Anda di halaman 1dari 3

ASMA

No. Dokumen : 445/ /SOP/ADM/I/2020


No. Revisi : -
SOP Tanggal Terbit : -
Halaman : 1/3

UPTD PUSKESMAS
Fitri Yanti, SKM
PENGANDONAN
NIP.197808242011012004

A. Pengertian Asma adalah penyakit heterogen, selalu


dikarakteristikan dengan inflamasi kronis di saluran
nafas.Terdapat riwayat gejala respirasi seperti mengi,
sesak, rasa berat di dada dan batuk yang intensitasnya
berbeda-beda berdasarkan variasi keterbatasan aliran
udara ekspirasi.
B. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah
penatalaksanaan asma dalam rangka peningkatan
mutu dan kinerja di Puskesmas Pengandonan.
C. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Pengandonan
Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis No :
445/01/SK/ADM/I/2022
D. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor HK.02.02/Menkes/514/2015 tentang Panduan
Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama
E. Prosedur / Langkah - Pasien datang dengan keluhan sesak napas
langkah pemeriksa memakai APD dan mencuci tangan dengan
6 langkah menggunakan air mengalir sebelum dan
sesudah memegang pasien.
1. Petugas melakukan anamnesis :
o   Gambaran batuk dan episodik lebih banyak pada
malam atau dini hari,
o   Gambaran sesak nya dan bunyi mengi,
o   Riwayat atopi pada penderita atau pun keluarga,
o   Riwayat pencetus sesak dari lingkungan
2. Pemeriksaan fisik:
Tanda patognomonis :
o   sesaknafas,
o   wheezing pada auskultasi,
 adanya retraksi dinding dada ( pada serangan
berat)

3. Pemeriksaan penunjang:
o   Arus Puncak respirasi ( APE) menggunakan Peak
Flow Meter
o   Pemeriksaan darah ( eosinofil dalam darah)
Dokter menganalisis indikasi rujuk pada kasus Asma
Bronkial berdasarkan Bila sering terjadi eksaserbasi
pada serangan asma akut sedang dan berat.
3)    Asma dengan komplikasi :
o   Pneumotoraks
o   Pneumomediastinum
o   Gagal nafas
o   Asma resisten terhadap steroid.
4)    Meminta advis lebih lanjut
o   Pemeriksaan penunjang lebih lanjut (fasilitas
penunjang tersebut hanya ada di FKTRL)
            i.    Flow meter
            ii.    Spirometri
            iii.    Rontgen
o   Kasus bukan kewenangan dokter di FKTP
5)    Terbatasnya fasilitas pemeriksaan penunjang APE
(misal: Flow Meter)
d.
Dokter penentukan kriteria tempat rujukan sbb :
1)    Mempunyai dokter ahli dibidang Spesiallis
Paru,Spesialis Penyakit Dalam ,Patologi anatomi,
Radiologi
2)    Mempunyai fasilitas ICU, Spirometri, Flowmeter,
dan Rontgen
3)    Dapat melakukan komunikasi dengan FKTP
Prinsip penatalaksanaan rujuk balik adalah
sbb :setelah Pasien dalam kondisi stabil dan bisa
ditangani di FKTP maka pasien dikembalikan
kembali ke FKTP dengan disertai advis
penanganannya.

2/2
Setelah meneliti kelengkapan formulir rujukan,
ditandatangani diserahkan kepada:
1)     Pasien/
2)     Keluarga pasien/
3)     Paramedis pendamping rujukan
6. Diagram Alir
Anamnesis

Pemeriksaan Fisik
(APD & CTPS)

Pemeriksaan
Penunjang

Tidak bisa ditangani


(indikasi Rujuk)

Diagnosis
Rujuk

Terapi

Rawat Jalan

G. Unit terkait Ruang Balai Pengobatan


Ruang MTBS
Ruang Lansia
Ruang Farmasi
UGD

H. Rekaman Historis
No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan Tanggal

3/2

Anda mungkin juga menyukai