3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas Pasien dan Penanggung Jawab
Ny. P berusia 57 tahun datang ke RS Kepanjen pada tanggal 07 Februari 2021.
Pendidikan terakhir SD, pasien saat ini tidak bekerja, beragama Islam, suku
Jawa dan beralamat di Karangrejo Selatan RT 22 RW 11, Donomulyo. Pasien
datang ke IGD bersama anaknya Tn S (anak pertama) berusia 38 tahun,
pendidikan terakhir SMA dan bekerja sebagai wiraswasta.
P :nyeri saat dipegang/ditekan, kadang kambuh saat aktivitas dan hilang saat
napas dalam
Q : nyeri dirasakaan tumpul menjalar
R : nyeri pada area perut regio atas, sebagian dada kiri
S : skala nyeri 5-6
T : Hilang timbul, namun saat ditekan nyeri
20
21
Tidak ada gangguan pada kepala. Bentuk kepala simetris, tidak terdapat
nyeri tekan. Pada leher terdapat pembesaran vena jugularis (JVD).
4. Pemeriksaan Paru
Bentuk toraks normal chest, susunan ruas tulang belakang normal,
bentuk dada simetris, terdapat retraksi intercosta, terdapat pernapasan
cuping hidung, pola napas takipnea (25 x/menit). Terdapat usaha untuk
bernapas. Pada pemeriksaan palpasi ditemukan adanya nyeri tekan pada
dada sebelah kiri. Pemeriksaan perkusi area paru sonor. Pada
pemeriksaan auskultasi ditemukan suara napas tambahan (rales).
Keluhan yang dirasakan pasien adalah pasien merasa sangat sesak, lebih
nyaman posisi duduk. Pasien terpasang NRBM 10 lpm.
5. Pemeriksaan Jantung
Pada pemeriksaan palpasi pulsasi pada sensing toraks teraba lemah.
Pada pemeriksaan auskultasi terdapat bunyi jantung tambahan BJ III
(+), gallop rhythm (+). Hasil pemeriksaan Foto Thorax: Kardiomegali.
6. Pemeriksaan Abdomen
Pada pemeriksaan inspeksi bentuk abdomen tampak cembung, tidak
terdapat massa/benjolan, bentuk abdomen simetris. Frekuensi peristaltic
usus 21 x/m. Pada pemeriksaan palpasi nyeri tekan pada area kuadran
atas.
7. Pemeriksaan Ekstremitas/Muskuloskeletal
Pada pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah didapatkan kekuatan otot
dengan skor 5544. Bisa melawan tahanan secara minimal. Ditemukan
edema pada ekstremitas bawah. Pitting edema (+) derajat 4 (+).
8. Pemeriksaan Fungsi Pendengaran/Penghidu/Tenggorokan
Tidak ada keluhan terkait fungsi pendengaran/penghidu/tenggorokan.
9. Pemeriksaan Fungsi Penglihatan
Ketajaman penglihatan masih baik. Pada pemeriksaan lapang pandang
normal. Tidak ada keluhan pada fungsi penglihatan.
24
2. Pemeriksaan Lain
Pada pemeriksaan Foto Thorax yang dilakukan pada tanggal 08 Februari
2021 pukul 08.30 WIB, didapatkan hasil interpretasi: cardiomegaly
dengan kesimpulan terdapat infiltrate pada paru, efusi pleura dextra-
sinistra, cor dilatasi ke kiri.
Pada pemeriksaan USG abdomen yang dilakukan pada tanggal 08
Februari 2021, pukul 13.00 didapatkan hasil dengan kesimpulan
splenomegaly, kesan anemic liver, sludge GB, asites dan efusi pleura
bilateral.
Pemeriksaan EKG pada tanggal 08 Februari 2021 dengan interpretasi
normal EKG.
