Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi masih menjadi permasalahan dunia dan negara


berkembang.Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor satu secara global.
Permasalahan tersebut akan terus muncul apabila pasien tidak melakukan kontrol
secara teratur. Pemeriksaan hipertensi bersifat kontinu dengan tujuan untuk
mempertahankan kadar tekanan darah yang normal dan harus disertai dengan
perubahan gaya hidup (Effendi, 2017).
Prevalensi hipertensi di dunia pada tahun 2016 menurut World Health
Organization yaitu pada penduduk umur > 18 tahun mencapai 1 Milliar orang,
negara-negara berpendapatan tinggi memiliki prevalensi lebih rendah yaitu (35%)
dari kelompok berpenghasilan rendah dan menengah (40%).Survey yang dilakukan
pada masyarakat selama ini didapatkan hasil, prevalensi hipertensi berkisar 6-15%
dari seluruh penduduk di Indonesia (Santosa & Fredy, 2008). Pada tahun 2017
hingga 2019 data jumlah penderita hipertensi yang diperoleh dari dinas kesehatan
provinsi Kalimantan Timur terdapat 15,157234 jiwa penderita hipertensi (Depkes,
2019). Dinas kesehatan Kota Samarinda memperkirakan dari 1.185.903 jiwa baik
laki laki maupun perempuan yang melakukan pengukuran tekanan darah didapatkan
25.728 jiwa atau 2.17% orang yang di identifikasi dengan hipertensi. Mayoritas
adalah laki laki dengan jumlah 13.777 jiwa sedangkan perempuan 11.951 jiwa
(Abdurrachman, 2015) . Progresivitas akan berkembang menjadi hypertension
related disease diturunkan dengan menjadi beberapa faktor seperti social
support,environmental factors, dan familysupport.
Keluarga merupakan support system utama bagi pasien hipertensi dalam
mempertahankan kesehatannya, keluarga memegang peranan penting dalam

1
2

perawatan maupun pencegahan (Ridwan, 2012). Dukungan keluarga atau Family


support dibutuhkan pasien untuk mengontrol penyakit. Data hasil penelitian yang
dilakukan di Brazil didapatkan bahwa keluarga memiliki pengaruh positif dalam
mengontrol penyakit, kesulitan dalam hubungan keluarga, perhatian keluarga
terhadap keturunannya, dan keterlibatan kecil dalam perawatan pasien
mempengaruhi kesembuhan pasien (Effendi, 2017).
Pengetahuan serta pendidikan keluarga pasien hipertensi mempengaruhi
pasien dalam menjaga pola makan serta menunjukan perbaikan perawatan dirumah
sehingga pasien akan selalu diberikan pola makan yang baik dan dijaga pola
makannya.(Effendi, 2017)
Pasien yang memiliki dukungan dari keluarga mereka menunjukkan
perbaikan perawatan dari pada yang tidak mendapat dukungan dari
keluarga.Dukungan keluarga dapat berupa perhatian mengenai penyakit mereka
atau mengingatkan untuk minum obat. Penelitian lain di Durango menemukan
bahwa ada hubungan yang kuat antara dukungan keluarga dan keberhasilan terapi
pada pasien hipertensi (Effendi, 2017).
Bagi penderita hipertensi, kepatuhan terhadap pengobatan merupakan salah
satu faktor yang menentukan keberhasilan pengobatan (Yue, et al., 2014).Namun,
kepatuhan terhadap pengobatan seringkali rendah. Studi kepatuhan terhadap
pengobatan pada penderita hipertensi pernah dilakukan di Kabupaten Sleman,
Yogyakarta pada tahun 2011 yang menunjukan bahwa dari 215 responden diketahui
37,7% tidak patuh menggunakan obat antihipertensi (Saepudin, et al., 2013).
Kepatuhan pasien berpengaruh terhadap keberhasilan dalam suatu
pengobatan (Hussar, 2009).Ketidakpatuhan pasien terhadap pengobatan merupakan
masalah serius dan sering terjadi pada pasien dengan penyakit kronis, termasuk
pasien hipertensi.Untuk mencapai keberhasilan dalam pengobatan hipertensi,
sejumlah faktor dapat dihubungkan dengan kepatuhan terhadap pengobatan seperti
karakteristik pasien, hubungan antara petugas kesehatan dengan pasien, dan sistem
penyelenggaraan pelayanan kesehatan (Armelia, 2011).Maka diharapkan penderita
3

