Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 9 No.

1 April 2021

Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Self-


Management dan Kadar Gula Darah Pasien
Diabetes
Laurentia Galuh1, Dewi Prabawati2
1,2
STIK Sint Carolus, Jakarta
*Korespondensi: Deprab24@yahoo.com

ABSTRAK
Tujuan dari manajemen pasien dengan diabetes adalah menghilangkan gejala yang timbul,
mencegah atau memperlambat komplikasi. Pasien diabetes membutuhkan bantuan orang
sekitar terutama keluarga dalam membantu program pengobatan dan kontrol diet. Tujuan
penelitian untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap self-management dan
kadar gula darah sewaktu pasien diabetes melitus. Desain penelitian kuantitatif cross-
sectional, sampel sebanyak 60 pasien diabetes melitus di Puskesmas Kelurahan Roworejo
secara total sampling. Variabel tingkat dukungan keluarga diukur menggunakan
Hensarling Diabetes Family Support Scale, variabel self-management diukur dengan
Diabetes Self-management Questionare dan glucometer. Hasil analisis univariat
didapatkan mayoritas 50,0% dukungan keluarga baik, 56,7% self-management kurang baik
dan 51,7% nilai kadar darah sewaktu tinggi. Hasil analisis bivariat dengan uji chi-square
didapatkan ada hubungan bermakna dukungan keluarga dengan self-management (p
value:0,000; p>0,05), namun tidak ada hubungan dukungan keluarga dengan kadar gula
darah (p value:1.000; p>0,05). Petugas kesehatan diharapkan lebih meningkatkan kegiatan
program pengelolahan penyakit kronis, dengan menambah frekuensi pendidikan kesehatan
dan melibatkan keluarga pada pasien diabetes melitus. Perawat dapat memberikan
penyuluhan tentang self-management diabetes melitus khususnya program diit,
pemeriksaan rutin kadar gula darah dan melakukan pemeriksaan fisik terutama mata, kaki,
dan mulut.
Kata kunci : Diabetes, Dukungan Keluarga, Kadar Gula Darah, Self-management

ABSTRACT
The goals in managing for patients with diabetes are to eliminate symptoms, prevent or
slow the development of complications. Patients with diabetes mellitus need support from
others, especially families to assist them in treatment programs and diet control. The
purpose of this study was to determine the relationship between family support to self-
management and random plasma glucose level on diabetes mellitus patients. This study
used quantitative design, with cross-sectional approach; there were 60 diabetes mellitus
patients at Roworejo Community Health Center which chosen using total sampling
technique. The tools to measure family support using Hensarling Diabetes Family Support
Scale; self-management was measured using Diabetes Self-management Questionnaire
and blood glucose meter. The results of the univariate analysis showed, most of the
participants have good family support (50%), poor self-management (56.7%) and high
random plasma glucose (51.7%). The results of bivariate analysis with Chi-square test
revealed that there was a relationship of self-management with family support (p value:
0,000; p>0,05), however, there was no relationship of blood glucose level with family
support (p value: 1.000; p>0,05). It is suggested that professional health care enhance
chronic diseases management program (Prolanis) by providing health education classes
more often and involving family support. It is recommended that nurses can provide
counseling on self-management diabetes mellitus, especially on diet programs, check blood
sugar levels and conduct physical examinations, on eyes, feet, and mouth

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 49


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 9 No. 1 April 2021

Keywords: Diabetes, Family Support, Blood Glucose levels, Self-Managemen


Naskah diterima: 27 November 2020, direvisi: 29 Februari 2021, diterbitkan: 30 April
2021

