Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN PENGETAHUAN MENGENAI HIPERTENSI DENGAN KEPATUHAN

MEMINUM OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI DI RS SULTAN IMANUDDIN


PANGKALAN BUN KOTAWARINGIN BARAT KALIMANTAN TENGAH

Disusun Oleh:

Aldi Syadilarama (171210001)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BORNEO CENDEKIA MEDIKA
PANGKALAN BUN
2021

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.


Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko kematian. Hipertensi bukan saja
penyakit yang mematikan , tetapi juga pemicu terjadinya penyakit jantung dan stroke.
Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yakni
mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Hipertensi
merupakan gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah
di atas normal (Depkes, 2018).
Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2015, menunjukkan sekitar
1,13 milliar orang di dunia menderita hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia
terdiagnosis menderita hipertensi, hanya 36,8% di antaranya yang minum obat dan
sebanyak 9,4 juta orang meninggal karena hipertensi. Terdapat 45% kematian akibat
penyakit jantung dan 51% kematian akibat stroke disebabkan oleh hipertensi (Depkes RI,
2018). Menurut American Heart Association (AHA), penduduk Amerika yang berusia
diatas 20 tahun menderita hipertensi telah mencapai angka hingga 74,5 juta jiwa, namun
hampir sekitar 95 % kasus tidak diketahui penyebabnya (Pusat Data dan Informasi
Kementerian RI, 2016). Data World Health Organization (WHO) menyebutkan ada 50%-
70% pasien yang tidak patuh terhadap obat antihipertensi yang diresepkan. Rendahnya
kepatuhan terhadap pengobatan hipertensi berpotensi menjadi penghalang tercapainya
tekanan darah yang terkontrol dan dapat dihubungkan dengan peningkatan biaya/rawat
inap serta komplikasi penyakit jantung (WHO, 2013).
Kepatuhan pengobatan pasien hipertensi merupakan hal penting karena hipertensi
merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan tetapi harus selalu dikontrol atau
dikendalikan agar tidak terjadi komplikasi yang dapat berujung pada kematian (Palmer dan
William, 2007).
Hipertensi yang tidak terkontrol akan menimbulkan berbagai komplikasi seperti
infark miokard, jantung koroner, gagal jantung kongestif, stroke, ensefalopati hipertensif,

2
gagal ginjal kronis, dan retinopati hipertensif (Whelton et al., 2017). Terapi hipertensi yaitu
terapi farmakologi dan non-farmakologi. Terapi farmakologi dengan antihipertensi saja
terbukti tidak cukup untuk menghasilkan efek pengontrolan tekanan darah jangka panjang
apabila tidak didukung dengan kepatuhan dalam menggunakan obat antihipertensi tersebut
(Saepudin et al., 2011). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Nanurlaili (2014)
kepatuhan pasien hipertensi dalam minum obat juga terbukti cukup buruk (53,8%)
sehingga berakibat tidak ada perbaikan yang signifikan pada hasil pengukuran tekanan
darahnya.
Pengetahuan merupakan tingkat perilaku penderita dalam melaksanakan pengobatan
dan perilaku yang disarankan oleh dokter atau orang lain. Pengetahuan yang harus dimiliki
oleh pasien hipertensi meliputi arti penyakit hipertensi, penyebab hipertensi, gejala yang
sering menyertai dan pentingnya melakukan pengobatan yang teratur dan terus-menerus
dalam jangka panjang serta mengetahui bahaya yang ditimbulkan jika tidak minum obat
(Pramestutie, 2016). Penelitian yang dilakukan oleh Wijayanto dan Satyabakti (2014)
menunjukkan hasil yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan
pengobatan hipertensi (p=0,015). Dengan memiliki pengetahuan yang cukup mengenai
penyakitnya, responden akan terdorong untuk patuh dengan pengobatan yang mereka
jalani. Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Fitri et al (2017)
terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan berobat pada pasien hipertensi
(p=0,008). Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya memiliki pengetahuan tentang penyakit
hipsertensi yang dialami terhadap kesuksesan pengobatan.
Berdasarkan penelitian Mathavan dan Pinatih (2017), 38 orang belum memahami
tentang hipertensi. Dari penelitian ini bahwa ada berbagai masalah yang menyebabkan
pasien belum memahami tentang hipertensi tersebut, diantaranya adalah sebagian besar
tidak merasakan adanya keluhan, kurangnya pengetahuan tentang hipertensi itu sendiri,
dan karena aktifitas atau kesibukan penderita hipertensi sehingga sebagian dari mereka
terlambat mendeteksi dini serangan hipertensi. Pengetahuan pasien tentang hipertensi
dibutuhkan dalam mencapai kepatuhan yang lebih tinggi sehingga tidak terjadinya
komplikasi yang tidak di inginkan (Mursiany, Ermawati, dan Oktaviani, 2013).

3
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada Hubungan Pengetahuan Mengenai Hipertensi Dengan Kepatuhan
Meminum Obat Pada Pasien Hipertensi Di RS Imanuddin Pangkalan Bun
Kotawaringin Barat Klaimantan Tengah.

1.3 Tujuan penelitian


1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui Apakah ada Hubungan
Pengetahuan Mengenai Hipertensi Dengan Kepatuhan Meminum Obat Pada Pasien
Hipertensi Di RS Sultan Imanuddin Pangkalan Bun Kotawaringin Barat Kalimantan
Tengah.

1.3.2. Tujuan Khusus


a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan mengenai hipertensi pada pasien
hipertensi di RS Sultan Imanuddin Pangkalan Bun Kotawaringin Barat
Kalimantan Tengah.
b. Mengidentifikasi kepatuhan minum obat antihipertensi pada pasien
hipertensi di RS Sultan Imanuddin Pangkalan Bun Kotawaringin Barat
Kalimantan Tengah.
c. Menganalisis Hubungan Pengetahuan Mengenai Hipertensi Dengan
Kepatuhan Meminum Obat Pada Pasien Hipertensi Di RS Sultan
Imanuddin Pangkalan Bun Kotawaringin Barat Kalimantan Tengah
1.4 Manfaat penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
Manfaat penelitian dengan judul Hubungan Pengetahuan Mengenai
Hipertensi Dengan Kepatuhan Meminum Obat Pada Pasien Hipertensi Di
RS Sultan Imanuddin Pangkalan Bun Kotawaringin Barat Kalimantan
Tenga. Maka Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai sumber informasi,

4
pengetahuan, dan literature yang terkait dengan pengetahuan mengenai
hipertensi dengan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi.

1.4.2 Manfaat Praktis


a. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan
Penelitian dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan
sebagai bahan pembelajaran serta reverensi bagi mahasiswa(i) yang
akan melakukan penelitian lebih lanjut dengan topik yang
berhubungan dengan judul “Hubungan Pengetahuan Mengenai
Hipertensi Dengan Kepatuhan Meminum Obat Pada Pasien Hipertensi
Di RS Sultan Imanuddin Pangkalan Bun Kotawaringin Barat
Kalimantan Tengah”.
b. Manfaat Bagi Tenaga Kesehatan
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi profesi farmasi. Hasil penelitian
ini dapat memberikan gambaran dan penjelasan mengenai Hubungan
Pengetahuan Mengenai Hipertensi Dengan Kepatuhan Meminum Obat
Pada Pasien Hipertensi.
c. Manfaat bagi masyarakat.
Penelitian ini dapat memberikan informasi pentingnya Hubungan
Pengetahuan Mengenai Hipertensi Dengan Kepatuhan Meminum Obat
Pada Pasien Hipertensi dan dapat dijadikan sebagai bahan acuan
dalam penyuluhan dan konseling pada masyarakat terhadap Hubungan
Pengetahuan Mengenai Hipertensi Dengan Kepatuhan Meminum Obat
Pada Pasien Hipertensi

5
6

Anda mungkin juga menyukai