Anda di halaman 1dari 4

BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 Dukungan keluarga

Dukungan keluarga didefinisikan sebagai faktor yang penting dalam kepatuhan


manajemen penyakit kronik untuk remaja dan dewasa. Dukungan keluarga
merupakan indikator yang kuat yang dapat memberikan suatu dampak positif
terhadap perawatan diri pada pasien dengan diabetes (Hensarling, 2009), karena
dalam dukungan keluarga terdapat berbagai jenis dukungan keluarga yang sangat
berpengaruh yaitu, dukungan instrumental, yaitu keluraga merupakan sumber
pertolongan praktis dan konkrit diantaranya: bantuan langsung dari orang yang
diandalkan seperti materi, tenaga dan sarana. Dukungan informasional yaitu keluarga
berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator (penyebar informasi) tentang
dunia yang dapat digunakan untuk mengungkapkan suatu masalah. Dukungan
penilaian (appraisal) yaitu keluarga bertindak sebagai sebuah umpak balik,
membimbing dan menengahi pemecahan masalah sumber dan validator identitas
keluarga. Dukungan emosional, yaitu keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan
damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi.
Penderita diabetes melitus sangat membutuhkan keempat jenis dukungan yang
berasal dari keluarga sehingga diharapkan dapat mempercepat proses penyembuhan.
Menurut penelitian (Muh Rezky Nurfajar Aziz 2017) dukungan keluarga merupakan
bentuk pemberian dukungan terhadap anggota keluarga lain yang mengalami
permasalahan. Menurut penelitian ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal seperti yang
terlihat bahwa sebagian besar responden memiliki riwayat diabetes melitus kurang
dari satu tahun sehingga keluarga memberikan dukungan belum secara penuh pada
pasien dan dari hasil penelitian pun menunjukkan usia responden terbanyak adalah
usia produktif, dimana usia produktif bisaa lebih banyak mendapat informasi internet
dan masih bisa melakukan banyak hal sendiri walaupun tetap membutuhkan
dukungan keluarga.

Hasil penelitian yang di peroleh dari 22 orang penderita diabetes melitus di wilayah
kerja Puskesmas Mangasa kec.Rappocini Kota Makassar lebih besar memiliki
dukungan keluarga yang mendukung dengan kisaran berjumlah 22 orang dengan
90,9%, sedangkan dukungan keluarga yang kurang mendukung berjumlah 2 orang
dengan 9,1%. Hal ini menunjukkan bahwa lebuh besar penderita diabetes melitus
memiliki dukungan keluarga yang mendukung yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Mangasa kec.Rappocini Kota Makassar (Hestina Melinda 2017).
Hal ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh (Muh Rezki Nurfajar Azis
2017) Ini menunjukkan bahwa keluarga responden senantiasa memberikan dukungan
kepada responden dalam menghadapi penyakit yang diderita sehingga pasien bisa
menerima kondisinya, menambah rasa percaya diri dan mau minum obat dengan
terartur yang untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Menurut (Mario G. Simon
2020) sebagian besar responden mendapatkan dukungan keluarga cukup dengan
frekuensi 55 responden (75,3%) dan yang paling kecil adalah keluarga yang
mendapatkan dukungan keluarga baik dengan frekuensi 5 responden (6,8%).

4.2 Keteraturan kontrol gula darah

Melakukan kontrol gula darah adalah suatu keharusan semua penderita diabetes, ini
tidak bisa dilepaskan dari kehidupannya untuk mencegah kemungkinan timbulnya
komplikasi. Pemeriksaan gula darah adalah satu-satunya jalan untuk mengetahui
apakah pasien diabetes terkontrol dengan baik atau tidak. Pemeriksaan gula darah
sangat membantu dalam pengobatan dan pencegahan komplikasi, sehingga dalam
melakukan kontrol gula darah harus dilakukan secara disiplin (Tranda 2017).

Menurut (Perkeni 2011) penatalaksanaan penderita diabetes melitus antara lain salah
satunya yaitu dengan evaluasi medis secara berkala yakni dengan melakukan
pemeriksaan kadar glukosa secara teratur. Kontrol kadar gula darah ini dilakukan
untuk mengevaluasi pengobatan yang telah dilakukan apakah telah mencapai sasaran
dan juga menyesuaikan dosis obat yang harus diminum. Dengan teratur kontrol kadar
gula darah maka komplikasi dapat dicegah dan dapat dihambat. (Sujana 2012)
menyatakan bahwa mengontrol kadar gula darah dipengaruhi oleh intrinsik berupa
keinginan dari dalam diri penderita yang memiliki niat dan kesadaran yang tinggi
untuk mengontrol kadar gula darah.

Menurut hasil penelitian (Hestina Melinda 2017) yang telah diperoleh dari 22 orang
penderita diabetes melitus di wilayah kerja Puskesmas Mangasa Kec.Rappocini Kota
Makassar sebagian besar rutin untuk ke puskesmas untuk mengontrol kadar gula
darahnya dengan kisaran 20 orang 90,9%, sedangkan yang tidak teratur dalam
mengontrol kadar gula darahnya berkisaran 2 orang 9,1%. Hal ini menunjukka bahwa
sebagian besar dari penderita diabetes melitus di wilayah kerja Puskesmas Mangasa
rutin untuk memeriksakan kadar gula darahnya. Menurut penelitian (Muh Rezki
Nurfajar Azis 2017) juga mengatakan bahwa sebagian besar responden (88,5%)
memiliki tinggi dalam mengontrol kadar gula darah. Hal ini menunjukkan bahwa
besarnya keinginan diri dalam mengontrol kadar gula darah dan menyadari betapa
pentingnya untuk merubah perilaku hidup sehingga status kesehatan agar tetap
terkontrol. Penelitian menurut (Maria G. Simon 2020) hasil penelitian menunjukkan
pasien diabetes melitus tipe 2 untuk mengontrol gula darah di puskesmas Kota
Ruteng sebagian besar memiliki kurang sebanyak 73 responden dengan frekuesni
79,5% dan yang baik memiliki sebanyak 15 responden dengan frekuensi 20,5%.

4.3 hubungan dukungan keluarga dengan keteraturan kontrol gula darah

Hasil penelitian menurut (Purnama 2016) menyatakan bahwa tingkat kepatuhan


dengan durasi penyakit cenderung negatif, dimana semakin lama pasien menderita
diabetes melitus, semakin kecil kemungkinan untuk menjadi patuh terhadap
pengobatan dan pengontrolan kadar glukosa darah sehingga dukungan keluarga
sangat dibutuhkan agar pendrita diabetes melitus tidak merasa jenuh dengan
pengobatannya dan selalu mengontrol kadar glukosa darahnya.

Hasil penelitan sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa dukungan keluarga
dengan keteraturan kontrol gula darah dimana dukungan keluarga adalah suatu faktor
yang penting dalam kepatuhan manajemen penyakit kronik untuk remaja maupun
dewasa. Dukungan keluarga merupakan indikator yang kuat yang dapat memberikan
suatu dampak positif terhadap perawatan diri pada pasien dengan diabetes
(Hensarling 2009), karena dalam dukungan keluarga terdapat berbagai jenis
dukungan keluarga yang sangat berpengaruh dukungan instrumental manfaat
dukungan ini adalah mendukung pulihnya energi atau stamina dan semangat yang
menurun selain individu merasa bahwa masih ada perhatian dan kepedulian dari
lingkungan terhadap seseorang yang sedang mengalami kesusahan atau penderitaan
sehingga dukungan instrumental ini sangat berpengaruh dengan keteraturan pasien
dalam mengontrol kadar gula darahnya. Diabtes melitus merupakan sebuah penyakit,
dimana kondisi kadar glukosa di dalam darah melebehi batas normal. Hal ini
disebabkan oleh karena tubuh tidak dapat melepaskan atau mengunakan insulin
secara adekuat, (Mahdiana 2010).

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari 22 orang yang menderita diabetes
melitus di wilayah kerja Puskesmas Mangasa Kec.Rappocini Kota Makassar sebagian
besar memiliki hubungan dukungan keluarga terhadap keteraturan kontrol kadar gula
darah terhadap penderita diabetes melitus dengan kisaran 20 orang dengan 100% dan
terdapat 2 orang yang dukungan keluarganya tidak mendukung dan tidak teratur
dalam mengontrol kadar gula darahnya (Hestian Melinda 2017). Menurut penelitian
(Muh Rezki Nurfajar Azis 2017) berdasarkan hasil uji Chi square dipeoleh nilai ρ =
0,01 lebih kecil (<) nilai ɑ 0,05, artinya ada hubungan bermakna dukungan keluarga
dengan kontrol gula darah pada penderita diabetes melitus di wilayah kerja
Puskesmas Pampang Kecamatan Panakkukang Kota Makassar. Menurut (Maria G.
Simon 2020) hasil penelitian menunjukka bahwa sebagian besar responden
mendapatkan dukungan keluarga yang cukup dan mengontrol gula darah kurang
sebanyak 45 responden dengan p value 0,046 yang berarti ada hubungan antara
dukungan keluarga dengan mengontrol gula darah pada pasien diabetes melitus tipe 2
di Puskesmas Ruteng.

Anda mungkin juga menyukai