Anda di halaman 1dari 35

FACULTY PHARMACY

FARMAKOTERAPI
III
"The Pharmacists Patient Care
Process of Hypertention"
kelompok VI
Kelas
Dosen: apt. Asniar B S.Si., M.Si.
Pascayantri,
NAME OF THE PHARMACY

NAMA-NAMA KELOMPOK

01 02 03
Sitti Rita Jaya
Yuliana Putri Mulya
Musriati O1A118093
O1A118091 O1A118096

04 05
Nur Laili Wirda
Anjuni Elviramadani
Isnaini O1A118113
O1A118102
NAME OF THE PHARMACY

01
PENDAHULUAN
NAME OF THE PHARMACY

LATAR BELAKANG
Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit
kardiovaskular. Diperkirakan telah menyebabkan 4.5% dari
beban penyakit secara global dan prevelensinya hampir
sama besar di negara berkembang maupun di negara maju.
Hipertensi merupakan salah satu factor risiko utama
gangguan jantung.

Menggunakan Proses Perawatan Pasien Apoteker untuk


Mengelola Tekanan Darah Tinggi: Panduan Sumber Daya
untuk Apoteker, sebagai ajakan bertindak untuk menggunakan
Proses Perawatan Pasien Apoteker sebagai cara untuk
mencegah dan mengelola tekanan darah tinggi melalui
perawatan berbasis tim, dengan tujuan mengurangi penyakit
jantung dan stroke.
DEFINISI HIPERTENSI
Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko gangguan jantung,
selain dapat menyebabkan gagal ginjal dan penyakit serebrovaskuler.
Hipertensi termasuk dalam penyakit berbiaya tinggi karena tingginya
angka kunjungan ke dokter, perawatan di rumah sakit dan
penggunaan obat jangka panjang.

Gejala-gejala akibat hipertensi seperti


pusing, gangguan penglihatan dan sakit kepala
seringkali terjadi saat tekanan darah sudah
mencapai angka tertentu yang bermakna.
NAME OF THE PHARMACY

Secara farmakologi hipertensi


dapat dikendalikan dengan obat-obatan
yang terdiri dari diuretik, penyekat beta,
penghambat enzim konversi angiotensin
(ACE inhibitors), penghambat reseptor
Hipertensi dapat angiotensin dan antagonis kalsium.
dikendalikan
baik
secara
farmakologi atau
Secara non farmakologi hipertensi
dengan non
dapat dikendalikan melalui perubahan
farmakologi.
gaya hidup. Perubahan gaya hidup yang
dilakukan.
NAME OF THE PHARMACY

02
PHARMACISTS PATIENT
CARE PROCESS (PPCP)
NAME OF THE PHARMACY

PHARMACISTS
PATIENT CARE
PROCESS
(PPCP)
PHARMACISTS PATIENT CARE PROCESS (PPCP)

Proses perawatan pasien Apoteker (PPPA) merupakan


proses mempromosikan pendekatan yang konsisten
untuk pemberian perawatan pasien dalam pengaturan
praktik farmasi apapun.
PHARMACISTS PATIENT CARE PROCESS (PPCP)
Berbagai strategi sedang digunakan untuk
mendukung dan mempromosikan penggunaan
Proses Perawatan Pasien Apoteker. Misalnya
telah dimasukkan kedalam Dewan Akreditasi
Farmasi 2016 Pendidikan (ACPE) Standar
akreditasi dan elemen kunci program profesi
kefarmasian Menuju Doktor Farmasi.

Proses perawatan pasien apoteker juga


dimasukkan ke dalam: NS Standar akreditasi
ASHP untuk pascasarjana tahun pertama
(PGY1) program residen farmasi dan NS Standar
akreditasi ASHP untuk pascasarjana tahun
kedua (PGY2) program residen farmasi.
Proses Perawatan Pasien Apoteker
Mengumpulkan : Apoteker menjamin
pengumpulan informasi subjektif dan objektif yang
diperlukan tentang pasien untuk memahami
Riwayat medis atau pengobatan yang relavan dan
status klinik pasien.

Menilai : Apoteker menilai informasi yang


dikumpulkan dan menganalisis efek klinis terapi
pasien dalam konteks tujuan Kesehatan pasien
secara keseluruhan untuk mengidentifikasi dan
memprioritaskan masalah dan mencapai
perawatan yang optimal.

Rencana : Apoteker mengembangkan rencana


perawatan individu yang berpusat pada pasien,
bekerja sama dengan professional perawatan
Kesehatan lainnya dan pasien atau pengasuh yang
berbasis bukti dan hemat biaya.
NAME OF THE PHARMACY

LANJUTAN….
Melaksanakan : Apoteker mengimplementasikan
rencana perwatan bekerjasama dengan
professional perawatan Kesehatan lainnya dan
pasien atau pengasuh.

Tindak lanjut : Pantau dan Evaluasi : Apoteker


memantau dan mengevaluasi keefektifan rencana
keperawatan dan memodifikasi rencana tersebut
bekerjasama dengan professional perawatan
Kesehatan lainnya dan pasien atau pengasuh
sesuai kebutuhan.
NAME OF THE PHARMACY

03 PHARMACISTS PATIENT
CARE PROCESS (PPCP)
OF HYPERTENTION
Proses Perawatan Pasien Apoteker Untuk Mengelola
Tekanan Darah Tinggi
Tujuan utama : untuk menyelaraskan Adopsi perspektif
upaya Apoteker dengan inisiatif nasional Kesehatan masyarakat
saat ini yang dirancang untuk
meningkatkan Kesehatan kardiovaskular
Penggunaan Teknologi
dengan mengendalikan tekanan darah Faktor
Informasi Kesehatan
diantara populasi orang dewasa. Keberhasilan
untuk meningkatkan
PPPA :
manajemen pengobatan
Proses perawatan pasien apoteker
direkomendasikan sebagai strategi untuk Keberlanjutan layanan
mencapai tujuan ini bekerjasama dengan farmasi kardiovaskular
dokter dan professional perawatan
Kesehatan lainnya melalui perawatan
berbasis tim.
Tekanan Darah Tinggi

