Anda di halaman 1dari 26

TINGKAT KEPATUHAN KONSUMSI OBAT PADA PENDERITA

DIABETES DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAMNO

Pembimbing : dr. Marjuani

Presentan : dr. Atin Hardianti


LATAR BELAKANG

Diabetes melitus adalah keadaan hiperglikemia kronik


disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan
pada hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi
kronik

Berdasarkan bukti epidemologi terkini, jumlah penderita Diabetes Mellitus di


seluruh dunia saat ini mencapai 20 juta (8,4 %). Berdasarkan data dari Profil
Kesehatan Indonesia tahun 2013, prevalensi Diabetes Mellitus di Indonesia
berdasarkan wawancara adalah 2,1% (15.169 jiwa dari 722.329 jiwa).
Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan diatas, maka
Rumusan dirumuskan masalah bagaimana tingkat kepatuhan
konsumsi obat penderita diabetes pada wilayah kerja
Masalah Puskesmas Lamno ?

Tinjauan Tujuan penelitian adalah mengetahui bagaimana tingkat


kepatuhan konsumsi obat bagi penderita diabetes di
Umum wilayah kerja Puskesmas Lamno
MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini nantinya diharapkan memberikan


Bagi pengetahuan mengenai tingkat kepatuhan konsumsi obat
Masyarakat anti diabetes serta komplikasi yang terjadi bila tidak
mengkonsumsi secara rutin obat anti diabetes

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu petugas


dalam memahami, merancang dan melaksanakan strategi
Bagi yang tepat serta cepat sebagai upaya dalam
Puskesmas meningkatkan upaya layanan kesehatan yang ada
sehingga tercapat derajat kesehatan dan kepuasan
tertinggi
DIABETES MELLITUS

DM adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik


dengan ditandai oleh adanya hiperglikemia yang
disebabkan oleh defek sekresi insulin, defek kerja
insulin atau keduanya.

FAKTOR RESIKO
Faktor risiko yang dapat dimodifikasi Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi

1. sedentary lifestyle 1. Riwayat keluarga DM


2. Obesitas 2. Umur
3. kurangnya aktivitas fisik 3. Riwayat ibu menderita diabetes gestasional
4. merokok
KOMPLIKASI DM
• Komplikasi jangka panjang
KOMPLIKASI • Mikroangiopati (retinopati diabetik,nefropati
METABOLIK AKUT diabetik,disfungsi ereksi).
• DM tipe 1 : diabetik • Makroangiopati (penyakit jantung koroner, penyakit
ketoasidosis (DKA). arteri perifer, penyakit serebrovaskular, kaki diabetes).
• DM tipe 2 : hiperglikemia,
hiperosmolar, koma nonketotik.
KRITERIA DIAGNOSIS DM
Gejala klasik DM + Kadar glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dL (11,1
mmol/L), Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat
pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir
Atau

Gejala klasik DM + Kadar glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dL (7,0 mmol/L),
Puasa diartikan pasien tak medapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam
Atau

Kadar gula plasma 2 jam pada TTGO ≥ 200 mg/dL ( 11,1 mmol/L) TTGO
yang dilakukan dengan standar WHO, menggunakan bahan glukosa yang
setara dengan 75 gr glukosa anhidrus yang dilarutkan ke dalam air
PENATALAKSANAAN DM
1.Edukasi
2. Terapi Farmakologi
3.Terapi gizi
a.Karbohidrat
Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45-65% total asupan energi.Terutama karbohidrat yang berserat tinggi.
b. Lemak
Asupan lemak dianjurkan sekitar 20-25% kebutuhan kalori, dan tidak diperkenankan melebihi 30%.
c. Protein 
Kebutuhan protein sebesar 10 –20% total asupan energi
d. Serat
Penyandang DM dianjurkan mengonsumsi serat dari kacang-kacangan, buah dan sayuran serta sumber
karbohidrat yang tinggi serat.
4. social support
OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL (OHO)
PEMICU SEKRESI INSULIN (INSULIN SECRETAGOGUE)