3.1.13 Terapi
Tabel 3.2 Terapi Medis
No. Nama Obat Dosis Keterangan
1. NS 500 ml/24 jam Terapi cairan
2. Antrain Inj 3x1 Antinyeri
3. Omeprazole Inj 1 x 40 mg Mengurangi
kadar asam
lambung
4. Furosemide Inj (2-2-0) Diuretik
5 Spironolactone PO 25 mg (0-2- Edema dan
0) asites pada
sirosis hati,
asites malignan,
sindroma
nefrotik, gagal
jantung
kongestif
6. Cefotaxim 2X1 gr Antibiotik
7. Octalbin 25% Terapi albumin
8. Concor PO 2,5 mg Antiaritmia
26
Nadi 89 x/m, RR 25 x/m, Suhu 37,3 0C, SpO2 75%, berat badan 50
kg, GCS 456
Hasil Foto Thorax : Kardiomegali, terdapat infiltrat pada paru, efusi
pleura dextra-sinitra, cor dilatasi ke kiri
Hasil USG Abdomen: Splenomegali, kesan anemic liver, sludge
GB, ascites ddan Effusi pleura bilateral
3. Diagnosa Keperawatan : Penurunan Curah Jantung b/d Perubahan
Preload dan Afterload (D.0008)
a. Pengertian : Ketidakadekuatan jantung memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh
b. Data Subjektif : Pasien mengatakan jantung sering berdebar
(palpitasi) dan mudah lelah baik saat aktivitas maupun saat istirahat.
Pasien juga merasa sesak di dada.
c. Data Objektif : Terdapat edema pada kedua kaki (pitting edema
derajat 4+), TD 122/70 mmHg, Nadi 89 x/m, RR 25 x/m, Suhu 37,3
0
C, SpO2 75%, berat badan 50 kg, terdapat suara jantung S3
(gallop), CRT >3 detik, warna kulit pucat/sianosis.
Hasil foto thorax: cardiomegaly, efusi pleura dextra-sinitrsa,
terdapat infiltrate pada paru, cor dilatasi ke kiri.
4. Diagnosa Keperawatan : Hipervolemia b/d Kelebihan Asupan Cairan
(D.0022)
a. Pengertian : Peningkatan volume cairan intravascular, interstisial,
dan /atau intraselular
b. Data Subjektif : Pasien mengeluhkan kaki bengkak hilang timbul,
mengeluhkan sesak napas, dan bertambah saat aktivitas.
c. Data Objektif : Terdapat edema pada kedua ekstremitas bawah,
pitting edema (derajat IV), TD 122/73 mmHg, Nadi 89 x/m, RR 25
x/m, Suhu 37,3 0C, SpO2 75%, berat badan 50 kg, kadar Hb turun
(7,7), kadar Ht turun (22,2), terdapat distensi vena jugularis,
tetrdapat suara tambahan rales pada lapang paru sinistra, hasil Foto
Thorax : Kardiomegali, terdapat infiltrat pada paru, efusi pleura
dextra-sinitra, cor dilatasi ke kiri, hasil USG Abdomen:
28
SpO2 96%, irama regular, tidak adanya penggunaan otot bantu napas,
menurunkan oksigen NRBM menjadi 6 lpm. Pada hari keempat tanggal
11 Februari 2021 pasien sudah direncanakan untuk KRS.
2. Implementasi dengan diagnosa Nyeri Akut
Implementasi yang dilakukan pada tanggal 8-10 Februari 2021,
impelementasi yang dilakukan adalah manajemen nyeri dengan
mengidentifikasi lokasi, durasi, karakteristik, kualitas pada nyeri yang
dirasakan pasien dengan hasil : P :nyeri saat dipegang/ditekan, kadang
kambuh saat aktivitas dan hilang saat napas dalam, Q : nyeri dirasakaan
tumpul menjalar, R : nyeri pada area perut atas, sebagian dada kiri, S :
skala nyeri 5-6, T : Hilang timbul, namun saat ditekan nyeri, teknik
relaksasi yang pernah digunakan oleh pasien dengan hasil untuk
mengurangi nyeri pasien hanya merubah posisi, memeriksa ketegangan
otot, pemeriksaan TTV, menawarkan relaksasi napas dalam untuk
mengurangi nyeri dengan relaksasi napas dalam dan slow deep breathing
, menciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman, menjelaskan tujuan,
manfaat terapi relaksasi napas dalam dan slow deep breathing,
berkolaborasi dengan terapi medis (injeksi antrain 3x1 2cc).
3. Implementasi dengan diagnosa Penurunan Curah Jantung
Implementasi yang dilakukan pada tanggal 08 Februari 2021,
impelementasi yang dilakukan adalah perawatan jantung dengan
memonitor TTV pasien, memeriksa sirkulasi perifer pasien, memonitor
adanya nyeri dada dengan mengidentifikasi lokasi, durasi, karakteristik,
kualitas pada nyeri yang dirasakan pasien dengan hasil : P :nyeri saat
dipegang/ditekan, kadang kambuh saat aktivitas dan hilang saat napas
dalam, Q : nyeri dirasakaan tumpul menjalar, R : nyeri pada area perut
atas, sebagian dada kiri, S : skala nyeri 5-6, T : Hilang timbul namun saat
ditekan nyeri, memonitor adanya edema ditemukan pitting edema
dengan hasil grading (4+), memonitor SpO2 pasien, adanya penggunaan
otot bantu napas, JVD (+), mengauskultasi bunyi napas dengan hasil
terdapat rales pada lobus kiri, memberikan oksigen NRBM 10 lpm,
memonitor intake dan output cairan, dan memposisikan pasien
32
semifowler pada area edema lebih tinggi dari posisi jantung, memberikan
diet jantung 3 (makanan dengan konsistensi lunak, 55 gr protein, 47 gr
lemak, 220 gr karbohidrat ) dan membatasi asupan cairan pasien. Hasil
TTV, TD : 122/73 mmHg, N : 89 x/m, RR : 25 x/m, Suhu : 37,3 0C, SpO2
: 75%.
Pada hari kedua tanggal 09 Februari 2021, melanjutkan
impelementasi perawatan jantung dengan memonitor TTV, memonitor
adanya nyeri dada, memonitor adanya edema ditemukan pitting edema
dengan hasil grading (3+), memonitor SpO2 pasien dengan hasil SpO2
89%, RR 24 x/menit, memberikan oksigen NRBM 7 lpm, memonitor
intake dan output cairan, dan memposisikan pasien semfowler pada area
edema lebih tinggi dari posisi jantung, memberikan diet jantung 3
(makanan dengan konsistensi lunak, 55 gr protein, 47 gr lemak, 220 gr
karbohidrat) dan membatasi asupan cairan pasien dan melakukan
penghentian NS sementara, Hasil TTV, TD : 110/75 mmHg, N : 88 x/m,
RR : 24 x/m, Suhu : 37,1 0C, SpO2 : 89%.
Pada hari ketiga tanggal 10 Februari 2021 dilakukan implementasi
perawatan jantung dengan memonitor adanya keluhan nyeri dada,
memonitor TTv pasien, memonitor adanya edema ektremitas ditemukan
edema pada kaki sudah tidak ada, memonitor intak-output cairan
(balance cairan), meninggikan area edema, memposisikan pasien
senyaman mungkin, memberikan diet jantung 3 (makanan dengan
konsistensi lunak, 55 gr protein, 47 gr lemak, 220 gr karbohidrat) dan
membatasi asupan cairan pasien. Hasil TTV, TD : 110/80 mmHg, N : 88
x/m, RR : 23 x/m, Suhu : 37,1 0C, SpO2 : 96%.
4. Implementasi dengan diagnosa Hipervolemia
Implementasi yang dilakukan pada tanggal 08 Februari 2021,
impelementasi yang dilakukan adalah manajemen hypervolemia
memeriksa adanya tanda dan gejala hypervolemia (edema, JVP
meningkat, suara napas tambahan), memonitor TTV pasien, memonitor
intake-output cairan pada pasien, memonitor kecepatan infus secara
ketat, memposisikan kaki (edema) lebih tinggi dengan mengganjal
33
3.4 Evaluasi
Setelah dilakukan intervensi tersebut, evaluasi hasil dari tindakan asuhan
keperawatan sesuai masalah keperawatan sebagai berikut :