Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MANAJEMEN DIRI

TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELLITUS


DI DESA BRONGKOL KECAMATAN JAMBU KABUPATEN SEMARANG

Sonhaji1, Umi Hani 2, Rina Rahmani 3

Universitas Karya Husada Semarang penulis pertama


Universitas Karya Husada Semarang penulis kedua
Universitas Karya Husada Semarang penulis ketiga

soni_aji84@yahoo.com
umi.hani.ners@gmail.com
rinarahmani@yahoo.com

ABSTRAK
Latar Belakang : Upaya pengendalian faktor resiko dibutuhkan untuk mencegah diabetes mellitus dan menurunkan
tingkat fatalitas. Kendala utama pada penanganan penyakit DM adalah kejenuhan pasien dalam mengikuti terapi
yang sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan. Meskipun diperlukan manajemen diri dalam menjalankan
perintah dokter, namun kenyataannya tingkat kepatuhan penderita dalam menjalankan program manajemen penyakit
tidak cukup baik. Pendidikan kesehatan diperlukan karena penyakit DM adalah penyakit yang berhubungan dengan
gaya hidup sehingga perlu peningkatan pengetahuan untuk merubah gaya hidup. Tujuan : mengetahui pengaruh
pendidikan kesehatan tentang manajemen diri terhadap tingkat kepatuhan pasien diabetes melitus. Metode : metode
penelitian quasi experimental dan desain enelitian one group pre-test and post-test. Sampel dalam penelitian ini
sebanyak 40 responden yang dipilih menggunakan teknik Purposive sampling. Penelitian ini dilakukan di Desa
Brongkol Kecamatan Jambu. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner SDSCA (The
Summary of Diabates Self-Care Activities) dengan 24 item pernyataan. Uji yang digunakan yaitu uji t berpasangan.
Hasil penelitian : menunjukkan perbedaan rata-rata skor antara tingkat kepatuhan sebelum dan sesudah pendidikan
kesehatan (p = <0.001; α = 5%). Rata-rata tingkat kepatuhan responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan
adalah 67.40% dan setelah diberikan pendidikan kesehatan adalah 93.40%. hasil penelitian menunjukkan adanya
pengaruh pendidikan kesehatan tentang manajemen diri terhadap tingkat kepatuhan pasien diabetes melitus. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi pelayanan kesehatan dalam menyusun program yang
sesuai agar penderita diabetes melitus patuh dengan anjuran sehingga dapat mengelola penyakit dengan baik.

Kata kunci : Tingkat Kepatuhan Pasien, Manajemen diri, Diabetes melitus

ABSTRACT
Background: Efforts to control risk factors are needed to prevent diabetes mellitus and lower the fatality rate. The
main obstacle to the treatment of DM disease is the saturation of the patient in following the therapy that is
indispensable to achieve success. Although self-management is required in carrying out doctor's orders, but in
reality the level of compliance of sufferers in running disease management programs is not good enough. Health
education is needed because DM disease is a lifestyle-related disease so it is necessary to increase knowledge to
change lifestyle. Objective: to know the effect of health education on self-management on the level of compliance of
diabetes mellitus patients. Method: quasi experimental research method and enelitian design one group pre-test and
post-test. The sample in this study as many as 40 respondents were selected using Purposive sampling technique.
This research was conducted in Brongkol Village, Jambu Subdistrict. The instrument used in this study was the
SDSCA (The Summary of Diabates Self-Care Activities) questionnaire with 24 statement items. The test used is a
paired t test. The results of the study : showed a difference in average score between the level of compliance before
and after health education (p = <0.001; α = 5%). The average compliance rate of respondents before being given
health education was 67.40% and after being given health education was 93.40%. the results showed the influence
of health education on self-management to the level of compliance of diabetes mellitus patients. The results of this
study are expected to be a consideration for the health service in putting together an appropriate program so that
people with diabetes mellitus comply with the recommendations so that they can manage the disease well.

Keywords: Patient Compliance Level, Self-management, Diabetes mellitus

1
PENDAHULUAN berkontribusi terhadap kejadian penyakit
Transisi Pola penyakit dalam yang dapat menyebabkan gangguan serius
beberapa dasawarsa ini telah bergeser dari pada sistem tubuh, terutama pada sistem
penyakit infeksi menular ke penyakit tidak saraf dan pembuluh darah. Upaya
menular atau penyakit degenerative, hingga pengendalian faktor resiko dibutuhkan untuk
saat ini penyakit degenerative telah menjadi mencegah diabetes mellitus dan menurunkan
penyebab kematian terbesar di dunia, bahkan tingkat fatalitas (Isabella, 2020). Untuk
hal ini berimbas kepada kerugian yang telah mengurangi resiko tersebut, maka diperlukan
dialami oleh beberapa negara di dunia suatu program penatalaksanaan diabetes
(Mutoharoh, 2019). Sebanyak 38 juta (68%) secara mandiri bagi para diabetisi ini.
dari 56 juta kematian di disebabkan oleh Program tersebut berlandaskan pada
penyakit degenerative. Diabetes Melitus pengaturan pola makan, aktifitas sehari-hari
(DM) merupakan salah satu penyakit dan olahraga, pengobatan yang teratur serta
degenerative yang prevalensinya terus menghindari stress. Sasaran program ini
mengalami peningkatan di dunia, baik pada adalah para diabetisi yang berada dalam
negara maju ataupun berkembang. Organisasi lingkungan keluarga dan masyarakat.
kesehatan dunia (WHO) memperkirakan Diharapkan melalui program ini, penyakit
bahwa lebih dari 346 juta orang di seluruh mereka dapat dikendalikan sehingga dapat
dunia mengidap diabetes melitus. Jumlah ini menjalani kehidupannya dengan normal
kemungkinan akan lebih dari dua kalilipat (Aziz, 2020).
pada tahun 2030 tanpa intervensi. Menurut konsensus Perhimpunan
DM (Diabetes Mellitus) atau lebih Endoktrinologi Indonesia, pilar pengendalian
dikenal dengan kencing manis atau sakit gula diabetes melitus meliputi latihan jasmani,
merupakan suatu penyakit metabolik kronis terapi gizi medis, intervensi farmakologis,
yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh edukasi dan monitoring (Elsevier, 2019).
untuk memproduksi hormon insulin sesuai Keberhasilan proses kontrol terhadap
kebutuhan atau karena penggunaan yang penyakit diabetes mellitus salah satunya
tidak efektif dari insulin atau keduanya. Hal ditentukan oleh kepatuhan pasien dalam
ini ditandai dengan tingginya kadar gula mengelola pola makan atau diet sehari-hari.
dalam darah atau hiperglikemi (Aziz, 2020). Hal ini agar mencegah timbulnya komplikasi
Menurut International Diabetes Federation dari penyakit diabetes mellitus. Prinsip
tahun 2015, sekitar 425 juta orang di seluruh pengaturan makan pada penderita diabetes
dunia menderita DM. Jumlah terbesar orang melitus hampir sama dengan anjuran makan
dengan DM yaitu berada di wilayah Pasifik untuk masyarakat umum yaitu makanan yang
Barat 159 juta dan Asia Tenggara 82 juta. seimbang dan sesuai dengan kebutuhan
China menjadi negara dengan penderita DM kalori dan zat gizi masing-masing individu
terbanyak di dunia dengan 114 juta penderita, (Krisnatuti, 2014). Penderita diabetes melitus
kemudian diikuti oleh India 72,9 juta, lalu perlu ditekankan pentingnya keteraturan
Amerika serikat 30,1 juta, kemudian Brazil makan dalam hal jadwal makan, jenis dan
12,5 juta dan Mexico 12 juta penderita. jumlah makanan, terutama pada mereka yang
Indonesia menduduki peringkat ke tujuh menggunakan obat penurun glukosa darah
untuk penderita DM terbanyak di dunia atau insulin. Kendala utama pada
dengan jumlah 10,3 juta penderita. Jumlah penanganan diet DM adalah kejenuhan
penderita DM ini diperkirakan akan pasien dalam mengikuti terapi diet yang
meningkat pada tahun 2040, yaitu sebanyak sangat diperlukan untuk mencapai
16,2 juta jiwa penderita, dapat diartikan keberhasilan. Meskipun diperlukan pola
bahwa akan terjadi peningkatan penderita makan atau diet yang sesuai dengan perintah
sebanyak 56,2% dari tahun 2015 sampai dokter, namun kenyataannya tingkat
2040 (Suciana, 2019). kepatuhan penderita dalam menjalankan
Diabetes melitus memiliki faktor program manajemen penyakit tidak cukup
resiko atau faktor pencetus yang baik. Permasalahan seperti ini menjadi