• Sulfoniurea • Glinid
Obat golongan ini mempunyai efek utama Glinid merupakan obat yang cara kerjanya sama
meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta dengan sulfonilurea, dengan penekanan pada
pankreas. peningkatan sekresi insulin fase pertama.
Efek samping utama adalah hipoglikemia dan Golongan ini terdiri dari 2 macam obat yaitu
peningkatan berat badan. Click icon to add picture
Repag linid (derivat asam benzoat) dan Nateglinid
(derivat fenilalanin).
PENINGKAT SENSITIVITAS INSULIN

• Metformin • Tiazolidindion
• Metformin mempunyai efek utama • Golongan ini mempunyai efek
mengurangi produksi glukosa hati menurunkan resistensi insulin
(glukoneogenesis), dan dengan meningkatkan jumlah
memperbaiki ambilan glukosa di
jaringan perifer. protein pengangkut glukosa,
sehingga meningkatkan
• Metformin tidak boleh diberikan ambilan glukosa
pada beberapa keadaan sperti:
GFR<30 mL/menit/1,73 m2, dijaringanperifer.
adanya gangguan hati berat, serta • Tiazolidindion meningkatkan
pasien-pasien dengan retensi cairan tubuh sehingga
kecenderungan hipoksemia
(misalnya penyakit serebro
dikontraindikasikan pada
vaskular, sepsis, renjatan, pasien dengan gagal jantung
PPOK,gagal jantung
• Obat ini bekerja dengan memperlambat absorbsi
glukosa dalam usus halus, sehingga mempunyai efek
Pengham menurunkan kadar glukosa darah sesudah makan.
bat
absorbsi • Penghambat glukosidase alfa tidak digunakan pada
glukosa keadaan: GFR≤30ml/min/1,73 m2, gangguan faal hati
yang berat, irritable bowel syndrome.

• Obat golongan penghambat SGLT-2 merupakan obat antidiabetes


Pengham oral jenis baru yang menghambat penyerapan kembali glukosa di
bat SGLT- tubuli distal ginjal dengan cara menghambat kinerja transporter
2 glukosa SGLT-2.

• Obat golongan penghambat DPP-IV menghambat kerja enzim DPP-IV


DPPIV
inhibitor. sehingga GLP-1 (Glucose Like Peptide-1) tetap dalam konsentrasi yang tinggi
dalam bentuk aktif.
Insulin diperlukan pada keadaan :
• HbA1c > 9% dengan kondisi
• dekompensasi metabolik
• Penurunan berat badan yang cepat
• Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
• Krisis Hiperglikemia
• Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
• Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar, infark miokard akut, stroke)
• Kehamilan dengan DM/Diabetes melitus gestasional yang tidak
terkendali dengan perencanaan makan
• Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
• Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
• Kondisi perioperatif sesuai dengan indikas Jenis dan Lama Kerja
Insulin.
• Puskesmas Lamno
• Deskriptif – Cross sectional • 1 juni 2022 – 30 juni 2022.

Jenis dan Rancangan Tempat dan Waktu


Penelitian Penelitian

• Populasi dalam penelitian ini • Jumlah sampel: 37 sampel


merupakan seluruh masyarakat • Metode sampling: Non-
yang berada di wilayah kerja probability sampling 
Puskesmas Lamno purposive sampling

Populasi Penelitian Sampel Penelitian


KRITERIA SAMPEL

Kriteria inklusi Kriteria ekslusi


• Masyarakat yang sudah berumah tangga • Tidak bersedia menjadi responden
dibuktikan dengan KTP atau Kartu Keluarga penelitian.
terbarunya. • Memiliki kondisi penyerta yang
• Masyarakat yang bertempat tinggal pada membuat keterbatasan melakukan
wilayah kerja Puskesmas Lamno yang penelitian ini seperti stroke, Parkinson,
dibuktikan dengan Alzheimer, dan lain sebagainya
• Masyarakat yang telah terdiagnosis DM tidak
menderita penyakit kronik lainnya, seperti
tiroid dan hipertensi.
• Minimal selama 1 bulan telah
mengkonsumsi obat diabetes
DEFINISI OPERASIONAL

Kepatuhan Minum Obat


Kepatuhan minum obat adalah derajat dimana
pasien mengikuti anjuran klinis dari seorang
dokter yang mengobatninya
Variabel Definisi Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Jenis data
operasional

Kepatuhan Kepatuhan Mengukur Respon den Berupa data Ordinal


minum obat kepatuhan diminta untuk kuantitatif
minum adalah derajat dengan menjawab kepatuhan
obat dimana pasien menggunakan soal yang ada rendah nilai <
mengikuti lembar pada lembar 6, sedang nilai
anjuran klinis kuesioner kuesioner 6-7, dan tinggi
dari seorang yang terdiri nilai 8
dokter dari 8 soal
mengobatinya
Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan di Poli Umum Puskesmas Lamno, Aceh Jaya

Data karakteristik pasien yang ke Puskesmas Berdasarkan


Kriteria inklusi dan ekslusi

Selanjutnya pasien akan dinilai tingkat


kepatuhan minum obat berdasarkan
kuisioner

Analisis Data Penelitian


Meliputi: editing, coding, data entry, cleaning, saving,
dan analisis data
Alur Penelitian

Penyusunan Mini Project

Penentuan Sampel

Pengunjung Puskesmas
Lamno

Inklusi Eksklusi

Pengisian kuisioner
kepatuhan minum obat

Masukkan ke SPSS

Pengolahan Data
HASIL PENELITIAN

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase


(n) (%)
20 54.1
Laki-laki
17 45.9
Perempuan
37 100.0
Jumlah
Karakteristik Usia Responden Penelitian

    Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Dewasa Akhir (36-45 Tahun) 4 10.8 10.8 10.8

Lansia Awal (46-55 Tahun) 18 48.6 48.6 59.5

Lansia Akhir (56-65 Tahun) 15 40.5 40.5 100.0

Total 37 100.0 100.0  


Karakteristik Pendidikan Responden Penelitian

    Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid SD 10 27.0 27.0 27.0
SLTP/SMP 14 37.8 37.8 64.9
SLTA/SMA 13 35.1 35.1 100.0
Total 37 100.0 100.0  
Karakteristik Pekerjaan Responden Penelitian

    Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid IRT 12 32.4 32.4 32.4
Petani 13 35.1 35.1 67.6
Wiraswasta 12 32.4 32.4 100.0
Total 37 100.0 100.0  
Karakteristik Tingkat Kepatuhan Responden
Penelitian
    Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tingkat Patuh Kurang 25 67.6 67.6 67.6
Tingkat Patuh Cukup 10 27.0 27.0 94.6
Tingkat Patuh Baik 2 5.4 5.4 100.0
Total 37 100.0 100.0  
ditemukan 25 responden penelitian memiliki
kepatuhan yang kurang terkait dengan
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan pasien
perilaku konsumsi obat diabetes (67.6%) dan
tidak patuh seperti ketika hendak berpergian lupa
hanya dua (2) responden penelitian memiliki
membawa obat dan ada pula yang memang sengaja
tingkat kepatuhan yang baik (5.4%). tidak meminum obat ketika merasa dirinya sehat dan
takut terjadi efek samping apa bila sering
mengkonsumsi
obat diabetes
1.Kelompok usia terbanyak adalah lansiaawal yakni sebanyak 18 responden penelitian
(48.6%).
2.Responden berjenis kelamin perempuan lebih banyak yakni 20 responden penelitian
(54.1%).
3.SLTP/SMP merupakanpendidikan terbanyak yakni 14 responden penelitian (37.8%).
4.Petani adalah kelompok pekerjaan terbanyak yaitu 13 responden penelitian (35.1%).
Kesimpulan 5.25 responden penelitian memiliki kepatuhan yang kurangterkait dariperilaku konsumsi
obat diabetes (67.6%)

Perlu penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi


kepatuhan konsumsi obat pada penderita diabetes dengan waktu penelitian yang
panjang serta sampel penelitian yang lebih banyak agar didapatkan hasil bermanfaat
Saran bagi dokter dan tenaga kesehatan lain dalam penanganan masalah diabetes.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai