Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL KEGIATAN STUDI PENDAHULUAN

TINGKAT KEPATUHAN PENGGUNAAN RAMUAN JAMU SAINTIFIK


ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH RISET JAMU HORTUS
MEDICUS B2P2TOOT TAWANGMANGU

Disusun Oleh :

Nama : Anggita Rahmawati

NIM : 4201010

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL

2023
A. LATAR BELAKANG

Hipertensi disebut sebagai “pembunuh diam-diam” karena gejalanya sering


tanpa keluhan. Biasanya penderita tidak mengetahui kalau dirinya mengidap
hipertensi dan baru diketahui kalau dirinya mengidap hipertensi setelah terjadi
komplikasi. Kebanyakan orang merasa sehat dan energik walaupun hipertensi,
keadaan ini tentu sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kematian mendadak
pada masyarakat. Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke
dan tuberkulosis, yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di
Indonesia. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang
menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas normal (Depkes, 2018).

Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2015, menunjukkan


sekitar 1,13 milliar orang di dunia menderita hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di
dunia terdiagnosis menderita hipertensi, hanya 36,8% di antaranya yang minum obat
dan sebanyak 9,4 juta orang meninggal karena hipertensi. Terdapat 45% kematian
akibat penyakit jantung dan 51% kematian akibat stroke disebabkan oleh hipertensi
(Depkes RI, 2018Menurut American Heart Association (AHA), penduduk Amerika
yang berusia diatas 20 tahun menderita hipertensi telah mencapai angka hingga 74,5
juta jiwa, namun hampir sekitar 95 % kasus tidak diketahui penyebabnya (Pusat Data
dan Informasi Kementerian RI, 2016). Prevalensi hipertensi di Indonesia yang
didapat melalui diagnosis dokter pada penduduk usia 18 tahun keatas sebesar 8,4%.
Berdasarkan proporsi Riwayat minum obat dan alasan tidak minum obat pada
penduduk hipertensi berdasarkan diagnosis dokter atau minum obat pada tahun 2018
adalah sebesar 54,4% rutin minum obat, 32,3% tidak rutin minum obat dan 13,3%
yang tidak minum obat antihipertensi (Riskesdas, 2018). Penelitian yang dilakukan
di Hawassa Referral Hospital di Kota Hawassa Etiopia melaporkan bahwa pasien
yang masuk dalam kategori patuh dalam minum obat antihipertensi mereka
sebesar 67%(Getenet et al., 2019). Penelitian lain di rumah sakit umum di Sao Paulo
Brazil dengan jumlah 159 pasien menemukan bahwa pasien yang patuh terhadap
pengobatan hipertensinya dibawah 60%(Valassi et al., 2019). Hasil yang serupa
juga dilaporkan pada survei yang dilakukan pada 12 apotek di Latvia dimana
terdapat 46,20% pasien yang tidak patuh terhadap pengobatan yang sedang
mereka jalani. Pasien yang paling patuh adalah pasien dengan kelompok usia
yang paling tua(Gavrilova et al., 2019). Masalah ketidak patuhan ini juga
dilaporkan pada beberapa penelitian di Indonesia. Penelitian yang dilakukan di
sebuah Puskesmas Tuntungan kota Medan menemukan bahwa sebanyak 58%
pasien memiliki tingkat kepatuhan yang rendah (Wahyuni et al., 2019). Penelitian
lain yang dilakukan di rumah sakit X kota Banjarmasin menemukan bahwa
tingkat kepatuhan pasien sebelum diberikan intervensi, sebesar 60% masuk dalam
kategori rendah dan hanya 16,67% pasien dengan kepatuhan tinggi(Ariyani et
al., 2018). Berlatar belakang dari temuan beberapa penelitian tersebut, maka
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut di daerah lain untuk melihat tingkat
kepatuhan pasien minum obat antihipertensi mereka.

Tujuan pengobatan pada pasien hipertensi untuk mencegah komplikasi dan


meningkatkan keberhasilan terapi. Keberhasilan terapi tidak hanya meliputi tentang
ketepatan dosis, ketepatan pemilihan obat, tetapi juga kepatuhan dalam pengobatan.
Mengingat akan terapi yang digunakan pada pasien hipertensi dilakukan jangka
panjang, maka kepatuhan juga berkontribusi dalam terapi yang dilakukan (Ainni,
2017). Keberhasilan pengobatan pada pasien hipertensi dipengaruhi oleh beberapa
faktor, salah satu di antaranya adalah kepatuhan dalam mengonsumsi obat, sehingga
pasien hipertensi dapat mengendalikan tekanan darah dalam batas normal.
Keberhasilan pengobatan pada penderita hipertensi dipengaruhi oleh beberapa
faktor, salah satunya adalah kepatuhan dalam mengomsumsi obat, sehingga pasien
hipertensi dapat mengendalikan tekanan darah dalam batas normal. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kepatuhan minum obat yaitu usia, jenis kelamin, pengetahuan,
tingkat pendidikan, keyakinan, pekerjaan, motivasi, dukungan keluarga, dukungan
tenaga Kesehatan (Amila dkk, 2008). Sedangkan menurut penelitian. Faktor yang
mempengaruhi kepatuhan minum obat salah satunya ialah faktor pasien itu sendiri.
Keyakinan pasien terhadap sesuatu bahwa pengobatan akan memberikan efek
samping yang dirasa mengganggu, khawatir tentang efek jangka panjang serta
ketergantungan terhadap pengobatan berpengaruh terhadap kepatuhan pasien
(Kawulusan dkk, 2019).
Program yang dikenal dengan “saintifikasi jamu” yang merupakan terobosan
untuk mengangkat jamu menjadi produk berbukti ilmiah dan diharapkan dapat
digunakan dalam fasilitas pelayanan kesehatan, sedangkan produk dari kumpulan
ramuan jamu yang diperoleh dari studi klinik yang telah dilakukan oleh rumah riset
jamu dinamakan jamu saintifik, artinya jamu empirik yang telah tersaintifikasi,
setelah menjadi jamu saintifik maka dapat dimanfaatkan oleh dokter atau tenaga
kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan primer (Kemenkes, 2017). Program
saintifikasi jamu hanya dapat dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan yang telah
mendapatkan izin atau memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Salah satunya
dilakukan di Klinik Saintifikasi Jamu Hortus Medicus di Balai Besar Penelitian
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Tawangmangu.
Badan Litbang Kesehatan yang merupakan klinik jamu yang telah terakreditasi
kedalam tipe A yang dapat menyelenggarakan program saintifikasi jamu (Ahmad,
2012). Penggunaan obat tradisional secara umum dinilai relatif lebih aman daripada
penggunaan obat modern. Hal ini disebabkan karena obat tradisional memiliki efek
samping yang relatif lebih sedikit dari pada obat modern.

Hasil penelitian sebelumnya terhadap pasien hipertensi di RSUD


Tangerang Selatan dengan tingkat kepatuhan minum obat yang tinggi sebesar
33,5% sisanya masih tergolong kepada pasien yang kurang patuh (rendah dan
sedang). Penyebab ketidak patuhan terbanyak adalah faktor bosan. Berbagai
upaya perlu dilakukan untuk memecahkan masalah ketidakpatuhan ini agar pasien
bisa mendapatkan outcome terapi yang diharapkan. Berdasarkan hal tersebut peneliti
ingin mengetahui tingkat kepatuhan penggunaan ramuan jamu saintifik
antihipertensi pada pasien hipertensi di Rumah Riset Jamu Hortus Medicus
(B2P2TOOT) Tawangmangu.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Berapa jumlah pasien hipertensi di Di Rumah Riset Jamu Hortus Medicus
B2P2TOOT Tawangmangu periode bulan Januari 2021- Juni 2023?
2. Apakah permasalahan yang sering dihadapi pasien hipertensi di Rumah Riset
Jamu Hortus Medicus B2P2TOOT Tawangmangu selama menjalani terapi?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui berapa jumlah pasien hipertensi di Di Rumah Riset Jamu
Hortus Medicus B2P2TOOT Tawangmangu periode bulan Januari 2021- Juni
2023?
2. Untuk mengetahui apakah permasalahan yang sering dihadapi pasien hipertensi
di Rumah Riset Jamu Hortus Medicus B2P2TOOT Tawangmangu selama
menjalani terapi?

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat akademik
Diharapkan hasil penelitian dapat memberi kontribusi dalam
pengembangan ilmu Pendidikan dan dapat menjadi sumber referensi bagi
penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktik
Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan
informasi ilmiah kepada masyarakat dan memberi kontribusi bagi instansi
tertentu mengenai tingkat kepatuhan pengunaan ramuan jamu saintifik pada
pasien hipertensi.

E. BENTUK KEGIATAN
Peneliti akan melampirkan lembar kuesioner dalam proposal permohonan izin
studi pendahuluan ini, kuesioner ini ditujukan kepada pasien hipertensi berdasarkan
umur, jenis kelamin, jenis item obat, pendidikan, pekerjaan, dan lama menderita
penyakit hipertensi

F. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN


Adapun pelaksanaan kegiatan studi pendahuluan, akan dilakukan pada:
Hari/ tanggal : Kamis, 03 Agustus 2023
Waktu : 10.00 - selesai
Tempat : Rumah Riset Jamu Hortus Medicus B2P2TOOT Tawangmangu
G. PENUTUP
Demikian proposal studi pendahuluan ini dibuat dengan harapan dapat
memberikan gambaran singkat mengenai maksud dan tujuan dari studi pendahuluan
yang akan dilaksanakan, atas kebijakan dan perhatian dari semua pihak yang
membantu saya ucapakan terimakasih.

Surakarta, 3 Agustus 2023

Pemohon

Anggita Rahmawati
H. DAFTAR PUSTAKA
Ahmad AF., 2012, Analisis Penggunaan Jamu Untuk Pengobatan Pada Pasien Di
Klinik Saintifikasi Jamu Hortus Medicus Tawangmangu, Tesis Program
Pasca Sarjana Ilm Kesehatan Masyrarakat, Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Depok
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta: Depkes RI : 2018. www.depkes.go.id/article/view/.Diaksespada14
Mei 2019. 2018.
Kemenkes. (2018). Hipertensi Membunuh Diam-Diam, Ketahui Tekanan Darah
Anda dalam http://www.depkes.go.id/article/view/1805160004/hipertensi-
membunuhdiam-diam-ketahui-tekanan darahanda.html. Diakses Pada
Tanggal 07 Februari 2019
Riskesdas.Laporan Hasil Utama RisetKesehatanDasar.www.depkes.go.i
d/resources/. Diaksespada30Maret 2019. 2018.
Priyono Nurjana Putri. (2018). Hubungankesembuhan dengan kepatuhan minum
obat pada penderita tuberkulosis paru di wilayah kerja puskesmas jambe
kabupaten tangerang. Skripsi. STIKes Widya Dhara Husada. Tangerang
Selatan.

Anda mungkin juga menyukai