2
tantangan dalam penanggulangan penyakit pengobatan yang dijalani (Budioro, 2018).
diabetes melitus (Yaqin, 2019). Kepatuhan menunjukkan perilaku pasien
Upaya meningkatkan kepatuhan dalam mentaati atau mengikuti prosedur atau
pasien terhadap pengobatannya dilakukan saran ahli medis seperti menjalankan terapi
melalui pendidikan kesehatan kepada pasien. farmakologi dan pemeriksaan kadar gula
Pendidikan kesehatan diperlukan karena darah secara rutin setiap bulan bagi penderita
penyakit DM adalah penyakit yang DM. Hal ini dapat membantu pasien untuk
berhubungan dengan gaya hidup sehingga mencegah terjadinya komplikasi dan
perlu peningkatan pengetahuan untuk mengurangi kecacatan serta mencapai
merubah gaya hidup (Rahman, 2019). kualitas hidup yang lebih baik (Fitriani,
Pengetahuan merupakan dasar untuk 2020). Pasien DM diharapkan mempunyai
melakukan suatu tindakan, sehingga setiap pengetahuan yang baik dalam pengembangan
penderita yang akan melakukan suatu manajemen diri untuk mencegah komplikasi
tindakan biasanya didahului dengan tahu, yang terjadi akibat pengobatan yang kurang
selanjutnya mempunyai inisiatif untuk optimal. Pengetahuan yang baik dengan
melakukan suatu tindakan berdasarkan manajemen diri dapat dicapai melalui
pengetahuannya. Perilaku yang didasari oleh pendidikan kesehatan yang berkelanjutan.
pengetahuan akan bersifat lebih baik Sebagian besar penderita diabetes mellitus
daripada perilaku yang tidak di dasari oleh telah mengetahui tentang manajemen diri,
pengetahuan (Elsevier, 2019). akan tetapi banyak pula yang tidak
Pengetahuan yang dimiliki penderita mematuhinya. Oleh karena itu, perlu
DM diharapkan dapat menjadi dasar untuk dilakukan pendidikan kesehatan dengan
perubahan sikap dan gaya hidup sehingga manajemen diri untuk meningkatkan
akan merubah perilaku serta dapat pengetahuan yang harus dimiliki oleh
meningkatkan kepatuhan terhadap program penderita tersebut (Utandi, 2012).
METODE PENELITIAN post-test. Sampel dalam penelitian ini
Jenis penelitian yang digunakan berjumlah 40 responden diambil dengan
dalam penelitian ini adalah penelitian teknik Purposive sampling. Instrumen dalam
eksperimental. Metode penelitian yang penelitian ini adalah kuesioner SDSCA. Uji
digunakan adalah quasi experimental dengan hipotesis yang digunakan adalah uji
desain penelitian one group pre-test and dependent t-test.

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 2. Distribusi Tingkat Kepatuhan


1. Tingkat Kepatuhan Pasien DM Pasien DM Setelah Pendidikan kesehatan
Sebelum Diberikan Pendidikan
Kesehatan Tentang Manajemen Diri N Minimum Maximum Mean Std.
Tabel 1. Distribusi Tingkat Kepatuhan Deviation
Post 40 81 104 93,40 6,360
Pasien DM Sebelum Pendidikan kesehatan
Test
Berdasarkan tabel diatas, dari 40
N Minim Maxim Mean Std.
um um Deviation responden dapat diketahui bahwa tingkat
Pre 40 49 81 67,40 7,309 kepatuhan pasien DM setelah diberikan
Test pendidikan kesehatan tentang manajemen
Berdasarkan tabel diatas, dari 40 responden diri rata-rata 93.40 dengan standar deviasi
dapat diketahui bahwa tingkat kepatuhan ±6.360.
pasien DM sebelum diberikan pendidikan
kesehatan tentang manajemen diri rata- rata 3. Pengaruh Pendidikan Kesehatan
67.40 dengan standar deviasi ±7.309. Tentang Manajemen Diri Terhadap
Tingkat Kepatuhan Pasien DM
2. Tingkat Pengetahuan Pasien DM Tabel 3. Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Sesudah Diberikan Pendidikan Tentang Manajemen Diri Terhadap
Kesehatan Tentang Manajemen Tingkat Kepatuhan Pasien DM
Diri N Mean Sig. (2-tailed)

