Dosen Pengampu :
Ns. Rts Netisa Martawinarti, M.Kep.
Disusun Oleh
Fiola Rosa Dwina G1B122002
KELAS B
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2024
KASUS 2
Seorang perempuan usia 57 tahun menderita DM hiperglikemia dengan kadar glukosa darah
sewaktu 420 mg/dL. Riwayat penyakit hipertensi 170/110 mmHg. Riwayat pengobatan
glukodex 2 kali sehari, untuk hipertensi diltiazem 30 mg 3 kali sehari, captopril 25 mg 3 kali
sehari, dan aspirin 100 mg 1 kali sehari. Dari hasil pengkajian didapatkan data bahwa pasein
tidak teratur minum obat dan makan tidak terkontrol. Tanda-tanda vital: TD 180/100 mmHg,
N: 90 x/menit, S: 38 ° C, RR 26x/menit.
STEP I
IDENTIFIKASI ISTILAH
1. Glucodex
Ureum adalah senyawa nitrogen non protein yang ada di dalam darah yang juga
disebut sebagai produk akhir katabolisme protein dan asam amino yang diproduksi
oleh hati dan didistribusikan melalui cairan intraseluler dan ekstraseluler ke dalam
darah untuk kemudian difiltrasi oleh glomerulus. Ginjal yang sehat akan
mengeluarkan ureum dari tubuh melalui urine.
2. Aspirin
Kreatinin adalah produk akhir dari metabolisme keratin otot kreatinin fosfat (protein),
disisntesa dalam hati, ditemukan dalam otot rangka dan darah yang direaksikan oleh
ginjal kedalam urine (Sutejo, A. Y., 2010)
3. Diltiazem
Hidronefrosis dekstra adalah kondisi pembengkakan pada ginjal kiri akibat
penumpukan urine, yang terjadi karena sumbatan di saluran kemih atau urine yang
mengalir balik dari kandung kemih ke ginjal. Pengobatan hidronefrosis dapat
melibatkan pemberian obat, prosedur operasi, atau pemasangan kateter.
4. Glukosa
Leukosit atau sel darah putih adalah komponen sel darah merah yang memiliki fungsi
untuk melindungi tubuh dari infeksi dan berpartisipasi dalam respons imun.
5. Hiperglikemia
USG TUG atau Ultrasonografi Traktur Urogenitalis adalah pemeriksaan
ultrasonografi yang dilakukan pada organ-organ sistem urinaria seperti ginjal, ureter,
dan kandung kemih. Pemeriksaan ini dapat membantu dokter dalam mendiagnosis
kelainan pada sistem urinaria, seperti batu ginjal, infeksi saluran kemih, dan kelainan
bawaan pada sistem urinaria. Pemeriksaan USG TUG dilakukan dengan
menggunakan gelombang suara yang tidak berbahaya dan tidak menimbulkan rasa
sakit. Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada bayi, anak-anak, dan orang dewasa.
6. Captopril
Obat analgesik adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan
rasa sakit atau obat-obatan penghilang nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.
Golongan obat analgesik ini dibagi menjadi dua yaitu analgesik opioid/narkotik dan
analgesik perifer/non narkotik. Analgesik opioid merupakan kelompok obat yang
memiliki sifat-sifat seperti opium atau morfin. Golongan obat ini digunakan untuk
meredakan atau menghilangkan rasa nyeri seperti pada fraktur dan kanker.
Sedangkan, obat analgetika perifer (non-narkotik) terdiri dari obat-obat yang tidak
bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral. Penggunaan Obat Analgetik Non -Narkotik
atau Obat Analgesik Perifer ini cenderung mampu menghilangkan atau meringankan
rasa sakit tanpa berpengaruh pada sistem susunan saraf pusat atau bahkan hingga efek
menurunkan tingkat kesadaran. Obat analgetik non-narkotik /Obat analgesik perifer
ini juga tidak mengakibatkan efek adiksi pada penggunanya (Mita, S.R., Husni, 2017)
STEP II
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Bagaimana hubungan pasien tidak teratur minum obat dan makan tidak terkontrol
dengan DM hiperglikemia yang di derita klien?
2. Komplikasi yang mungkin timbul jika DM hiperglikemia tidak ditangani dengan
baik?
3. Bagaimana peran perawat, keluarga dan lingkungan dalam membantu mencapai
kepatuhan terhadap pengobatandan pola makan yang sehat?
4. Apakah perlu dilakukan penyesuaian dosis atau penggantian obat untuk mengatasi
hiperglikemia dan hipertensi pada pasien?
5. Bagaimana mekanisme interaksi farmakokinetik dan farmakodinamik antara
diltiazem, glukodex, dan captopril dalam konteks pengobatan pasien dengan diabetes
melitus hiperglikemia dan hipertensi yang tidak terkontrol?
STEP III
ANALISA MASALAH
1. Pasien yang tidak teratur minum obat dan makan tidak terkontrol memiliki hubungan
langsung dengan DM hiperglikemia yang dideritanya. Keteraturan dalam minum obat
dan pola makan yang terkontrol sangat penting dalam mengontrol kadar glukosa
darah pada penderita diabetes. Minum obat secara tidak teratur dapat menyebabkan
fluktuasi kadar glukosa darah yang tidak terkendali, sedangkan pola makan yang tidak
terkontrol dapat menyebabkan lonjakan kadar glukosa darah yang tinggi. Kombinasi
dari keduanya dapat menyebabkan hiperglikemia, seperti yang terjadi pada kasus ini.
2. Dalam kasus ini, ada beberapa komplikasi lain yang perlu diperhatikan:
Hipoglikemia : Kadar gula darah yang rendah (<4 mmol/L atau <70 mg/dL)
dapat menyebabkan peristiwa hipoglikemi, yang dapat memberikan gejala
seperti kegelisahan, kembaban mulut, sakit perut, dan kematian pada kondisi
parah
Neuropathi diabetik: Hipertensi dan hiperglykemia panjang dapat mendorong
neuropathi diabetik, yang merupakan salah satu komplikasi serius dari
diabetes melitus. Gejala utama termasuk sakit radikal, numbness, dan
kelenjaran
Retinopathi diabetik: Hipertensi dan hiperglykemia panjang dapat mendorong
retinopathi diabetik, yang merupakan salah satu komplikasi serius dari
diabetes melitus. Retinopathi dapat mengganggu fungsi mata dan membawa
risiko kerusakan parsial atau total pada mata
Nefropati diabetik: Hipertensi dan hiperglykemia panjang dapat mendorong
nefropati diabetik, yang merupakan salah satu komplikasi serius dari diabetes
melitus. Nefropati dapat mengganggu fungsi ginjal dan membawa risiko
kegagalan ginjal
Angina pectoris: Hipertensi dapat mendorong risiko angina pectoris, yang
merupakan gejala ischemia miokardialis. Angina pectoris dapat menyebabkan
sakit di area perut.
.
2. Keluarga:
Mendukung pasien dalam penerapan asuhan keperawatan yang diberikan oleh
perawat
Merencanakan dan menguji jadwal makan dan obat bersama pasien
Membantu pasien dalam pemanfaatan alat medis dan teknik pengendalian
glykemia
3. Lingkungan:
Memfasilitasi akses ke layanan kesehatan dan sumber daya yang diperlukan
Mempromosikan budaya kesehatan yang positif dan mendukung keputusan
pasien dalam mengendalikan penyakit mereka
Membantu pasien dalam pengendalian stres dan peningkatan kualitas hidup.
4. Dalam konteks kasus yang disediakan, perlu dilakukan penyesuaian dosis atau
penggantian obat untuk mengatasi hiperglikemia dan hipertensi pada pasien
sebagai berikut:
Hiperglikemia: Pasien menderita hiperglikemia dengan kadar glukosa darah
sekitar 420 mg/dL, yang sangat tinggi dan membutuhkan intervensi medis
cepat. Sebaiknya dilakukan evaluasi ketersediaan insulina atau obat
antidiabetik lainnya sesuai dengan klasifikasi diabetes mellitus (DM) yang
telah dikenal pasien. Jika pasien menderita tipe 2 DM, bisa dilakukan
penyesuaian dosis obat oral yang digunakan sekarang, misalnya dengan
mengurangi dosis diltiazem dan captopril, sementara menambahkan obat
antidiabetik lainnya seperti GLP-1 agonists, DPP-4 inhibitors, atau biguanide
sesuai dengan asesi dokter
Hipertensi: Hipertensi dengan nilai 170/110 mmHg merupakan angka tinggi
yang memerlukan intervensi medis. Perlu dilakukan penyesuaian dosis
diltiazem dan captopril sesuai dengan rekomendasi dokter, atau menggunakan
alternatif obat hipertensi lainnya sesuai dengan kondisi pasien. Selain itu,
harus dicoba untuk mengendalikan riwayat pengobatan glukosepolimer
(glukodex), yang belum benar-benar terkontrol, dengan memberikan petunjuk
tentang waktu dan dose yang sesuai
DM Hiperglikemia
STEP V
LEARNING OBJECTIVE
3. Asuhan Keperawatan
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
- Nama : Ny. X
- Umur : 57 th
- Alamat :-
- Jenis kelamin : Perempuan
- Pendidikan :-
- Pekerjaan :-
- Tanggal pengkajian :-
- Tempat :-
- Diagnosa Medis : DM hiperglikemia
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Klien memiliki penyakit hiperglikemia dengan kadar glukosa darah sewaktu
yang tinggi (420 mg/dL), serta riwayat penyakit hipertensi dengan tekanan
darah yang tinggi (170/110 mmHg). Pasien juga memiliki riwayat pengobatan
untuk diabetes (glukodex 2 kali sehari) dan hipertensi (diltiazem 30 mg 3 kali
sehari, captopril 25 mg 3 kali sehari, aspirin 100 mg 1 kali sehari), namun
tidak teratur dalam minum obat dan makan tidak terkontrol.
b. Riwayat penyakit sekarang
Klien memiliki penyakit hiperglikemia dan hipertensi yang tidak terkontrol,
ditandai dengan kadar glukosa darah dan tekanan darah yang tinggi.
c. Riwayat kesehatan terdahulu
Klien memiliki riwayat diabetes dan hipertensi.
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Klien tersebut memiliki keadaan umum yang tidak stabil, ditandai dengan
tanda-tanda vital yang tidak normal seperti tekanan darah tinggi (180/100
mmHg), denyut nadi (N) yang meningkat (90 x/menit), suhu (S) tubuh yang
meningkat (38 °C), dan laju pernafasan (RR) yang meningkat (26x/menit).
Selain itu, riwayat pengobatan yang tidak teratur dan kontrol makan yang tidak
terkontrol juga memperburuk kondisi kesehatan klien.
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Tanda – tanda vital
- TD : 180/100mmHg
- S :
38° C
- N :
90x / mnt
- RR :
26x /mnt
d. Kepala
- Sakit kepala : Tidak terkaji
- Bentuk : Tidak terkaji
e. Penglihatan
- Konjungtiva : Tidak terkaji
- Sklera : Tidak terkaji
f. Pendengaran
- Gangguan : Tidak terkaji
pendengaran
- Nyeri : Tidak terkaji
g. Sistem kardiovaskuler
- Nyeri dada : Tidak terkaji
- Inspeksi : Tidak terkaji
- Kesadaran / : Compos mentis
GCS
- Bentuk dada : Tidak terkaji
h. Sistem respirasi
- Bentuk dada : Tidak terkaji
- Bunyi napas : Tidak terkaji
- Warna : Kemerahan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d. hiperglikemia d.d kadar glukosa dalam
darah tinggi
2) Ketidakpatuhan minum obat b.d. program terapi kompleks dan/atau lama d.d. perilaku
tidak mengikuti program perawatan/pengobatan dan tampak tanda/gejala
penyakit/masalah kesehatan masih ada atau meningkat
3) Managemen kesehatan tidak efektif b.d. kompleksitas program perawatan/pengobatan
d.d. gagal menerapkan program perawatan/pengobatan
4) Hipertermia b.d. proses penyakit d.d. suhu tubuh diatas nilai normal
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Terapeutik
Berikan asupan cairan oral
Konsultasi dengan medis jika tanda
dan gejala hiperglikemia tetap ada
atau memburuk
Fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi
ortostatik
Edukasi
Anjurkan menghindari olahraga saat
kadar glukosa darah lebih dari 250
mg/dL
Anjurkan monitor kadar glukosa darah
secara mandiri
Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan
olahraga
Ajarkan indikasi dan pentingnya
pengujian keton urin, jika perlu
Ajarkan pengelolaan diabetes (mis:
penggunaan insulin, obat oral, monitor
asupan cairan, penggantian
karbohidrat, dan bantuan professional
kesehatan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian insulin, jika
perlu
Kolaborasi pemberian cairan IV, jika
perlu
Kolaborasi pemberian kalium, jika
perlu
Edukasi
Informasikan program pengobatan
yang harus dijalani
Informasikan manfaat yang akan
diperoleh jika teratur menjalani
program pengobatan
Anjurkan keluarga untuk
mendampingi dan merawat pasien
selama menjalani program pengobatan
Anjurkan pasien dan keluarga
melakukan konsultasi ke pelayanan
Kesehatan terdekat, jika perlu
Terapeutik
Berikan kesempatan merasakan
memiliki tanggung jawab
Tingkatkan rasa tanggung jawab atas
perilaku sendiri
Hindari berdebat atau tawar menawar
tentang perannya di ruang perawatan
Berikan penguatan dan umpan balik
positif jika melaksanakan tanggung
jawab atau mengubah perilaku
Edukasi
Diskusikan tanggung jawab terhadap
profesi pemberi asuhan
Diskusikan konsekuensi tidak
melaksanakan tanggung jawab
Promosi Koping
Observasi
Identifikasi kegiatan jangka pendek
dan Panjang sesuai tujuan
Identifikasi kemampuan yang dimiliki
Identifikasi sumber daya yang
tersedia untuk memenuhi tujuan
Identifikasi pemahaman proses
penyakit
Identifikasi dampak situasi terhadap
peran dan hubungan
Identifikasi metode penyelesaian
masalah
Identifikasi kebutuhan dan keinginan
terhadap dukungan sosial
Terapeutik
Diskusikan perubahan peran yang
dialami
Gunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan
Diskusikan alasan mengkritik diri
sendiri
Diskusikan untuk mengklarifikasi
kesalahpahaman dan mengevaluasi
perilaku sendiri
Diskusikan konsekuensi tidak
menggunakan rasa bersalah dan rasa
malu
Diskusikan risiko yang menimbulkan
bahaya pada diri sendiri
Fasilitasi dalam memperoleh
informasi yang dibutuhkan
Berikan pilihan realistis mengenai
aspek-aspek tertentu dalam perawatan
Motivasi untuk menentukan harapan
yang realistis
Tinjau Kembali kemampuan dalam
pengambilan keputusan
Hindari mengambil keputusan saat
pasien berada dibawah tekanan
Motivasi terlibat dalam kegiatan sosial
Motivasi mengidentifikasi sistem
pendukung yang tersedia
Damping saat berduka (mis: penyakit
kronis, kecacatan)
Perkenalkan dengan orang atau
kelompok yang berhasil mengalami
pengalaman sama
Dukung penggunaan mekanisme
pertahanan yang tepat
Kurangi rangsangan lingkungan yang
mengancam
Edukasi
Anjurkan menjalin hubungan yang
memiliki kepentingan dan tujuan sama
Anjurkan penggunaan sumber
spiritual, jika perlu
Anjurkan mengungkapkan perasaan
dan persepsi
Anjurkan keluarga terlibat
Anjurkan membuat tujuan yang lebih
spesifik
3 Managemen Setelah dilakukan Dukungan Pengambilan Keputusan
kesehatan tidak intervensi Observasi
efektif b.d keperawatan Identifikasi persepsi mengenai
selama 3 x 24 jam, masalah dan informasi yang memicu
kompleksitas
maka status konflik
program manajemen
perawatan/pengoba kesehatan Terapeutik
tan d.d. gagal meningkat. Fasilitasi mengklarifikasi nilai dan
menerapkan harapan yang membantu membuat
program Dengan kriteria pilihan
perawatan/pengoba hasil: Diskusikan kelebihan dan kekurangan
1. Menerapka dari setiap solusi
tan
n program Fasilitasi melihat situasi secara
perawatan/ realistic
pengobatan Motivasi mengungkapkan tujuan
meningkat perawatan yang diharapkan
Fasilitasi pengambilan keputusan
secara kolaboratif
Hormati hak pasien untuk menerima
atau menolak informasi
Fasilitasi menjelaskan keputusan
kepada orang lain, jika perlu
Fasilitasi hubungan antara pasien,
keluarga, dan tenaga Kesehatan
lainnya
Edukasi
Jelaskan alternatif solusi secara jelas
Berikan informasi yang diminta pasien
Kolaborasi
Kolaborasi dengan tenaga kesehatan
lain dalam memfasilitasi pengambilan
keputusan
Edukasi Kesehatan
Observasi
Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
Identifikasi faktor-faktor yang dapat
meningkatkan dan menurunkan
motivasi perilaku hidup bersih dan
sehat
Terapeutik
Sediakan materi dan media
Pendidikan Kesehatan
Jadwalkan Pendidikan Kesehatan
sesuai kesepakatan
Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
Jelaskan faktor risiko yang dapat
mempengaruhi Kesehatan
Ajarkan perilaku hidup bersih dan
sehat
Ajarkan strategi yang dapat digunakan
untuk meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat
Hipertermia b.d. Setelah dilakukan Manajemen Hipertermia
proses penyakit intervensi Observasi
d.d. suhu tubuh keperawatan Identifikasi penyebab hipertermia
selama 1 x 24 jam, (mis: dehidrasi, terpapar lingkungan
diatas nilai normal
maka panas, penggunaan inkubator)
termoregulasi Monitor suhu tubuh
membaik. Monitor kadar elektrolit
Monitor haluaran urin
Dengan kriteria Monitor komplikasi akibat hipertermia
hasil:
1. Suhu tubuh Terapeutik
membaik Sediakan lingkungan yang dingin
Longgarkan atau lepaskan pakaian
Basahi dan kipasi permukaan tubuh
Berikan cairan oral
Ganti linen setiap hari atau lebih
sering jika mengalami hyperhidrosis
(keringat berlebih)
Lakukan pendinginan eksternal (mis:
selimut hipotermia atau kompres
dingin pada dahi, leher, dada,
abdomen, aksila)
Hindari pemberian antipiretik atau
aspirin
Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena, jika perlu
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Promosi Koping
Identifikasi kegiatan jangka pendek
dan Panjang sesuai tujuan
Identifikasi kemampuan yang dimiliki
Identifikasi sumber daya yang
tersedia untuk memenuhi tujuan
Identifikasi pemahaman proses
penyakit
Identifikasi dampak situasi terhadap
peran dan hubungan
Identifikasi metode penyelesaian
masalah
Identifikasi kebutuhan dan keinginan
terhadap dukungan sosial
Diskusikan perubahan peran yang
dialami
Gunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan
Diskusikan alasan mengkritik diri
sendiri
Diskusikan untuk mengklarifikasi
kesalahpahaman dan mengevaluasi
perilaku sendiri
Diskusikan konsekuensi tidak
menggunakan rasa bersalah dan rasa
malu
Diskusikan risiko yang menimbulkan
bahaya pada diri sendiri
Fasilitasi dalam memperoleh
informasi yang dibutuhkan
Berikan pilihan realistis mengenai
aspek-aspek tertentu dalam perawatan
Motivasi untuk menentukan harapan
yang realistis
Tinjau Kembali kemampuan dalam
pengambilan keputusan
Hindari mengambil keputusan saat
pasien berada dibawah tekanan
Motivasi terlibat dalam kegiatan sosial
Motivasi mengidentifikasi sistem
pendukung yang tersedia
Damping saat berduka (mis: penyakit
kronis, kecacatan)
Perkenalkan dengan orang atau
kelompok yang berhasil mengalami
pengalaman sama
Dukung penggunaan mekanisme
pertahanan yang tepat
Kurangi rangsangan lingkungan yang
mengancam
Anjurkan menjalin hubungan yang
memiliki kepentingan dan tujuan sama
Anjurkan penggunaan sumber
spiritual, jika perlu
Anjurkan mengungkapkan perasaan
dan persepsi
Anjurkan keluarga terlibat
Anjurkan membuat tujuan yang lebih
spesifik
Managemen Dukungan Pengambilan Keputusan
kesehatan tidak Identifikasi persepsi mengenai
efektif masalah dan informasi yang memicu
konflik
Fasilitasi mengklarifikasi nilai dan
harapan yang membantu membuat
pilihan
Diskusikan kelebihan dan kekurangan
dari setiap solusi
Fasilitasi melihat situasi secara
realistic
Motivasi mengungkapkan tujuan
perawatan yang diharapkan
Fasilitasi pengambilan keputusan
secara kolaboratif
Hormati hak pasien untuk menerima
atau menolak informasi
Fasilitasi menjelaskan keputusan
kepada orang lain, jika perlu
Fasilitasi hubungan antara pasien,
keluarga, dan tenaga Kesehatan
lainnya
Jelaskan alternatif solusi secara jelas
Berikan informasi yang diminta pasien
Kolaborasi dengan tenaga kesehatan
lain dalam memfasilitasi pengambilan
keputusan
Edukasi Kesehatan
Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
Identifikasi faktor-faktor yang dapat
meningkatkan dan menurunkan
motivasi perilaku hidup bersih dan
sehat
Sediakan materi dan media
Pendidikan Kesehatan
Jadwalkan Pendidikan Kesehatan
sesuai kesepakatan
Berikan kesempatan untuk bertanya
Jelaskan faktor risiko yang dapat
mempengaruhi Kesehatan
Ajarkan perilaku hidup bersih dan
sehat
Ajarkan strategi yang dapat digunakan
untuk meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat
Hipertermia Manajemen Hipertermia
Identifikasi penyebab hipertermia
(mis: dehidrasi, terpapar lingkungan
panas, penggunaan inkubator)
Monitor suhu tubuh
Monitor kadar elektrolit
Monitor haluaran urin
Monitor komplikasi akibat hipertermia
Sediakan lingkungan yang dingin
Longgarkan atau lepaskan pakaian
Basahi dan kipasi permukaan tubuh
Berikan cairan oral
Ganti linen setiap hari atau lebih
sering jika mengalami hyperhidrosis
(keringat berlebih)
Lakukan pendinginan eksternal (mis:
selimut hipotermia atau kompres
dingin pada dahi, leher, dada,
abdomen, aksila)
Hindari pemberian antipiretik atau
aspirin
Berikan oksigen, jika perlu
Anjurkan tirah baring
Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena, jika perlu
E. EVALUASI KEPERAWATAN
O:
GDS : 420 mg/dL
TD : 180/100 mmHg
P : Intervensi dihentikan
Ketidakpatuhan minum S :
obat Pasien tidak teratur minum obat
Pasien makan tidak terkontrol
O:
TD : 180/100 mmHg
N : 90x/menit
S : 38° C
RR : 26x/menit
P : Intervensi dihentikan
Manajemen kesehatan S :
tidak efektif Pasien tidak teratur minum obat
Pasien makan tidak terkontrol
O:
TD : 180/100 mmHg
N : 90x/menit
S : 38° C
RR : 26x/menit
P : Intervensi dihentikan
Hipertermia S:
Pasien tidak teratur minum obat
Pasien makan tidak terkontrol
O:
S : 38° C
P : Intervensi dihentikan