Anda di halaman 1dari 4

KASUS BERPIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN

Dosen Pengampu : Noifke Kaghoo,S.Kep.,M.Kes

NAMA : CHARLY RUMENGAN


NIM : 21200017
KELAS : 2 B

KASUS DIABETES MELITUS


Seorang pasien yang mempunyai riwayat pemyakit Diabetes Melitus sejak 1 tahun yang
lalu, kemudian konsultasi ke rumah sakit ruangan IGD dengan keluhan badan terasa
lemah, pegal-pegal, kaki sering kesemutan dan terdapat gangrene dikaki pasien.
PEMBAHASAN KASUS BERPIKIR KRITIS
1. Rumusan masalah
Tindakan sperti apa yang harus perawat lakukan pada pasien tersebut?
2. Argumen
Diabetes melitus atau yang dikenal dengan kencing manis/penyakit gula merupakan
penyakit yang dimana kadar gula darah, dalam darah cukup tinggi karena tubuh tidak
dapat melepaskan atau menggunakan insulin sehingga gula didalam darah tidak
dimetabolisme.
Perawat harus melakuakan tindakan dasar pada pasien agar kondisi pasien tidak
menjadi lebih parah dan berakibat fatal. Kemudian perawat harus perawat harus
memeriksa atau memberikan pertolongan pertama seperti : pemeriksaan fisik dan
TTV (suhu, tekanan darah, pernapasan, dan denyut nadi). hasil menunjukan TD
140/90 mmHg, R=22, N= 24, S=38 derajat celcius.
3. Deduksi
Pasien yang menderita penyakit DM atau kencing manis adalah kondisi dimana
terjadi peningkatan kadar gula darah diatas normal. Untuk itu perawat harus
memberikan arahan pada pasien untuk mengatur kadar gula darahnya, yang terdapat
hormon insulin yang dihasilkan oleh organ pankreas sehingga tubuh kekurangan
hormon insulin ini yang dapat menurunkan kadar gula darah. Setelah mengkaji data
pasien dan memberikan arahan perawat tersebut harus memberikan hasil pada dokter
dan dokter yang akan memeriksa dan memberikan tahapan-tahapan pengobatan
selanjutnya.
4. Induksi
Dokter mejelaskan pada pasien DM bahwa terdapat 2 jenis tipe DM yang utama yaitu tipe
1 dan 2. Tipe 1 Merupakan DM akibat kerusakan pankreas sehingga tubuh kekurangan
hormon insulin, hormon insulin ini yang dapat menurunkan kadar gula darah. Sedangkan
Tipe 2 Pankreas dapat bekerja normal namun jaringan tidak sensitif terhadap hormon
insulin.
Setelah melakukan hasil pemeriksaan laboratorium : GDP 220 mg/dl, GD 2jam PP 490
mg/dl, TGA 278 mg/dl, HbA1 11%, HDL 35 mg/dl, LDL 210 mg/dl, Kolestrol total 285
mg/dl.
Riwayat pengobatan sebelumnya : glibenklamid, metformin, simvastatin
Diagnosa : DM tipe 2-neuropati dan ulkus dikaki.
Obat yang digunakan pasien saat ini:
R/Captopril 12,5 mg
S. 2 d.d 1 tab
R/Lipitor
S. 1 d.d 1 tab
R/Furosemide tap
S. 1 d.d 1 tap
R/Metformin 500 mg
S 3 d.d 1tap
R/Novorapid flex pen
S. 2 d.d 16 unit
R/Lantus flex pen
S. 1 d.d 5 unit

Kesimpulan
Diabetes Melitus Tipe 2 yaitu ditemukan keluhan dan gejala yang khas dengan hasil
pemeriksaan glukosa darah sewaktu >200 mg/dl, glukosa darah puasa >126 mg/dl.
Penatalaksanaan Diabetes Melitus dapat dilakukan dengan pemilihan obat oral
hiperglikemik dan insulin serta modifikasi gaya hidup seperti diet , dan olahraga
teratur untuk menghindari komplikasi seperti ketoasidosis diabetik, koma
Hiperosmoler Non Ketotik (KHNK) dan kemolakto asidosis, penyakit
jantungkoroner,gagal jantung kongetif, stroke, nefropati, diabetik retinopati
(kebutaan), neuropati, dan ulkus diabetikum. Peran perawat sangat penting dalam
melakukan tindakan perawatan dalam memberikan pertolongan pertama dan arahan
dalam pasien diabetes melitus, maka dari itu perawat harus mampu melakukan
komunikasi terapeutik dengan pasien, agar dapat mengakaji data pasien dengan teliti,
jika tidak akan terjadi kesalahan dengan dokter yang akan memeriksa dan
memberikan obat pada pasien.

Referensi
https://lms.binawan.ac.id/mod/resource/view.php?id=3217
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/viewFile/615/619

Anda mungkin juga menyukai