Pentingnya Mengukur Tekanan Darah Secara Pengukuran tekanan darah yang tidak akurat
Akurat memiliki implikasi Kesehatan masyarakat yang
Kontrol tekanan darah dimulai dengan signifikan karena kesalahan kecil dapat
pengukuran yang akurat yang mengarah ke mengakibatkan kesalahan diagnosis pada
diagnosis yang benar, pengobatan yang efektif, jutaan orang.
rutin pemantauan, dan kepatuhan minum obat.
Selama lebih dari satu abad, tensimeter air raksa
adalah standar emas untuk mengukur tekanan
darah.
Kombinasi teknologi baru (yaitu, peralatan
elektronik atau digital) dan kepedulian terhadap
lingkungan telah menyebabkan penggantian
perangkat ini.
Lanjutan…
 Pastikan manset pas
 Pastikan pasien diam
 Pastikan pasien duduk dengan benar
 Ambil beberapa bacaan
Cara Meningkatkan
 Ukur pada waktu yang sama setiap hari
Keakuratan Alat Pemantau  Catat semua hasil dengan akurat
Tekanan Darah Sendiri  Pahami bacaannya
 Konsultasikan dengan penyedia perawatan
primer pasien
 Tonton video cara mengukur tekanan darah
Kasus I
Seorang pasien wanita berusia 72 tahun datang ke poliklinik interna untuk
memeriksakan keadaanya. Pasien memiliki riwayat hipertensi tidak terkontrol dan
mendapatkan terapi tablet doxazosin 2mg/hari dan amlodipin 5mg/hari. Pasien
mengeluh tak ada perubahan terhadap tekanan darahnya dan masih mengalami
peningkatan, kemudian pasien mendapatkan tambahan terapi diuretik tiazid namun
tetap tidak ada perubahan terhadap tekanan darahnya. Pasien tidak pernah mengganti
terapi yang telah diberikan.
Riwayat penyakit keluarga : DM Tipe 2 (adik perempuan) dan hipertensi
Riwayat sosial : perokok berat (10-20 batang/hari) selama 35 tahun), sampai 1 tahun
yang lalu, hiperkolesterolemia
Riwayat pengobatan :
- insulin kerja cepat 3x/hari dan
- insulin kerja lama 1x/hari
- atorvastatin 10 mg/24jam
Lanjutan…..
Pemeriksaan Fisik Dan Hemoglobin
BB : 78 kg; TB : 166 cm; BMI : 28.3 kg/m2
GDP : 134 mg/dL (normal < 100 mg/dL)
HbA1c : 7.1% (normal <6%)
Koloesterol total : 187 mg/dL (normal <200 mg/dL)Diagnosis
HDL-C : 39 mg/dL (normal >40mg/dL) Hipertensi arteri tidak terkontrol
LDL-C : 119 mg/dL (normal <120mg/dL) CKD stage 3
TG : 144 mg/dL (normal <200mg/dL) DM tipe 2
Natrium : 142 mEq/L (normal 135 – 145 mEq/L) Faktor resiko kardiovaskular (perokok berat,
Kalium 3.31 mEq/L (normal 3.5 -5 mEq/L) hiperkolesterolemia)
Asam urat : 6.1 mg/dL (2 -7 mg/dL)
kreatinin : 1.21 mg/dL (0.6 – 1.2mg/dL)
CrCl : 43 mL/menit (>80 mL/menit)
Fungsi hati : normal
Fungsi tiroid : normal
TD : 170/96 mmHg
Lanjutan…..
Pemeriksaan Fisik Dan Hemoglobin
BB : 78 kg; TB : 166 cm; BMI : 28.3 kg/m2
GDP : 134 mg/dL (normal < 100 mg/dL)
HbA1c : 7.1% (normal <6%)
Koloesterol total : 187 mg/dL (normal <200 mg/dL)Diagnosis
HDL-C : 39 mg/dL (normal >40mg/dL) Hipertensi arteri tidak terkontrol
LDL-C : 119 mg/dL (normal <120mg/dL) CKD stage 3
TG : 144 mg/dL (normal <200mg/dL) DM tipe 2
Natrium : 142 mEq/L (normal 135 – 145 mEq/L) Faktor resiko kardiovaskular (perokok berat,
Kalium 3.31 mEq/L (normal 3.5 -5 mEq/L) hiperkolesterolemia)
Asam urat : 6.1 mg/dL (2 -7 mg/dL)
kreatinin : 1.21 mg/dL (0.6 – 1.2mg/dL)
CrCl : 43 mL/menit (>80 mL/menit)
Fungsi hati : normal
Fungsi tiroid : normal
TD : 170/96 mmHg
NAME OF THE PHARMACY

Subjective, Objective, Assessment, Plan


(SOAP)
A. SUBJEK

Biodata pasien
Jenis kelamin : Wanita
Usia : 72 Tahun
Riwayat Terdahulu
Pasien memiliki riwayat hipertensi tidak terkontrol. Perokok berat (10-
20 batang/hari) selama 35 tahun), sampai 1 tahun yang lalu dan
hiperkolesterolemia
Riwayat penyakit keluarga
DM Tipe 2 (adik perempuan) dan hipertensi
Riwayat sosial
Perokok berat (10-20 batang/hari) selama 35 tahun), sampai 1 tahun
yang lalu, hiperkolesterolemia
Riwayat pengobatan :
Dexazosin 2mg/hari
Amlodipin 5mg/hari
Diuretik tiazid
insulin kerja cepat 3x/hari
insulin kerja lama 1x/hari
atorvastatin 10 mg/24jam
NAME OF THE PHARMACY

Subjective, Objective, Assessment, Plan (SOAP)


B. OBJEK

Pemeriksaan Fisik Dan Hemodialisis


BB : 78 kg; TB : 166 cm; BMI : 28.3
kg/m2
GDP : 134 mg/dL (normal < 100 mg/dL)
HbA1c : 7.1% (normal <6%)
Diagnosis
Koloesterol total : 187 mg/dL (normal Hipertensi arteri tidak terkontrol
<200 mg/dL) CKD stage 3
HDL-C : 39 mg/dL (normal >40mg/dL)
LDL-C : 119 mg/dL (normal <120mg/dL)
DM tipe 2
TG : 144 mg/dL (normal <200mg/dL) Faktor resiko kardiovaskular (perokok
Natrium : 142 mEq/L (normal 135 – 145 berat, hiperkolesterolemia)
mEq/L)
Kalium 3.31 mEq/L (normal 3.5 -5 mEq/L)
Asam urat : 6.1 mg/dL (2 -7 mg/dL)
Kreatinin : 1.21 mg/dL (0.6 – 1.2mg/dL)
CrCl : 43 mL/menit (>80 mL/menit)
Fungsi hati : normal
Fungsi tiroid : normal
TD : 170/96 mmHg
Lanjutan…..
C. ASSESSMENT
 Pasien memiliki riwayat hipertensi tidak terkontrol.
 Obat golongan Beta blocker tidak tepat untuk pasien pada kasus ini.
 Pasien mengeluh tak ada perubahan terhadap tekanan darahnya dan masih
mengalami peningkatan, kemudian pasien mendapatkan tambahan terapi
diuretik tiazid namun tetap tidak ada perubahan terhadap tekanan darahnya.
 Setelah di lakukan pemeriksaan lebih lanjut dan pada pemeriksaan minggu
ke-6 di dapatkan hasil Hipertensi (dengan gambaran hipertrofi pada LV),
CKD stage 3 (nefropati hipertensi) dan DM tipe 2.
 Pemeriksaan dilanjutkan pada bulan ke-2 dan di dapatkan hasil Hipertensi
(dengan gambaran hipertrofi pada LV), CKD stage 3 (nefropati hipertensi),
DM tipe 2 (nefropati diabetik). Berdasarkan data lab pasien maka pasien
didiagnosi secara keseluruhan mengidap nefropati diametik
Lanjutan…..
D. PLAN

 Penatalaksanaan terapi yang akan di berikan kepada pasien yakni dengan


mengganti obat hipertensi yang telah di gunakan, yaitu dexazosin dan
amlodipin serta diuretik tiazid diganti dengan menggunakan obat golongan
ARB yakni obat Valsartan dengan dosis 1x80mg/hari dan di kombinasikan
dengan obat golongan CCB yakni Amlodipin dengan dosis 1x2,5mg/hari.
 Untuk mengatasi masalah kolesterol pasien, maka obat atorvastatin
10mg/hari tetap di gunakan, sebab tidak ada masalah dalam pemberian obat
tersebut.
 Penggunaan insulin yang di peruntukan untuk DM tipe 2 tetap menggunakan
insulin kerja cepat 3 kali sehari dan insulin kerja lama 1 kali sehari.
NAME OF THE PHARMACY

MONITORING

01 02 03
Tekanan darah pasien tiap 2
minggu setelah pemberian Kadar Kolestrol total Kadar HbA1c pasien
regimen
.

04 05 06
Kadar GDP pasien Fungsi Ginjal pasien Kadar CrCl pasien
NAME OF THE PHARMACY

KOMINIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI

01
Efek samping yang akan
dirasakan pasien

02
Aturan pemakaian dari
obat

03
Cara pemakaian dari
obat
NAME OF THE PHARMACY

Kasus II

Seorang pasien wanita berusia 72 tahun datang ke poliklinik


interna untuk memeriksakan keadaanya. Pasien memiliki
riwayat hipertensi tidak terkontrol dan mendapatkan terapi
tablet doxazosin 2mg/hari dan amlodipin 5mg/hari. Pasien
mengeluh tak ada perubahan terhadap tekanan darahnya dan
masih mengalami peningkatan, kemudian pasien mendapatkan
tambahan terapi diuretik tiazid namun tetap tidak ada
perubahan terhadap tekanan darahnya. Pasien tidak pernah
NAME OF THE PHARMACY
PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI
Identifikasi Pasien

01. 02. 03.


Pasien berusia 72 tahun dan Pasien
memiliki riwayat hipertensi tidak
Pasien mengeluh tak ada Pasien mendapatkan tambahan
terkontr ol dan mendapatkan terapi perubahan terhadap tekanan terapi diuretik tiazid namun
tablet doxazosin 2mg/hari dan darahnya dan masih mengalami tetap tidak ada perubahan
amlodipin 5mg/hari dan pemberian peningkatan terhadap tekanan darahnya.
diuretik tiazid
NAME OF THE PHARMACY
Lanjutan......

Pemeriksaan Fisik
BB : 78 kg; TB : 166 cm; BMI : 28.3 kg/m2
GDP : 134 mg/dL (normal < 100 mg/dL)
HbA1c : 7.1% (normal <6%)
Koloesterol total : 187 mg/dL (normal <200 mg/dL)
HDL-C : 39 mg/dL (normal >40mg/dL)
LDL-C : 119 mg/dL (normal <120mg/dL)
TG : 144 mg/dL (normal <200mg/dL)
Natrium : 142 mEq/L (normal 135 – 145 mEq/L)
NAME OF THE PHARMACY
Lanjutan......

Kalium :3.31 mEq/L (normal 3.5 -5 mEq/L)


Asam urat : 6.1 mg/dL (2 -7 mg/dL)
kreatinin : 1.21 mg/dL (0.6 – 1.2mg/dL)
CrCl : 43 mL/menit (>80 mL/menit)
Fungsi hati : normal
Fungsi tiroid : normal
TD : 170/96 mmHg
Dari data diatas menunjukan bahwa nilai GDP (Gula darah puasa) tidak normal, HbA1c
tidak normal, HDL-C tidak normal, CrCl tidak normal dan tekanan darah tidak normal
dan termasuk hipertensi tingkat 2 menurut JNC VIII yaitu kadar sistolik/diatolik lebih
dari 160/100.
NAME OF THE PHARMACY
Lanjutan......

Riwayat
peyakit • DM Tipe 2 (adik perempuan) dan hipertensi

keluarga
• perokok berat (10-20 batang/hari) selama 35 tahun),
Riwayat sosial
sampai 1 tahun yang lalu, hiperkolesterolemia

Riwayat • Insulin kerja cepat 3x/hari dan


• Insulin kerja lama 1x/hari
pengobatan • Atorvastatin 10 mg/24jam
NAME OF THE PHARMACY
Lanjutan......

Dari data pasien dan pemeriksaan


laboratorium pasien didiagnosis dengan :

Faktor resiko
Hipertensi arteri kardiovaskular
CKD stage 3 DM tipe 2
tidak terkontrol (perokok berat,
hiperkolesterolemia)
NAME OF THE PHARMACY
Penetapan Masalah

1. Tidak adanya perubahan dari tekanan darah pasien sehingga obat


tekanan darah pasien perlu dikaji ulang (kasus DRP). DRP yang
dimaksud adalah improper drug selection (pilihan obat yang kurang
tepat) dalam pengunaan doxazosin,amlodipine dan diuretik tiazid.

2. Obat DM tipe 2 pada pasien juga perlu dikaji ulang karena nilai
pemeriksaan laboratorium pasien menujuka n nilai HbA1c dan GDP tidak
normal (tinggi).
NAME OF THE PHARMACY
Pengobatan CDK dan Pengobatan Hipertensi
Pengobatan farmakologi untuk CDK yaitu dengan cara mengobati faktor
resiko dari CDK yaitu hipertensi dan DM. lini pertama pengobatan
hipertensi pasian CDK yaitu golongan ACEI atau ARB (Dipiro, 2015).

Obat yang disarankan

Golongan ARB merupakan terapi lini pertama untuk pasien hipertensi dengan DM , pada golongan ARB tidak ada reaksi
signifikan yang merugikan dari segi profil efek samping dan efektivitas biaya dapat ditoleransi dengan baik Golongan
ARB bekerja dengan menghalangi efek angiotensin II, merelaksasi otot polos dan vasodilatasi, menurunkan volume
plasma dan mencegah kerusakan lainnya seperti resistensi insulin dan disfungsi endotel (Hidaya dkk., 2019). Contoh obat
golongan ini adalah candesartan dosis 4 mg/hari (Team Medical, 2019).
NAME OF THE PHARMACY
KIE Monitoring

Menjelaskan Panduan diet dan olaraga atau aktivitas yang dapat mejaga kadar gula darahnya

Menjelaskan cara pengunaan obat, misalnya obat kolestroh harus


diminum di malam hari

Menjelaskan interksi obat Misalnya tidak dianjurkan penguanaan cadesrtan


dengan obat antiinflamasi steroid.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai