ABSTRAK
Hipertensi adalah salah satu penyakit kronis penyebab kematian pada kasus
kardiovaskular di dunia maupun di Indonesia. Pengobatan hipertensi dilakukan dalam jangka
waktu panjang, sehingga seringkali pasien hipertensi memiliki masalah ketidakpatuhan dalam
pengobatannya. Peningkatan pengetahuan pasien akan mengarah pada kemajuan berpikir
tentang perilaku kesehatan yang lebih baik sehingga berpengaruh terhadap kepatuhan dalam
pengobatan dan terkontrolnya tekanan darah. Medication Therapy Management (MTM) adalah
salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan
pasien hipertensi secara individual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pelayanan berbasis Medication Therapy Management (MTM) terhadap pengetahuan dan
kepatuhan pasien hipertensi di Puskesmas Kota Yogyakarta. Metode yang digunakan adalah
quasi-experimental one group with pretest-posttest design. Instrumen penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner Hypertension Knowledge Level Scale (HK-LS)
untuk mengukur pengetahuan dan Morisky-Green Levine Medication Adherence Scale (MGLS)
untuk mengukur tingkat kepatuhan. Data dianalisis secara statistik menggunakan Two Related
Sample T-test untuk mengetahui perbedaan hasil sebelum dan sesudah pemberian intervensi.
Penelitian ini diikuti oleh 44 orang. Hasil intervensi dengan metode Medication Therapy
Management (MTM) oleh apoteker terbukti meningkatkan pengetahuan pasien mengenai
penyakit hipertensi dan pengobatannya secara bermakna (p=0,000) dan berperan signifikan
dalam meningkatkan kepatuhan pasien hipertensi (p=0,000).
ABSTRACT
Hypertension is a chronic disease that causes death in cardiovascular cases both in the
world and in Indonesia. Treatment of hypertension is long-term commitment. Because of this,
often hypertensive patients have a problem of non-compliance in the treatment. Improving
the patient's knowledge of hypertension will lead to better health behaviors that affect
adherence in treatment and control of blood pressure. Medication Therapy Management
(MTM) is one method that can be used to improve the knowledge and adherance of
hypertensive patients individually. This study aims to determine the effectiveness of
Medication Therapy Management (MTM) on the knowledge and adhernce of hypertension
patients in Yogyakarta City Health Center. The study was conducted by using quasi-
experimental one group design using pre-test-post test design. The research instrument used
in this study was the Hypertension Knowledge Level Scale (HK-LS) questionnaire to measure
knowledge and the Morisky-Green Levine Medication Adherence Scale (MGLS) to measure
adherance. Data were analyzed statistically using the Two Related Sample T-test to comparing
knowledge and adherance at the beginning and the end of intervention. The research was
attended by 44 people. The result of statistical analysis showed that Medication Therapy
Management (MTM) by a pharmacist significantly increased patient knowledge(p=0,000) and
improved patient adherance (p=0,000).
MF Vol 14 No 2, 2018 1
Analisis Faktor Klinik terhadap Kualitas Hidup Pasien Hemodialisis
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan pada bulan Jarak rumah ke puskesmas rata-rata
Maret hingga April 2020 di Puskesmas responden yaitu <1 km sebanyak 37 orang
Umbulharjo II dan Mergangsan Kota (84,1%). Mayoritas responden
Yogyakarta. Jumlah pasien hipertensi yang menggunakan 1 jenis obat antihipertensi.
dijadikan sampel sebanyak 44 sampel yang Obat antihipertensi yang diterima responden
diberikan perlakukan berupa Medication terbanyak adalah amlodipin yaitu 41 pasien
Therapy Mangement (MTM). Seluruh subjek (93,2%) dan sisanya menggunakan captopril
dapat mengikuti penelitian hingga akhir 3 pasien (6,8 %).
pengambilan data, yaitu 30 hari. Pada Penelitian ini untuk mengetahui
penelitian ini jumlah responden laki-laki pengaruh Medication Therapy Management
lebih sedikit dari pada perempuan. Jumlah (MTM) terhadap tingkat pengetahuan dan
responden perempuan sebanyak 28 orang kepatuhan pasien hipertensi. Metode ini
(63,6%). Secara teori, umumnya laki-laki diharapkan agar Apoteker mampu
lebih banyak menderita hipertensi daripada meningkatkan tingkat pengetahuan pasien
perumpuan. Laki-laki sering mengalami tersebut sehingga muncul kesadaran untuk
tanda-tanda hipertensi pada usia akhir 30- menjadi patuh dalam pengobatan. Hasil
an. Akan tetapi setelah perempuan pengukuran dengan kuesioner pengetahuan
memasuki masa menopause, prevalensi dapat diketahui gambaran tingkat
hipertensi akan meningkat dan resiko untuk pengetahuan responden dan peningkatan
menderita hipertensi lebih tinggi. Hal ini pengaruh dari pemberian metode Medication
disebabkan karena produksi hormon Therapy Management (MTM) yang
estrogen menurun saat menopause, sehingga ditunjukkan dalam tabel I.
tekanan darah dapat meningkat. Prevalensi Berdasarkan tabel I, dapat dilihat
responden mempunyai usia <45 tahun peningkatan jumlah pasien yang masuk
sebanyak 4 orang (9,1%), 45-54 tahun kategori pengetahuan tinggi berdasarkan
sebanyak 1o orang (22,7 %), 55- 64 tahun skor HK-LS setelah mendapatkan pelayanan
sebanyak 18 orang (40,9%), 65-74 tahun 9 berbasis MTM yaitu dari 36,4 menjadi 95,4
orang (20,4%) dan usia > 75 tahun 3 orang %. Jumlah pasien yang berada pada kategori
(6,8%). Pada umumnya, hipertensi ditemui sedang turun dari 56,8 % menjadi 4,5%.
pada pasien berusia lanjut. Semakin Jumlah pasien yang berada pada kategori
bertambahnya usia seseorang, maka resiko rendah turun dari 6,8% menjadi 7,9%.
terjadinya hipertensi akan semakin Berdasarkan nilai signifikansinya p=0,000
meningkat (Dipiro, 2017). Pendidikan (p<0,05), atau ada perbedaan bermakna
terakhir terbanyak adalah SMA yaitu 26 antara hasil penilaian kepatuhan pasien
orang (59,1 %). Pekerjaan pasien terbanyak sebelum dan setelah perlakuan/
yaitu wiraswasta 13 orang (29,5 %). Jenis mendapatkan pelayanan berbasis Medication
pekerjaan berkaitan dengan aktivitas fisik Therapy Management (MTM). Hasil posttest
dari seseorang. Individu yang tidak aktif menunjukkan hasil yang diharapkan yaitu
dalam melakukan suatu kegiatan akan seluruh subjek pengetahuannya mengalami
cenderung memiliki frekuensi denyut peningkatan dalam tingkat pengetahuan.
jantung yang lebih tinggi sehingga otot Sesuai dengan hasil yang diharapkan,
jantung harus bekerja lebih keras yang apoteker dapat memegang peranan penting
menyebabkan tekanan yang dibebankan dalam memberikan pelayanan berbasis MTM
pada arteri semakin besar sehingga dalam bentuk assessment, konseling dan
menyebabkan kenaikan tekanan darah (Sam edukasi untuk mendukung keberhasilan
et al., 2017). Lama pasien menderita pengobatan. Hasil ini sesuai dengan
hipertensi memiliki frekuensi terbanyak penelitian yang dilakukan oleh Sam dkk
yaitu 1-10 tahun sebanyak 26 pasien (2017) diperoleh hasil yaitu terdapat
(59,1%). Penyakit penyerta responden yaitu peningkatan pengetahuan dan kepatuhan
Diabetes melitus sebanyak 10 orang (22,7 %) pada pasien dengan penyakit hipertensi
dan Kolesterol atau hiperlipidemia yaitu 8 dengan menggunakan metode Medication
orang (18,2%). Responden rata rata dalam Therapy Management (MTM) yang dilakukan
status menikah sebanyak 43 orang (97,7%). oleh apoteker (Sam et al., 2017).
2 MF Vol 14 No 2, 2018
Majalah Farmaseutik Vol. No.
Tabel I. Pengaruh MTM terhadap Tingkat Pengetahuan Pasien Hipertensi
Uji Tingkat Pengetahuan Nilai p
Kategori tingkat pengetahuan Pretest Posttest
n % n %
Tinggi 16 36,4 42 95,4
Sedang 25 56,8 2 4,5 0,000*
Rendah 3 6,8 0 0
Keterangan: *p = taraf kepercayaan 5% (p <0,05); menggunakan Uji Wilcoxon
Tabel II. Pengaruh Tingkat Pendidikan MTM terhadap Tingkat Pengetahuan Pasien Hipertensi
Uji Tingkat Pengetahuan
Tingkat
Pendidikan Pretest Posttest Nilai p
Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah
n % n % n % n % n % n %
SD 0 0 5 11,4 1 2,3 5 11,4 1 2,3 0 0
SMP 0 0 2 4,5 0 0 2 4,5 0 0 0 0 0,547*
SMA 7 15,9 18 40,9 2 4,5 26 59,1 1 2,3 0 0
UNIVERSITAS 9 20,5 0 0 0 0 9 20,4 0 0 0 0
Keterangan: * p = taraf kepercayaan 5% (p <0,05); menggunakan Uji Kruskal Wallis
MF Vol 14 No 2, 2018 1
Analisis Faktor Klinik terhadap Kualitas Hidup Pasien Hemodialisis
Tabel III. Pengaruh MTM terhadap Tingkat Kepatuhan Pasien Hipertensi
Uji Tingkat Kepatuhan Nilai p
Kategori tingkat kepatuhan Pretest Posttest
n % n %
Tinggi 18 40,9 38 86,4 0,000*
Sedang 12 27,3 4 9,1
Rendah 14 31,8 2 4,5
Keterangan: p = taraf kepercayaan 5% (p <0,05); * menggunakan Uji Wilcoxon
Berdasarkan data pada tabel III, rendah dibanding perempuan. Hal ini
didapatkan peningkatan jumlah pasien yang dikarenakan laki-laki memiliki aktivitas yang
masuk kategori kepatuhan tinggi lebih banyak sehingga tingkat kesibukannya
berdasarkan skor MGLS setelah lebih tinggi dan lebih berpeluang untuk
mendapatkan pelayanan berbasis MTM, melupakan waktu minum obatnya (Ambaw
semula 40,9% menjadi 86,4%, jumlah pasien et al., 2012). Lama pengobatan dan penyakit
yang berada pada kategori kepatuhan sedang penyerta dapat mempengaruhi kepatuhan
turun dari 27,3% menjadi 9,1 % serta jumlah pasien. Semakin lama seorang pasien
pasien yang berada pada kategori rendah menjalani pengobatannya dan semakin
turun dari 31,8% menjadi 4,5%. Berdasarkan banyak obat yang dikonsumsi maka semakin
nilai signifikansinya p=0,000 (p<0,05) yang kecil pasien tersebut untuk patuh terhadap
artinya ada perbedaan bermakna antara pengobatannya (Jankowska-Polańska et al.,
hasil penilaian kepatuhan pasien sebelum 2016). Jika dibandingkan antara kepatuhan
dan setelah perlakuan/ pelayanan berbasis pengobatan pasien dengan karakteristik
MTM menurut skor MGLS pretest dan jenis kelamin, lama menderita dan
posttest. Dapat disimpulkan dari data komplikasi hasilnya dapat dilihat pada Tabel
tersebut bahwa apoteker memiliki peran IV.
yang bermakna dalam meningkatkan Berdasarkan data dari tabel IV, dapat
kepatuhan pasien dalam pengobatan. Hal ini dilihat untuk data pretest bahwa ada
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh perbedaan nilai test antara laki-laki dan
Sam dkk (2017) diperoleh hasil yaitu perempuan dimana pada laki-laki kategori
terdapat peningkatan kepatuhan pada pasien terbanyak yaitu pasien dengan kepatuhan
dengan penyakit kronis dengan rendah yaitu 8 orang pasien (18,2%) dan jika
menggunakan metode Medication Therapy dibandingkan dengan pasien perumpuan
Management (MTM) (Sam dkk., 201). kategori terbanyak kepatuhan tinggi yaitu 13
Penelitian lain yang dilakukan oleh Saranrat orang (29,5%). Perbedaan pada karakteristik
Wittayanukorn dkk (2013) tentang ini dapat memberikan pengaruh terhadap
penerapan Medication Therapy Management hasil namun diharapkan masih dapat
(MTM) pada penyakit kardiovaskular dan menggambarkan hubungan antar variabel
diperoleh hasil yaitu terdapat signifikansi setelah adanya pelayanan berbasis MTM.
secara klinis dengan meningkatnya jumlah Berdasarkan hasil setelah diberikan
pasien yang mencapai tujuan pengobatan, intervensi MTM, baik laki-laki dan
tercapainya kepatuhan sehingga tekanan perumpuan terdapat peningkatan kategori
darah pasien hipertensi dapat terkontrol kepatuhan menjadi tinggi. yaitu laki-laki
dan turunnya angka indeks Body Mass Index semula 5 orang (11,4 %) menjadi 13 orang
(BMI) (Wittayanukorn et al., 2013). (41,3%), penurunan kategori sedang yaitu
Kepatuhan pengobatan sangat laki-laki semula 3 orang (6,8 %) menjadi 1
mungkin dipengaruhi oleh beberapa hal orang (2,3%), serta penurunan kategori
diantaranya yaitu jenis kelamin, lama rendah yaitu laki-laki semula 8 orang (18,2
menderita dan keberadaan penyakit %) menjadi 2 orang (4,5%). Hal ini dapat
penyerta/komorbid. Penelitian terkait dibuktikan berdasakan hasil uji statistik
hubungan antara jenis kelamin dan tingkat menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,425
kepatuhan pasien menunjukkan bahwa laki- (p>0,05) yang berarti bahwa tidak terdapat
laki memiliki tingkat kepatuhan yang lebih pengaruh jenis kelamin terhadap tingkat
2 MF Vol 14 No 2, 2018
Majalah Farmaseutik Vol. No.
Tabel IV. Pengaruh jenis kelamin, usia, lama terapi dan penyakit penyerta MTM terhadap
Tingkat Kepatuhan Pasien Hipertensi
Uji Tingkat Kepatuhan
KESIMPULAN
Metode Medication Therapy Management UCAPAN TERIMA KASIH
(MTM) berpengaruh secara bermakna Penulis mengucapkan terimakasih kepada
terhadap peningkatan pengetahuan pembimbing utama dan pendamping serta
mengenai penyakit hipertensi (p=0,000) dan berbagai pihak yang telah membantu
berperan signifikan dalam meningkatkan jalannya penelitian ini yaitu responden
kepatuhan pasien hipertensi (p=0,000). penelitian dan Puskesmas Umbulharjo II
Peningkatan pengetahuan pasien hipertensi dan Puskesmas Mergangsan.
dapat meningkatkan kepatuhan pasien
dalam minum obat.
MF Vol 14 No 2, 2018 1
Analisis Faktor Klinik terhadap Kualitas Hidup Pasien Hemodialisis
DAFTAR PUSTAKA
Akoko, B.M., Fon, P.N., Ngu, R.C., Ngu, K.B., https://doi.org/10.2147/PPA.S1172
2017. Knowledge of Hypertension 69
and Compliance with Therapy Kemenkes, 2013. Riset kesehatan dasar
Among Hypertensive Patients in the Republik Indonesia. Kementerian
Bamenda Health District of Kesehatan Republik Indonesia.
Cameroon: A Cross-sectional Study. Lee, G.K.Y., Wang, H.H.X., Liu, K.Q.L., Cheung,
Cardiol Ther 6, 53–67. Y., Morisky, D.E., Wong, M.C.S., 2013.
https://doi.org/10.1007/s40119- Determinants of Medication
016-0079-x Adherence to Antihypertensive
Ambaw, A.D., Alemie, G.A., W/Yohannes, S.M., Medications among a Chinese
Mengesha, Z.B., 2012. Adherence to Population Using Morisky
antihypertensive treatment and Medication Adherence Scale. PLoS
associated factors among patients on ONE 8, e62775.
follow up at University of Gondar https://doi.org/10.1371/journal.po
Hospital, Northwest Ethiopia. BMC ne.0062775
Public Health 12, 282. Notoatmodjo, S, 2010. Metodologi Penelitian
https://doi.org/10.1186/1471- Kesehatan. PT Rineka Cipta., Jakarta.
2458-12-282 Pinto, E., 2007. Blood Pressure and Ageing.
Baliz Erkoc, S., Isikli, B., Metintas, S., Ribeiro, C.D., Resqueti, V.R., Lima, I., Dias,
Kalyoncu, C., 2012. Hypertension F.A.L., Glynn, L., Fregonezi, G.A.F.,
Knowledge-Level Scale (HK-LS): A 2015. Educational interventions for
Study on Development, Validity and improving control of blood pressure
Reliability. IJERPH 9, 1018–1029. in patients with hypertension: a
https://doi.org/10.3390/ijerph9031 systematic review protocol. BMJ
018 Open 5, e006583–e006583.
Beyhaghi, H., Reeve, B.B., Rodgers, J.E., https://doi.org/10.1136/bmjopen-
Stearns, S.C., 2016. Psychometric 2014-006583
Properties of the Four-Item Morisky Sam, G.K., Thomas, J., Alexander, R.,
Green Levine Medication Adherence Varughese, S.A., 2017. ASSESSMENT
Scale among Atherosclerosis Risk in & EVALUATION ON THE
Communities Study (ARIC) KNOWLEDGE, ATTITUDE &
Participants. Value Health 19, 996– PRACTICE TOWARDS MEDICATION
1001. THERAPY MANAGEMENT AMONG
https://doi.org/10.1016/j.jval.2016. COMMUNITY OF DAVANGERE CITY.
07.001 Asian J Pharm Clin Res 10, 380.
Dipiro, 2017. Pharmacotherapy A https://doi.org/10.22159/ajpcr.201
Pathophysiologic Approarch 10 Th 7.v10i4.16889
Edition. Mc.Graw Hill. WHO, 2003. Adherence to Long-Term
Hadi, N., Rostamigooran, N., 2004. Therapies - Evidence for Action.
Determinant factors of medication Wittayanukorn, S., Westrick, S.C., Hansen,
compliance in hypertensive patients R.A., Billor, N., Braxton-Lloyd, K., Fox,
of Shiraz, Iran. Arch Iranian Med 7. B.I., Garza, K.B., 2013. Evaluation of
Jankowska-Polańska, B., Uchmanowicz, I., Medication Therapy Management
Dudek, K., Mazur, G., 2016. Services for Patients with
Relationship between Cardiovascular Disease in a Self-
patients’ knowledge and Insured Employer Health Plan. JMCP
medication adherence among 19, 385–395.
patients with hypertension. PPA https://doi.org/10.18553/jmcp.201
Volume 10, 2437–2447. 3.19.5.385
2 MF Vol 14 No 2, 2018