Anda di halaman 1dari 3

INFLUENZA

No. Dokumen : 445/ /SOP/ADM/I/2020


No. Revisi : -
SOP Tanggal Terbit : -
Halaman : 1/

UPTD PUSKESMAS
Fitri Yanti, SKM
PENGANDONAN
NIP.197808242011012004

Influeza adalah infeksi akut saluran nafas (disingkat


A. Pengertian
secara salah : ISPA) yang biasanya terjadi secara
epidemi, dengan gejala hidung yang lebih menonjol.
Penyebab : Virus (Rhinovirus, coronavirus, virus
influensa A&B, parainfluensa, adenovirus, enterovius,
biasanya penyakit ini sembuh sendiri dalam 3 – 5 hari.

1. Menegakkan diagnosis common cold.


B. Tujuan
2. Melakukan tata laksana sesuai pengobatan rasional
Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Pengandonan
C. Kebijakan
Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis No :
445/01/SK/ADM/I/2022
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
D. Referensi
Nomor HK.02.02/Menkes/514/2015.

E. Alat dan Bahan Pen light, termometer, stetoskop

F. Prosedur / Langkah Gambaran klinis


–langkah 1. Gejala sistemik khas berupa gejala infeksi virus akut
yaitu :demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi,
nafsu makan hilang.

2. Gejala lokal yaitu berupa rasa menggelitik sampai


nyeri tenggorok, kadang batuk kering atau
berdahak, hidung tersumbat, bersin, dan ingus
encer.

Pemeriksaan :

(Pemeriksa memakai APD dan mencuci tangan


dengan 6

langkah menggunakan air mengalir sebelum dan


sesudah

memegang pasien.)

1. Tenggorok tampak hiperemia

2. Rongga hidung : konka sembab dan hiperemi

3. Sekret dapat bersifat serous, seromukus, atau


mukopurulen, bila ada infeksi sekunder.

Penatalaksanaan :

1. Istirahat dan banyak minum.

2. Paracetamol : 3x500 mg sehari. Dosis anak: 10


mg/kg/bb/kali untuk menghilangkan nyeri dan
demam.

3. Dekongestan : Efedrin : 3 x 10 mg (dosis anak : 0,5


mg/kg.bb/kali), atau antihistamin CTM bila terdapat
udem dan sekret yang berlebihan.

4. Dekstrometorpan 3 x 10 – 15 mg hanya diberikan


kalau batuk kering sangat mengganggu. Pada batuk
berdahak dapat diberikan ekspektoran atau
mukolitik Gliseril Guayakolat (GG) atau OBH (Obat
Batuk Hitam).

5. Antibiotik hanya diberikan bila terjadi infeksi


sekunder.

Anamnesis
G. Diagram Alir

Pemeriksaan Fisik
(APD & CTPS)

Pemeriksaan
Penunjang
Tidak bisa ditangani
(indikasi Rujuk)
Diagnosis
Rujuk

Terapi

Rawat Jalan

Ruang BP
H. Unit Terkait

2/2
Ruang Lansia
Ruang MTBS
Ruang Farmasi

I. Rekaman Historis
No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan Tanggal

3/2

Anda mungkin juga menyukai