A.M. 2010. Tesis: Faktor yang


berhubungan dengan Status Kualitas
Hidup Penderita Diabetes Melitus (Studi
di Puskesma Pakis Kecamatan Sawahan
Kota Surabaya. Tidak di publikasikan.

Soegondo, S., Soewondo, P, & Subekti,I. 2009.


Penatalaksanaan
diabetes
melitus
terpadu. Depok: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.

Mystakidou, K., Tsilikia, Parpa, Gougut.,


Theodoriakis & Vlahos. 2010. Self
Efficacy beliefs and level of anxiety in
advanced cancer patient. European
Journal of Cancer Care 19, 205-211.
http:// www.ebscohost.com (12 Maret
2014).

Sudiawan. 2013. Hubungan Dukungan Keluarga


dengan Kualitas Hidup Pasien HIV/AIDS
Di Poliklinik VCT RSUP Sanglah

191

Keperawatan Jiwa, Komunitas dan Manajemen Desember Vol. 1 No. 2 2014


Denpasar: STIKes Wira Medika PPNI
Bali. Skripsi. Tidak dipublikasikan.
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: CV Alfabeta.
Sukawana. 2008. Pengantar Statistik Untuk
Perawat.
Denpasar:
Jurusan
Keperawatan Poltekkes Denpasar.
Suyono, S. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Edisi 3. Jakarta Pusat Penerbit
Departemen Penyakit Dalam FKUI
Wu,

S.F.V. 2007. Effectiteness of self


management for person with type 2
diabetes following the implementation of
a self-efficacy enhancing intervention
program
in
taiwan.
http://eprints.qut.edu.au (2 Maret 2014).

Wulandari,I.A.H.K. 2012. Pengaruh Terapi Musik


Klasik Terhadap Kemampuan Bahasa
Pada Anak Penderita Autisme.
Yusra, A.2011. Hubungan antara dukungan
keluarga dengan kualitas hidup pasien
diabetes mellitus tipe 2 di Poliklinik
Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum
Pusat Fatmawati Jakarta. Tesis.Depok:
Universitas Indonesia.

192

Anda mungkin juga menyukai