hipertensi harusnya bisa berobat dan melakukan kontrol secara rutin ke rumah sakit
setiap 1 bulan dan mendapatkan dukungan keluarga atau orang terdekatnya
(Depkes, 2014). Check up secara rutin dapat menekan komplikasi yang
menyebabkan kematian serta pendidikan kesehatan sangat penting untuk mencegah
hipertensi.
Penderita hipertensi merupakan salah satu pasien dengan kriteria pasien yang
harus diberi konseling.Hipertensi merupakan penyakit dengan perawatan yang
lama. Jika hipertensi tidak diketahui dan dirawat akan mengakibatkan kematian
karena payah jantung, infarkmiocard, stroke, atau gagal ginjal. Oleh sebab itu
pemeriksaan darah secara teratur memiliki arti penting dalam pengobatan hipertensi
(Onzenoort, et al., 2010).
Indonesia sendiri kesadaran untuk melakukan pencegahan hipertensi,
kekambuhan dan komplikasi dari hipertensi masih sangat rendah (Notoadmojo,
2012).Rendahnya kesadaran keluarga untuk memeriksakan tekanan darahnya secara
rutin dan memiliki pola makan yang tidak sehat serta kurangnya olah raga
merupakan pemicu terjadinya peningkatan kasus hipertensi (Hamid, 2013).
Berdasarkan studi yang telah dilakukan pada tanggal 07 Januari 2020
didapatkan data dari Posyandu Lansia Temindung Permai, dalam 3 bulan terakhir
September sampai dengan Desember dengan jumlah 287 jiwa pada usia >45 tahun.
Dari 287 jiwa terdapat 70 jiwa atau sekitar 24% penderita hipertensi yang menjalani
pengobatan (patuh dalam pengobatan).Untuk dukungan keluar penderita hipertensi
yang didapat sebanyak 28 jiwa atau sekitar 10%.Sedangkan 189 atau sekitar 66%
tidak masuk kriteria inklusi dan tidak melakukan pengobatan secara
rutin.Rendahnya dukungan keluarga pada penderita hipertensi menunjukan bahwa
kurangnya pengawasan dalam keluarga karena sibuk dengan pekerjaan dan
menganggap bahwa pasien mampu memenuhi kebutuhan sendiri dan kurangnya
pemahaman untuk mengontrol tekanan darah karena sibuk dalam pekerjaan dan
aktivitas sehari-hari.Ketidakpatuhan timbul karena berbagai alasan seperti tidak
merasakan adanya keluhan kembali atau merasa sehat, lupamengingat waktu
4

kontrol pengobatan dan sibuk dengan aktivitas atau pekerjaanya.Hasil tersebut


didukung dengan adanya pengetahuan yang rendah tentang penyakit hipertensi.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti ingin meneliti “Hubungan
pengetahuan, pendidikan serta dukungan keluarga terhadap kepatuhan berobat
pasien hipertensi primer di posyandu lansia Gelatik di Temindung Permai
Samarinda.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang maka rumusan masalahnya


adalah: “Apakah ada Hubungan pengetahuan, pendidikan serta dukungan
keluarga terhadap kepatuhan berobat pasien hipertensi primer di posyandu
lansia gelatik di Temindung Permai Samarinda ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Mengetahui Hubungan pengetahuan, pendidikan serta dukungan
keluarga terhadap kepatuhan berobat pasien hipertensi primer di posyandu
lansia Gelatik di Temindung Permai Samarinda.

2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga pasien hipertensi primer di
posyandu lansia Gelatik di Temindung Permai Samarinda
b. Mengidentifikasi pendidikan keluarga pasien hipertensi primer di
posyandu lansia Gelatik di Temindung Permai Samarinda
c. Mengidentifikasi dukungan keluarga pasien hipertensi primer di
posyandu lansia Gelatik di Temindung Permai Samarinda.
5

d. Mengidentifikasi kepatuhan berobat pasien hipertensi primer di


posyandu lansia Gelatik di Temindung Permai Samarinda.
e. Menganalisis Hubungan pengetahuan, pendidikan serta dukungan
keluarga terhadap kepatuhan berobat pasien hipertensi primer di
posyandu lansia Gelatik di Temindung Permai Samarinda.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti
Peneliti bisa mendapatkan pengalaman lapangan dalam penelitian yang
berhubungan dengan pengetahuan, pendidikan serta dukungan keluarga
terhadap kepatuhan berobat pasien hipertensi primer di posyandu lansia
Gelatik di Temindung Permai Samarinda.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya


Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan data awal penelitian
berikutnya mengenai variable lain yang bisa mendukung Hubungan
pengetahuan, pendidikan serta dukungan keluarga terhadap kepatuhan
berobat pasien hipertensi primer di posyandu lansia Gelatik di
Temindung Permai Samarinda.

3. Bagi Puskesmas / Posyandu


Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi
puskesmas mengenai kepatuhan berobat penderita hipertensi.

4. Bagi Responden
Sebagai bahan masukan bagi responden agar bisa merespon dan
bertindak yang positif dalam kepatuhan berobat penderita hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai