Anda di halaman 1dari 5

Pengembangan Intervensi Kesehatan

dan Manajemen Pengobatan berbasis


Digital Terapeutik (PIONEER)
sebagai Upaya Peningkatan Kepatuhan Minum Obat
Studi Awal Pada Pasien Hipertensi
Permana Juliansyah, S.Farm, Apt.

Pendahuluan
Hipertensi merupakan salah satu penyakit kronis yang banyak diderita
dan merupakan satu dari banyak masalah kesehatan baik di Indonesia
maupun di dunia. World Health Organization (WHO) memperkirakan
pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar orang yang terkena hipertensi di
dunia, dan diperkirakan setiap tahunnya 9,4 juta orang meninggal
akibat hipertensi dan komplikasinya. Tren hipertensi di Indonesia terus
Fakta Hipertensi

mengalami peningkatan.Prevalensi hipertensi pada usia 18 tahun ke


atas di Indonesia pada tahun 2018 mencapai 34.1% yang berarti 1 dari
3 penduduk menderita hipertensi. Dari prevalensi tersebut diketahui
bahwa hanya sebesar 8,8% terdiagnosis hipertensi dan sepertiganya
01
tidak rutin minum obat.

Penyakit hipertensi yang tidak terkontrol akan menambah beban


kesehatan bagi negara. Untuk mencapai target terapi hipertensi yang
terkontrol dibutuhkan optimalisasi terapi obat dan pencegahan
masalah terkait obat yang tentunya dapat meningkatkan kualitas
hidup pasien dan menurunkan beban pengeluaran biaya kesehatan.
Apoteker memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan
penatalaksanaan hipertensi melalui manajemen pengobatan
komprehensif meliputi pendampingan minum obat, konseling,
monitoring efek sampaing, evaluasi penggunaan obat dan bekerja
Peran Apoteker

sama dengan pasien dalam penatalaksanaan hipertensi sehari-


hari.Apoteker dapat menjadi perantara antara pasien dan dokter
dalam hal terapi farmakologi maupun terapi non farmakologi, juga
02 membantu pasien memodifikasi pola hidup sehatagar kepatuhan
minum obat meningkat dan efektivitas terapi optimal.

Untuk menyederhanakan dan mempermudah akses layanan kesehatan


bagi masyarakat umum tanpa mengurangi kualitas dan efisiensi
layanan kesehatan, termasuk dalam penatalaksanaan hipertensi perlu
dikembangkan intervensi hipertensi berbasis digitalisasi dengan
Transformasi

memanfaatkankemajuan di bidangilmu pengetahuan dan teknologi. Hal


ini sejalan dengan Cetak Biru Strategi Transformasi Digital Kesehatan
2024 Kementerian Kesehatan RI yang memetakan jalur-jalur digitalisasi 03
layanan perawatan kesehatan di Indonesia
Dalam Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-
PK) di Kab. Pangkajene dan Kepulauan, indikator penderita hipertensi
melakukan pengobatan secara teratur memiliki nilai terendah yaitu
Pendeota Hipertensi

41,39%. Jumlah sasaran masyarakat yang harus dilayani sesuai


standar pelayanan minimal (SPM) penderita hipertensi pada tahun
2021-2022 di wilayah kerja Puskesmas Bonto Perak sebanyak 3.844
jiwa. Berdasarkan data yang diperoleh dari Laporan Pengendalian
Program Layanan Penyakit Kronis (PROLANIS) BPJS Puskesmas
Bonto Perak, masih dibawah 5 % jumlah pasien hipertensi yang masuk
kategori terkendali atau terkontrol.
04
Pasien hipertensi yang tidak terkontrol memiliki risiko lebih tinggi
Inovasi Farmasi

terhadap masalah terkait obat, komplikasi penyakit yang menambah


beban kesehatan, hingga kematian, sehingga kami melaksanakan
kegiatan inovasi Pengembangan Intervensi Kesehatan dan Manajemen
05 Pengobatan berbasis Digital Terapeutik (PIONEER) sebagai Upaya
Peningkatan Kepatuhan Minum Obat Studi Awal pada Pasien Hipertensi

Tujuan Inovasi
Secara umum, inovasi pelayanan kefarmasian PIONEER bertujuan untuk
meningkatkan capaian standar pelayanan minimal untuk penderita hipertensi sesuai
standar kualitas dan kegiatan intervensi PIS-PK.
Inovasi PIONEER secara khusus bertujuan untuk
1. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang
pengendalian tekanan darah dan cara penggunaan obat
hipertensi yang benar
2. Meningkatkan kepatuhan minum obat hipertensi pada
pasien dengan tingkat kepatuhan rendah
3. Meningkatkan pengendalian tekanan darah pada pasien
hipertensi peserta program penyakit kronis
4. Mencegah komplikasi penyakit hipertensi yang berpotensi
dialami pasien hipertensi tidak terkendali

Metode dan Desain


Digital terapeutik merupakan serangkaian intervensi terapeutik berbasis bukti yang
diakses melalui perangkat lunak untuk mencegah, mengelola, atau mengobati gangguan
atau penyakit medis. Dalam inovasi PIONEER pembuatan modul intervensi dan
manajemen pengobatan disusun dalam bentuk pesan teks, gambar, video, audio, atau
kombinasi diantaranya. Distribusi informasi kepada pasien pada tahap awal
memanfaatkan aplikasi Whatsapp untuk mempermudah proses komunikasi sehingga
layanan bisa langsung dilakukan dan dievaluasi. Modul yang telah dievaluasi kemudian
dapat diterapkan dalam bentuk aplikasi mobile. Pasien yang masuk dalam kategori
prioritas diberikan layanan inovasi PIONEER adalah psien hipertensi yang dalam tiga
bulan terakhir memiliki nilai tekanan darah yang tidak terkendali dan bersedia menerima
pesan komunikasi harian melalui media Whatsapp atau SMS.
Kegiatan Inovasi PIONEER terbagi menjadi 3 (tiga) tahapan utama, yaitu inisiasi, adaptasi,
modifikasi. Pengukuran ketidakpatuhan dilakukan melalui metode Medication Adherence
Report Scale (MARS) Kuesioner yang digunakan dalam kegiatan inovasi PIONEER yaitu
kuesioner MARS-5 yang telah diterjemahkan bahasa Indonesia dan dilakukan uji validitas
dan uji reliabilitas. Metode evaluasi yang digunakan dalam menilai keberhasilan inovasi
PIONEER merupakan metode eksperimental dengan desain studi Quasi Experimental,
Nonequivalent Control Group Pretest Post Test Design. Dipilih desain studi tersebut karena
pada penelitian ini dilakukan dua kali pengambilan data melalui kuesioner yaitu data pretest
dan post test pada saat sebelum dan sesudah diberikan intervensi.

Tahap Inisiasi
Pada tahap ini dilakukan beberapa kegiatan dalam rangka merancang
dan menyusun modul digital intervesi kesehatan dan manajemen
pengobatan komprehensif, meliputi
Advokasi secara internal kepada Kepala Puskemas, Dokter Umum,
dan Pengelola Program Penyakit Kronis
Pembentukan tim melalui Surat Keputusan Kepala Puskesmas
Sosialisasi kepada lintas program dan lintas sektor
Pengumpulan data pasien dan pemetaan masalah
Penyusunan modul intervensi kesehatan dan manajemen
pegobatan
Tahap Adaptasi
Pada tahap ini dilakukan beberapa kegiatan yang berkaitan langsung
dengan pasien hipertensi, yaitu
Konseling penggunaan obat dan penilaian kepatuhan pada pasien
hipertensi tanpa komorbid
Pemberian layanan inovasi selama 30 hari untuk bets 1 sekaligus
penelitian dampak layanan terhadap pasien hipertensi tanpa
komorbid
Evaluasi kepatuhan pada pasien yang telah menerima konseling
apoteker disertai layanan inovasi dibandingkan dengan pasien
yang hanya mendapat konseling apoteker
Konseling penggunaan obat dan penilaian kepatuhan pada pasien
hipertensi tanpa/dengan komorbid dengan nilai tekanan darah
tidak terkendali selama tiga bulan berturut2
Pemberian layanan inovasi 30 hari untuk bets 2 terhadap pasien
hipertensi tanpa/dengan komorbid dengan nilai tekanan darah
tidak terkendali selama tiga bulan berturut2
Evaluasi kepatuhan pada pasien yang telah menerima layanan
inovasi
Tahap Modifikasi
Pada tahap ini modul digital dikembangkan untuk 90 hari untuk
pasien hipertensi tanpa/dengan komorbid dan disusun agar dapat
diterapkan pada aplikasi mobile android/iOS
Hasil dan Pembahasan
Dalam layanan bets 1 ini, memiliki tujuan utama untuk melihat perubahan
kepatuhan pasien hipertensi tanpa komorbid pada dua kelompok yang
berbeda yaitu kelompok konseling apoteker + PIONEER dan kelompok
konseling apoteker.
Berdasarkan data yang didapat pada setiap akhir sesi layanan, didapat hasil
pada kelompok konseling+layanan PIONEER terdapat perubahan yaitu
penurunan tingkat kepatuhan rendah dari 83% menjadi 53% dan peningkatan
tingkat kepatuhan tinggi dari 17% menjadi 47%. Pada kelompok konseling
saja tidak terdapat perubahan pada tingkat kepatuhan rendah dan tinggi
sehingga hasil bersifat stagnan dengan jumlah persentase pada tingkat
kepatuhan rendah sebesar 68,2% dan tingkat kepatuhan tinggi sebesar 31,8%.
Hal tersebut dapat disebabkan karena kelompok intervensi selain diberikan
konseling apoteker diberikan pula layanan PIONEER yang berisi pesan
pengingat minum obat, motivasi gaya hidup sehat, dan informasi kesehatan
terkait hipertenis melalui Whatsapp sehingga cenderung memiliki tingkat
kepatuhan yang lebih tinggi dari kelompok tanpa intervensi layanan PIONEER.
Sebanyak 9 orang meningkat
kepatuhan minum obat menjadi
tingkat tinggi setelah diberikan
intervensi Konseling Apoteker +
PIONEER
Intervensi PIONEER mampu
memberikan peningkatan
kepatuhan yang ditandai dengan
adanya peningkatan pada pasien
yang diberikan Konseling Apoteker
+ PIONEER sebesar 30%
Nilai korelasi r 0,372 (p<0,05)
Spearman’s Correlation
Layanan PIONEER dilanjutkan untuk bets 2, yaitu diberikan kepada pasien
hipertensi tanpa/dengan komorbid yang memiliki nilai tekanan darah tidak
terkendali selama 3 bulan berturut-turut. Layanan diberikan selama 30 hari
melalui Whatsapp. Hasilnya 6 pasien bisa mempertahankan kepatuhan
tingkat tinggi dan 22 pasien meningkat kepatuhannya dari rendah ke
tinggi.Secara sederhana tingkat keberhasilan layanan PIONEER sebesar 67%.

67%
berhasil
Implementasi PIONEER dalam aplikasi mobile berhasil dilakukan dengan dirilisnya aplikasi
berbasis android yaitu Pangkep Sehat powered by PIONEER di playstore sejak 15 April 2023.
Pangkep Sehat terdiri dari 3 (tiga) fitur unggulan yang merupakan pengembangan dari layanan
PIONEER, yaitu (1) CHAT dengan apoteker untuk tanya jawab penggunaan obat, herbal, vitamin; (2)
MANAJEMEN PENGOBATAN berisikan program hidup lebih sehat yang memuat KIE terkait penyakit
dan pengobatan hipertensi serta rekomendasi pengendalian tekanan darah berupa artikel untuk
dibaca, video untuk ditonton, tips melakukan pola hidup sehat; (3) CEK kepatuhan minum obat
melalui kuisioner MARS-5. Fitur tambahan lainnya, meliputi pencatatan data kesehatan, notifikasi,
berita kesehatan, cek kesehatan (kualitas hidup, tingkat kecemasan), survei kepuasan layanan, dan
tombol panggilan untuk kondisi darurat

Gambar Tampilan Aplikasi Mobile Pangkep Sehat powered by PIONEER

Kesimpulan dan Saran


Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang menjadi program prioritas
nasional. Apoteker dapat berperan secara aktif dalam penatalaksanaan terapi
hipertensi melalui pelayanan asuhan kefarmasian dengan melakukan assesmen,
menyusun rencana pengobatan, implementasi, monitoring serta diikuti dengan
mengembangkan pelayanan digital untuk memudahkan dan memperluas
jangkauan pelayanan.
Layanan PIONEER melalui aplikasi Whatsapp selama 30 hari untuk mengingatkan
minum obat dan memberi saran pola hidup sehat cukup efektif meningkatkan
kepatuhan minum obat pasien hipertensi tanpa/dengan komorbid.
Implementasi PIONEER dalam aplilkasi mobile dan dapat diakses gratis untuk
membantu mencegah dan mengendalikan penyakit hipertensi
Selanjutnya perlu dilakukan evaluasi melalui metode ilmiah terhadap penggunaan
aplikasi Pangkep Sehat powered by PIONEER terhadap dampaknya pada kepatuhan
minum obat, kualitas hidup pasien, serta perbaikan nilai tekanan darah.
Untuk meningkatkan aksesibilitas dan pengembangan yang lebih komprehensif
layanan dapat diikutsertakan dalam regulatory sandbox yang digagas Kementrian
Kesehatan sehingga dapat terintegrasi dalam aplikasi kesehatan lain (Satu Sehat,
Telemedisin, Telefarmasi).
REFERENSI
Alfian R, 2017, Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Medication Adherence Report Scale (MARS) Terhadap Pasien Diabetes Melitus, Jurnal Ilmiah Ibnu Sina 2(2): 176-183.
Kementerian Kesehatan, 2019, Pedoman Pelayanan Kefarmasian Pada Pasien Hipertensi, Kemenkes RI, Jakarta.
DiMatteo MR, 2000, Depression is a risk factor for non compliance with medical treatment: meta-analysis of the effects of anxiety and depression on patient adherence, Arch
Intern Med 160(14): 2101–7.
DiPiro J, Yee G, Posey M, 2020, Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, McGraw Hill, United States.
Morisky DE, 2008, Predictive validity of a medication adherence measure in an outpatient setting, Journal of Clinical Hypertension 10( 5): 348–354.
Rahmayanti Y, 2018, Hubungan Lama Menderita Hipertensi dengan Penurunan Fungsi Kognitif pada Lansia, Jurnal Aceh Medika 2(2): 241-246.

Anda mungkin juga menyukai