Anda di halaman 1dari 9

GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN DIABETES DALAM PENGGUNAAN

OBAT ORAL ANTIDIABETES DI RSUD KRATON KABUPATEN


PEKALONGAN

Ganang Listiyono
Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan 2020

Abstrak
Diabetes melitus merupakan gangguan hormonal yang menimbulkan komplikasi kronik pada mata,
ginjal,saraf dan pembuluh darah sehingga perlunya pengetahuan . Tujuan penelitian ini Gambaran
Pengetahuan Pasien Diabetes Dalam Penggunaan Obat Oral Antidiabetes Melitus Di Rawat Jalan
Rsud Kraton Kabupeten Pekalongan. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif. Teknik
pengambilan sampel menggunakan accidental sampling dengan jumlah sampel sebanyak 43
responden. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner pengetahuan. Analisa data didapatkan
frekuensi dan prosentase. Analisa univariat didapatkan gambaran pengetahun 86 responden (62,3%)
mempunyai pengetahuan baik dan 52 responden (37,7%) mempunyai pengetahuan cukup pada
pasien diabetes di rsud kraton kabupaten pekalongan. Diharapkan penelitian ini dapat
mengimplementasikan serta menginformasikan kepada pasien mengenai pengetahuan pada pasien
Diabetes dalam Pencegahan Komplikasi

Kata kunci : Diabetes mellitus dan Tingkat Pengetahuan, Penggunaan Obat Oral
Pustaka : 22 buku, 7 jurnal

PENDAHULUAN tahun (2015) tercatat sebanyak 415 juta orang


Diabetes melitus merupakan gangguan dewasa. Di Indonesia sebesar 8,6% dari total
metabolik dengan karakteristik terjadinya penduduk sebagian besar tergolong dalam DM
peningkatan kadar glukosa darah yang di tipe 2, di Jawa tengah sebesar 3,8%. Di
tandai oleh hiperglikemia kronik yang disertai Kabupaten Pekalongan sebanyak 5,37%,
berbagai kelainan metabolik dari karbohidrat, tergantung dengan insulin dan sebesar 28,23%
lemak dan protein. Gangguan hormonal yang diabetes melitus yang tidak tergantungan
menimbulkan komplikasi kronik pada mata, dengan insulin (Kementerian Kesehatan RI,
ginjal,saraf dan pembuluh darah. Secara 2014).
epidemiologik diabetes melitus seringkali Hasil studi pendahuluan yang telah
tidak terdeteksi atau mulai terjadinya diabetes dilakukan dirumah sakit Kabupaten
adalah 7 (Tujuh) tahun sebelum didiagnosa Pekalongan tahun 2018, di RSUD Kraton
ditegakan, faktor resiko yang berubah secara Kabupaten Pekalongan tercatat sebanyak 35
epidimologi diperkirakan adalah pasien dengan DM rawat inap dan sebanyak
bertambahnya usia, lebih banyak dan lebih 210 pasien DM yang menjalani rawat jalan. Di
lamanya obesitas, kurangnya aktifitas jasmani RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan tercatat
dan hypoglikemia (Clevo, 2012). sebanyak 25 pasien DM rawat jalan dan
Angka kejadian diabetes melitus sebanyak 105 pasien DM rawat inap. Di
menurut Worid Health Organization (WHO) RSUD Kajen tercatat sebanyak 250 pasien

1
rawat jalan dan rawat inap dengan Diabetes panjang mengetahui bahaya yang ditimbulkan
Melitus. Dari hasil study pendahuluan jika tidak diminum obatnya (Dedy, 2015).
didapatkan hasil pasien yang mengkonsumsi Tingginya angka kejadian DM
obat antidiabetes 3 dari 10 responden dikarenakan ketidakpatuhan terhadap terapi
mempunyai pengetahuan kurang dalam pengobatan tersebut. Ketidakpatuhan
menggunakan obat antidiabetes sehingga merupakan faktor yang menghambat
responden belum mengerti tentang tata cara pengontrolan kadar gula darah sehingga
mengkonsumsi obat dan kapan saja obat perlu dibutuhkan intervensi agar dapat
diminumkan, pasien hanya mengerti tentang meningkatkan kepatuhan pasien terhadap
meminum obat sesuai anjuran dokter sehingga terapi pasien. Ketidakpatuhan terhadap
ditakutkan responden mengalami penggunaan terapi pengobatan dapat
hipoglikemia. menyebabkan kadar gula darah yang tidak
Pengelolaan pasien diabetes melitus seimbang (Susanto yugo, 2017).
secara umum dapat berupa terapi non Pengetahuan tentang pengobatan
farmakologi dan farmakologi. Terapi non diabetes sangatlah penting karena pengetahuan
farmakologi meliputi perubahan gaya hidup yang kurang dapat menyebabkan pasien akan
dengan melakukan pengaturan pola makan mengalami gangguan serta masalah kesehatan
(diet), meningkatkan aktifitas jasmani dan yang dapat menganggu kesehatan responden.
edukasi berbagai masalah yang berkaitan Hal ini disebabkan karena pengetahuan
dengan penyakit diabetes mellitus. Sedangkan merupakan dasar bagi perilaku kesehatan.
terapi farmakologi dilakukan dengan Pengetahuan yang baik mengenai pengobatan
pemberian obat antidiabetik, baik berupa obat akan menjadikan perilaku pengobatan yang
antidiabetik oral maupun insulin. Tetapi baik, sebaliknya pengetahuan yang kurang
farmakologi pada prinsipnya diberikan jika dapat menyebabkan perilaku pengobatan yang
terapi non farmakologi yang tealah dilakukan kurang baik (Boyoh, 2015).
tidak dapat mengendalikan kadar gula darah Upaya yang dilakukan untuk
hingga mendekati batas kadar normal. Akan membantu meningkatkan kepatuhuan minum
tetapi pemberian terapi ini tetap tidak obat dengan cara konseling atau Pelayanan
meninggalkan terapi non farmakologis yang Informasi Obat (PIO), pemberian leaflet
telah diterapkan sebelumnya (Hananaditia, edukasi, pemberian pesan singkat pengingat
2016). dan motivasi, dan aplikasi yang terbaru yaitu
Pengetahuan adalah sebagai tingkat digital pillox reminder yang berupa alarm
perilaku penderita dalam melaksanakan pengingat waktu minum obat. Upaya ini
pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh efektif untuk meningkatkan kepatuhan minum
dokter atau orang lain. Pengetahuan obat pada pasien DM Tipe 2. Peningkatan
merupakan domain yang sangat penting untuk kepatuhan ini dapat berdampak pada
terbentuknya perilakau seseorang. keberhasilan terapi yang sedang dijalani pasien
Pengetahuan yang harus dimiliki oleh pasien tersebut. Serta pengetahuan pasien mengenai
diabetes melitus meliputi arti penyakit diabetes obat antidiabetes tersebut meningkat (Yugo,
melitus, gejala yang sering menyertai sehingga 2017). Hasil dari studi pendahuluan dari 10
pentingnya melakukan pengobatan yang pasien didapatkan hasil 7 responden sudah
teratur dan terus-menerus dalam jangka mengetahui cara penggunaan obat oral

2
antidiabetes melitus dengan benar sedangkan Sampel dalam penelitian ini adalah
3 responden belum mengerti tentang sampel diambil dari responden atau kasus yang
penggunaan obar oral antidiabetes baik cara kebetulan ada di suatu tempat atau keadaan
minum, frekuensi dan waktu meminum obat tertentu yang berada di RSUD Kraton
yang baik dan benar serta responden tidak Kabupaten Pekalongan. Pekalongan. pada
mengetahui komplikasi yang dapat terjadi jika penelitian yang telah dilakukan saat responden
penggunaan obat tidak sesuai dengan anjuran tersebut masuk kriteria inklusi. Responden
dan kondisi pasien. yang termasuk dalam kriteria eksklusi tidak
Berdasarkan uraian diatas penulis diikutsertakan dalam penelitian ini
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pengambilan sampel menggunakan teknik
gambaran pengetahuan pasien diabetes dalam Random sampling
penggunaan obat oral antidiabetes melitus Etika penelitian terdiri dari 1) Informed
agar mengetahui gambaran pengetahuan Consent, 2) Anonimity, 3) Confidentiality.
pasien DM terhadap pengunaan obat oral Alat pengumpulan data dalam penelitian
antidiabetes dalam mengontrol kadar gula ini menggunakan kuesioner dengan teknik
darah. angket. Pengolahan data melalui langkah-
Tujuan Umum pada penelitian ini untuk langkah editing, coding, processing dan
Mengetahui gambaran pengetahuan pasien cleaning (Notoatmodjo, 2012, hh. 176-177).
terhadap penggunaan obat antidiabetes Penelitian ini menggunakan analisis
melitus. data univariat yang menghasilkan distribusi
frekuensi dalam bentuk prosentase. Analisa
METODE PENELITIAN univariate dalam penelitian ini menghasilkan
Penelitian yang dilakukan merupakan pengetahuan pasien terhadap penggunaan obat
penelitian kuantitatif dengan jenis desain antidiabetes melitus
penelitian deskrptif adalah suatu metode dalam
meneliti terhadap status pada sekelompok
manusia, suatu objek, suatu set kondisi
tertentu, suatu set pemikiran ataupun suatu
kelas peristiwa pada masa sekarang (Dharma,
2011 h 74). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui Mengetahui gambaran
pengetahuan pasien terhadap penggunaan obat
antidiabetes melitus.

POPULASI DAN SAMPEL


Populasi dalam penelitian ini adalah
semua pasien diabetes melitus di pasien
diabetes dalam penggunaan obat oral
antidiabetes Di Rawat Jalan RSUD Kraton
Kabupeten Pekalongan sebanyak 138
responden.

3
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pembahasan
Hasil Penelitian 1. Gambaran Karakteristik Responden
1. Karakteristik Responden Hasil penelitian yang dilakukan
peneliti karakteristik responden
berdasarkan umur didapatkan 65
responden (47,1%) berusia 34 – 47
tahun, 58 responden (42%) berumur 48
– 60 tahun dan 15 responden (10,9%)
berumur 18 – 33 tahun. Usia yang
rentan terkena diabetes pada usia lebih
dari 40 tahun dikarenakan pada usia
setelah usia 40 tahun akan terjadi
proses degenerative organ yang akan
menyebabkan perubahan anatomi,
fisiologi dan biokimia sehingga
menyebabkan penurunan kinerja organ
tubuh dalam memproduksi insulin
(Smeltzer, 2009). Hasil ini sesuai
dengan penelitian Miranti Puspasari
dkk tahun 2017 yang berjudul
Gambaran Karakteristik Pasien
Komplikasi Diabetes Di Rumah Sakit
Kristen Ngesti Waluyo Parakan
Proporsi Usia Responden Terbanyak
Pada Kelompok Usia >45 Tahun
(86,7%).
Diabetes melitus merupakan
gangguan metabolik dengan
karakteristik terjadinya peningkatan
kadar glukosa darah yang di tandai
oleh hiperglikemia kronik yang disertai
berbagai kelainan metabolik dari
karbohidrat, lemak dan protein.
Gangguan hormonal yang
2. Gambaran Pengetahuan Pasien Diabetes menimbulkan komplikasi kronik pada
mata, ginjal,saraf dan pembuluh darah.
Dalam Penggunaan Obat Oral Antidiabetes
Secara epidemiologik diabetes melitus
di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan seringkali tidak terdeteksi atau mulai
terjadinya diabetes adalah 7 (Tujuh)
tahun sebelum didiagnosa ditegakan,
faktor resiko yang berubah secara
epidimologi diperkirakan adalah
bertambahnya usia, lebih banyak dan
lebih lamanya obesitas, cukupnya
aktifitas jasmani dan hypoglikemia
(Clevo, 2012).
Hasil penelitian jenis kelamin
didapatkan hasil 84 responden (60,9%)

4
berjenis kelamin perempuan dan 54 Responden yang memiliki jenjang
responden (39,1%) berjenis kelamin pendidikan yang baik biasanya akan
laki – laki. Hasil ini sesuai dengan memiliki pengetahuan yang lebih baik.
penelitian Miranti Puspasari dkk tahun Dapat memperoleh informasi dari
2017 yang berjudul Gambaran berbagai sumber informasi, dan dapat
Karakteristik Pasien Komplikasi merencanakan dalan penyelesaian
Diabetes Di Rumah Sakit Kristen persoalan dalam hidupnya serta dapat
Ngesti Waluyo Parakan Proporsi Jenis menggambarkan sejauh mana kekuatan
Kelamin Respondenn Adalah Wanita seseorang dalam menghadapi suatu
(81,7%). Pada jenis kelamin kegagalan atau kesulitan agar mencapai
perempuan lebih rentan terkena hasil yang diinginkan. Hasil ini sesuia
diabetes disebabkan dari pola makan, dengan penelitian yang peneliti
kebiasaaan dan jarang menjalani lakukan tentang pendidikan dengan
olahraga yang dapat memicu hasil 77 responden (55,8%)
terjadinya sistemik yang dapat berpendidikan SD, 36 responden
menurunkan fungsi tubuh dan (26,1%) berpendidikan SMA, 22
berdampak diri responden serta faktor responden (15,9%) berpendidikan SMP
keturunan menjadi penyebab utama dan 3 responden (2,2%) berpendidikan
penyakit diabetes (Smeltzer, 2009). perguruan tinggi. Hasil ini sesuai
Pengetahuan tentang dengan penelitian Miranti Puspasari
pengobatan diabetes sangatlah penting dkk tahun 2017 yang berjudul
karena pengetahuan yang cukup dapat Gambaran Karakteristik Pasien
menyebabkan pasien akan mengalami Komplikasi Diabetes Di Rumah Sakit
gangguan serta masalah kesehatan Kristen Ngesti Waluyo Parakan
yang dapat mengganggu kesehatan Proporsi Tingkat Pendidikan Paling
responden. Hal ini disebabkan karena Banyak Pada Kelompok Sekolah Dasar
pengetahuan merupakan dasar bagi Sebesar (53,3%).
perilaku kesehatan. Hasil penelitian Pekerjaan seseorang dalam
Karakteristik status pernikahan 92 suatu pekerjaan atau tugas akan dapat
responden (66,7%) berstatus menikah, menumbuhkan pengetahuan yang baik,
30 responden (21,7%) berstatus janda sekalipun tujuan itu sulit jika
dan 16 responden (11,6%) berstatus ditetapkan sendiri akan meningkatkan
duda. Hasil penelitian ini sejalan prestasi, asalkan dapat diterima sebagai
dengan Dika Erniantin dkk tahun 2018 tujuan yang pantas untuk dicapai
tentang Gambaran Kualitas Hidup perekonomian kurang akan
Penderita Diabetes Melitus pada mempengaruhi munculnya
Anggota Dan Non Anggota Komunitas ketidakyakinan dan lebih lanjut dapat
Diabetes Di Puskesmas Ngrambe mengakibatkan seseorang menjadi
didapatkan data 90 % responden tidak yakin dalam melakukan sesuatu
berstatus menikah sehingga pengetahuan yang timbul
Pendidikan adalah suatu upaya menjadi negativ. Hasil ini sesuai yang
untuk meningkatkan pemahaman dilakukan peneliti karakteristik
penderita mengenai penyakit diabetes pekerjaan didapatkan hasil 61
dan cara dalam pengelolaannya responden (44,2%) tidak bekerja, 34
sehingga penderita dapat responden (24,6%) mempunyai
mempertahankan kualitas hidupnya pekerjaan swasta, 21 responden
dan dapat mencegah komplikasi yang (15,2%) mempunyai pekerjaan
lebih lanjut (Padila, 2017, 362). karyawan, 19 responden (13,8%)

5
mempunyai pekerjaan pedagang, 3 diabetes didapatkan 114 responden
responden (2,2%) mempunyai (82,6%) menderita penyakit kurang
pekerjaan PNS. Hasil ini sesuai dengan dari 7 tahun dan 24 responden (17,4%)
penelitian Miranti Puspasari dkk tahun
menderita penyakit lebih dari 7 tahun.
2017 yang berjudul Gambaran
Karakteristik Pasien Komplikasi Hasil ini sesuai dengan penelitian
Diabetes Di Rumah Sakit Kristen Miranti Puspasari dkk tahun 2017 yang
Ngesti Waluyo Parakan Proporsi Status berjudul Gambaran Karakteristik
Pekerjaan Hampir Seluruh Respnden Pasien Komplikasi Diabetes Di Rumah
Masih Bekerja (61,7%). Sakit Kristen Ngesti Waluyo Parakan
Karakteristi penggunaan obat Proporsi Status Lama Menderita Dm >
90 responden (65,3%) menggunakan
4 Tahun (50%).
obat Glimepirid, 30 responden (21,7%)
Glibenklamid dan 18 responden (13%) 2. Gambaran Pengetahuan Pasien
Glikazida Pengobatan diabetes dibagi Diabetes Dalam Penggunaan Obat
menjadi pengobatan non farmakologis Oral Antidiabetes di RSUD Kraton
dan farmakologis pengobatan non Kabupaten Pekalongan
farmakologis indentik dengan kegiatan 3. Hasil penelitian gambaran pengetahun
yang akan dilakukan responden untuk pasien diabetes dalam penggunaan obat
kesembuhannya. Seseorang yang oral antidiabetes di RSUD Kraton
aktivitasnya cukup akan beresiko Kabupaten Pekalongan yang dilakukan
terkena diabetes 30%-50% dari pada sejumlah 138 responden didapatkan
seseorang yang aktivitasnya sangat hasil sebagian besar 86 responden
aktif, oleh karena itu diperlukan (62,3%) mempunyai pengetahuan baik
peningkatan aktivitas fisik antara 30-45 dan 52 responden (37,7%) mempunyai
menit sebanyak lebih dari 3 kali sehari pengetahuan cukup pada pasien
penting bagi pencegahan primer dari diabetes di RSUD Kraton Kabupaten
diabetes . Pekalongan.
Pengetahuan pada pasien kronis 4. Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian Brayen Melvin Kosegeran
khususnya diabetes dapat berfluktasi
Tahun 2017 Gambaran Pengetahuan
disebabkan perawatan yang lama dan Dan Sikap Penderita Diabetes Melitus
biaya yang mahal sehingga (Dm) Di Wilayah Kerja Puskesmas
menimbulkan masalah psikologis pada Tinoor gambaran dari 25 responden
pasien seperti frustasi, cemas, dan terdapat 20 orang (80%) baik.
depresi (Butler, 2002 dalam Pengetahuan baik disebabkan
Damawiyah, Soleha & Umamah, responden yang sudah mengerti tentang
apa itu diabetes dan penanganan awal
2017). Masalah psikologis dapat saat terjadi gejala gangguan kesehatan
mempengaruhi pengetahuan pasien yang dirasakan responden sehingga
dalam melakukan perawatan diri. Jika tidak terjadi komplikasi atau sakit yang
pengetahuan pasien cukup parah.
kemungkinan akan mempengaruhi 5. Pengetahuan adalah hasil dari
manajemen perawatan diri tidak akan informasi yang kemudian diperhatikan,
dimengerti, dan diingat. Infomasi dapat
berjalan dengan baik (Butler, 2002
bermacam-macam bentuknya baik
dalam Damawiyah, Soleha & pendidikan formal maupun informal
Umamah, 2017). Hasil ini sesuai yang seperti membaca surat kabar,
dilakukan peneliti karakteristik lama mendengar radio, menonton TV,

6
percakapan sehari-hari. Pengetahuan tiap hari sehingga tidak mengetahui
berupa segala sesuatu yang diketahui kadar gula darah yang responden
dan berkenaan dengan hasil. alami,responden juga tidak mengerti
Pengetahuan merupakan pengindraan dosis yang dianjurkan dalam meminum
terhadap suatu objek tertentu obat sehingga jika gejala masih
pengindraan terjadi melalui pancaindra dirasakan responden akan meminum
manusia yaitu penglihatan, lagi, responden juga belum mengerti
pendengaran, penciuman, rasa, dan penggunanan injeksi insulin apakah
raba. Sebagian besar pengetahuan bisa dipakai bersama obat anti diabetes
manusia diperoleh melalui mata dan atau tidak, responden cenderung tidak
telinga (Dewi dan Wawan, 2014). akan meminum obat anti diabetes jika
Pengetahuan responden yang cukup mengelami kondisi badan tidak sehat,
disebabkan oleh kurang nya informasi Responden juga belum mengerti kapan
yang dimengerti responden sehingga saja obat antidiabetes bisa diminum,
mengakibatkan kondisi hiperglikemia serta bolehkan obat antidiabetes
akan berkembang menjadi diabetes diminum oleh pasien dengan gangguan
melitus dengan berbagai macam bentuk ginjal dan jantung. Pengetahuan cukup
komplikasi kronik pada mata, ginjal, akan berdampak dalam pemahaman
saraf, jantung dan pembuluh darah. seseorang untuk mau melakukan
Faktor yang berubah secara sesuatu dalam meraih tujuan yang
epidemiologi diperkirakan harus dicapai sehinggan dampak yang
bertambahnya usia, lamanya obesitas, timbul jika tidak adanya pengetahuan
distribusi lemak tubuh, kurangnya seseorang akan kehilangan arah dalam
aktifitas jasmani sehingga melakukan pencegahan dan
mengakibatkan gangguan dalam penyembuhan suatu penyakit (Donsu,
metabolisme tubuh menjadikan 2017).
peningkatan dalam gula darah tubuh 8. Sedangkan pengetahuan positif adalah
(Hermawan, 2017).
pengetahuan responden yang sudah
6. Pengetahuan tentang pengobatan
diabetes sangatlah penting karena mengerti tentang karakteristik
pengetahuan yang kurang dapat terjadinya peningkatan kadar glukosa
menyebabkan pasien akan mengalami darah yang di tandai oleh
gangguan serta masalah kesehatan hiperglikemia kronik yang disertai
yang dapat menganggu kesehatan berbagai kelainan metabolik dari
responden. Hal ini disebabkan karena karbohidrat, lemak dan protein.
pengetahuan merupakan dasar bagi
Gangguan hormonal yang
perilaku kesehatan. Pengetahuan yang
baik mengenai pengobatan akan menimbulkan komplikasi kronik pada
menjadikan perilaku pengobatan yang mata, ginjal,saraf dan pembuluh darah.
baik, sebaliknya pengetahuan yang Serta faktor resiko yang berubah secara
kurang dapat menyebabkan perilaku epidimologi diperkirakan adalah
pengobatan yang kurang baik (Boyoh, bertambahnya usia, lebih banyak dan
2015).
lebih lamanya obesitas, kurangnya
7. Pengetahuan pasien cukup dapat dilihat aktifitas jasmani dan hypoglikemia
dari hasil kuesioner responden efek (Clevo, 2012).
obat antidiabetes agar tidak terjadi
komplikasi diabetes, responden juga
cenderung meminum obat antidiabetes

7
Hasil dari penelitian ini untuk
1. Simpulan menindaklanjuti penelitian terkait
Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan penggunaan obat Diabetes
dapat diambil beberapa kesimpulan Melitus dengan melihat penelitian lain.
sebagai berikut:
1. Gambaran Karakteristik Responden DAFTAR PUSTAKA
diapatkan hasil karakteristik umur 65
responden (47,1%) berusia 34 – 47 Aldmasdy . D , Sari .D. P , Suharti, Darwin .D
tahun. Karakteristik pendidikan 77 , & Kurniasih .N. (2015). Evaluasi
responden (55,8%) berpendidikan penggunaan obat antidiabetik
SD. Karakteristik pekerjaan pada pasien diabetesmelitus tipe-2
responden 61 responden (44,2%) di suatu Rumah Sakit Pemerintah
tidak bekerja. Karakteritik jenis Kota Padang-Sumatera
kelamin 84 responden (60,9%) Barat.Jurnal sains farmasi &
berjenis kelamin perempuan. klinis vol 2 No 1
Karakteristik status pernikahan 92
responden (66,7%) berstatus Bare Bg., Smeltzer Sc. (2010). Buku Ajar
menikah. Karakteristik lama Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :
menderita 114 responden (82,6%) Egc. Hal : 45-47.
menderita penyakit kurang dari 7
tahun. Karakteristik penggunaan obat Brayen Melvin Kosegeran Tahun 2017
90 responden (65,3%) menggunakan Gambaran Pengetahuan Dan Sikap
obat Glimepirid. Penderita Diabetes Melitus (Dm)
2. Gambaran Pengetahuan Pasien Di Wilayah Kerja Puskesmas Tinoor
Diabetes Dalam Penggunaan Obat Boyoh, M.Ee., Kaawoan, A.,& Bidjuni, H.
Oral Antidiabetes di RSUD Kraton (2015). Hubungan Pengetahuan
Kabupaten Pekalongan sebagian Dengan Kepatuhan Minum Obat
besar 86 responden (62,3%) Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2
mempunyai pengetahuan baik dan 52 Di Poliklinik Endokrin Rumah
responden (37,7%) mempunyai Sakit Prof. Dr. R. D. Kandou
pengetahuan cukup pada pasien Manado.Ejournal
diabetes di RSUD Kraton Kabupaten Keperawatan.3(3)
Pekalongan.
2. Saran Chan adek. (2011). Peran Konseling Farmasis
A. Bagi profesi keperawatan Pada Pasien diabetes melitus tipe
Diharapkan penelitian ini dapat 2 ditinjau dari Analisis Biaya
menjadi bahan masukan bagi profesi Terapi di Rsud Dr. Djoelham
keperawatan untuk menerapkan akan Binjai.Sumatra Utara
dengan menginformasikan mengenai
penggunaan obat pada pasien Diabetes Dharma, K. K. (2014). Metodelogi Penelitian
B. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan. .Jakarta:Trans info
Diharapkan penelitian ini dapat Media
dijadikan referensi bagi mahasiswa lain
terkait pembelajaran mengenai Damawiyah, Soleha & Umamah, 2017
pengetahuan pada pasien Diabetes .Hubungan Efikasi Diri Dan Motivasi
dalam Penggunaan obat Mencegah Komplikasi Dengan
C. Bagi peneliti lain Derajat Hipertensi Pada Lansia Di Rw

8
01kelurahan Wonokromo Rendy. M.C & Margareth.TH. (2012). Asuhan
.Surabaya Medikal Bedah dan Penyakit
Dalam. Yogyakarta:Nuha medika
Donsu, J. D. T. (2017) Psikologi Keperawatan.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press Sugiyono. (2011). Metodologi Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R &
Erniantin , Dika Dkk .2018. Gambaran D.Bandung: Alfabeta
Kualitas Hidup Penderita Diabetes Melitus
Pada Anggota Dan Non Anggota Susanto. Y , Alfian .R , Riana. R , Rusmana. I
Komunitas Diabetes Di (2017). Pengaruh layanan pesan
Puskesmas Ngrambe. singkat terhadap kepatuhan
Hermawan, B. (2017). Hubungan Antara jonsumsi obat pasien diabetes
Tingkat Stres Dengan Kualitas Hidup melitus tipe-2 di Puskesmas Melati
Penderita Diabetes Melitus Di Kabupaten Kapuas.jurnal ilmiah
Wilayah Kerja Puskesmas Gajahan manuntung vol 3 No 1
Surakarta.
Tarwoto, Wartonah, Taufiq . I & Mulyati . L.
Hermayudi & Ariani, A.P. (2017). Metabolik (2016). Keperawatan Medikal
Endokrin.Yongyakarta:Nuha Bedah Gangguan Sistem
medika Endokrin.Jakarta:Trans info Media

Notoatmodjo, S. (2014). Metodelogi Wawan, A & M. Dewi. (2014). Teori &


Penelitian Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta Perilaku Pengetahuan Sikap dan
Nursalam. (2017).Metodologi penelitian ilmu Perilaku Manusia.
keperawatan pendekatan Yogyakarta:Nuha medika
praktis.Ed 4.Jakarta: Salemba
Medika Wijaya, A.S & Putri, Y.M. (2013). KMB 2
Margareth, Clevo. (2012). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah.
Keperawatan Medikal Bedah Dan Penyakit Yongyakarta:Nuha medika
Dalam. Yogyakarta : Nuha
Medika Wijaya.I.N,dkk (2015). Profil
penggunaan obat pada pasien diabetes
Pandila. S. (2018). Keprawatan Medikal melitus di Puskesmas Wilayah
Bedah.Yongyakarta:Nuha medika Surabaya Timur.Jurnal farmasi
Pramestutie, H.R , Sari, M.P & Illahi, R.K. komunitas vol 2 No 1
(2016). Tingkat pengetahuan pasien
diabetes melitus tentang
penggunaan obat di Puskesmas
Kota Malang.Pharmaceuical
journal of inonesia vol 2 No.1

Puspasari, Miranti Dkk .2017. Gambaran


Karakteristik Pasien Komplikasi
Diabetes Di Rumah Sakit Kristen
Ngesti Waluyo Parakan.

Anda mungkin juga menyukai