Anda di halaman 1dari 4

DIABETES MELITUS TIPE II

No. Dokumen :
S No. Revisi :
O Tanggal Terbit : 20 Februari 2017
P Halaman : 1/4

UPT PUSKESMAS dr. Ni Komang Kurniawati


SUSUT I NIP 19840609201002008

Pengertian Definisi: Diabetes mellitus tipe II merupakan penyakit metabolik dengan


karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan kerja insulin. Diabetes
mellitus tipe II tidak tergantung terhadap pengobatan insulin dengan onset
seringkali > 40 tahun.
Faktor risiko:
Berat badan lebih dan obese (IMT 25 kg/m2)
Riwayat penyakit DM di keluarga
Mengalami hipertensi (TD 140/90 mmHg atau sedang dalam terapi
hipertensi)
Riwayat melahirkan bayi dengan BBL > 4000 gram atau pernah
didiagnosis DM Gestasional
Perempuan dengan riwayat PCOS (polycistic ovary syndrome)
Riwayat GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) / TGT (Toleransi
Glukosa Terganggu)
Aktifitas jasmani yang kurang
Manifestasi Klinis:
Keluhan klasik DM: polifagia, poliuri, polidipsi, penurunan berat badan
yang tidak jelas sebabnya.
Keluhan tidak khas dapat berupa lemah, kesemutan (rasa baal di ujung-
ujung ekstremitas), gatal, mata kabur, disfungsi ereksi pada pria,
pruritus vulvae pada wanita, luka yang sulit sembuh
Pemeriksaan Fisik:
1. Penilaian berat badan
2. Mata : Penurunan visus, lensa mata buram
3. Extremitas : Uji sensibilitas kulit dengan mikrofilamen
Pemeriksaan Penunjang: Gula darah puasa, gula darah 2 jam Post Prandial,
urinalisis, funduskopi, pemeriksaan fungsi ginjal, EKG, Xray thoraks.
Diagnosis Klinis:
Kriteria diagnostik DM dan gangguan toleransi glukosa:
1. Gejala klasik DM (poliuria, polidipsia, polifagi) + glukosa plasma
sewaktu 200 mg/dL (11,1 mmol/L). Glukosa plasma sewaktu
merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa
memperhatikan waktu makan terakhir ATAU
2. Gejala Klasik DM + Kadar glukosa plasma puasa 126 mg/dl. Puasa
diartikan pasien tidak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam
ATAU
3. Kadar glukosa plasma 2 jam pada tes toleransi glukosa oral (TTGO)>
200 mg/dL (11,1 mmol/L) TTGO dilakukan dengan standard WHO,
menggunakan beban glukosa anhidrus 75 gram yang dilarutkan dalam
air.
Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria normal atau DM, maka
dapat digolongkan ke dalam kelompok Toleransi Glukosa Terganggu (TGT)
DIABETES MELITUS TIPE II
No. Dokumen :
S No. Revisi :
O Tanggal Terbit : 20 Februari 2017
P Halaman : 1/4

UPT PUSKESMAS dr. Ni Komang Kurniawati


SUSUT I NIP 19840609201002008

atau Gula Darah Puasa Teranggu (GDPT) tergantung dari hasil yang diperoleh
Kriteria gangguan toleransi glukosa:
1. GDPT ditegakkan bila setelah pemeriksaan glukosa plasma puasa
didapatkan antara 100125 mg/dl (5,66,9 mmol/l)
2. TGT ditegakkan bila setelah pemeriksaan TTGO kadar glukosa plasma
140199 mg/dl pada 2 jam sesudah beban glukosa 75 gram (7,8 -11,1
mmol/L)
3. HbA1C 5,7 -6,4%
Komplikasi:
1. Akut: ketoasidosis diabetik, hiperosmolar non ketotik, hipoglikemia
2. Kronik: makroangiopati, pembuluh darah jantung, pembuluh darah
perifer, pembuluh darah otak
3. Mikroangiopati: pembuluh darah kapiler retina, pembuluh darah kapiler
renal
4. Neuropati
5. Gabungan: kardiomiopati, rentan infeksi, kaki diabetik, disfungsi ereksi
Penatalaksanaan:
Terapi untuk Diabetes Melitus dilakukan dengan modifikasi gaya hidup
pengobatan (algoritma pengelolaan DM tipe 2).
Dosis OHO
Cara Pemberian OHO, terdiri dari:
1. OHO dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatkan secara bertahap
sesuai respons kadar glukosa darah, dapat diberikan sampai dosis
optimal.
2. Sulfonilurea: 15 30 menit sebelum makan.
3. Metformin : sebelum/pada saat/sesudah makan.
4. Penghambat glukosidase (Acarbose): bersama makan suapan pertama.
Konseling dan Edukasi
Edukasi meliputi pemahaman tentang:
1. Penyakit DM tipe 2 tidak dapat sembuh tetapi dapat dikontrol
2. Gaya hidup sehat harus diterapkan pada penderita misalnya olahraga,
menghindari rokok, dan menjaga pola makan.
3. Pemberian obat jangka panjang dengan kontrol teratur setiap 2 minggu
Terapi Nutrisi medis:
1. Pada penderita diabetes perlu ditekankan mengenai pentingnya
keteraturan jadwal makan, jenis, dan jumlah makanan
2. Karbohidrat dianjurkan sebesar 45-65% total asupan energi
3. Asupan lemak dianjurkan sekitar 20-25% kebutuhan kalori, dan
pembatasan makanan yang mengandung lemak jenuh, seperti daging
berlemak dan susu
4. Asupan protein sebesar 10-20% dari total asupan energi. Pada pasien
nefropati jumlah asupan protein yaitu 0,8g/Kg BB/hari atau 10% dari
DIABETES MELITUS TIPE II
No. Dokumen :
S No. Revisi :
O Tanggal Terbit : 20 Februari 2017
P Halaman : 1/4

UPT PUSKESMAS dr. Ni Komang Kurniawati


SUSUT I NIP 19840609201002008

kebutuhan energi.
Latihan Jasmani
Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan teratur (3-5 kali seminggu selama
kurang lebih 30-60 menit minimal 150 menit/minggu intensitas sedang).
Kegiatan sehari-hari seperti berjalan kaki ke pasar, menggunakan tangga,
berkebun, harus tetap dilakukan.
Kriteria Rujukan:
Untuk penanganan tindak lanjut pada kondisi berikut:
1. DM tipe 2 dengan komplikasi
2. DM tipe 2 dengan kontrol gula buruk
3. DM tipe 2 dengan infeksi berat
Prognosis: prognosis umumnya adalah dubia. Karena penyakit ini adalah
penyakit kronis, quo ad vitam umumnya adalah dubia ad bonam, namun quo
ad fungsionam dan sanationamnya adalah dubia ad malam.
Tujuan Sebagai acuan penanganan pasien DM tipe II

Referensi Permenkes RI No 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
Kebijakan -
Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesa tentang riwayat penyakit sekarang,
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik, adakah penurunan berat badan,
atau adakah prurirus atau gangren.
3. Petugas melakukan pemeriksaan GDA, atau GDP dan GD2JPP bila
pasien berpuasa, serta pemeriksaan HbA1C
4. Petugas menegakkan diagnosa Diabetes Mellitus
5. Petugas melakukan evaluasi gizi, evaluasi penyulit DM, evaluasi
perencanaan makan sesuai kebutuhan
6. Petugas memberikan pengobatan DM:
6.1.1 Golongan Biguanid: Metformin, dosis awal 500 mg dosis
maksimal 2500 mg diberikan 1-3 kali/hari
6.1.2 Golongan Sulfonilurea: Glibenklamid dosis awal 2.5 mg dosis
maksimal 15 mg/hr diberikan 15 30 menit sebelum mkan, 1-2
kali/hari.
6.1.3 Golongan Inhibitor glukosidase: Acarbose dosis awal 50 mg
dosis maksimal 300 mg diberikan 1-3 kali/hari
6.1.4 Insulin : short acting atau long acting
7. Petugas memberi edukasi sesuai dengan terapi non farmakologi dan
efek samping obat
DIABETES MELITUS TIPE II
No. Dokumen :
S No. Revisi :
O Tanggal Terbit : 20 Februari 2017
P Halaman : 1/4

UPT PUSKESMAS dr. Ni Komang Kurniawati


SUSUT I NIP 19840609201002008

Bagan Alir

Hal- Hal yang 1. Keadaan umum pasien dan komplikasi


perlu 2. Kelengkapan ketersediaan alat- alat kesehatan
diperhatikan
Unit terkait 1. Loket Pendaftaran
2. Poli Umum
3. Laboratorium
4. Ruang Farmasi
Dokumen 1. Rekam Medis
Terkait
Rekam Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tgl. Mulai Diberlakukan
.

Anda mungkin juga menyukai