PENDAHULUAN Penderita diabetes membutuhkan


Diabetes merupakan salah satu masalah perawatan medikasi yang berkelanjutan,
kesehatan utama masyarakat seluruh dunia management secara mandiri dan edukasi
dengan proyeksi peningkatan kasus baru maupun dukungan secara terus-menerus.
setiap tahun. Pada tahun 2017, Indonesia Tujuan utama dari manajemen diabetes
menempati peringkat ke enam di dunia dan adalah menormalisasi aktivitas insulin dan
tercatat sebanyak 10,3 juta orang menderita kadar gula darah untuk mengurangi
diabetes. (International Diabetes perkembangan pada komplikasi vaskular
Federation, 2017) memperkirakan pada dan neuropati (Hinkle & Cheever, 2014).
tahun 2045, jumlah orang diabetes akan Dampak yang diharapkan dari manajemen
mencapai 16.7 juta penderita. Berdasarkan tersebut adalah penuruanan indeks
hasil Riskesdas (Kementerian Kesehatan glikemik, yang dapat dipantau dari kadar
RI Badan Penelitian dan Pengembangan, gula darah dan kadar HbA1c (glycosylated
2018), prevalensi diabetes menurut hemoglobin), serta adanya pengontrolan
konsensus Perkeni 2015 pada penduduk diet makanan, dimana hal ini dapat
berumur ≥ 15 tahun mengalami mengurangi resiko terjadinya komplikasi
peningkatan, dimana pada tahun 2013 serta penyakit lain.
terdapat 6.9% penduduk Indonesia yang Kadar gula darah adalah salah satu bentuk
menderita penyakit diabetes, dan tahun hasil metabolisme karbohidrat yang
2018 meningkat menjadi 8.5%. berfungsi sebagai sumber energi utama
Penderita diabetes juga akan mengalami yang dikontrol oleh insulin. Kelebihan
berbagai macam perubahan yang terjadi glukosa diubah menjadi glikogen yang
pada dirinya, dimana pasien harus mulai akan disimpan di dalam hepar dan otot
mengontrol pola makan, melakukan untuk cadangan jika diperlukan.
aktifitas fisik serta mengingat jadwal Pemeriksaan kadar glukosa darah bertujuan
pemeriksaan gula darah dan meminum obat untuk mengetahui apakah sasaran terapi
untuk mencegah terjadinya komplikasi. telah tercapai sehingga dapat dilakukan
Perubahan ini memerlukan dukungan penyesuaian dosis obat.
keluarga, dimana hal ini dapat dilakukan Penyandang diabetes yang gula darahnya
dengan menceritakan kondisi sakitnya pada tidak terkontrol dalam waktu lama, akan
orang terdekat, sehingga akan membantu meningkatkan resiko untuk mengalami
dalam hal program pengobatan serta komplikasi kronik, hal ini disebabkan
pengontrolan diet diabetes. Dengan adanya karena kondisi hiperglikemi yang
dukungan keluarga diharapkan bantuan berlangsung lama yang secara progresif
atau perhatian dapat diberikan untuk akan mengganggu sirkulasi darah baik ke
memberi kenyamanan fisik dan psikologis perifer maupun keseluruhan organ tubuh.
pada saat seseorang mengalami sakit Oleh karena itu penyakit yang ditimbulkan
(Friedman, 2010). akibat terjadinya komplikasi kronis antara
Dalam penelitian (Damayanti et al., 2014) lain retinopati dan nefropati
dijelaskan bahwa dari 78 responden di RS (mikrovaskuler) dan penyakit jantung
Al-Islam Bandung menunjukkan lebih dari koroner, hipertensi, stroke dan penyakit
setengah responden (55,1%) melaporkan vaskuler perifer (makrovaskuler), serta
dukungan keluarga favorable. Dari analisis komplikasi neuropati (Black & Hawk,
domain keluarga, dimensi dukungan 2014).
lingkungan sosial secara umum Manajamen pada pasien diabetes
menunjukkan persentase terendah mengambil bentuk pendekatan yang
(48,71%) dibandingkan variabel dukungan komprehensif yaitu mencakup perawatan
yang lainnya. medis, psikososial, perubahan gaya hidup,

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 50


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 9 No. 1 April 2021

pendidikan, pemantauan terus-menerus, sambutan yang positif dengan orang-orang


dan pengelolaan diri sendiri (self- disekitarnya, dorongan atau pernyataan
management). Self-management adalah setuju terhadap ide-ide atau perasaan
kemampuan individu dalam mengelola individu. 3). Dukungan Instrumental,
kehidupan sehari-hari, mengendalikan serta dilakukan melalui pemberian bantuan
mengurangi dampak penyakit yang langsung, seperti memberikan bantuan
dideritanya (Putri et al., 2013). Dalam tenaga, dana maupun menyediakan waktu
kaitannya dengan penyakit diabetes, self- untuk melayani dan mendengarkan
management adalah dasar untuk keluarga dalam menyampaikan
pengobatan diabetes dan sangat penting perasaannya. 4). Dimensi Informasi,
dalam pencegahan komplikasi. Self- dicapai dengan memberikan saran atau
management yang dapat diberikan kepada umpan balik tentang bagaimana seseorang
pasien sesuai dengan Konsensus melakukan sesuatu, misalnya dalam
Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes pengambilan keputusan.
Mellitus tipe 2 dengan fokus pengendalian Self-management adalah suatu perilaku
glukosa, yaitu diet, latihan jasmani, dan terampil, menekankan pada peran, serta
obat/insulin (Soelistijo et al., 2015). tanggung jawab individu dalam
pengelolaan penyakitnya sendiri. Proses ini
KAJIAN LITERATUR biasanya difasilitasi oleh tenaga kesehatan
Menurut American Diabetes Association yang sudah terlatih dalam menangani
(ADA, 2018), diabetes adalah penyakit program terkait self-management,
kronis yang kompleks yang membutuhkan dukungan keluarga merupakan bagian
perawatan medis berkelanjutan dengan terpenting dari terlaksananya program
strategi pengurangan risiko multifaktorial (Mulyati et al., 2013).
di luar kendali glikemik. Pendidikan dan
dukungan manajemen mandiri pasien yang METODE PENELITIAN
berkelanjutan sangat penting untuk Metoda penelitian yang digunakan pada
mencegah komplikasi akut dan mengurangi penelitian ini adalah deskriptif korelasi
risiko komplikasi jangka panjang. dengan pendekatan cross sectional. Teknik
Dukungan keluarga diartikan sebagai pengambilan sampel dalam penelitian ini
bantuan yang diberikan oleh anggota menggunakan teknik total sampling dengan
keluarga yang lain sehingga akan jumlah responden sebanyak 60 orang
memberikan kenyamanan fisik dan pasien yang kontrol ke Puskesmas
psikologis pada orang yang dihadapkan Kelurahan Roworejo. Data primer
pada situasi stress. Dukungan sosial penelitian ini diperoleh dengan cara
keluarga adalah proses yang terjadi selama memberikan kuesioner kepada responden
masa hidup, dengan sifat dan tipe dukungan sedangkan data sekunder yang digunakan
sosial bervariasi pada masing-masing tahap adalah hasil diagnosa dokter direkam medis
siklus kehidupan keluarga. Walaupun yang menunjukkan bahwa pasien tersebut
demikian dalam semua tahap siklus menderita diabetes melitus tipe 2 dan hasil
kehidupan, dukungan sosial keluarga laboratorium (kadar gula darah sewaktu) di
memungkinkan keluarga berfungsi secara wilayah Puskesmas Kelurahan Roworejo
penuh dan dapat meningkatkan adaptasi Lampung.
dalam kesehatan keluarga (Friedmen, Instrumen dukungan keluarga diukur
2010). menggunakan Hensarling Diabetes Family
Menurut (Hensarling, 2009), terdapat 4 Support Scale (HDFSS) yang
dimensi dukungan keluarga diabetes, yang dikembangkan oleh Hensarling (2009) dan
meliputi: 1). Dimensi emosional, dimana dimodifikasi oleh (Yusra, 2011) dengan
dimensi ini memperlihatkan adanya hasil uji validasi dan hasil uji reliabilitas
dukungan, pengertian terhadap anggota (Cronbach alfa 0,940). Sedangkan
keluarga yang menderita diabetes mellitus. variabel Self-Management diukur
Komunikasi dan interaksi antara anggota menggunakan modifikasi dari Diabetes
keluarga diperlukan untuk memahami Self-management Questionare (DSMQ)
situasi anggota keluarga. 2). Dimensi yang dikembangkan di Lembaga Penelitian
penghargaan, merupakan ekspresi berupa Diabetes Academy Mergentheim dan

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 51


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 9 No. 1 April 2021

dimodifikasi oleh Keban (2016) dengan Tabel 1 menunjukkan profil demografi


hasil uji yang telah divalidasi (p>0,05) dan
responden pada penelitian ini. Dari 60
diuji reliabilitasnya (Cronbach alfa 0,889).
pasien diabetes melitus yang menjadi
Analisa data statistik yang digunakan responden, mayoritas berusia lansia akhir
berdasarkan skala ukur kedua variabel (56-65 tahun) sebanyak 19 responden
adalah Uji chi-square, dengan hasil (31,7%), berjenis kelamin perempuan
kemaknaan perhitungan statistik yang (73,3%), terdapat 50% responden
digunakan adalah  = 0,05. mengalami berat badan berlebih,
diantaranya 15% mengalami overweight
PEMBAHASAN dan 35% mengalami obesitas; dan 60%
telah menderita diabetes melitus Selama 0-
4 tahun.
Tabel 1.
Distibusi frekuensi responden berdasarkan Profil demografi
Variabel n %
Dewasa Akhir 9 15
Lansia Awal 15 25
Usia
Lansia Akhir 19 31.7
Manula 17 28.3
Jenis Laki-laki 16 26.7
Kelamin Perempuan 44 73.3
Underweight 6 10
Indeks
Normal 24 40
Masa
Overweight 9 15
Tubuh
Obesitas 21 35
0 - 4 tahun 36 60
Lama 5 - 8 tahun 12 20
Menderita 9 - 12 tahun 4 6.7
> 12 tahun 8 13.3
Total 60 100

Seiring dengan bertambahnya usia, perempuan juga diketahui memiliki


Hidayati (2017) menjelaskan bahwa usia pengendalian kadar glukosa darah yang
merupakan salah satu faktor yang dapat lebih buruk dibandingkan laki-laki (Astuti
meningkatkan resiko seorang terkena & Setiarini, 2013).
penyakit diabetes melitus. Hal ini terjadi Obesitas menyebabkan respon sel beta
karena semakin bertambahnya usia maka pankreas terhadap peningkatan glukosa
terjadi penurunan kemampuan organ yang darah berkurang, selain itu reseptor insulin
akan menyebabkan menurunnya pada sel di seluruh tubuh termasuk di otot
sensitivitas insulin serta penurunan fungsi berkurang jumlahnya dan kurang sensitive.
tubuh dalam melakukan metabolisme, Obesitas dapat dikaitkan denga pola makan
salah satunya adalah metabolisme glukosa. dan pola hidup yang monoton. Resistensi
Terkait dengan jenis kelamin, perempuan insulin meningkat dengan adanya obesitas
lebih beresiko terkena diabetes melitus yang dapat menghalangi ambilan glukosa
karena secara fisik wanita berpeluang ke dalam otot dan sel lemak sehingga
terjadi peningkatan indeks massa tubuh glukosa dalam darah meningkat (Nangge,
yang lebih besar dari laki-laki, dan Misrini., Masi, Gresty., & Oroh, 2018).

Tabel 2
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Self-
Management
Self-management
Kurang P
Baik Total
Baik value

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 52


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 9 No. 1 April 2021

n % n % n %
Dukungan Keluarga
0.00
Baik 21 70 9 30 30 100
Kurang
5 16.7 25 83.3 30 100
Baik
Total 26 43.3 34 56.7 60 100

Tabel 2 menjelaskan responden dengan oleh sakit kronis. Dengan kaitannya dengan
self-management baik rata-rata memiliki penyakit diabetes, self-management
dukungan keluarga baik (70%) sedangkan menekankan peran mandiri, serta tanggung
self-management kurang baik cenderung jawab individu dalam pengelolahan
memiliki dukungan keluarga yang kurang penyakit diabetes untuk pencegahan
baik (83,3%). Hasil analisis uji statistik chi- komplikasi.
square diperoleh nilai p value = 0,000 yang Prabawati, D. & Natalia (2020) dalam
menunjukkan bahwa ada hubungan penelitiannya menekankan bahwa perilaku
dukungan kelurga dengan self- dari dimensi Diabetes self-management
management. Berbagai teori menyebutkan yang memiliki tingkat pengaruh yang besar
bahwa tingkat self-management adalah perilaku mengkonsumsi makanan
dipengaruhi oleh dukungan keluarga. sehat, diikuti dengan menjalankan
Semakin baik dukungan keluarga yang perawatan kaki, aktivitas fisik dan
dirasakan, pasien merasa nyaman dan pemakaian obat anti hiperglikemia.
semakin baik pula self-management Dimensi dari Diabetes self-management ini
seseorang. Pasien dengan tingkat dukungan telah teruji memiliki korelasi positif dengan
keluarga yang baik menunjukkan perilaku kontrol glikemik yang baik dan dapat
self-management yang baik (Hidayati, menurunkan komplikasi. Perilaku yang
2017). baik ini dapat difasilitasi oleh tenaga
Dukungan keluarga diartikan sebagai kesehatan yang sudah terlatih dalam
bantuan yang diberikan oleh anggota menangani program terkait self-
keluarga yang lain sehingga dapat management dan melibatkan dukungan
memberikan kenyamanan fisik dan keluarga.
psikologis pada orang yang diharapkan Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa
pada situasi stress (Friedman, 2010). responden dengan pemeriksaan kadar gula
Dimensi dukungan keluarga terdiri dari 4 darah normal rata-rata memiliki dukungan
dimensi yaitu dukungan emosional atau keluarga kurang baik (50,0%), sedangkan
perhatian terhadap seseorang, dimensi responden dengan pemeriksaan kadar gula
penghargaan, dimensi instrumental, dan darah sewaktu lebih dari batas normal rata-
dimensi informasi. Hal ini sejalan dengan rata memiliki dukungan keluarga baik
hasil penelitian yang dilakukan oleh (AZ, (53.3%). Uji statistik menunjukkan bahwa
2018) di Puskesmas di kota Jambi, yang tidak ada hubungan dukungan kelurga
menjelaskan ada bahwa ada hubungan yang dengan kadar gula darah sewaktu dengan p
bermakna antara dukungan keluarga value >0.05.
dengan perilaku self-management dengan
nilai p 0.019; dimana dukungan keluarga
yang diberikan paling banyak adalah
dukungan informasi 59.3%, diikuti dengan
dukungan instrumental 54,3%, dukungan
emosional 51.9%, dukungan penghargaan
51,9% dan network support 86,4%.
Menurut (Mulyati et al., 2013), praktek
perilaku self-management sangat berperan
dalam melakukan aktivitas pengelolahan
penyakit kronis, mekanisme koping dan
mengatur kondisi-kondisi yang disebabkan

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 53


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 9 No. 1 April 2021

Tabel 3
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Hasil
Pemeriksaan Kadar Gula Darah
Gula Darah Sewaktu
Normal Diabetes Total
P value
n % n % n %
Dukungan Keluarga 1.00
Baik 14 46.7 16 53.3 30 100
Kurang
15 50 15 50 30 100
Baik
Total 29 48.3 31 51.7 60 100

Kadar gula darah sewaktu yang tidak saat penelitian, beberapa responden
terkontrol dapat menimbulkan beberapa menyampaikan bahwa mereka hanya rutin
komplikasi yang terdiri dari komplikasi minum obat ketika kadar gula darahnya
akut dan komplikasi kronik (Priscilla, melebihi batas normal atau muncul tanda
2017). Komplikasi makrovaskuler, sebagai dan gejala saja. Obat anti hiperglikemik
salah satu komplikasi kronik pada diabetes seharusnya dikonsumsi secara teratur untuk
merupakan hasil dari perubahan bagian tetap mengontrol kadar gula darah.
tengah dari pembuluh darah besar. Dinding Meskipun dukungan keluarga baik tetapi
pembuluh darah menebal, sklerosis atau jika tidak diiringi dengan konsumsi obat
mengeras dan menjadi tersumbat oleh anti hiperglikemik secara rutin dan teratur,
plaque yang menempel pada dinding maka hal tersebut dapat mengganggu
pembuluh darah yang dapat menyebabkan kestabilan kadar gula darah sehingga
terganggunya aliran darah. Penyakit menyebabkan kadar gula darah berada di
jantung koroner, stroke dan penyakit atas batas normal. Selain itu dari hasil
pembuluh darah peripheral merupakan wawancara dengan responden, banyak
komplikasi yang paling utama yang sering responden yang mengatakan sering
terjadi pada pasien dengan diabetes. mengkonsumsi makanan yang tinggi
Dukungan keluarga dapat membantu karbohidrat seperti nasi, roti, tepung yang
mengurangi ketidakpedulian anggota tinggi karbohidrat. Tradisi suku Lampung
keluarga yang menderita diabetes melitus juga menyebutkan bahwa apabila tidak
dan mereka dapat menghilangkan godaan mengkonsumsi nasi meskipun sebenarnya
pada ketidaktaatan dan seringkali dapat sudah makan tinggi karbohidrat lainnya,
menjadi kelompok pendukung untuk tetap saja dianggap tidak makan. Meskipun
mencapai kepatuhan. Selain dukungan terlihat baik bagi kesehatan, terlalu banyak
keluarga, asupan obat juga memiliki mengkonsumsi makanan yang kaya akan
pengaruh yang besar untuk menekan kadar karbohidrat jelas tidak baik bagi tubuh
gula darah pada penderita diabetes melitus khususnya dalam hal meningkatkan resiko
(Berkat, Saraswati, L.D & Muniroh, 2018). terkena obesitas atau diabetes melitus.
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa
meskipun mayoritas responden PENUTUP
mendapatkan dukungan keluarga yang baik Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
tetapi sebagian besar responden masih terdapat hubungan bermakna antara
memiliki kadar gula darah yang tidak dukungan keluarga dengan self-
terkontrol (hiperglikemik). Kadar gula management (p value 0.00), namun tidak
darah sewaktu meningkat apabila tidak ada hubungan dukungan keluarga dengan
terkontrol diitnya. Hal ini mungkin dapat kadar gula darah (p value >0,05) di
terjadi jika responden tidak rutin dalam Puskesmas Kelurahan Roworejo,
mengonsumsi obat anti hiperglikemik. Pada Lampung.

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 54


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 9 No. 1 April 2021

Jurnal Keperawatan Padjajaran, 1(2), 112–123.


REFERENSI Nangge, Misrini., Masi, Gresty., & Oroh, W. (2018).
Hubungan Obesitas Dengan Kejadian Diabetes
ADA. (2018). Updates to the Standards of Medical
Melitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Ranomut
Care in Diabetes-2018. Diabetes Care, 41(9),
Kota Manado. Jurnal Keperawatan, 6(1), 1–6.
2045–2047. https://doi.org/10.2337/dc18-su09
Prabawati, D. & Natalia, L. (2020). the Effectiveness
Astuti, C. M., & Setiarini, A. (2013). Faktor-Faktor
of Self-Care Model on Diabetes Self-. Indonesian
yang Berhubungan dengan Pengendalian Kadar
Nursing Journal Of Education And Clinic
Glukosa Darah Pasien Diabetes Melitus Tipe 2
(INJEC), 5(1), 1–7.
Rawat Jalan di Poliklinik Penyakit Dalam RSJ
Priscilla, Lemone., Burke, Karen & Bauldoff,
Prof.Dr.Soerojo Magelang Tahun 2013. Program
Gerene. (2017). Buku Ajar Keperawatan
Studi Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Medikal Bedah: Gangguan Endokrin, Ed. 5.
Universitas Indonesia.
Jakarta: EGC.
AZ, R. (2018). Dukungan keluarga dan perilaku self-
Putri, D. S. R., Yudianto, K., & Kurniawan, T.
management pada pasien diabetes melitus tipe II
(2013). Perilaku Self-Management Pasien
di Puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi.
Diabetes Melitus (DM) Self-Management
Riset Informasi Kesehatan, 7(1), 76–83.
Behaviour of Patient with Diabetes Mellitus
Berkat, Saraswati, L.D & Muniroh, M. (2018).
(DM). Fakultas Keperawatan Universitas
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kadar
Padjadjaran, 1(April 2013), 30.
Gula Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe
Soelistijo, S. A., Novida, H., Rudijanto, A.,
2 Di Rsud K.R.M.T Wongsonegoro Semarang.
Soewondo, P., Suastika, K., Manaf, A., Sanusi,
Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 6(1),
H., Lindarto, D., Shahab, A., Pramono, B., Langi,
200–206.
Y. A., Purnamasari, D., Soetedjo, N. N.,
Black, J., & Hawks, J. (2014). Medical Surgical
Saraswati, M. R., Dwipayana, M. P., Yuwono, A.,
Nursing. Singapura: Elsevier (Singapura) Pte
Sasiarini, L., Sugiarto, Sucipto, K. W., & Zufry,
Ltd.
H. (2015). Konsensus Pengendalian dan
Damayanti, S., Nursiswati, & Kurniawan, T. (2014).
Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia
Dukungan Keluarga pada Pasien Diabetes
2015. In Perkeni.
Melitus Tipe 2 dalam Menjalankan Self-
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.00
Management Diabetes. Jurnal Keperawatan
4
Padjadjaran, 2(1), 43–50.
Yusra, A. (2011). Hubungan antara dukungan
https://doi.org/10.24198/jkp.v2n1.6
keluarga dengan kualitas hidup pasien diabetes
Friedman, M. M., Bowden, V. R., & Jones, E.G.
mellitus tipe 2 di poliklinik penyakit dalam rumah
(2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga:
sakit umum pusat fatmawati Jakarta. In Tesis.
Riset, Teori & Praktik, Ed.5. Jakarta: EGC.
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20280162-T
Hensarling, J. (2009). Development and
Aini Yusra.pdf
Psychometric Testing. In Dissertation (Issue
May).
Hidayati, L. (2017). Hubungan Dukungan Keluarga
dengan Self-Management pada Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2. In Jurnal UMY.
Hinkle, J. L., & Cheever, K. H. (2014). Brunner &
Suddarth's textbook of medical-surgical nursing
(13th.ed). China : Wolters Kluwer/Lippincott
Williams & Wilkins
IDF (International Diabetes Federation). (2017).
Eighth edition 2017. In IDF Diabetes Atlas, 8th
edition.
file:///Users/ximeneacarballo/Downloads/IDF_D
A_8e-EN-final.pdf
Kementerian Kesehatan RI Badan Penelitian dan
Pengembangan. (2018). Hasil Utama Riset
Kesehatan Dasar. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, 1–100.
http://www.depkes.go.id/resources/download/inf
o-terkini/hasil-riskesdas-2018.pdf
Mulyati, L., Yetti, K., Sukmarini, L., Tinggi, S.,
Kesehatan, I., Keperawatan, F. I., & Indonesia, U.
(2013). Analisis Faktor yang Memengaruhi Self
Management Behaviour pada Pasien Hipertensi
Analysis of Factors Effecting Self-Management
Behaviour among Patients with Hypertension.

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 55


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk

Anda mungkin juga menyukai