3
Pair 1 Pre test 40 67.40 <.001 (2-tailed) didapatkan hasil <0.001 yang mana
Post test 40 93.40 nilai ini lebih kecil dari 0.05 sehingga bisa
disimpulkan ada Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Tentang Manajemen Diri
Dalam tabel diatas menunjukkan ada
Terhadap Tingkat Kepatuhan Pasien DM.
pengaruh pada pre dan post pemberian
intervensi (pendidikan kesehatan). Untuk sig.
dalam kepatuhan pasien DM setelah
PEMBAHASAN diberikan pendidikan kesehatan tentang
1. Tingkat Kepatuhan Pasien DM manajemen diri. Hal ini menunjukan
tentang Manajemen Diri Sebelum bahwa intervensi pendidikan kesehatan
Pendidikan Kesehatan terhadap kepatuhan diet pada pasien
Berdasarkan hasil penelitian pada Diabetes Melitus dapat meningkatkan
40 responden, diperoleh rata – rata kepatuhan pasien menjalankan
tingkat kepatuhan pasien DM tentang manajement diet. Hal ini membuktikan
manajemen diri 67.40% (<80.4%) bahwa perilaku patuh responden
menunjukkan responden kurang patuh dipengaruhi oleh pendidikan kesehatan
dalam manajemen diri. Hasil penelitian tentang manajemen diri yang diberikan
yang dilakukan oleh Laili dkk (2013) oleh peneliti (Utandi, 2012). Hasil
bahwa sebelum diberikan pendidikan penelitian ini mendukung penelitian
kesehatan terdapat 66% responden tidak Norris et al. (2002) yang menyatakan
patuh, 34% kurang patuh dan tidak ada bahwa pasien yang menerima intervensi
responden yang patuh melaksanakan edukasi menimbulkan manajemen
pengaturan diet dengan benar. Ketidak Diabetes yang lebih baik. Manajemen
patuhan penderita Diabetes Melitus Diabetes tersebut termasuk kepatuhan
tersebut disebabkan karena beberapa diet dan prilaku. Ketika pasien menerima
faktor yang salah satunya ketidaktahuan pembelajaran pasien memiliki
penderita akan pengelolaan diabetes kemampuan dan tahu bagaimana cara
melitus (Rahayu, 2019). Pada memanajemen penyakit (Hou et al,
prakteknya kepatuhan didefenisikan 2023).
sebagai tingkat pasien melaksanakan Menurut Notoatmodjo pada
cara pengobatan dan prilaku yang tahun 2017 , metode penyuluhan
disarankan oleh dokter atau para medis, merupakan salah satu faktor yang
sebagaimana yang disarankan bagi mempengaruhi tercapainya suatu hasil
pasien Diabetes Melitus, masih banyak penyuluhan secara optimal. Dalam
pasien diabetes melitus yang mengalami penyuluhan kesehatan metode
kegagalan dalam pengobatan, hal ini penyuluhan individu lebih efektif
dapat disebabkan oleh berbagai faktor digunakan untuk membina perilaku
diantaranya tidak menjalani diet dengan baru atau seseorang yang telah mulai
baik. Komplikasi penyakit Diabetes tertarik pada suatu perubahan perilaku
Melitus dapat timbul karna atau inovasi (Priyoto, 2019). Dasar
ketidakpatuhan dalam menjalankan digunakan pendekatan individual ini
program terapi adalah pengaturan diet, karena setiap orang mempunyai
olah raga dan penggunaan obat-obatan masalah atau alasan yang berbeda-
(Ndraha, 2020). beda sehubungan dengan penerimaan
2. Tingkat Kepatuhan Pasien DM atau perilaku baru tersebut.
Tentang Manajemen Diri Setelah Pendidikan kesehatan terhadap
Pendidikan Kesehatan kepatuhan diet merupakan salah satu
Hasil perhitungan rata- rata penatalaksanaan yang di lakukan pada
tingkat kepatuhan pasien DM tentang pasien Diabetes Melitus. Menurut
manajemen diri didapatkan hasil 93.40% berbagai penelitian, pendidikan
(>80.4%) yang berarti ada peningkatan kesehatan terhadap kepatuhan diet

4
pada pasien diabetes melitus yang pendidikan Kesehatan (Nursalam,
diberikan pada pasien diabetes 2017).
melitus dapat meningkatkan Pendidikan kesehatan
pengetahuan pasien tentang merupakan proses mengubah
penyakitnya ,meningkatkan individu, kelompok dan masyarakat
kepatuhan dalam pola makan dan menuju hal-hal yang positif secara
dapat mencegah terjadinya terencana melaui proses belajar,
komplikasi lebih lanjut (Krisnatuti, perubahan tersebut mencakup
2014). pengetahuan sikap dan ketrampilan
3. Pengaruh Pendidikan Kesehatan melalui proses pendidikan kesehatan
Terhadap Kepatuhan Pasien (Sugiyono, 2016). Pendidikan
Diabetes Melitus kesehatan ditunjukkan untuk
Berdasarkan analisa penelitian menggugah kesadaran meningkatkan
didapatkan tingkat kepatuhan pasien pengetahuan masyarakat tentang
sesudah diberikan pendidikan pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan mengalami peningkatan kesadaran, bentuknya berupa
26%. Hasil uji statistik didapatkan pendidikan kesehatan. Pendidikan
nilai p=0,001 (<0.05) maka dapat kesehatan yang diberikan pada pasien
disimpulkan terdapat peningkatan Diabetes Melitus Tipe 2 merupakan
kepatuhan pasien Diabetes Melitus salah satu intervensi penatalaksanaan
dalam melaksanakan manajemen diri Diabetes Melitus saat masih dirawat
sebelum dan sesudah diberikan maupun sebelum pasien pulang,
pendidikan kesehatan terhadap pendidikan kesehatan merupakan cara
kepatuhan pada pasien Diabetes yang paling efektif untuk
Melitus. Hal ini membuktikan bahwa meningkatkan kepatuhan pasien
kepatuhan melaksanakan manajemen terhadap pengelolaan Diabetes
diri pasien Diabetes Melitus Melitus (Subekti, 2009).
dipengaruhi oleh pemberian
SIMPULAN DAN SARAN manajemen diri pada pasien diabetes melitus.
Hasil Penelitian Kepatuhan responden Masyarakat diharapkan dapat memberikan
terhadap manajemen diri Diabetes Melitus manfaat Penderita DM diharapkan dapat
sebelum mendapatkan pendidikan kesehatan mempertahankan perilaku manajemen diri
rata-rata 67.40 dengan standar deviasi 7.309. yang baik, dan diharapkan dapat terus
sedangkan Kepatuhan responden terhadap meningkatkan perilaku manajemen diri baik
manajemen diri diabetes melitus sesudah dengan cara seperti menjaga dan mengatur
mendapatkan pendidikan kesehatan rata-rata pola makan, olahraga dan melakukan
93.40 dengan standar deviasi 6.360. Setelah aktivitas fisik yang teratur, tidak merokok,
mengetahui hasil dari pre test dan post-test dan rajin melakukan perawatan kaki. Bagi
yang telah dilaksanakan, hal ini keluarga klien, diharapkan penelitian ini
menunjukkan bahwa ada Terdapat pengaruh dapat menjadikan gambaran untuk terus
pendidikan kesehatan terhadap kepatuhan memberikan motivasi kepada klien DM
manajemen diri pada pasien diabetes melitus supaya terus mengikuli pola hidup yang
di Desa Brongkol Kecamatan Jambu dengan sehat. Selain itu, diharapkan keluarga klien
hasil uji statikstik menggunakan uji dapat memberi perhatian dan menemani klien
dependent t-test didapat nilai p=0,001 DM dalam menjalani perilaku manajemen
(p<0.05). Sesuai dengan pengujian statistic diri DM yang baik
menunjukkan adanya Terdapat pengaruh
pendidikan kesehatan terhadap kepatuhan

DAFTAR PUSTAKA Pengetahuan Tentang Penyakit


Mutoharoh.(2019). Pengaruh Pendidikan Diabetes Melitus pada Penderita
Kesehatan Terhadap Tingkat Diabetes Melitus Tipe 2 di Desa

5
Ngadiwarno Sukorejo Kendal. Masyarakat. Bandung: Yrama
IJMS. Vol 4(1):96–109. Karya.
WHO.(2021). Global report on diabetes. Fitriani Antika Dhamayanti. (2020)
French: MEO Design Hubungan Manajemen Diri
Azis WA, Muriman LY, Burhan SR. Diabetes Dengan Kontrol Gula
(2020). Hubungan Tingkat Darah Pasien Diabetes Melitus Tipe
Pengetahuan dengan Gaya Hidup II Pada Peserta Prolanis Di Bandar
Penderita Diabetes Mellitus. Jurnal Lampung.
Penelit Perawat Profesional. Vol 2 https://digilib.unila.ac.id/30054.
(1):105–14. utandi A. (2012) Self Manajemen
IDF. (2015). Diabetes in Indonesia 2015. Education (DSME) sebagai Metode
International Diabetes Federation; Alternatif dalam Perawatan
Suciana F, Arifianto D. (2019). Mandiri Pasien Diabetes Melitus di
Penatalaksanaan 5 Pilar dalam Keluarga. Jurnal Ilmiah
Pengendalian DM Terhadap Widya. Volume 29 (321):47–52;
Kualitas Hidup Pasien DM Tipe 2 Rahayu E, Kamaluddin R, Sumarwati M.
Kata Kunci : Kualitas Hidup , (2019). Pengaruh Program
Diabetes Melitus Management 5 Diabetes Self Management
Pillar Dm Control Of Quality Of Education Berbasis Keluarga
Life Of DM Type 2 Patients. terhadap Kualitas Hidup Penderita
STIKES Kendal. Volume 9(4):311– Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah
8. Puskesmas II Baturraden. Jurnal
Isabella C, Sitorus R, Afiyanti Y. (2020) Keperawatan Soedirman. Vol
Pengalaman Ketidakpatuhan Pasien 9(3):163–72.;
Terhadap Penatalaksanaan Ndraha, S. (2020). Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus: Studi Tipe 2 dan Tatalaksana Terkini.
Fenomenologi. Jurnal Keperawatan Departemen Penyakit Dalam
Indonesia; Fakultas Kedokteran Universitas
Elsevier. (2019). Keperawatan medical Krida Wacana Jakarta, 27(2),9-16.
bedah: Manajemen klinis untuk Nurrahmani, Ulfah.(2020). STOP!
hasil yang diharapkan, edisi 8-buku Diabetes Mellitus.Yogyakarta:
2. Indonesia: Salemba Medika 21. Familia(Group Relasi Inti Media).
Putra, I Wayan Ardana. et all. Hou, L., Wang, Q., Pan, B., Li, R., Li, Y.,
(2015). Empat pilar He, J., Qin, T., Cao, L., Zhang, N.,
penatalaksanaan pasien diabetes Cao, C., Ge, L., & Yang, K. (2023).
mellitus tipe 2.Majority: Volume 4. Exercise modalities for type 2
Krisnatuti, Diah.(2014). Diet sehat untuk diabetes: A systematic review and
penderita diabetes mellitus. network meta-analysis of
Jakarta: Penebar Swadaya. randomized
Yaqin A, Niken S, Dharmana E. (2019). trials. Diabetes/metabolism
Efek Self Efficacy Training research and reviews, 39(1), e3591.
Terhadap Self Efficacy Dan https://doi.org/10.1002/dmrr.3591.
Kepatuhan Diet Diabetesi. JI-KES Notoatmodjo, S. (2017). Promosi
(Jurnal Ilmu Kesehatan); Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
Rahman HF, Yulia, Sukmarini L. (2019). In Jakarta: EGC.
Efikasi Diri, Kepatuhan, dan Priyoto. (2019). Teori Sikap dan Perilaku
Kualitas Hidup Pasien Diabetes dalam Kesehatan. Yogyakarta:
Melitus Tipe 2. E-Jurnal Pustaka Nuha Medika.
Kesehatan; Nursalam & Efendi, (2017). Pendidikan
ABudioro. (2018) Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan. Jakarta:
dan Perilaku Kesehatan Salemba Medika.

6
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Ilmu Penyakit Dalam.
Kualitatif, dan R & D. Bandung.
Alfabeta.
Subekti, I. (2009). Neuropati Diabetik.
Buku Ajar Penyakit Dalam. Jilid III.

Anda mungkin juga menyukai