Anda di halaman 1dari 4

ASMA

No. Dokumen : 481/SOP/PKM.


KDR/II/2018
SOP No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 27 Februari 2018
Halaman : 1/4
UPT dr.H.Dadan
Puskesmas A.Dhaniswara,MM
Kadungora NIP.197303042006041012

1. Pengertian Asma adalah penyakit heterogen, selalu dikarakteristikan dengan


inflamasi kronis di salurannafas. Terdapat riwayat gejala respirasi
seperti mengi, sesak, rasa berat di dada dan batuk yang
intensitasnya berbeda-beda berdasarkan variasi keterbatasan
aliran udara ekspirasi.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah petugas untuk
menegakan diagnosis dan penatalaksanaan Asma.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Kadungora Nomor
007/SK/PKM.KDR/I/2018 Tentang Layanan Klinis yang Berorientasi
Pasien (LKBP).
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269
Tahun 2008 Tentang Rekam Medis.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 Tentang Puskesmas.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46
Tahun 2015 Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama.
Tempat Praktek Mandiri Dokter, Tempat Praktek Mandiri Dokter
Gigi.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27
Tahun 2017 Tentang Pedoman Pengendalian dan Pencegahan
Infeksi.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 47
Tahun 2017 Tentang Pelayanan Kegawatdaruratan.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 52
Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/62/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter Gigi.
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
10. Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama, Kementerian Kesehatan R.I., 2017.
5. Prosedur/ a. Pasien dating dengan keluhan sesak
Langkah- b. Dokter melakukan penapisan kasus melalui
langkah 1) Anamnesis :
- Gambaran batuk dan episodic lebih banyak padamalam
atau dini hari,
- Gambaran sesaknya dan bunyi mengi,
- Riwayat atopi pada penderita atau pun keluarga,
- Riwayat pencetus sesak dari lingkungan
2) Pemeriksaan fisik:
Tanda patognomonis :
- Sesak nafas,
- wheezing pada auskultasi,
- adanya retraksi dinding dada ( pada serangan berat)
3) Pemeriksaan penunjang:
- Arus Puncak respirasi ( APE) menggunakan Peak Flow
Meter
- Pemeriksaan darah ( eosinofil dalam darah)
c. Dokter menganalisis indikasi rujuk pada kasus Asma
Bronkial berdasarkan
1) Bilasering terjadi eksaserbasi
2) Pada serangan asma akut sedang dan berat
3) Asma dengan komplikasi :
- Pneumotoraks

2/4
- Pneumomediastinum
- Gagal nafas
- Asma resisten terhadap steroid.
4) Kondisiklinis Asma :
- Meminta advis lebih lanjut
- Pemeriksaan penunjang lebih lanjut (fasilitas penunjang
tersebut hanya ada di FKTRL)
i. Flow meter
ii. Spirometri
iii. Rontgen
- Kasus bukan kewenangan dokter di FKTP
5) Terbatasnya fasilitas pemeriksaan penunjang APE (misal: Flow
Meter)
d. Dokter penentukan criteria tempat rujukan sbb :
1) Mempunyai dokter ahli dibidang Spesiallis Paru, Spesialis
Penyakit Dalam ,Patologi anatomi, Radiologi
2) Mempunyai fasilitas ICU, Spirometri, Flowmeter, dan Rontgen
3) Dapat melakukan komunikasi dengan FKTP
e. Prinsip penatalaksanaan rujuk balik adalah sbb: setelah Pasien
dalam kondisi stabil dan bias ditangani di FKTP maka pasien
dikembalikan kembali ke FKTP dengan disertai advis
penanganannya.
f. Setelah meneliti kelengkapan formulir rujukan,
ditandatangani diserahkan kepada:
1) Pasien/
2) Keluarga pasien/
3) Paramedis pendamping rujukan
g. Penerbitan surat rujukan oleh dokter yang merawat pasien
tersebut
6. Bagan Alir -

7. Unit Terkait Rawat Inap, BP, PUSTU, UGD

3/4
8. Rekaman
historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
perubahan

4/4

Anda mungkin juga menyukai